ABSTRAK
Stunting adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (-2 SD). Keadaan ini diakibatkan
karena kekurangan gizi kronis di masa lalu. Data WHO 2014 menempatkan Indonesia kedalam 5
besar negara dengan jumlah anak di bawah 5 tahun yang mengalami stunting tinggi. Prevalensi
stunting di Indonesia pada balita berdasarkan hasil Riskesdas 2013 sebesar 37,2%. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI Dini
dengan kejadian stunting pada anak balita 2-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat
Inap Sidomulyo tahun 2018. Jenis penelitian analitik kuantitatif dengan desain case control
menggunakan pendekatan retrospektif . Populasi seluruh balita usia 2-5 tahun berjumlah 8835.
Sampel pada penelitian yaitu 30 orang, 15 orang stunting sebagai kasus dan 15 orang tidak
stunting sebagai kontrol. Analisis data secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square.
Hasil penelitian didapatkan mayoritas responden sebanyak 13 orang (86,7%) kelompok kasus
tidak ASI ekslusif, mayoritas responden yaitu 12 orang (80%) kelompok kasus memberikan MP-
ASI dini. Hasil uji diketahui ada hubungan pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting
dengan p-value ≤ α 0,000 dan ada hubungan pemberian MP-ASI dengan kejadian stunting
dengan p-value ≤ α yaitu 0,001. Ha diterima. Kesimpulan : ada hubungan signifikan antara ASI
ekslusif, pemberian MP ASI dini dengan kejadian stunting.
stunting tinggi (Alrahmad, Miko, & terendah yaitu 30,56% dan merupakan
Hadi, 2010). urutan ke 5 jumlah balita stunting
Riset Kesehatan Dasar 2013 tertinggi tahun 2017.
mencatat prevalensi stunting nasional Survey pendahuluan di wilayah
mencapai 37,2%. Tingginya prevalensi kerja Puskesmas Rawat Inap
stunting diakibatkan oleh berbagai Sidomulyo tahun 2017 didapatkan 6
faktor risiko diantaranya riwayat orang balita yang memiliki tinggi
kebiasaan ibu saat hamil, berat badan badan dibawah normal. Hasil
lahir, penyakit infeksi, pendidikan orang wawancara dengan ke 6 ibu balita
tua, ASI eksklusif dan MP-ASI dini. tersebut diketahui bahwa seluruh balita
Selain itu pantangan makan-makanan tersebut tidak diberikan ASI secara
tertentu juga termasuk di dalamnya. Hal eksklusif dan diberikan makanan
ini dapat menjadi kendala dalam pendamping ASI pada usia kurang dari
memperbaiki pola pemberian makanan usia 6 bulan.
(pola asuh makan) dan nutrisi terhadap Berdasarkan uraian diatas, peneliti
anggota keluarga dengan makanan yang tertarik melakukan penelitian mengenai
bergizi (Kemenkes RI, 2013). hubungan pemberian ASI eksklusif
Pola asuh yang meliputi aspek dan MP-ASI dini dengan kejadian
praktek pemberian ASI ekslusif dan stunting pada balita usia 2- 5 tahun di
pemberian makan, persiapan makan dan wilayah kerja Puskemas Rawat Inap
sanitasi makanan juga memengaruhi Sidomulyo Pekanbaru tahun 2018.
kejadian stunting. Hal ini disebabkan
pemberian makanan atau minuman METODE
dengan tidak memerhatikan frekuensi Penelitian ini merupakan jenis
pemberian, kualitas gizi dan cara penelitian analitik kuantitatif dengan
pemberian makanan yang kurang tepat rancangan case control dan
akan mengakibatkan terjadinya pendekatan retrospektif. Waktu
kegagalan pertumbuhan (Masithah, penelitian ini dari Januari-Mei 2018.
Soekirman, & Martianto, 2005). Lokasi penelitiaan dilakukan di
Data profil Provinsi Riau tahun wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap
2012 memperlihatkan bahwa masalah Sidomulyo. Populasi dari penelitian ini
kurang gizi di Riau sebesar 1,09% dan adalah seluruh ibu yang memiliki
mengalami kenaikan tahun 2013 balita usia 2-5 tahun dengan
sebesar 1,3%. Pekanbaru sebagai salah karakteristik sesuai dengan tujuan dari
satu kota yang dikenal kaya dengan penelitian. Jumlah sampel penelitian 30
sumber daya alam nya, ternyata masih orang balita, 15 orang balita stunting
menghadapi permasalahan yang sebagai kasus dan 15 orang balita
berkaitan dengan gizi. Data yang tidak stunting sebagai kontrol.
didapat dari pengukuran dan
penimbangan massal yang dilakukan HASIL
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru pada Karakteristik Responden
bulan Agustus 2014 terhadap 318.536 Berdasarkan hasil penelitian untuk
balita, didapatkan sekitar 4,4% tinggi karakteristik responden dapat dilihat
badannya kurang ideal. Data yang di pada gambar 1 berikut :
dapat dari Dinas Kesehatan Kota
tahun 2016 bahwa Puskesmas Rawat
Inap Sidomulyo merupakan Puskesmas
dengan cakupan ASI eksklusif
20 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 1, Tahun 2019
Analisis Bivariat
Tabel 3 Hubungan Pemberian ASI
Eksklusif dengan Kejadian
Stunting.
ASI Kasus Kontrol Total P
Eksklusif N % N % N % Value
Ya 2 13,3 13 86,7 15 50
Laki-Laki Perempuan 0,000
Tidak 13 86,7 2 13,3 15 50
Diagram 1. Jenis Kelamin Kelompok Case Total 15 100 15 100 30 100
21 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 1, Tahun 2019
22 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 1, Tahun 2019
4,643 berarti balita yang tidak ASI 16 orang balita yang tidak MP-ASI
eksklusif mempunyai resiko 4 kali lebih dini terdapat 3 (20,0%) orang untuk
besar terkena stunting dibanding balita kelompok kasus yang mengalami
yang ASI eksklusif. Sama halnya stunting dan 13 (86,7%) orang balita
dengan hasil penelitian dilakukan di dari kelompok kontrol yang tidak MP-
Banten, bayi stunting yang tidak ASI dini tidak mengalami stunting.
diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai
mempunyai resiko 3,7 kali tetap p- value = 0,001≤ α 0,05 maka
stunting pada usia 3-4 tahun. Pengaruh dapat disimpulkan bahwa terdapat
ASI eksklusif terhadap perubahan status hubungan bermakna antara pemberian
stunting disebabkan oleh fungsi ASI MP-ASI dini dengan kejadian stunting
sebagai anti infeksi (Saputri et al., pada balita di Wilayah Kerja
2014). Besarnya pengaruh ASI Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo
eksklusif terhadap status gizi anak Pekanbaru.
membuat WHO merekomendasikan Penelitian ini sejalan dengan
agar menerapkan intervensi peningkatan penelitian Khasanah (2016) ada
pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan hubungan antara waktu memulai
pertama sebagai salah satu langkah pemberian MP-ASI dengan status gizi
untuk mencapai WHO Global Nutrition anak usia 6-23 bulan berdasarkan
Targets 2025 mengenai penurunan panjang badan menurut umur (PB/U)
jumlah stunting pada anak dibawah lima (OR=2,867, 95% CI:1,453-5,656).
tahun (WHO, 2016). Anak yang mendapatkan MP-ASI
Oleh karena itu, agar dapat tercapai yang tidak sesuai dengan waktu
target ini maka dari hasil penelitian ini memulai pemberian MP-ASI memiliki
bisa direncanakan penatalaksanaan risiko 2,8 kali untuk menjadi stunting
pencapaian ASI eksklusif dari tenaga (z score <-2). Hal ini berarti waktu
kesehatan dengan cara melibatkan orang memulai pemberian MP-ASI
terdekat ibu dalam hal pemberian ASI berhubungan secara signifikan dengan
dalam bentuk dukungan atau motivasi kejadian stunting (Khasanah, Hadi, &
sehingga ibu bisa dengan semangat Paramashanti, 2016).
memberikan ASI kepada anaknya. Menurut peneliti, pemberian MP-ASI
Karena tidak tercapainya pemberian terlalu dini yang dilakukan oleh ibu-ibu
ASI eksklusif ini dikarenakan balita dikarenakan terhentinya
kurangnya pemahaman ibu tentang pemberian ASI eksklusif dan persepsi
keunggulan dari ASI sehingga dalam yang muncul dari ibu bahwa ASI tidak
pelaksanaannya ibu tidak bisa cukup dan ASI tidak lancar keluar
memberikan ASI secara eksklusif. sehingga anak rewel. Akhirnya ibu
memberikan makanan tambahan ke
Hubungan Pemberian MP-ASI Dini anak. Pemberian MP-ASI yang terlalu
dengan Kejadian Stunting dini ini akan berdampak terhadap
Hasil penelitian memperlihatkan kejadian infeksi yang tinggi seperti
bahwa dari 14 orang balita yang MP- diare, infeksi saluran nafas, alergi
ASI dini terdapat 12 (80,0%) orang hingga gangguan pertumbuhan karena
balita kelompok kasus yang system pencernaan bayi masih belum
mengalami stunting dan 2 (13,3%) berfungsi dengan sempurna.
orang balita untuk kelompok kontrol
yang tidak MP-ASI dini tidak
mengalami stunting. Sedangkan dari
23 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u
Al-Insyirah Midwifery / Vol. 8, No. 1, Tahun 2019
24 | S T I K e s A l - I n s y i r a h P e k a n b a r u