MI 5
MANAJEMEN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
i
MI. 5. Modul Manajemen Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON di lingkungan KEMENKES RI
DAFTAR ISI
ii
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
1 DESKRIPSI
SINGKAT
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, tentang Puskesmas, ditetapkan
bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
(UKM) dan upaya kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Hal ini sesuai dengan prinsip
penyelenggaraan upaya kesehatan di puskesmas antara lain paradigma sehat serta
mengupayakan kemandirian masyarakat. Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat, kewenangan puskesmas diantaranya adalah melaksanakan advokasi,
KIE dan pemberdayaan masyarakat, menggerakkan masyarakat untuk
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah kesehatan melalui kerjasama dengan
sektor lain terkait; melaksanakan pembinaan teknis terhadap UKBM. Mengacu pada
prinsip, fungsi serta tugas utama puskesmas, maka puskesmas mempunyai tanggung
jawab untuk melakukan gerakan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan,
melaksanakan pembinaan UKBM, serta mengupayakan kemandirian masyarakat di
bidang kesehatan.
Selain itu, pelayanan promosi kesehatan merupakan upaya kesehatan esensial yang
wajib diselenggarakan Puskesmas. Penyelenggaraan pelayanan promosi kesehatan
di puskesmas, tentunya harus bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam
bidang kesehatan. Sasaran pemberdayaan masyarakat meliputi individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat umum. Upaya pemberdayaan masyarakat secara individu,
keluarga maupun kelompok, juga akan berhubungan atau terintegrasi dengan upaya
kesehatan perorangan.
Berkaitan dengan hal itu, maka petugas puskesmas terutama Kepala Puskesmas,
harus mempunyai kesamaan pemahaman tentang manajemen pemberdayaan
masyarakat di Puskesmas. Pada materi inti 3 ini, ruang lingkup materi yang akan
dibahas adalah konsep dasar pemberdayaan masyarakat, menyusun perencanaan
upaya pemberdayaan masyarakat, pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat
dan pemantauan serta penilaian pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan di
puskesmas.
1
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
TUJUAN
2 PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti pembelajaran materi ini, peserta mampu mengelola kegiatan
pemberdayaan masyarakat di Puskesmas.
3 POKOK BAHASAN
& SUB POKOK
BAHASAN
Pokok bahasan 1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan
2
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
4 BAHAN BELAJAR
Modul Pelatihan Promosi Kesehatan bagi petugas di Puskesmas, 2015
Pedoman Umum Pengembangan Desa Siaga Aktif, Kemenkes RI,
Kemendagri, Jakarta , 2014.
Bahan bacaan(hand out)
LANGKAH
5 PEMBELAJARAN
KEGIATAN
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran ini menguraikan tentang kegiatan
fasilitator dan peserta dalam proses pembelajaran selama sesi ini berlangsung
selama 4 jam pelajaran (T:2, P:1, PL:1) sebagai berikut:
A. Langkah 1 :
Pengkondisian (5 menit)
Langkah pembelajaran:
B. Langkah 2 :
Penyampaian dan pembahasan Konsep Pemberdayaan Masyarakat
Bidang Kesehatan (30 menit)
Langkah Pembelajaran:
1. Fasilitator bertanya kepada peserta tentang pemahaman konsep
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dari pengertian, tujuan
dan manfaat pemberdayaan masyarakat, prinsip dan unsur-unsur dan
bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan yang
diketahui.
2. Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Konsep Pemberdayaan
Masyarakat di Bidang Kesehatan dengan menggunakan bahan tayang.
3
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
C. Langkah 3
Penyampaian dan pembahasan tentang Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat di Puskesmas; Peran dan fungsi petugas Puskesmas sebagai
fasilitator Pemberdayaan Masyarakat (20 menit).
Langkah pembelajaran:
D. Langkah 4
Penyampaian dan pembahasan pokok bahasan tentang Kegiatan
pemberdayaan masyarakat di Puskesmas; Perencanaan, Pelaksanaan,
pemantauan dan penilaian. (75 menit)
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator menyampaikan penjelasan singkat tentang perencanaan (P1),
pelaksanaan (P2) dan pemantauan penilaian (P3) dari kegiatan
pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan bahan tayang.
2. Fasilitator memberikan kesempatan peserta untuk bertanya atau
menyampaikan klarifikasi, kemudian fasilitator menyampaikan jawaban
atau tanggapan yang sesuai.
3. Fasilitator memberikan penugasan kepada peserta untuk menyusun
rencana kegiatan, pelaksanaan, pemantauan dan penilaian pemberdayaan
masyarakat, melalui diskusi kelompok dengan menggunakan lembar tugas.
4. Fasilitator meminta agar peserta dibagi dalam 3 kelompok dan
menjelaskan pedoman bermain peran serta membaca Lampiran
Penugasan Materi Inti 3. Penugasan yang disampaikan adalah:
Kelompok I: Menyimulasikan perencanaan pemberdayaan masyarakat di
Puskesmas X: dari mulai tahapan persiapan sampai menyusun
perencanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas.
Kelompok II: Menyimulasikan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
yang diawali melalui Survey Mawas Diri (SMD) di Desa A.
Kelompok III: Menyimulasikan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
melalui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) untuk menyepakati
pengorganisasian kegiatan pemberdayaan masyarakat di Desa A.
4
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
E. Langkah 5
Penyampaian rangkuman tentang pemberdayaan masyarakat dalam
bidang kesehatan di puskemas (5 menit).
Langkah pembelajaran:
1. Fasilitator mengajak peserta untuk mengungkapkan kembali serta
merangkum materi yang telah dibahas pada sesi ini, mengacu pada tujuan
pembelajaran.
2. Fasilitator menyampaikan beberapa hal penting tentang tugas dan
tanggung jawab Kepala Puskesmas serta petugas puskesmas dalam
penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan
di puskemas.
3. Fasilitator menutup proses pembelajaran pada sesi ini, dengan
mengucapkan terima kasih serta memberikan apresiasi kepada semua
peserta yang telah berpartisipasi aktif sehingga tujuan pembelajaran pada
sesi ini dapat tercapai.
.
6 URAIAN
MATERI
Pokok bahasan 1. Konsep Pemberdayaan Masyarakat
di Bidang Kesehatan
Latar belakang Pemberdayaan Masyarakat
5
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
atau masalah kesehatan masyarakat, oleh sebab itu masyarakat sendirilah yang
dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan pendampingan /bimbingan
pemerintah; 7) Pemerintah mempunyai keterbatasan sumberdaya dalam
meningkatkan status kesehatan masyarakat, tanpa keterlibatan masyarakat tujuan
pembangunan kesehatan tidak akan tercapai. 8) potensi yang dimiliki masyarakat
dalam pembangunan kesehatan sangat besar, diantaranya meliputi
kepemimpinan, pengambilan keputusan, material, dana, tenaga, organisasi
kemasyarakatan, teknologi tepat guna, sosial budaya yang mendukung upaya
peningkatan status kesehatan masyarakat. Potensi tersebut perlu dimobilisasi dan
dioptimalkan melalui proses pemberdayaan masyarakat.
Arah kebijakan RPJMN 2015 – 2019 (Perpres No.2 tahun 2015) disebutkan
bahwa Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan UKBM merupakan salah satu
indikator kinerja Promosi Kesehatan, yaitu persentase desa yang memanfaatkan
dana desa untuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
6
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
a) Tujuan Umum
b) Tujuan khusus:
Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya kesehatan.
Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat
terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan' gangguan
kesehatan seperti perilaku tidak sehat, lingkungan tidak sehat,
bencana, wabah, kegawatdaruratan, dan sebagainya.
Meningkatnya peran aktif individu, keluarga dan masyarakat dalam
upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
Meningkatnya kemampuan individu, keluarga dan masyarakat
untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam pembiayaan
kesehatan dengan menjadi anggota JKN.
Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat untuk
menolong diri sendiri di bidang kesehatan.
Meningkatnya peran serta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan melalui pengembangan Desa Siaga Aktif.
Meningkatnya dukungan dan peran aktif para pemangku
kepentingan dalam mewujudkan kesehatan masyarakat desa.
7
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
8
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
2) Pemberdayaan keluarga
Sasaran kegiatan pemberdayaan keluarga yang dilakukan oleh
petugas puskesmas adalah keluarga-keluarga yang menjadi target
cakupan program pelayanan kesehatan puskesmas. Disamping itu,
juga keluarga-keluarga yang menjadi sasaran kunjungan kegiatan
puskesmas, misalnya saja : keluarga yang mempunyai ibu hamil,
keluarga yang mempunyai anak balita, keluarga yang anggotanya
ada yang menderita penyakit menular, misalnya: TB, DBD, dll.
Disamping itu, juga untuk keluarga-keluarga yang belum masuk
katagori RT-Ber PHBS dan untuk mengetahui Indeks Keluarga
Sehat yang menjadi pendekatan dalam pelaksanaan Program
Indonesia Sehat.
Tujuan dari upaya tersebut adalah memperkenalkan perilaku sehat
kepada keluarga tersebut, serta memotivasi agar mau
mempraktikan perilaku sehat tersebut. Perilaku tersebut, meliputi
perilaku menjaga kesehatan, perilaku mencegah penyakit, perilaku
mengatasi masalah kesehatan / perilaku pengobatan yang benar,
dll
Bentuk kegiatan pemberdayaan keluarga adalah melakukan
kegiatan KIE melalui kunjungan rumah. Pada saat melakukan
kegiatan KIE, petugas puskesmas harus menggunakan media KIE
yang sesuai dengan metode KIE yang diterapkannya.
Metode KIE dalam pemberdayaan keluarga : konsultasi, konseling,
pemberian nasehat, bimbingan, dialog, demonstrasi, dll.
Media KIE yang digunakan : lembar balik, leaflet, selebaran, poster,
dll
9
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
3) Pemberdayaan kelompok
Sasaran kegiatan pemberdayaan kelompok yang dilakukan oleh
petugas puskesmas adalah kelompok –kelompok sasaran program
pelayanan kesehatan puskesmas, misalnya saja : kelompok Ibu
menyusui , kelompok lansia, kelompok ibu hamil, kelompok ibu
yang punya anak balita, kelompok remaja putri, kelompok kader
posyandu, kelompok kader jumantik, dll.
Tujuan dari upaya tersebut adalah memperkenalkan perilaku sehat
kepada kelompok tersebut, serta memotivasi agar mau
mempraktikan perilaku sehat tersebut. Disamping, itu juga
melakukan pendekatan serta memberdayakan kelompok kader
tersebut agar tetap semangat dan mau berperan aktif dalam
kegiatan promosi kesehatan.
Bentuk kegiatan pemberdayaan kelompok adalah melakukan
kegiatan KIE melalui komunikasi kelompok. Pada saat melakukan
kegiatan KIE, seyogyanya petugas puskesmas, menggunakan
media KIE yang sesuai dengan metode KIE yang diterapkannya.
Metode KIE dalam pemberdayaan kelompok : diskusi kelompok,
bimbingan, demonstrasi, dll.
Media KIE yang digunakan : lembar balik, leaflet, selebaran, poster,
model, film, dll
4) Pemberdayaan masyarakat
Sasaran kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
petugas puskesmas adalah tokoh masyarakat, kader serta
kelompok-kelompok masyarakat yang ada di wilayah kerja
puskesmas, misalnya: di Desa/Kelurahan, RW/Dusun, dll
Tujuan dari upaya pemberdayaan masyarakat tersebut adalah
membantu:
- mengenali masalah kesehatan yang ada di lingkungannya,
- menentukan prioritas masalah kesehatan yang akan diatasi.
- mengenali penyebab terjadinya masalah kesehatan tersebut,
baik dari aspek perilaku, maupun non-perilaku.
- menemukan upaya mengatasi penyebab masalah kesehatan
tersebut.
- melakukan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan
tersebut, dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh
masyarakat setempat.
- mengembangkan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan.
- melakukan pengorganisasian dalam melaksanakan kegiatan
untuk mengatasi masalah kesehatan prioritas (pembentukan tim
kerja, pembagian peran dan tanggung jawab, dana kegiatan,
waktu pelaksanaan kegiatan, dll)
Bentuk kegiatan pemberdayaan masyarakat, adalah penggerakan
dan pengorganisasian masyarakat. Dalam kegiatan ini, peran
petugas puskesmas adalah sebagai fasilitator, yang tugasnya
adalah membantu, membimbing serta mendampingi masyarakat
dalam melakukan kegiatannya. Adapun jenis kegiatan pemberda-
yaan masyarakat secara umum adalah menyelenggarakan
pertemuan atau forum komunikasi, pengenalan masalah kesehatan,
penentuan prioritas masalah kesehatan, survei mawas diri (SMD),
musyawarah masyarakat desa (MMD), menyusun rencana kegiatan
10
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
1) Peran
11
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
2) Fungsi
Dalam menjalankan perannya, fasilitator pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan berfungsi sebagai berikut :
a) Melakukan pembinaan
Bila kegiatan masyarakat dalam bidang kesehatan sudah berjalan maka
secara berkala dapat dilaksanakan telaah mawas diri oleh tokoh
masyarakat bersama kader. Kegiatan pembinaan dilakukan dengan
mengkaji berfungsinya kepemimpinan, berfungsinya pengorganisasian dan
berfungsinya pendanaan masyarakat dalam masyarakat dalam upaya
kesehatan. Dengan telaah wawas diri ini, dapat ditemukan kelemahan dan
kekuatan upaya masyarakat tersebut, sehingga dapat dilakukan
peningkatan kegiatan-kegiatannya. Pembinaan merupakan langkah untuk
memelihara kelancaran dan kelestarian kegiatan program kesehatan.
Tujuan pembinaan adalah : (1) Terpeliharanya kelancaran pelaksanaan
kegiatan oleh masyarakat; (2) Meningkatnya hasil kegiatan oleh
masyarakat; (3) Dikenalnya masalah oleh masyarakat sendiri.
Tempat, waktu dan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan pembinaan
dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan setempat.
b) Melakukan advokasi
Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melaui
macam-macam bentuk komunikasi persuasif. Advokasi kesehatan juga
dapat diartikan suatu rangkaian komunikasi strategis yang dirancang
secara sistimatis dan dilaksanakan daklam kurun waktu tertentu, baik oleh
individu maupun kelompok agar pembuat keputusan membuat suatu
kebijakan publik yang menguntungkan masyarakat.
Sebagai fasilitator tentunya harus dapat membantu provider
dilapanganuntuk melakukan advokasi sehingga mendapatkan komitmen
dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders).
12
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
d) Menggalang Komunikasi
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan, pendapat, perasaan
atau berita kepada orang lain. Komunikasi dapat pula diartikan sebagai
proses pertukaran pendapat, pemikiran atau informasi melaui ucapan,
tulisan maupun tanda-tanda. Dengan demikian maka komunikasi dapat
mencakup segala bentuk interaksi dengan orang lain yang berupa
percakapan biasa, melakukan kemitraan dengan pihak terkait (stakeholder)
maupun advokasi.
Sebagai fasilitator harus dapat menggalang komunikasi dengan berbagai
pihak dan lapisan masyarakat, baik lintas program maupun lintas sektor,
baik secara formal maupun informal.
13
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
Penjelasan :
1. Pengenalan Kondisi Desa/Kelurahan
Pengenalan kondisi Desa/Kelurahan oleh KPM/Kader kesehatan, lembaga
kemasyarakatan yang ada dan perangkat Desa/Kelurahan dilakukan
dengan mengkaji data Profil Desa/Kelurahan dan hasil analisis situasi
perkembangan desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang sudah dapat dan
belum dapat dipenuhi oleh desa atau kelurahan yang bersangkutan.
3. Musyawarah Desa/Kelurahan
Bila dirasakan perlu, Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan dapat
dilakukan secara berjenjang dengan terlebih dulu menyelenggarakan
Musyawarah Dusun atau Rukun Warga (RW). Musyawarah Desa/Kelurahan
ini bertujuan :
a) Menyosialisasikan tentang adanya masalah-masalah kesehatan yang
masih dihadapi masyarakat dan program pengembangan Desa dan
Kelurahan menjadi Desa Siaga.
b) Mencapai kesepakatan tentang urutan prioritas masalah-masalah
kesehatan yang hendak ditangani.
14
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
4. Perencanaan Partisipatif
Setelah diperolehnya kesepakatan dari warga Desa/Kelurahan, KPM dan
lembaga kemasyarakatan yang ada mengadakan pertemuan-pertemuan
secara intensif guna menyusun rencana pengembangan Desa dan
Kelurahan Siaga Aktif untuk dimasukkan ke dalam Rencana Pembangunan
Desa/Kelurahan.
Rencana pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif mencakup :
a) UKBM-UKBM yang akan dibentuk baru atau diaktifkan kembali, berikut
jadwal pembentukan/pengaktifannya kembali.
b) Sarana-sarana yang akan dibangun baru atau direhabilitasi (misalnya
Poskesdes, Polindes, Sarana Air Bersih, Sarana Jamban Keluarga, dan
lain-lain), berikut jadwal pembangunannya.
c) Kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dan membutuhkan biaya
operasional, berikut jadwal pelaksanaannya.
5. Pelaksanaan Kegiatan
a) Sementara menunggu proses Musrenbang selesai dan ditetapkannya
alokasi dana Pemerintah, KPM/Kader kesehatan dan lembaga
kemasyarakatan yang ada dapat memulai kegiatan dengan membentuk
UKBM-UKBM yang diperlukan, menetapkan kader-kader pelaksananya,
dan melaksanakan kegiatan-kegiatan swadaya atau yang sudah
diperoleh dananya dari donatur. Juga pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang tidak memerlukan biaya operasional seperti misalnya penyuluhan
kesehatan melalui Dasa Wisma, pertemuan Rukun Tetangga,
pertemuan Rukun Warga/Dusun, atau forum-forum kegiatan
kemasyarakatan dan keagamaan.
b) Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan secara swakelola oleh
masyarakat dengan didampingi Perangkat Pemerintahan serta dibantu
oleh para KPM/Kader Kesehatan dan Fasilitator. Pelaksanaan kegiatan
meliputi pemilihan dan penetapan tim pengelola kegiatan (para kader
pelaksana UKBM atau pihak lain), pengajuan dan pencairan dana,
pengerahan tenaga kerja (khususnya untuk pembangunan sarana),
pengadaan barang dan jasa, serta pelaksanaan kegiatan yang
diusulkan.
c) Tim pelaksana kegiatan bertanggung jawab mengenai realisasi fisik,
keuangan, dan administrasi kegiatan yang dilakukan, sesuai dengan
rencana.
d) Apabila dibutuhkan barang/jasa berupa bahan, alat dan tenaga teknis
kesehatan yang tidak dapat disediakan/dilakukan sendiri oleh
15
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
16
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
Data kesehatan:
Data/Profil Keluarga Sehat (KS) bagi Puskesmas yang telah melakukan
pendataan KS.
Cakupan program promosi kesehatan
Cakupan program kesehatan lingkungan
Cakupan program Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
Cakupan program gizi masyarakat
Cakupan program penanggulangan penyakit
Cakupan program pengobatan dan penanggulangan kegawat
daruratan.
Angka kesakitan dan kesakitan akibat penyakit menular
Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular.
Angka kematian ibu dan anak
Angka kesakitan dan kematian akibat Kejadian Luar Biasa dan
bencana
Data perilaku kesehatan masyarakat yang terkait dengan sakit :
pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, pencarian pengobatan,
pemulihan kesehatan.
Data perilaku kesehatan masyarakat yang terkait dengan lingkungan:
penggunaan jamban, air bersih, rumah sehat, lingkungan sehat, buang
sampah, pembuangan limbah, pembersihan sarang nyamuk, dll
Data perilaku kesehatan masyarakat terkait dengan upaya peningkatan
gizi masyarakat: penggunaan garam beryodium, tinggi serat rendah
lemak, menu aneka ragam makanan, cara mengolah makanan,
kebersihan makanan, dll.
Keberadaan dan kegiatan Forum Masyarakat Kecamatan, Forum
Masyarakat Desa/Kelurahan
Jumlah dan jenis UKBM serta jumlah kader aktif
Dukungan dana atau sumberdaya lain yang mendukung upaya
pemberdayaan masyarakat, melalui kegiatan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif
17
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
Jenis kegiatan
Tujuan
Sasaran
Tempat/ lokasi
Metode
Media yang digunakan
Petugas pelaksana
Dana
Waktu
Jenis Tujuan Sasaran Tempat/ Metode Petugas Media Dana Waktu Hasil
kegiatan Lokasi pelaksana Kegiatan
1. Tahap persiapan
18
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
19
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
20
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
Pelaksanaan lokakarya
- Lokakarya dibuka dan dipimpin oleh Camat sebagai Ketua Tim
Pemberdayaan Masyarakat atau Forum Masyarakat Kecamatan.
- Perkenalan setiap peserta lokakarya
- Curah pendapat dan diskusi kelompok tentang masalah kesehatan
yang dirasakan masyarakat, penyebabnya serta hal-hal yang positif dan
sumber-daya yang ada dilapangan yang dapat dimanfaatkan dalam
pemecahan masalah kesehatan.
- Penyajian data hasil analisis situasi dan masalah kesehatan serta
peran aktif masyarakat dalam pengembangan UKBM/Desa Siaga
Aktif berdasarkan catatan atau hasil anailisa yang telah dibuat oleh
Puskesmas.
- Diskusi untuk menentukan Rencana Aksi/ Program Kerja
Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan/ pengembangan Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif
- Presentasi Rencana Aksi/ Program Kerja tersebut dan dibangun
komitmen agar semua peserta Lokakarya terlibat dan berperan aktif
dalam melaksanakan rencana aksi ini.
21
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
22
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
23
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
Pengertian SMD
SMD adalah kegiatan pengenalan masalah kesehatan serta
potensi sumber daya yang terkait dengan pengembangan Desa
Siaga Aktif. Disebut SMD karena para kader, para tokoh dan
pemuda di desa itu sendiri yang mengumpulkan data di wilayah
tempat tinggalnya.
Tujuan SMD
- Masyarakat mengenali permasalahan kesehatan, serta
kegiatanUKBM yang telah dilaksanakan di desanya sendiri.
- Mengenali potensi di desa yang dapat digunakan untuk
mengatasi masalah kesehatan.
- Timbulnya kesadaran masyarakat untuk mengatasi
permasalahan kesehatan dengan mendayagunakan potensi
yang ada.
Pelaksana SMD
SMD dilaksanakan oleh sekelompok warga masyarakat yang telah
ditunjuk dalam pertemuan tingkat desa, atau ditentukan kemudian
yang diketuai oleh Ketua RW/RT/Dusun/Dukuh, Ketua Kelompok
PKK RW/RT atau Ketua Kelompok Dasawisma. Informasi tentang
masalah kesehatan di desa dapat diperoleh sebanyak mungkin
dari Kepala Rumah Tangga (KRT) dan hasil observasi dilapangan
di desa tersebut.
24
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
25
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
Pelaksanaan MMD :
- Pembukaan dilakukan oleh kepala desa dengan menguraikan
tujuan MMD dan menghimbau seluruh peserta agar aktif
mengemukakan pendapat dan pengalaman sehingga
membantu pemecahan masalah yang dihadapi bersama
- Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader pemberdayaan
masyarakat untuk menimbulkan suasana keakraban
- Penyajian hasil SMD oleh Ketua Tim pelaksana SMD atau kader
dari masing-masing RW/RT/Dusun/Dukuh.
- Perumusan dan penentuan prioritas masalah berdasarkan hasil
SMD.
- Menggali dan mengenali potensi yang ada di masyarakat untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dan pengembangan Desa
dan Kelurahan Siaga Aktif.
- Ada fasilitasi teknis dari petugas kesehatan dan sektor terkait di
tingkat desa, kecamatan atau kabupaten
- Penyusunan rencana kerja pemecahan masalah kesehatan
serta langkah-langkah pengembangan Desa dan Kelurahan
Siaga Aktif.
- Pengorganisasian masyarakat, dilakukan dengan jalan
menyusun seksi-seksi beserta tupoksinya yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan rencana kerja yang telah disusun.
Bila perlu setiap seksi juga bisa mengembangkan rencana
kegiatan masing-masing yang mengacu pada rencana kerja
yang telah disepakati sebelumnya.
- Pernyataan tekad bersama untuk melaksanakan kegiatan
pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
26
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
Pelaksanaan Kegiatan
- Sosialisasi rencana kerja pemecahan masalah kesehatan oleh
Tim Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Desa ke seluruh
warga desa dengan memanfaatkan pertemuan rutin yang
sudah ada di desa dan kelurahan.
- Semua pihak seksi melakukan kegiatan sesuai tugas yang
disepakati dalam rencana kerja pemecahan masalah.
27
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
hambatan yang ditemukan dapat segera ditemukan dan diatasi, bila perlu bisa
dilakukan revisi atau penyempurnaan perancanaan. Selain itu, untuk
menghindari pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat oleh lintas
program di puskesmas tumpang tindih, sehingga upaya kesehatan masyarakat
di puskesmas dapat berjalan lebih efektif dan efisien.
Bagi Kepala Puskesmas adalah selaku penanggung jawab kinerja puskesmas
bisa mendapatkan informasi yang up to date tentang kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang dilaksanakan di puskesmas. Hasil pemantauan dapat
dipergunakan sebagai acuan untuk memberikan arahan dan melakukan
pengawasan agar upaya kesehatan masyarakat dapat berjalan dengan baik
dan bila ada permasalahan dapat segera diatasi atau dicarikan jalan
keluarnya.
2) Penilaian
Bagi pengelola lintas program kesehatan di puskesmas serta Kepala
Puskesmas adalah dapat mengetahui pengaruh pemberdayaan masyarakat
terhadap peningkatan sumberdaya dalam upaya kesehatan di puskesmas
yang berdampak pada peningkatan cakupan program kesehatan di
puskesmas.
Hasil penilaian upaya promosi kesehatan bisa digunakan sebagai dasar atau
acuan dalam menyusun perencanaan kegiatan di puskesmas pada tahun
berikutnya yang berbasis evidensi.
Kepala puskesmas dapat menilai kemajuan dan tingkat keberhasilan kegiatan
pemberdayaan masyarakat di puskesmas, efektivitas dan efisiensi upaya
kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan di puskesmas serta
menganalisis kekuatan upaya promosi kesehatan Keluarga Sehat dalam
mempercepat proses perubahan perilaku masyarakat dan petugas menuju
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan mencapai Indeks Keluarga Sehat yang
sesuai standar.
2) Penilaian:
Melakukan kajian terhadap adanya peningkatan cakupan program
termasuk PHBS di RT dan Profil Keluarga Sehat, peran serta
masyarakat melalui peningkatan jumlah dan keaktifan UKBM yang ada
28
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
1) Pemantauan:
(1) Analisis situasi tentang masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja
puskesmas hingga penetapan masalah kesehatan prioritas.
(2) Kajian perilaku dan non perilaku (lingkungan, kebijakan dan potensi
masyarakat) tentang masalah kesehatan yang dilakukan oleh lintas
program di puskesmas.
(3) Penyusunan perencanaan pemberdayaan masyarakat yang dibuat oleh
lintas program puskesmas, yang mengakomodir hasil kajian perilaku
dan dan non perilaku yang dibuat berdasarkan strategi promosi
kesehatan puskesmas (advokasi, pemberdayaan masyarakat dan
kemitraan).
(4) Lokakarya mini di puskemas yang membahas upaya kesehatan
masyarakat yang terintegrasi secara lintas program maupun lintas
sektor.
(5) Pengembangan jejaring kemitraan dengan individu, kelompok, serta
berbagai pihak potensial dalam pelaksanaan program kesehatan di
puskemas.
(6) Pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh lintas program maupun
lintas sektor/ jejaring kemitraan yang terintegrasi dengan puskesmas
yang diawali dengan SMD dan dilanjutkan dengan MMD.
(7) Peningkatan kapasitas dan peran serta organisasi kemasyarakatan,
kader, tokoh masyarakat, tokoh agama, dll dalam upaya kesehatan
masyarakat untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat dan
meningkatkan peran serta masyarakat.
(8) Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang kesehatan dalam
kegiatan pemberdayaan masyarakat, melalui kegiatan di dalam dan di
luar gedung puskemas dalam upaya meningkatkan pengetahuan, sikap
dan perilaku masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan serta
meningkatkan status kesehatannya.
(9) Advokasi kesehatan pada pengambil keputusan di tingkat kecamatan
untuk mendapatkan dukungan kebijakan publik berwawasan kesehatan
dalam mengatasi masalah kesehatan termasuk penanganan kejadian
luar biasa, dengan mengoptimalkan potensi dan peran jejaring
kemitraan.
(10) Penggerakan dan pengorganisasian peran serta masyarakat, melalui
upaya pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan dan
peningkatan kualitas Desa/ Kelurahan Siaga Aktif, peningkatan
pencapaian PHBS dan Indeks Keluarga Sehat yang ada di wilayah
kerja puskemas.
(11) Pengembangan berbagai jenis upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) di tingkat Desa/Kelurahan dalam mengatasi
masalah kesehatan serta meningkatkan status kesehatan masyarakat
yang ada di wilayah Desa/Kelurahan.
29
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
2) Penilaian :
(1) Indeks Keluarga Sehat
(2) Cakupan PHBS
(3) Jumlah UKBM di wilayah kerja puskesmas
(4) Jumlah UKBM yang aktif dalam pelayanan kesehatan dasar.
(5) Jumlah kebijakan publik berwawasan kesehatan
(6) Jumlah mitra yang berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat
(7) Jumlah sumber dana kegiatan pemberdayaan masyarakat
(8) Persentase peningkatan dana kegiatan pemberdayaan masyarakat
(9) Jumlah gerakan kemasyarakatan untuk hidup sehat
(10) Cakupan pengobatan penyakit tidak menular dan penyakit menular
(11) Cakupan Rumah Sehat
(12) Cakupan kepesertaan KB
(13) Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap
(14) Cakupan pengobatan penderita TB –BTA Positif
(15) Persentase jumlah kunjungan sasaran UKBM seperti: Posyandu,
Pokesdes, Posbindu PTM, Posyandu Lansia, Polindes, STBM, dll.
7 REFERENSI
1. Planning for HIV/AIDS Communication, traning moduls, NACO & WHO
Communication for Health and Behaviour Change, a developing contry
perspectives, Judith A Graeff et al, Kossey Bass Publishe, san Francisco,
1993
2. Departemen Kesehatan RI, Pendekatan Edukatif Suatu alternatif Pendekatan
dalam Membangun Masyarakat, Jakarta, 1983.
3. Metode dan Teknik Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Pusdiklat Pegawai
Depkes RI, 1995
4. Departemen Kesehatan RI, Panduan Umum Pemberdayaan Masyarakat,
UNICEF, Jakarta, 1999.
5. Strategi Penyuluhan Kesehatan, IB Mantra, Direktorat Penyuluhan
Kesehatan, 1999.
6. Penerapan Promosi Kesehatan dalam Pemberdayaan Keluarga, Depkes RI,
2000.
7. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan, Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI,
2005
8. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, Pusat Promosi
Kesehatan Depkes RI, 2005
9. Materi Pelatihan Penanggulangan Avian Influenza Berbasis Masyarakat di
Desa Siaga, USAID Indonesia, 2009
10. Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka Peningkatan Cakupan
Imunisasi Rutin serta Kesehatan Ibu dan Anak, GAVI, 2009
Pedoman Umum Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, Pusat
Promosi Kesehatan, Kemenkes, 2014.
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 65 tahun 2013 tentang Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan
30
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
8 PANDUAN PENUGASAN
Pedoman bermain peran untuk Materi Inti 3: Manajemen Pemberdayaan
Masyarakat.
1. Kelompok I:
Peserta dalam kelompok memerankan sebagai: Kepala Puskesmas,
Petugas/pelaksana/pengelola Promosi Kesehatan, petugas Program KIA/Gizi,
Immunisasi, PM/PTM, Kesehatan Lingkungan dan petugas program yang ada
di Puskesmas X.
Skenario: Puskesmas X akan melaksanakan Lokmin bulanan antar lintas
program yang bertujuan untuk menyusun pengelolaan kegiatan di Puskesmas
berdasarkan hasil Analisa situasi/data. Selanjutnya lakukanlah identifikasi
masalah dan penetapan prioritas masalah, menemukan akar masalah yang
terkait dengan perilaku masyarakat dari setiap program dan kemudian
tentukan jenis kegiatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan
permasalahan kesehatan masyarakat.
Tahap pertama: Persiapan: Petugas Promosi kesehatan dan petugas program
kesehatan lainnya berkoordinasi dalam menyiapkan bahan Lokmin agar
hasilnya dapat optimal menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
pemberdayaan masyarakat di puskesmas. Pergunakan Lembar Kerja 1.1,
2.1, 3.1.
Tahap kedua: Perencanaan: Petugas promosi kesehatan menyajikan hasil
rapat persiapan/koordinasi yang telah dilakukan sebelumnya dengan petugas
program kepada Kepala Puskesmas. Kepala Puskesmas memimpin lokmin
dan mendiskusikan dan menetapkan rencana pelaksanaan kegiatan yang telah
disepakati bersama antar program dan membagi peran dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang akan dilaksanakan. Pergunakan lembar
kerja 4.1.
2. Kelompok II
Peserta dalam kelompok memerankan pelaksanaan kegiatan SMD di Desa
A.Bagilah peserta sebagai: Petugas Puskesmas (Fasilitator Pemberdayaan
Masyarakat), Kepala/Desa/Lurah, Bidan Poskesdes/Polindes/Desa, Pembawa
Acara (MC) dalam kegiatan, beberapa peserta berperan sebagai Kader
Kesehatan dari UKBM yang ada di Desa A, tokoh masyarakat, tokoh agama,
Ketua Ormasy/TP-PKK Desa, Majelis Taklim.
Skenario: Buatlah susunan acara dalam kegiatan SMD. Dari mulai kegiatan
identifikasi masalah, penetapan prioritas masalah, penyusunan instrumen SMD
(Perilaku, Non Perilaku, kebijakan terkait dan potensi masyarakat),
pelaksanaan SMD oleh Kader ke rumah warga masyarakat hingga tahap
rekapitulasi data.
Contoh: Susunan acara pertemuan tersebut sebagai berikut:
1) Pengantar pertemuan oleh pembawa acara dan moderator (diperankan
oleh fasilitator pelatihan).
2) Pembukaan pertemuan dan sambutan oleh Kepala Desa.
3) Penyajian tentang pengenalan/identifikasi masalah di Desa A bisa tentang
kesehatan ibu/PTM di Puskesmas oleh Bidan Desa. Pergunakan Lembar
Kerja 1.2
31
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
3. Kelompok III
Peserta dalam kelompok memerankan pelaksanaan kegiatan MMD di Desa A.
Bagilah peserta sebagai: Kepala Puskesmas, Petugas Puskesmas (Fasilitator
Pemberdayaan Masyarakat), Kepala/Desa/ Lurah, Bidan Poskesdes /Polindes
/Desa, Pembawa Acara (MC) dalam kegiatan, beberapa peserta menjadi
Kader Kesehatan dari UKBM yang ada di Desa A, tokoh masyarakat, tokoh
agama, Ketua Ormasy/TP-PKK Desa, Majelis Taklim.
Skenario: Buatlah susunan acara dalam kegiatan MMD. Dari mulai kegiatan
penyampaian hasil SMD oleh Kader, penyampaian rencana pengorganisasian
masyarakat dalam upaya mengatasi masalah kesehatan, penyampaian/
pembacaan hasil MMD oleh Bidan Desa, Kepala Puskesmas melakukan
advokasi kepada Kepala Desa untuk memberi dukungan dana kegiatan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan melalui sumber dana
pembangunan desa, seperti Dana Desa atau dana lainnya yang ada di desa
dan tanggapan dari Kepala Desa serta dukungan yang diberikan sekaligus
menutup acara MMD.
Contoh Susunan acara pertemuan tersebut:
1) Pengantar pertemuan oleh pembawa acara dan moderator (diperankan
oleh fasilitator pelatihan).
2) Pembukaan pertemuan dan sambutan oleh Kepala Desa.
3) Penyajian hasil SMD oleh Kader Kesehatan yang ditunjuk.
4) Pembahasan hasil SMD untuk mencapai kesepakatan tentang UKBM
yang hendak dibentuk atau diaktifkan lagi dalam membantu masyarakat
melakukan perilaku yang diharapkan serta memantapkan data potensi
desa/kelurahan. Pergunakan Lembar kerja 1.3
5) Pembahasan tentang pengorganisasi masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan melalui pengembangan UKBM di Desa A.
Pergunakan Lembar kerja 2.3
6) Dilanjutkan dengan penyusunan rencana aksi atau kegiatan dari setiap
seksi. Pergunakan Lembar kerja 3.3.
7) Pembacaan hasil pertemuan MMD oleh Bidan Desa.
8) Kepala Puskesmas/Fasilitator PM/Bidan desa bersama melakukan
advokasi kepada kepala desa agar memberikan dukungan dana untuk
program peningkatan kesehatan masyarakat (dengan menggunakan dana
desa (sumber dari APBN) atau alokasi dana desa (APBD) yang dapat
digunakan untuk Bidang Pembangunan dan Bidang Pemberdayaan
Masyarakat dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat desa serta
merujuk pada/sesuai peraturan desa.
9) Kepala Desa memberikan tanggapan dan memberikan dukungan
selanjutnya menutup acara MMD. Lembar kerja 4.3 (lembar komitmen).
32
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
A. KIA & Gizi Ibu bersalin di Desa A: ..% 100% Belum semua ibu
fasilitas kesehatan bersalin di faskes
33
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
A B C
1 Tingkat Urgensi/ 3 5 4
mendesak (U)
2 Tingkat Keseriusan/ 4 4 3
mempunyai pengaruh
negatif (S)
3 Tingkat Perkembangan/ 5 5 3
tumbuh masalah baru (G)
34
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
Sekunder:
Kader
Petugas
Puskesmas
TOMA,
TOGA
Tertier:
Kades/Lurah
Ketua TP
PKK Desa/
Kelurahan
35
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
dst.
4 Lainnya :
A B C D
1. Kegawatannya
2. Mendesaknya
3. Penyebarannya
5. Keinginan masyarakat
Jumlah nilai:
36
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
Catatan :
Masalah A, B, C dan D merupakan masalah yang diketahui dari Puskesmas
dan yang bersumber dari pengetahuan masyarakat kemudian ditetapkan
melalui diskusi atau masalah ditentukan bersama-sama.
Penetapan prioritas masalah kesehatan dilakukan dengan jalan
memberikan nilai skoring 1-5, nilai 1 apabila masalah tersebut dianggap
sangat ringan, dan nilai skoring 5 apabila masalah tersebut dirasakan
sangat gawat/ mendesak.
37
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
Perilaku: -
- Banyak makan yang asin-asin 4
v v v v
- Stress 3
- v v v
- Jarang olah raga/senam 3
v v - v
- Kurang tidur 2
v - - v
- Merokok 4
- Tidak pernah cek tekanan darah v v v v
4
- Tidak makan obat hypertensi teratur v v v v
1
- Beli obat sendiri - - - v
Potensi yg ada di
masyarakat:
• Masyarakat suka bergotong royong
• Ada kelompok pengajian
• Ada kelompok senam
• Ada ambulans desa
• .................................
38
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
Sasaran
Sekunder
...
Sasaran Tertier
39
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
Pemberdayaan
kelompok
dengan
kegiatan Demo
masakan sehat
(makanan
rendah GGL) di
Posyandu atau
UKBM lain
Pemberdayaan
masyarkat
dengan
Mengaktifkan
kembali
gerakan senam
sehat bersama
40
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
Kami yang bertanda tangan di bawah ini sepakat untuk berkomitmen dalam upaya
pengendalian penyakit tidak menular yaitu hypertensi menurunkan pemberdayaan
masyarakat agar Desa……/Kelurahan…….Kecamatan…..Kabupaten….. Adapun
bentuk komitmen yang akan kami lakukan adalah :
Desa/Kelurahan…
Kecamatan……….
Kepala Desa/ Ketua TP PKK Tanggal…Bulan…..201..
Lurah …… Desa/Kelurahan Bidan
(……………….) (……………..) ( )
Tokoh masyarakat Tokoh masyarakat
Sekretaris RT/RW…….. RT. ……………..
Desa/Kelurahan ……
( ………………) (……………..)
41
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
( ………………… )
42
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
Proses
43
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
44
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
3) Penilaian :
(16) Indeks Keluarga Sehat
(17) Cakupan PHBS
(18) Jumlah UKBM di wilayah kerja puskesmas
(19) Jumlah UKBM yang aktif dalam pelayanan kesehatan dasar.
(20) Jumlah kebijakan publik berwawasan kesehatan
(21) Jumlah mitra yang berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat
45
MI. 5. Modul Pemberdayaan Masyarakat
PUSAT PELATIHAN SDMK -BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENKES RI
46