Anda di halaman 1dari 6

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN GIZI DAN KESEHATAN

‘’DESKRIPTIF PENYAKIT-PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN GIZI


BURUK”

OLEH

KASNI KUSNIAWATI
1909200413211013

SEMESTER V
PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN AVICENNA
KENDARI
2021
BAB I

PENDAHLUAN

A.Latar Belakang

Ada beberapa penyakit yang berhubungan dengan gizi yaitu penyakit gizi lebih
(obesitas), gizi buruk (malnutrisi), metabolic bawaan, keracunan makanan, dan lain-
lain. Gangguan gizi buruk menggambarkan suatu keadaan pathologis yang terjadi
akibat ketidak sesuaian/tidak terpenuhinya antara zat gizi yang masuk kedalam tubuh
dengan kebutuhan tubuh akan zat g izi dalam jangka waktu yang relatif lama.
Ilmu giziadalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang khusus mempelajari hubungan
antara makanan yang kita makan dan kesehatan tubuh.

Hubungan antara makanan dan kesehatan tubuh sudah diketahui sejak berabad-
abad yang lampau. Penyakit-penyakit yang timbul akibat makanan kurang baik seperti
makanan yang tidak cukup gizinya atau kadar zat gizinya tak seimbang disebut
penyakit gangguan gizi yang pertama kali dikenal adalah penyakit. Faktor yang
mempengaruhi terjadinya malnutrisi adalah asupan energi yang tidak adekuat,
pasien dengan penyakit non-infeksi mempunyai resiko malnutrisi lebih tinggi
dibandingkan dengan pasien infeksi, bentuk makanan khusus yang diperoleh
pasien merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian malnutrisi. Menurut Yanti
(2005); Mursyid (2015), ada hubungan yang signifikan antara penyakit infeksi dengan
status gizi buruk. Balita yang menderita infeksi mempunyai risiko menderita gizi buruk
sebesar 5,6 kali dibanding yang tidak infeksi.

Penyakit infeksi yang dialami oleh balita diantaranya penyakit ISPA, batuk, pilek,
demam dan diare. Penyakit-penyakit ini akan menjadi manifestasi terhadap keadaan
gizi buruk pada anak balita yang berdampak pada tumbuh kembang anak dan status
kesehatan anak. Namun menurut Suhendri (2009), tidak ada hubungan yang signifikan
antara penyakit infeksi dengan status gizi balita.

1.Definisi malnutrisi
Malnutrisi adalah keadaan dimana tubuh tidak mendapat asupan gizi yang cukup,
malnutrisi dapat juga disebut keadaaan yang disebabkan oleh ketidak seimbangan di
antara pengambilan makanan dengan kebutuhan gizi untuk mempertahankan
kesehatan. Ini bisa terjadi karena asupan makan terlalu sedikit ataupun pengambilan
makanan yang tidak seimbang. Selain itu, kekurangan gizi dalam tubuh juga berakibat
terjadinya malabsorpsi makanan atau kegagalan metabolik (Oxford medical dictionary,
2007).
Gizi buruk merupakan status kondisi seseorang yang kekurangan nutrisi atau
nutrisinya di bawah standar rata-rata. Status gizi buruk dibagi menjadi tiga bagian, yakni
gizi buruk karena kekurangan protein (disebut kwashiorkor), karena kekurangan
karbohidrat atau kalori (disebut marasmus), dan kekurangan kedua- duanya. Gizi buruk
ini biasanya terjadi pada anak balita (bawah lima tahun) dan ditampakkan oleh
membusungnya perut (busung lapar) (Nency, 2005). Anak balita (bawah lima tahun)
sehat atau kurang gizi dapat diketahui dari pertambahan berat badannya tiap bulan
sampai usia minimal 2 tahun (baduta).
2.Etiologi
Penyebab malnutrisi yang berkaitan dengan gizi buruk atau undernutrition, antara
lain :
a.Kejadian Infeksi
Penyakit infeksi akan menyebabkan gangguan gizi melalui beberapa cara yaitu
menghilangkan bahan makanan melalui muntah-muntah dan diare. Selain itu penyakit
infeksi seperti infeksi saluran pernapasan dapat juga menurunkan nafsu makan
(Arisman, 2004). Beberapa penyakit infeksi yang mempengaruhi terjadinya gizi buruk
adalah Infeksi Saluran Pernapasan bagian Atas (ISPA) dan diare (Iqbal Kabir dkk.,
1994). Menurut Ezzel dan Gordon (2000) penyakit paru-paru kronis juga dapat
menyebabkan gizi buruk. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan bagian Atas) adalah
penyakit dengan gejala batuk, mengeluarkan ingus, demam, dan tanpa sesak napas
(Priyanti, 1996). Diare adalah penyakit dengan gejala buang air besar ≥ 4 kali sehari
dengan konsistensi cair dengan atau tanpa muntah (Suandi. 1998).
b. Tingkat Konsumsi Zat Gizi
Gizi kurang merupakan keadaan tidak sehat karena tidak cukup makan dalam jangka
waktu tertentu (Winarto, 1990). Menurut Arnelia & Sri Muljati (1991) kurangnya jumlah
makanan yang dikonsumsi baik secara kualitas maupun kuantitas dapat
Interaksi dengan Infeksi
Selama infeksi, terjadi perubahan metabolik yang memusatkan sumber energi tubuh
pad aproduksi protein fase-akut dalam hati dan seringkali berlawanan dengan yang
terlihat pada kelaparan. Produksi protein fase-akut dan konsekuensi metabolik dari
infeksi dimediasi 23 oleh sitokin protein, faktor-faktor dari lipid yang mencakup
prostaglandin, leukotriene, dan faktor aktivasi platelet.
Perubahan endokrin juga memegang sebuah peranan; konsentrasi hormon
katabolisme seperti glukokortikoid, glukagon, dan epinefrin juga meningkat. Interleukin
sitokin (IL)-6 meningkatkan norepinefrin, kortisol, dan glukagon dan merupakan
stimulus utama untuk mobilisasi protein fase akut dalam hati. Sitokin juga meningkatkan
pengaruh hormon-hormon yang terkait stress terhadap produksi protein fase akut.
Karena interaksi antara keterbatasan makanan dan nfeksi dalam patogenesis
malnutrisi, maka setiap pendekatan terpadu untuk menjelaskan patofisiologinya harus
mempertimbangkan kedu ahal ini. Perbedaan antara kwashiorkor dan marasmus bisa
dijelaskan sebagian oleh meningkatnya pergeseran terhadap konsekuensi infeksi
metabolik pada anak penderita kwashiorkor. Disamping itu, status gizi sebelumnya bisa
merubah efek infeksi terhadap metabolisme. Contohnya adalah laju penguraian dan
sintesis protein yang meningkat sebagai respon terhadap infeksi pada anak-anak yang
mengalami marasmus tapi tidak pada anak-anak yang menderita kwashiorkor dan
penyembuhan yang lebih lambat dari diare infeksi (nutrition up date, 2012)
menurunkan status gizi. Anak yang makanannya tidak cukup maka daya tahan
tubuhnya akan melemah dan mudah terserang infeksi.

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

Penulis menggunakan metode studi deskriptif yaitu penelitian yang hanya


mencari jawaban tentang siapa, apa dan bagaimana (Notoatmojo, 2003).

Dalam penelitian ini peneliti hanya akan mencari jawaban Penyakit-penyakit


yang Berhubungan dengan gizi buruk yakni peneliti akan menggambarkan hasil
penelitian dengan persentase mean, media dan modus. Studi deskriptif yaitu penelitian
yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan yang nyata dan objektif untuk
memecahkan masalah permasalahan yang ada (Arikunto, 2002).
B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yaitu elemen yang ada di wilayah
penelitian (Arikunto, 2006). Sementara itu Sugiyono (1998) menyatakan bahwa
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan, populasi bukan hanya orang tetapi juga
benda-benda lain.

2. Sampel

Dalam hal ini populasi penelitian adalah semua penyakit-penyakit yang


berhubungan dengan gizi buruk yang termaksud penyakit infeksi malnutrisi. Sampel
adalah sebagian dari populasi besar yang dapat diamati atau di diteliti (Arikunto 1998).

Menurut Arikunto (2002) jika subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil
semua,sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Berpedoman pada pendapat di atas maka sampel penelitian ini adalah diambil
dari penyakit infeksi malnutrisi atau ISPA.
DAFTAR PUSTAKA

NURCAHYO, K., BRIAWAN, D. 2010. “KONSUMSI PANGAN, PENYAKIT INFEKSI,


DAN STATUS GIZI ANAK BALITA PASCA PERAWATAN GIZI BURUK”. JOURNAL OF
NUTRITION AND FOOD. 5(3): 164-170.

KUNTARI T. (2013). FAKTOR RISIKO MALNUTRISI PADA BALITA. JURNAL


KESEHATAN
MASYARAKAT NASIONAL. VOL.7. NOMOR.12. JULI 2013.

LUSA.2009.GIZIBURUK.24 ARET2013.LUSA.WEB.ID

ALI,SEBUAH RS ADRAHIM. 2009.PDIOGENESIS PENYAKIT DARI FISIID SI


GIZI.4SEBUAH RIL 2013.ARALI2008.WORDPRESS.COM

UNIF.2012.EPIDEMIOLOGI GIZI BURUK.4 APRIL2013.


HELPINGPEOPLEIDEAS.COM

RENCANA AKI NASIONAL PENCEGAHAN DISEBUAH PENANGGULANGAN GIZI


BURUK 2005-2009.

Anda mungkin juga menyukai