Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN TEORI
1. Demografi Desa Gamping

a. Jumlah Penduduk : 1.747 jiwa


1) Laki-laki : 952 jiwa
2) Perempuan : 795 jiwa

b. Jumlah KK : 406 KK
c. Suku Bangsa : jawa
d. Agama : 95 % islam
e. Fasilitas Ibadah
1) Masjid : 3 buah
2) Mushola : 6 buah
3) Gereja : 1 buah
f. Fasilitas Pendidikan
1) PAUD : 3 Buah
2) TK : 3 Buah
3) SD Sederajat : 5 buah
4) MDA : 1 buah di RT 3
5) SMP Sederajat : 1 buah di Dusun 3 Pinang Gati
6) SMA Sederajat : Tidak ada
g. Fasilitas Kesehatan : Desa Kepayang Sari memiliki 1 buah
bangunan Puskesmas dan 4 buah Posyandu, yaitu:
1) Posyandu Mawar
2) Posyandu Dusun
3) Posyandu Lubuk Sungkai
4) Posyandu Pinang Gati
2. Topografi Daratan Rendah
3. Masalah
kEK
4. Kegiatan inti
a) Penyuluhan
a) pembagian pmt

5. Perencanaan Kegiatan

NO PELAKSANAAN KEGIATAN PETUGAS KEGIATAN


PESERTA
1. Persiapan 20 menit  Mengucapkan salam  Menjawab
dan perkenalan salam dan
 Menjelaskan tujuan berespon
umum dan tujuan terhadap
khusus penyuluhan kegiatan yang
ada
 Mendengarkan
penjelasan
tentang tujuan
penyuluhan
2. Pelaksanaan 150  Menggali  Mendengarkan
pengalaman awal informasi
menit
tentang pengertian selama proses
pertumbuhan dan penyuluhan
perkembangan  Bertanya secara
 Menyampaikan aktif tentang
materi penyuluhan hal-hal yang
tentang : belum dipahami
a. Pengertian MMD selama proses
b. Tujuan MMD penyuluhan
c. Peserta MMD
d. Kegiatan MMD
e. Tahap dan
Pengembangan
MMD
 Memberikan
kesempatan kepada
peserta edukasi untuk
menanyakan hal-hal
yang belum
dimengerti
 Menciptakan suasana
yang kondusif saat
menyampaikan
materi
3. Evaluasi 30 menit  Melakukan evaluasi  Menjawab
pemahaman dengan pertanyaan dari
memberikan petugas
pertanyaan secara  Mendengarkan
langsung kepada kesimpulan dari
peserta edukasi materi
selama evaluasi penyuluhan
 Menyampaikan
materi penyuluhan
 Terminasi

A. Pengertian MMD
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah musyawah yang dihadiri
oleh perwakilan masyarakat (FMD) untuk membahas masalah-masalah
(terutama yang erat kaitannya dengan kemungkinan KLB, Kegawatdaruratan &
Bencana) yang ada di desa serta merencanakan penanggulanggannya.Topik
yang dibahas fokus kepada hasil SMD yang telah diperoleh.
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah pertemuan seluruh
warga desa untuk membahas hasil Survei Mawas Diri dan merencanakan
penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari Survei Mawas Diri
(Depkes RI, 2007)
B. Tujuan MMD
Tujuan dari MMD adalah sebagai berikut.
1. Masyarakat mengenal masalah kesehatan diwilayahnya
2. Masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan
3. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah
kesehatan
C. Peserta MMD
Para kader pelaksana SMD Kepala Desa & perangkat Desa Tokoh
Masyarakat setempat (formal & non-Formal)PKKLPM / KPMKarang Taruna,
Saka bakti HusadhaPMRBeberapa KK yg di SMDPimpinan Puskesmas &
stafSektor Kecamatan(Sosial, BKKBN, KUA, dll)Ketua Organisasi
Masyarakat (NU, Muhammadiyah, Perempuan, Pemuda, Partai)
D. Kegiatan MMD
MMD merupakan salah satu bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk
mencapai tujuan desa siaga. Kegiatan-kegiatan pokoknya antara lain:
1. Surveilans dan Pemetaan
Setiap ada masalah kesehatan di rumah tangga akan dicatat dalam kartu
sehat keluarga. Selanjutnya, semua informasi tersebut akan direkapitulasi
dalam sebuah peta desa (spasial) dan peta tersebut dipaparkan di poskesdes.
2. Perencanaan Partisipatif
Perencanaan partisipatif di laksanakan melalui survei mawas diri (SMD)
dan musyawarah masyarakat desa (MMD). Melalui SMD, desa siaga
menentukan prioritas masalah. Selanjutnya, melalui MMD, desa siaga
menentukan target dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
target tersebut. Selanjutnya melakukan penyusunan anggaran.
3. Mobilisasi sumber daya masyarakat
Melalui forum desa siaga, masyarakat dihimbau memberikan kontribusi
dana sesuai dengan kemampuannya. Dana yang terkumpul bisa
dipergunakan sebagai tambahan biaya operasional poskesdes. Desa siaga
juga bisa mengembangkan kegiatan peningkatan pendapatan, misalnya
dengan koperasi desa. Mobilisasi sumber daya masyarakat sangat penting
agar desa siaga berkelanjutan (sustainable).
4. Kegiatan khusus
Desa siaga dapat mengembangkan kegiatan khusus yang efektif mengatasi
masalah kesehatan yang diprioritaskan. Dasar penentuan kegiatan tersebut
adalah pedoman standar yang sudah ada untuk program tertentu, seperti
malaria, TBC dan lain-lain. Dalam mengembangkan kegiatan khusus ini,
pengurus desa siaga dibantu oleh fasilitator dan pihak puskesmas.
5. Monitoring kinerja
Monitoring menggunakan peta rumah tangga sebagai bagian dari surveilans
rutin. Setiap rumah tangga akan diberi Kartu Kesehatan Keluarga untuk diisi
sesuai dengan keadaan dalam keluarga tersebut. Kemudian pengurus desa
siaga atau kader secara berkala mengumpulkan data dari Kartu Kesehatan
Keluarga untuk dimasukkan dalam peta desa.
6. Manajemen keuangan
Desa siaga akan mendapat dana hibah (block grant) setiap tahun dari DHS-
2 guna mendukung kegiatannya. Besarnya sesuai dengan proposal yang
diajukan dan proposal tersebut sebelumnya sudah direview oleh Dewan
Kesehatan Desa, kepala desa, fasilitator dan Puskesmas. Untuk menjaga
transparansi dan akuntabilitas, penggunaan dana tersebut harus dicatat dan
dilaporkan sesuai dengan pedoman yang ada. (Kemenkes RI, 2018).
E. Tahap dan Pengembangan
1. Pada tahap 1 dilakukan sosialisasi dan survei mawas diri (SMD), dengan
kegiatan antara lain : Sosialisasi, Pengenalan kondisi desa, Membentuk
kelompok masyarakat yang melaksanakan SMD, pertemuan pengurus,
kader dan warga desa untuk merumuskan masalah kesehatan yang dihadapi
dan menentukan masalah prioritas yang akan diatasi.
2. Pada tahap 2 dilakukan pembuatan rencana kegiatan. Aktivitasnya, terdiri
dari penentuan prioritas masalah dan perumusan alternatif pemecahan
masalah. Aktivitas tersebut, dilakukan pada saat musyawarah masyarakat 2
(MMD-2). Selanjutnya, penyusunan rencana kegiatan, dilakukan pada saat
musyawarah masyarakat 3 (MMD-3). Sedangkan kegiatan antara lain
memutuskan prioritas masalah, menentukan tujuan, menyusun rencana
kegiatan dan rencana biaya, pemilihan pengurus desa siaga, presentasi
rencana kegiatan kepada masyarakat, serta koreksi dan persetujuan
masyarakat.
3. Tahap 3, merupakan tahap pelaksanaan dan monitoring, dengan kegiatan
berupa pelaksanaan dan monitoring rencana kegiatan.
4. Tahap 4, yaitu : kegiatan evaluasi atau penilaian, dengan kegiatan berupa
pertanggung jawaban (Kemenkes RI, 2018).

Anda mungkin juga menyukai