Anda di halaman 1dari 34

Materi Inti 4.

Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat


Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

MI 4
MANAJEMEN UPAYA KESEHATAN
MASYARAKAT

i
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................... i


1 : DISKRIPSI SINGKAT ........................................................... 1
2 : TUJUAN PEMBELAJARAN ................................................... 2
3 : POKOK BAHASAN/ SUB POKOK BAHASAN ...................... 2
4 : BAHAN AJAR ........................................................................ 3
5 : LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN ............................. 3
6 : URAIAN MATERI .................................................................. 5
Pokok Bahasan 1 : Pendekatan Upaya kesehatan di 5
Puskesmas
Pokok Bahasan 2 : Manajemen Upaya Kesehatan 8
Masyarakat di Puskesmas
Pokok Bahasan 3 : Penyelenggaraan Surveilans 18
Epidemiologi di puskesmas

7 : RANGKUMAN ........................................................................ 30
8 : DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 31

ii
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

1 DESKRIPSI
SINGKAT
Program kesehatan yang dilaksanakan di tingkat puskesmas
diselenggarakan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan
masyarakat. Implementasi kegiatan di Puskesmas tidak terlepas dari
manajemen Puskesmas yang baik, yang dilaksanakan melalui proses
perencanaan, pelaksanaan – penggerakan, pengawasan, pengendalian
dan penilaian.

Manajemen upaya kesehatan masyarakat diselenggarakan dengan


memperhatikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan 12 Indikator
Keluarga Sehat. Dengan semangat mencapai total coverage SPM dan
pelaksanaan melalui pendekatan keluarga diperlukan kompetensi bagi
pelaksana kegiatan di puskesmas dalam manajemen upaya kesehatan
masyarakat.

Penyelenggaraan surveilans epidemiologi merupakan salah satu fungsi


dalam mendukung program upaya kesehatan masyarakat yang
mengutamakan preventif dan promotif untuk meminimalisasi terjadinya
masalah kesehatan dan pengendalian faktor risikonya

Kegiatan perencanaan utamanya dilaksanakan dengan melibatkan seluruh


tenaga kesehatan dalam lokakarya mini yang didalamnya termasuk
penggalangan kerjasama baik lintas program maupun lintas sektor.

Dengan pengelolaan program kesehatan yang baik diharapkan seluruh


program yang tertuang dalam Rencana Tahunan Puskesmas dapat
terlaksana dan mencapai hasil seoptimal mungkin dengan dukungan
seluruh sektor dan masyarakat pada umumnya.

Modul ini akan membahas tentang manajemen upaya kesehatan


masyarakat di Puskesmas mengenai program kesehatan terintegrasi sesuai
siklus kehidupan yang dilaksanakan melalui pendekatan keluarga.

1
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

TUJUAN
2
PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti sesi ini, peserta latih mampu melakukan manajemen upaya
pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas

Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti sesi ini, peserta mampu:

1. Menjelaskan pendekatan upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas


2. Melakukan manajemen upaya kesehatan masyarakat di Puskesmas
3. Melakukan Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi di puskesmas

3 POKOK BAHASAN
& SUB POKOK
BAHASAN
1. Pendekatan upaya kesehatan di Puskesmas

a. Upaya Kesehatan di Puskesmas melalui Upaya Kesehatan Masyarakat


(UKM) tingkat pertama
 UKM Esensial
 UKM Pengembangan
b. Upaya Kesehatan di Puskesmas melalui Upaya Kesehatan
Perseorangan (UKP) tingkat pertama

2. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat di Puskesmas


a. Perencanaan
b. Penggerakan dan Pelaksanaan
c. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian

2
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

3. Penyelenggaraan Surveilens Epidemiologi di Puskesmas


a. Penyelenggaraan surveilans kesehatan
1) Pengertian
2) Pelaporan rutin
3) KLB
b. Surveilans epidemiologi dalam program upaya Kesmas di dalam gedung
1) Pemantauan wilayah setempat
2) Pembinaan, pengawasan dan pelaporan
c. Surveilans epidemiologi dalam program upaya Kesmas di luar gedung

4 BAHAN AJAR
Modul Manajemen Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat

LANGKAH
5 PEMBELAJARAN
Langkah 1 : Pengkondisian
PEMBELAJARAN
KEGIATAN
1. Fasilitator memulai dengan memperkenalkan identitas diri.
2. Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran, metode yang digunakan,
mengapa materi ini penting dalam pelatihan manajemen puskesmas dan
bagaimana keterkaitannya dengan modul yang lainnya.
3. Fasilitator mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta yang
berkaitan dengan topik pembelajaran. Juga memberi kesempatan kepada
peserta yang sudah mempunyai pengalaman dalam melaksanakan
lokakarya mini untuk berbagi pengalaman.
4. Fasilitator memberikan motivasi pada peserta, dengan cara memberi
tanggapan terhadap pengalaman peserta lainnya.

3
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

Langkah 2 : Membahas Pokok Bahasan


1. Secara singkat fasilitator menyampaikan rangkuman isi pokok bahasan 1
sampai pokok bahasan 3. Selanjutnya fasilitator mempersilakan peserta
untuk menanggapi uraian tersebut.
2. Memberi penugasan diskusi kelompok peserta dibagi 3 kelompok.
Kelompok I mendiskusikan pokok bahasan 1, Kelompok II mendiskusikan
pokok bahasan 2 dan Kelompok III mendiskusikan pokok bahasan 3.
3. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, dan peserta
lain menanggapi.
4. Berdasarkan hasil presentasi serta tanggapan peserta, fasilitator
menyampaikan ulasan dan kesimpulan.

Langkah 3 : Melakukan Studi Kasus


1. Fasilitator meminta peserta untuk membagi menjadi 2 kelompok besar
didampingi oleh 2 orang instruktur.
2. Masing-masing kelompok mendapat lembar kasus yang berbeda.
3. Instruktur mempimpin diskusi untuk membahas kasus pertama
4. Pembahasan kasus terdiri dari :
a. Melakukan identifikasi sasaran (sesuai siklus hidup)
b. Melakukan identifikasi permasalahan
c. Melakukan identifikasi prioritas permasalahan
d. Menentukan jenis intervensi kesehatan yang perlu dilakukan
e. Menentukan keterlibatan lintas sektor dalam upaya penyelesaian
masalah
f. Menentukan target pelaksanaan intervensi kesehatan
g. Menentukan jadwal pelaksanaan evaluasi program kesehatan
h. Menetukan kegiatan preventif masalah kesehatan yang ada
5. Setelah pembahasan kasus pertama selesai, instruktur menunjuk satu
orang peserta untuk memimpin diskusi pembahasan kasus kedua.
6. Instruktur mengawasi dan membantu para peserta bila ada kesulitan dalam
pembahasan kasus.
7. Diskusi selesai, semua peserta kembali berkumpul di ruang kelas.
8. Kegiatan selanjutnya sesuai dengan petunjuk penugasan. Perhatikan
apakah hasil studi kasus pada kelompok tercapai

4
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

Langkah 4 :Rangkuman

Setelah peserta selesai Diskusi, selanjutnya fasilitator merangkum seluruh


materi yang telah diberikan dan memberikan feedback terhadap hasil
penyajian diskusi dan studi kasus. Fasilitator memberikan penekanan
tentang kiat-kiat mengelola pelayanan UKP dan UKM tingkat pertama
secara komprehensif dan terintegrasi, mencakup siklus kehidupan,
dengan pendekatan keluarga.

6 URAIAN
MATERI
Pokok Bahasan 1: Pendekatan Upaya Kesehatan di Puskesmas

A. Pendahuluan
Puskesmas, sesuai dengan Permenkes 75 tahun 2014, memiliki tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas
menyelenggarakan 2 (dua) fungsi di wilayah kerjanya, yaitu:
1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama;
dan
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama.

Seluruh upaya kesehatan di Puskesmas, diselenggarakan dengan


mengacu kepada prinsip:
1. Kesinambungan pelayanan bagi tiap tahap dalam siklus hidup
(continuum of care across life cycle)
Pengelola program di Puskesmas harus memahami bahwa status
kesehatan seseorang ditentukan oleh status kesehatan pada tahap
kehidupan sebelumnya. Dan upaya kesehatan yang dilakukan pada

5
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

suatu tahap kehidupan akan mempengaruhi status kesehatan pada


tahap kehidupan berikutnya bahkan hingga generasi berikutnya.
Program kesehatan harus dilaksanakan secara holistik dengan
memperhatikan kondisi individu dan lingkungan yang
mempengaruhinya. Pelaksanaan program kesehatan secara integratif
sesuai dengan intervensi pada siklus kehidupan akan memberikan
dampak yang lebih berkelanjutan.
2. Pendekatan keluarga sehat
Berdasarkan permenkes 39 tahun 2016, pendekatan keluarga sehat
merupakan cara kerja Puskesmas yang tidak hanya menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di dalam gedung, melainkan juga aktif ke luar
gedung mengunjungi keluarga-keluarga di wilayah kerjanya. Kegiatan
luar gedung ini mengintegrasikan UKM dan UKP secara
berkesinambungan, dengan entitas keluarga sebagai target intervensi.
Dengan demikian, faktor risiko kesehatan yang terdapat dalam keluarga
dapat ditemu-kenali dan diintervensi sejak dini.
3. Integrasi UKM-UKP
UKP dan UKM tingkat pertama di Puskesmas merupakan kesatuan
upaya kesehatan yang terintegrasi. Kasus-kasus penyakit yang
ditemukan pada pelayanan UKP ditelusuri dan ditindaklanjuti di tingkat
keluarga dan masyarakat guna mencari dan mengatasi penyebab
maupun mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut. Demikian pula
apabila dalam kegiatan UKM ditemukan kasus penyakit yang
memerlukan tata laksana perorangan, maka kasus tersebut dirujuk ke
pelayanan UKP untuk mendapatkan penatalaksanaan lebih lanjut.

Upaya Kesehatan di Puskesmas meliputi:


1. UKM Tingkat Pertama
UKM tingkat pertama yang diselenggarakan oleh Puskesmas terdiri
dari:
a) UKM Esensial
UKM esensial merupakan UKM yang harus diselenggarakan oleh
setiap Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar

6
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

pelayanan minimal Kabupaten/Kota bidang kesehatan. UKM


esensial di Puskesmas meliputi 5 upaya:
1) Pelayanan promosi kesehatan;
2) Pelayanan kesehatan lingkungan;
3) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
(KIA-KB);
4) Pelayanan gizi; dan
5) Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

b) UKM Pengembangan
UKM Pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat
yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif
dan/atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan,
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan
wilayah kerja, dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
masing Puskesmas. UKM Pengembangan dapat berupa:
1) Pelayanan kesehatan jiwa;
2) Pelayanan kesehatan gigi masyarakat;
3) Pelayanan kesehatan tradisional dan komplementer;
4) Pelayanan kesehatan kerja;
5) Pelayanan kesehatan olahraga;
6) Pelayanan kesehatan indera;
7) Pelayanan kesehatan lanjut usia (lansia);
8) Pelayanan kesehatan lainnya

2. UKP Tingkat Pertama


UKP tingkat pertama di Puskesmas mengutamakan keselamatan
pasien (patient safety) dengan mengacu pada Standard Operating
Procedure (SOP) dan Standar Pelayanan Medis yang berlaku. UKP
tingkat pertama yang diselenggarakan oleh Puskesmas meliputi:
a. Pelayanan rawat jalan;
b. Pelayanan gawat darurat;
c. Pelayanan satu hari (one day care);
d. Home care; dan/atau

7
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

e. Pelayanan rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan


pelayanan kesehatan.

Pokok Bahasan 2 : Manajemen Upaya Kesehatan di Puskesmas


a. Perencanaan Upaya Kesehatan
1. Penyediaan data dan informasi Puskesmas
a) Data penduduk dan sasaran program kesehatan
b) Data umum: peta administrasi, demografi, dan sosial-ekonomi
wilayah kerja Puskesmas, data indeks keluarga sehat
c) Data sumber daya:
 Sumber daya Puskesmas: tenaga kesehatan, anggaran,
sarana prasarana, peralatan, obat dan vaksin, dll.
 Sumber daya lintas sektor: PLKB, TP PKK, sekolah, kader
kesehatan, tokoh masyarakat/agama, penentu kebijakan
sektor lain di tingkat kecamatan dan desa/kelurahan
d) Data kesakitan dan kematian periode sebelumnya
e) Data cakupan upaya kesehatan periode sebelumnya
f) Informasi kebijakan terkini bidang kesehatan, misal:
 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2015-2019
 Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan
Tahun 2015-2019
 Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
 Program Indonesia Sehat melalui pendekatan Keluarga
Sehat

2. Analisis data dan informasi


a) Pelaksana : Seluruh staf Puskesmas dan jaringannya di
bawah koordinasi Kepala Puskesmas
b) Waktu pelaksanaan : akhir tahun anggaran untuk penyusunan
perencanaan tahun berikutnya
c) Metode : Analisis kualitatif dan kuantitatif yang interpretasinya
dilakukan secara deskriptif dalam bentuk tabel maupun grafik.
d) Luaran :

8
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

 Ditemukenalinya keunggulan, kelemahan, peluang, dan


ancaman dalam pelaksanaan upaya kesehatan pada
periode sebelumnya.
 Dihasilkannya rumusan atau kesimpulan untuk bahan
pertimbangan dalam menyusun Rencana Usulan
Kegiatan (RUK) dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
(RPK).

3. Penentuan target upaya kesehatan


Target upaya kesehatan di Puskesmas untuk tahun berikutnya
dapat ditentukan melalui beberapa metode, yaitu:
a) Target upaya kesehatan per Puskesmas telah ditetapkan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
b) Target upaya kesehatan ditentukan secara mandiri oleh
Puskesmas melalui perkiraan matematis terhadap
kemungkinan pencapaian target maupun berdasarkan
prestasi terbaik yang pernah dicapai oleh Puskesmas.
Penentuan target harus mempertimbangkan ketersediaan
sumber daya di Puskesmas maupun lintas sektor.
4. Penyusunan dan pengusulan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
dan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Tahunan Upaya
Kesehatan

b. Penggerakan dan Pelaksanaan Upaya Kesehatan


 Penggerakan
Penggerakan upaya kesehatan di Puskesmas dilaksanakan
melalui forum Lokakarya Mini Bulanan dan Lokakarya Mini
Tribulanan Lintas Sektor. Tata cara penyelenggaraan lokakarya
mini Puskesmas selengkapnya dimuat dalam Pedoman
Manajemen Umum Puskesmas.

Kegiatan-kegiatan utama pada forum Lokakarya Mini Puskesmas


meliputi:

9
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

a) Analisis hasil surveilans dan pemantauan wilayah setempat


Salah satu kegiatan utama dalam Lokakarya Mini yang terkait
dengan manajemen program adalah pembahasan hasil
surveilans atau pemantauan wilayah setempat status
kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Dalam
forum lokakarya mini, setiap pengelola upaya kesehatan di
Puskesmas memaparkan hasil surveilans dan pemantauan
wilayah setempat untuk didiskusikan bersama lintas
pengelola program (pada Lokakarya Mini Bulanan) dan lintas
sektor (pada Lokakarya Mini Tribulanan).

Hal-hal yang didiskusikan antara lain:


 Hasil pencapaian upaya kesehatan pada bulan
sebelumnya
 Target pencapaian upaya kesehatan pada bulan
berikutnya
 Identifikasi masalah dan akar masalah yang menjadi
hambatan pada bulan sebelumnya
 Alternatif solusi untuk mengatasi tantangan yang
ditemukenali
 Dukungan lintas program dan lintas sektor yang
diharapkan untuk mencapai target program
 Kegiatan inovasi atau best practice yang dilakukan
Puskesmas atau ditemukan di masyarakat terkait upaya
kesehatan

b) Sosialisasi informasi terkini


Forum lokakarya mini Puskesmas juga seyogianya
dimanfaatkan untuk sosialisasi dan ajang berbagi informasi
terkini terkait program-program kesehatan masyarakat, antara
lain:
 Sosialisasi kebijakan kesehatan terkini, seperti sosialisasi
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat melalui Pendekatan
Keluarga Sehat, sosialisasi Prioritas Penggunaan Dana

10
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

Desa, sosialisasi Dana BOK dan Jaminan Persalinan,


sosialisasi Akreditasi Puskesmas, dll.
 Ajang berbagi hasil pelaksanaan kegiatan pertemuan
teknis atau pelatihan upaya kesehatan.
Luaran:
 Pemahaman seluruh jajaran Puskesmas dan jaringannya
akan kebijakan dan program kesehatan terkini
 Kesepakatan lintas program dan/atau lintas sektor untuk
kesuksesan pelaksanaan upaya kesehatan (who does
what)
 Rencana pelaksanaan kegiatan (plan of action) upaya
kesehatan untuk bulan berikutnya

 Pelaksanaan upaya kesehatan


Sejalan dengan fungsi Puskesmas, upaya kesehatan di
Puskesmas dilaksanakan menurut UKM tingkat pertama dan UKP
tingkat pertama. UKM Tingkat Pertama terdiri dari :
a) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
1) Tujuan:
Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah merupakan
bagian dari pelayanan kesehatan paripurna yang diberikan
kepada pasien, dimana Kegiatan atau serangkaian
kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi maupun sosial guna mencegah penyakit dan atau
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor risiko
lingkungan.
Kegiatan pelayanan kesehatan lingkungan mengacu pada
Permenkes 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaran
Penyehatan Lingkungan di Puskesmas. Pelaksanaannya
dilakukan dalam tahapan konseling, inspeksi kesehatan
lingkungan dan intervensi kesehatan lingkungan.

11
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

2) Sasaran:
Pasien yang menderita sakit dan atau gangguan
kesehatan diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan yang
dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelayanan
pengobatan dan atau perawatan. Konseling ini juga dapat
diberikan terhadap keluarga / pihak yang mendampingi jika
kondisi pasien tidak memungkinkan.
Sasaran kegiatan penyehatan lingkungan adalah pangan,
air bersih, sanitasi, jamban keluarga, tempat tempat umum,
perumahan dan lingkungan sehat
3) Garis besar kegiatan:
 Konseling Kesehatan Lingkungan
 Pengawasan dan pembinaan kesehatan lingkungan di
tempat-tempat umum seperti pasar, Puskesmas,
sekolah (SD dan SMP) diwilayah kerjanya.
 Pengawasan kualitas air (PDAM, depot air minum, air
perpipaan yang dikelola masyarakat, dan sumber air
lain yang terlindung)
 Pengawasan dan pembinaan Tempat pengelolaan
makanan (TPM)
 Pengawasan dan pembinaan limbah medis di fasilitas
kesehatan tingkat pertama.
 Pengawasan dan pembinaan lingkungan bersih dan
sehat di permukiman
 Edukasi perubahan perilaku
 Pemicuan 5 (lima) pilar STBM bersama masyarakat
dan sektor lain dalam rangka peningkatan jumlah
kepemilikan sarana.
b) Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana
(KIA-KB)
1) Tujuan:
 Menyiapkan remaja dan pasangan usia subur untuk
menjalani kehidupan reproduksi yang sehat dan
bertanggung jawab;

12
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

 Menyiapkan kesehatan ibu hamil, bersalin, dan nifas


agar mampu melahirkan generasi yang sehat dan
berkualitas;
 Menjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang, dan
terpenuhinya hak kesehatan anak secara optimal
 Mencegah dan mengurangi angka kesakitan dan
kematian ibu, bayi baru lahir, bayi, dan anak balita
 Meningkatkan kesehatan lanjut usia
2) Sasaran : penduduk usia reproduksi dan Pasangan Usia
Subur, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir,
bayi, anak usia di bawah lima tahun (balita), anak usia pra-
sekolah, anak usia sekolah dan remaja, serta lansia.
3) Garis besar kegiatan:
 Pelayanan kontrasepsi/Keluarga Berencana (KB) bagi
Pasangan Usia Subur
 Pelayanan kesehatan reproduksi bagi calon pengantin
 Pelayanan antenatal, termasuk penapisan dan tata
laksana penyakit, pemberian suplementasi gizi, dan
perbaikan status gizi
 Edukasi kesehatan ibu hamil melalui Buku KIA dan
Kelas Ibu Hamil
 Pelayanan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
 Pelayanan ibu nifas, termasuk manajemen laktasi dan
pelayanan KB pasca persalinan
 Perawatan esensial bayi baru lahir, termasuk skrining
hipotiroid kongenital
 Pelayanan kesehatan bayi dan anak balita
menggunakan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM),
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), pemantauan
tumbuh kembang menggunakan panduan SDIDTK
(Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh
Kembang), serta pemberian imunisasi.

13
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

 Edukasi kesehatan anak balita melalui Buku KIA dan


Kelas Ibu Balita
 Penyelenggaraan Usaha Kesehatan Sekolah, termasuk
penjaringan kesehatan dan pemberian imunisasi bagi
anak sekolah
 Pelayanan kesehatan peduli remaja, termasuk
pencegahan penyalahgunaan NAPZA, infeksi menular
seksual, dan masalah kesehatan lainnya
 Surveilans: Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan
Ibu dan Anak (PWS KIA), PWS KB, surveilans kematian
ibu, dan surveilans kesehatan anak.
 Puskesmas menyelenggarakan Gerakan Pelayanan
Santun Lansia, Posyandu Lansia, pengembangan peran
lansia, Home Care dan Long Term Care.
c) Pelayanan gizi
Pelayanan gizi di Puskesmas adalah kegiatan pelayanan gizi
mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas.
1) Tujuan:
Tujuan umum :
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang komprehensif di
Puskesmas yang menjadi dasar bagi pelaksanaan
pelayanan gizi yang bermutu dalam rangka mengatasi
masalah gizi perorangan dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas.
Tujuan Khusus :
- Terlaksananya pelayanan gizi di dalam gedung yang
berkualitas di Puskesmas
- Terlaksananya pelayanan gizi di luar gedung yang
berkualitas di wilayah kerja Puskesmas
- Terlaksananya pencatatan, pelaporan, monitoring dan
evaluasi yang baik di Puskesmas

14
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

2) Sasaran :
Seluruh masyarakat di dalam wilayah kerja Puskesmas
khususnya bayi, balita, anak usia sekolah, remaja putri, ibu
hamil, ibu menyusui, pekerja wanita dan lansia.
3) Garis besar kegiatan:
 Pelayanan gizi rawat jalan bagi individu bermasalah gizi
seperti ibu hamil anemia, ibu hamil KEK, balita kurus,
penderita penyakit tidak menular (antara lain Diabetes
mellitus, hipertensi ) dll melalui proses asuhan gizi
terstandar (PAGT)
 Pelayanan gizi rawat inap pada puskesmas perawatan
melalui proses asuhan gizi terstandar (PAGT). Misalnya
balita gizi buruk dapat dirawat pada puskesmas
perawatan yang mempunyai tim asuhan gizi dan telah
dilatih tata laksana anak gizi buruk (TAGB) serta
mempunyai sarana dan prasarana perawatan yang
memadai untuk anak gizi buruk.
 Edukasi gizi/pendidikan gizi mengacu pada pedoman
gizi seimbang dan sesuai dengan risiko/masalah gizi di
Posyandu, Pusling, institusi pendidikan, kelas ibu, kelas
balita, upaya kesehatan kerja dan lain-lain serta pada
saat kunjungan rumah bagi individu yang mempunyai
masalah gizi (ibu hamil anemia, ibu hamil KEK, balita
kurus dll) melalui pendekatan keluarga
 Konseling ASI dan Pemberian Makanan Bayi dan Balita
(PMBA) kepada ibu hamil dan keluarga ibu yang
mempunyai anak usia 0-24 bulan di Posyandu,
Kelompok Pendukung Ibu (KP-ibu) terintegrasi dengan
program lain dalam kegiatan kelas balita dan Kelas Ibu,
serta konseling pada individu bermasalah (misalnya:
bayi gizi kurang dan baduta kurus) saat kunjungan
rumah dengan pendekatan keluarga.
 Konseling Gizi melalui Pos Pembinaan Terpadu
Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM), diintergrasikan

15
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

ke kegiatan masyarakat yang sudah aktif berjalan baik


antara lain institusi pendidikan, di tempat kerja maupun
di lingkungan tempat tinggal dalam wadah desa, yang
dilakukan minimum 1 (satu) kali dalam sebulan.
 Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan Balita di
Posyandu
 Suplementasi gizi:
- Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A bagi bayi
(6-11 bulan), balita (12-59 bulan) dan ibu nifas
- Pengelolaan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
bagi ibu hamil dan remaja putri
- Pengelolaan Pemberian PMT anak Balita, Ibu hamil
dan PMT anak sekolah
 Edukasi dalam rangka pencegahan anemia pada
remaja putri dan WUS
 Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM) di Pos
Pemulihan Gizi
 Pembinaan Gizi di Institusi meliputi Sekolah, panti,
rumah tahanan/LP, gizi kantin, restoran dan
penyelenggaraan makan banyak lainnya
 Kerjasama lintas sektor (misalnya Badan Ketahanan
Pangan di daerah, Dinas Pertanian, Dinas
Perdagangan, Dinas Pendidikan, PKK, Kecamatan dll)
dan lintas program (misalnya: Kesehatan Lingkungan,
Kesehatan Keluarga, Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit)
 Surveilans gizi:
a. Pemantauan Status Gizi (PSG)
b. Pemantauan wilayah setempat (PWS) gizi, yang
meliputi Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah
Darah (TTD) selama kehamilan, bayi 0-6 bulan
mendapat ASI Ekslusif, pemantauan pertumbuhan
balita, balita kurus mendapat MP ASI, Ibu hamil
Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat PMT,

16
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

remaja putri mendapat TTD, pemberian kapsul


vitamin A bagi bayi (6-11 bulan), balita (12-59
bulan) dan ibu nifas serta pemantauan garam
beriodium di tingkat rumah tangga.
c. Sistem kewaspadaan Dini-Kejadian Luar
Biasa/SKD-KLB Gizi Buruk, pelacakan kasus gizi
buruk
d. Pemantauan Konsumsi Gizi

d. Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

1) Pelayanan terpadu PTM yang dilakukan baik di FKTP maupun Posbindu


PTM adalah penyelenggaraan pencegahan dan pengendalian PTM
yang dilaksanakan secara komprehensif dan terintegrasi melalui Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP).
2) Prioritas program pencegahan dan pengendalian PTM di FKTP adalah:
1) Hipertensi; 2) Stroke; 3) Penyakit Jantung Koroner (PJK); 4) Diabetes
melitus; 5) Obesitas; 6) Kanker leher rahim; 7) Kanker payudara; 8)
Kanker pada anak; 9) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK); 10)
Asma; 11) Gangguan penglihatan dan kebutaan; 12) Gangguan
pendengaran dan ketulian; dan 13) Gangguan fungsional.
3) Tujuan
Pencegahan dan pengendalian PTM adalah upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek
kuratif dan rehabilitatif serta paliatif yang bertujuan untuk menurunkan
angka kesakitan, kecacatan, dan kematian yang dilaksanakan secara
komprehensif, efektif, efisien, dan berkelanjutan.
4) Sasaran
Sasaran meliputi individu dan/atau kelompok masyarakat baik yang
berisiko PTM maupun yang tidak berisiko.
5) Garis besar kegiatan :
a. Promosi Kesehatan
b. Deteksi dini faktor risiko PTM
c. Peningkatan peran serta masyarakat

17
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

d. Penemuan kasus PTM


e. Penanganan kasus PTM
f. Pencatatan dan pelaporan PTM
g. Surveilans terpadu PTM
h. Pemantauan dan penilaian kegiatan P2PTM (Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular)

e.Pelayanan Kesehatan Jiwa


1) Tujuan:
Setiap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) mendapat pelayanan
kesehatan yang sesuai standar
2) Sasaran:
Anak, remaja,dewasa dan usia lanjut

3) Garis besar kegiatan:


 Penyuluhan Kesehatan Jiwa dan Napza di Masyarakat
 Deteksi Dini Masalah Kesehatan Jiwa
 Pelayanan Kesehatan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
 Pemberdayaan Keluarga dan Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ)
 Pencatatan dan pelaporan
 Monitoring dan evaluasi

Pokok Bahasan 3 : Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi


di Puskesmas

a. Penyelenggaraan surveilans kesehatan


Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan berdasarkan Permenkes No 45
Tahun 2014, merupakan prasyarat program kesehatan dan bertujuan
untuk: (1) tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan
penyakit, dan faktor risikonya serta masalah kesehatan masyarakat dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya sebagai bahan pengambilan
keputusan; (2) terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap
kemungkinan terjadinya KLB/Wabah dan dampaknya;(3)
Terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah; dan (4)
dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang
berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan.

18
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

Adapun tujuan dalam epidemiologi yaitu (1) memperoleh gambaran


status kesehatan populasi; (2) menentukan penyebab masalah
kesehatan; (3) mengetahui riwayat alamiah penyakit; (4) melakukan
evaluasi intervensi kesehatan (5) meramalkan terjadinya masalah
kesehatan di populasi; (6) memperoleh gambaran upaya tindakan
preventif, promotif dan kuratif (7) untuk penelitian sejarah riwayat
terjadinya penyakit; (8) mengetahui diagnosis komunitas; (9) mengukur
kinerja pelayanan kesehatan; (10) mengetahui risiko individu dan
peluang; (11) dapat melengkapi gambaran klinik, pola penyebaran
penyakit; (12) Identifikasi sindrom; (13) evaluasi gejala dan tanda; (14)
dapat menganalisa keputusan klinik

Adapun konsep pendekatan epidemiologi adalah host, agent dan


environment yang saling mempengaruhi dalam keseimbangan
ekosistem yang terkait dengan perkembangan masalah kesehatan.

Ukuran-ukuran epidemiologi sebagai berikut:


- Proporsi: digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam
populasi
- Rate : perbandingan antara jumlah kejadian terhadap jumlah
penduduk yang mempunyai risiko terhadap kejadian tersebut yang
menyangkut interval waktu tertentu
- Ratio: Merupakan perbandingan antara 2 kejadian atau 2 hal antara
numerator dan denominator tidak ada sangkut pautnya
- Incident Rate: jumlah kasus baru pada periode waktu tertentu
dibandingkan dengan jumlah populasi yang berisiko dalam waktu
yang sama di kalikan dengan konstanta
- Prevalence Rate: jumlah kasus yg ada pada periode waktu ttt
dibandingkan dengan seluruh populasi pada waktu tertentu dikalikan
dengan konstanta
- Ukuran kematian: (1) Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate
atau CDR); (2) Angka Kematian menurut kelompok umur (ASDR); (3)
Angka kematian karena penyakit tertentu (CSDR) dan (4) Case
Fatality Rate (CFR)

19
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

Pengertian
- Pengertian tentang surveilans kesehatan adalah kegiatan
pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap data
dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan
dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh
dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien
- Pengertian tentang surveilans epidemiologi adalah pengamatan
yang dilakukan secara terus menerus tentang penyakit beserta
determinan/factor risiko dan sebarannya dalam kelompok
masyarakat tertentu untuk upaya pencegahan dan
pengendaliannya.

- Pengertian tentang KLB/Wabah


a) Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau
meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang
bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam
kurun waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat
menjurus pada terjadinya wabah.
b) Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat
secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka dan ditetapkan oleh Menteri

1) Pelaporan rutin
Pelaporan rutin pada puskesmas merupakan dokumen yang tercatat
secara sistematis baik konvensional maupun menggunakan
teknologi komputer yang dilakukan di himpun mingguan, bulanan,
triwulan, semesteran maupun tahunan. Adapun pelaporan rutin ini
dalam surveilans epidemiologi dikenal sebagai data surveilans
berbasis indikator (indicator bassed surveillance). Dahulu sebelum

20
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

diberlakukannya SIP Sistim Informasi Puskesmas) data tersebut


berupa:
- Surveilans Terpadu Penyakit (STP) merupakan laporan
surveilans penyakit harian yang dikompilasi dan dilaporkan
bulanan
- Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
merupakan kegiatan pencatatan dan pelaporan data umum,
sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di Puskesmas
- Laporan Bulanan (LB1: data kesakitan, LB2: data kematian, LB3:
data gizi; KIA; data imunisasi; data pengamatan penyakit
menular, LB4: data obat-obatan)
- Laporan Triwulan (kunjungan puskesmas, yandikdas gilut,
kesling, lab, PKM, PSM, rujukan)
- Laporan W1 : laporan yang dilakukan kurang dari 24 jam apabila
terjadi KLB/Wabah
- Laporan W2 : laporan jumlah kasus baru di puskesmas yang
dilaporkan secara mingguan
- Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon berbasis internet ((SKDR
Website Bassed) merupakan tools pelaporan mingguan dengan
menggunakan SMS sebagai model penyampaian informasi dan
siolah secara sistematis dan dapat digunakan sebagai basis data
mingguan oleh petugas surveilans prov/kab/kota/puskesmas
bahkan semua kalayak

Peran Surveilans dalam memanfaatkan data tersebut untuk


mendukung program kesehatan masyarakat adalah (1) Penetapan
Prioritas; (2) Perencanaan, Implementasi, dan evaluasi (investigasi,
pengendalian dan pencegahan); (3) Pengendalian penyakit menular
KLB; (4) Mempelajari riwayat alamiah penyakit, gambaran klinis, dan
epidemiologi sehingga dapat disusun program pencegahan dan
penanggulangannya, dan (4) Mendapatkan data dasar penyakit dan
faktor risiko, sehingga dapat diteliti kemungkinan pencegahan dan
penanggulangan, dan program nantinya dapat dikembangkan

21
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

2) KLB dan Masalah Kesehatan lainnya

Penetapan/Kriteria KLB pada suatu wilayah:


a) Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya
tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.
b) Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga)
kurun waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut
menurut jenis penyakitnya.
c) Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih
dibandingkan dgn periode sebelumnya dlm kurun waktu jam,
hari atau minggu menurut jenis penyakitnya.
d) Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan
menunjukkan kenaikan 2 (dua) kali atau lebih dibandingkan
dengan angka rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya
e) Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu)
tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada
tahun sebelumnya.
f) Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate)
dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan
50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan
angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya
dalam kurun waktu yang sama.
g) Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru
pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih
dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yg
sama.

Penetapan KLB dilakukan oleh:


a) Kadinkes Kab/Kota, Kadinkes Prov, atau Menteri Kesehatan
dapat menetapkan daerah dalam keadaan KLB, apabila suatu
daerah memenuhi salah satu kriteria diatas.

22
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

b) Kadinkes Kab/Kota atau Kadinkes Prov. menetapkan suatu


daerah dalam keadaan KLB di wilayah kerjanya masing-
masing dengan menerbitkan laporan KLB.
c) Dalam hal Kadinkes Kab./Kota tidak menetapkan suatu
daerah di wilayahnya dalam keadaan KLB, Kadinkes Prov.
dapat menetapkan daerah tersebut dalam keadaan KLB.
d) Dalam hal Kadinkes Prov. atau Kadinkes Kab./kota tidak
menetapkan suatu daerah di wilayahnya dalam keadaan KLB,
Menteri menetapkan daerah tersebut dalam keadaan KLB.

Pencabutan status KLB/Wabah di dapat dilakukan oleh Menteri


Kesehatan, Kadinkes Provinsi dan Kadinkes Kab/Kota apabila
dalam 2 kali masa inkubasi penyakit KLB wilayah tersebut tidak
ditemukan lagi insiden serupa.

- Adapun jenis penyakit menular yang dapat menimbulkan


KLB/Wabah (permenkes 1501 th 2012) ada 17 penyakit : Kolera,
Pes, DBD, Campak, Polio, Difteri, Pertusis, Rabies dan Malaria,
Avian Influenza H5N1, Antraks, Leptospirosis, Hepatitis, Influenza
A baru (H1N1), Meningitis ,Yellow Fever dan Chikungunya

- Pencegahan dan pengendalian


Upaya pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan
cara (1) promosi kesehatan; (2) proteksi spesifik terhadap
penyakit (3) diagnosis dan pengobatan dini.

Upaya penanggulangan bila terjadi KLB/Wabah :


a) Penanggulangan KLB/Wabah dilakukan secara terpadu
oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat.
b) Penanggulangan KLB/Wabah meliputi: (1) Penyelidikan
epidemiologis; (2) Penatalaksanaan penderita yang mencakup
kegiatan pemeriksaan; (3) pengobatan, perawatan dan isolasi
penderita, termasuk tindakan karantina; (4) Pencegahan dan
pengebalan; (5) Pemusnahan penyebab penyakit; (6)
Penanganan jenazah akibat wabah; (7) Penyuluhan kepada
masyarakat; dan (8) Upaya penanggulangan lainnya

23
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

c) Dinkes Kab/Kota harus melakukan upaya penanggulangan


secara dini apabila di daerahnya memenuhi salah satu kriteria
KLB, baik sebelum maupun setelah daerah ditetapkan dalam
keadaan KLB.
d) Upaya penanggulangan secara dini dilakukan kurang dari 24
(dua puluh empat) jam terhitung sejak daerahnya memenuhi
salah satu kriteria KLB.
e) Penetapan suatu daerah dalam keadaan KLB atau suatu
daerah dalam keadaan wabah diperlukan untuk
mempermudah koordinasi dan optimalisasi sumber daya di
bidang kesehatan dalam upaya penanggulangan KLB/Wabah.
f) Sumber daya di bidang kesehatan meliputi segala bentuk
dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi, dan
alat kesehatan serta fasilitas pelayanan kesehatan dan
teknologi.

Upaya pemberantasan terhadap suatu penyakit dilakukan dengan


memutus rantai penularan dengan cara
a) Isolasi dan pengobatan penderita
b) Pemberian profilaksis (profilaksis selektif, masal)
c) Pemberian imunisasi sebagai respon klb (ORI)
d) Karantina
e) Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) – community
setting, healthcare setting
f) Komunikasi risiko

b. Surveilans epidemiologi dalam program upaya Kesmas di dalam gedung

Penyelenggaraan kegiatan di puskesmas berdasarkan Permenkes no


75 tahun 2014 berupa Kegiatan promosi kesehatan, kegiatan kesling,
kegiatan KIA/KB/Imunisasi/Skrining, Kegiatan Gizi, dan Kegiatan
Pengendalian Penyakit Menular (PM) maupun Penyakit Tidak
Menular(PTM)

24
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

1) Monitoring kegiatan surveilans di dalam gedung


Dalam melakukan pemantauan wilayah di dalam gedung dapat
berupa :
- monitoring terhadap penyelenggaraan kegiatan surveilans yaitu
dengan melakukan pengamatan/analisis Data (STP, WI, W2, SIP,
laporan program: KIA, GIZI, TB, Malaria, PTM, dll)
- Pemantauan manajemen logistik, vaksin & obat-obatan mengenai
ketersediaan dan kebutuhan, tatalaksana vaksin dan buffer stock
2) Pembinaan dan pengawasan
Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan di dalam gedung
dengan pendekatan epidemiologi dapat berupa
- Evaluasi kegiatan; dilakukan secara rutin, mengukur kinerja dan
capaian program/sasaran, intervensi, akselerasi maupun
refocusing terhadap sumber daya
- Pembinaan dan pengawasan dengan pendekatan epidemiologi
dapat berupa (1) peningkatan kompetensi di bidang epidemiologi;
(2) peningkatan kinerja antar program; (3) efektifitas analisis data
untuk upaya preventif dalam deteksi dini penyakit potensial
KLB/masalah kesehatan; dan (4) bimbingan teknis di bidang
surveilans epidemiologi.
3) Diseminasi Informasi Epidemiologi
Diseminasi informasi dapat berupa penerbitan bulletin kesehatan
mingguan, bulanan atau media cetak lainnya yang digunakan untuk
sharing informasi guna melakukan edukasi khususnya di bidang
epidemiologi.
Untuk basis data yang digunakan pada kegiatan surveilans di dalam
gedung lebih banyak menggunakan data surveilans berbasis
indicator.

c) Surveilans epidemiologi dalam program upaya Kesmas di luar gedung


1) Monitoring kegiatan surveilans di luar gedung
Monitoring kegiatan dapat berupa
- kunjungan rutin ke wilayah kerja (pengendalian vector, posyandu,
dll),

25
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

- melakukan surveilans aktif dalam rangka pencarian/penambahan


kasus penyakit tertentu untuk menguatkan dugaan adanya
peningkatan kasus maupun factor risiko
- Penyelidikan epidemiologi dan pemberian profilaksis pada kasus
kontak, dan
- Komunikasi risiko
2) Pembinaan, pengawasan dan pelaporan
Agar pelaksanaan kegiatan surveilans diluar gedung menjadi
maksimal
- peningkatan kompetensi tenaga surveilans di bidang penguatan
penyelidikan epidemiologi.
- Di samping itu dalam mendukung keluarga sehat maka
melibatkan unsur keluarga sebagai fungsi deteksi dini terhadap
suatu penyakit atau masalah kesehatan (missal: menunjuk salah
satu keluarga sebagai juru pemantau jentik, memberdayakan
keluarga sebagai pengawas minum obat pada saat pemberian
profilaksis, dsb)
- Peningkatan jejaring kemitraan dengan berbagai unsur (lintas
sector, tokoh masyarakat, LSM, OP, dsb)

Hal ini merupakan salah satu factor yang menentukan keberhasilan


dalam pencegahan dan pengendalian KLB/Wabah dan masalah
kesehatan lainnya. Adapun basis data yang digunakan untuk
kegiatan surveilans di luar gedung lebih memanfaatkan data
berbasis kejadian (Event Bassed Surveillance)

Seluruh upaya yang dilakukan Puskesmas melalui program-program


kesehatan berfokus pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Puskesmas dengan kewenangan wilayahnya harus mampu mengerahkan
segala potensi sumber daya yang ada untuk mewujudkan masyarakat
sehat. Saat ini pendekatan yang dilakukan memiliki target intervensi di
keluarga, dengan 12 indikator pendekatan keluarga yang digunakan untuk
menilai indeks kesehatan keluarga. Puskesmas yang memiliki kewajiban
pada pelayanan UKP dan UKM tetap memperhatikan intervensi individual

26
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

sebagai bentuk intervensi spesifik. Dan penjangkauan individu tidak


dilakukan hanya di dalam gedung, namun juga dengan penjangkauan di
luar gedung dengan pendekatan keluarga, bukan hanya kunjungan
keluarga.
Puskesmas yang baik harus mampu membuat warganya menjadi sehat.
Bukanlah suatu kebanggaan jika Puskesmas ramai oleh pasien, tetapi
menjadi kebanggaan jika di wilayah Puskesmas masyarakatnya sehat. Dan
boleh menjadi kebanggaan jika yang datang ke Puskesmas adalah
masyarakat sehat yang melakukan pemeriksaan rutin dan atau pasien
yang melakukan kontrol pengobatannya.
Pencapaian kesehatan masyarakat yang dapat dilihat dari indikator
keluarga sehat mendukung tercapainya Standar Pelayanan Minimal (SPM).
Sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah daerah mulai dari tingkat
kabupaten/kota dan provinsi, SPM mewajibkan pencapaian ke 12 indikator
kesehatan untuk seluruh masyarakatnya.
Membentuk perilaku masyarakat sehat dilakukan oleh seluruh
komponen masyarakat. Program kesehatan yang dikelola oleh Puskesmas,
dengan kepemimpinan Kepala Puskesmas diharapkan mampu
mewujudkan masyarakat sehat.

27
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

Penugasan 1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat

Diskusi Kelompok

PETUNJUK DISKUSI:
1. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok
2. Tugas kelompok :
- Kelompok 1, Mendiskusikan ruang lingkup, tujuan dan tahap kegiatan
Pendekatan upaya kesehatan di Puskesmas (Siklus kehidupan,
Pendekatan keluarga, Integrasi program) melalui UKM dan UKP
- Kelompok 2, mendiskusikan Tujuan, Tahapan kegiatan serta
penyelenggaraan Manajemen Upaya Kesehatan di Puskesmas
meliputi : Perencanaan, Penggerakan Pelaksanaan, Pengawasan,
Pengendalian, dan Penilaian
- Kelompok 3, Surveilans
3. Masing-masing kelompok merumuskan hasil diskusinya dalam bentuk
power point untuk presentasi.
4. Waktu diskusi Kelompok : 30 menit
5. Waktu presentasi setiap kelompok mempresentasikan hasilnya selama 20
menit, dan 10 menit untuk tanggapan kelompok lainnya. Jadi waktu
presentasi total setiap kelompok menghabiskan waktu 30 menit
6. Fasilitator memberikan masukan 5 menit pada setiap kelompok.
7. Pembulatan fasilitator 15 menit

Waktu keseluruhan untuk diskusi dan presentasi serta pembulatan


Fasilitator : 140 menit

28
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

Penugasan 2. Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi di Puskesmas

DISKUSI KELOMPOK
PETUNJUK DISKUSI KELOMPOK :
1. Peserta dibagi menjadi 6 kelompok ( Pok.1 s.d 6 ), tentukan ketua,
sekretaris dan penyaji
2. Tugas kelompok :
- Masing-masing menyiapkan data rutin/profil/KLB minimal 2 th
- Kelompok yang tidak membawa data dapat menggunakan data SKDR
online alamat http://skdr.surveilans.org
- Topik masing-masing kelompok ditentukan oleh fasilitator dengan
pendekatan UKM & UKP (4 kelompok UKM; 2 kelompok UKP)
- Dalam diskusi kelompok pokok bahasannya sbb: latar belakang, tujuan,
etiologi penyakit yang dipilih/ditentukan, kurva epidemiologi, sebaran
wilayah, potensi masalah kesehatan/ faktor risiko (bila dimungkinkan)
serta rencana tindak lanjut

3. Masing-masing kelompok untuk merumuskan hasil diskusinya dalam bentuk


power point untuk presentasi.
4. Waktu diskusi Kelompok: 30 menit
5. Penyajian kelompok dilakukan secara panel presentasi
6. Waktu presentasi setiap kelompok mempresentasikan hasilnya selama 10
menit, dan 5 menit untuk tanggapan kelompok lainnya. Jadi waktu
presentasi total setiap kelompok menghabiskan waktu 30 menit
7. Fasilitator memberikan masukan disetiap sesi panel selama 10 menit.

29
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

7 RANGKUMAN

Manajemen Upaya Pelayanan Kesehatan di Puskesmas terdiri dari 2 hal,


yaitu:

1. Pendekatan Pelayanan di Puskesmas:


a. Continuum of care across life cycle
b. Pendekatan keluarga sehat
c. Komprehensif terintegrasi
2. Upaya Kesehatan di Puskesmas
a. Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama: esensial dan
pengembangan
b. Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama

Manajemen Upaya Pelayanan Kesehatan di Puskesmas terdiri dari 3 langkah


yaitu :
1. Perencanaan upaya kesehatan
a. Penyediaan data dan informasi
b. Analisis data dan informasi
c. Penyusunan rencana lima tahunan
d. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan
2. Penggerakan dan pelaksanaan upaya kesehatan
a. Penggerakan upaya kesehatan: analisis hasil surveilans dan PWS serta
sosialisasi informasi terkini dalam forum Lokakarya Mini Puskesmas
b. Pelaksanaan upaya kesehatan: deskripsi tujuan, sasaran, dan garis
besar kegiatan setiap upaya kesehatan di Puskesmas (UKM esensial,
UKM pengembangan, UKP)
3. Pengawasan, pengendalian, dan penilaian keberhasilan upaya kesehatan
a. Pengawasan dan pengendalian:

30
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

1) Peran Penanggung Jawab Program di Dinkes Kab/Kota,


Penanggung Jawab Program di Dinkes Provinsi, serta Direktorat
Teknis di Kemenkes dalam pengawasan dan pengendalian upaya
kesehatan di Puskesmas
2) Peran Kepala Puskesmas
b. Penilaian keberhasilan upaya kesehatan di Puskesmas
1) Perbandingan hasil cakupan upaya kesehatan dengan target
2) Penyajian tren kesakitan dan kematian antarwaktu
3) Penghitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS)

8 DAFTAR PUSTAKA
1. PP Nomor 33 Tahun 2012 tentang ASI Eksklusif
2. Perpres Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan
Perbaikan Gizi
3. Permenkes 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas
4. Permenkes 23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi
5. Permenkes 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
6. Permenkes 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum
Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan
Seksual
7. Permenkes 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
8. Permenkes 39 Tahun 2016 tentang Keluarga Sehat
9. Permenkes 25 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pemeriksaan
Laboratorium Untuk Ibu Hamil, Bersalin, Dan Nifas Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dan Jaringan Pelayanannya
10. Permenkes 66 Tahun 2014 tentang Pemantauan Pertumbuhan,
Perkembangan, dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak

31
Materi Inti 4. Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
Pusat Pelatihan BPPSDMK Bekerjasama dengan Unit Utama Eselon 1 di lingkungan Kementerian Kesehatan

11. Permenkes 53 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Neonatal


Esensial
12. Permenkes 78 Tahun 2014 tentang Skrining Hipotiroid Kongenital
13. Permenkes 68 Tahun 2014 tentang Kewajiban Pemberi Layanan
Kesehatan Untuk Memberikan Informasi Atas Adanya Dugaan Kekerasan
Terhadap Anak
14. Permenkes 70 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Manajemen Balita
Sakit Berbasis Masyarakat
15. Permenkes 51 Tahun 2013 tentang Pedoman Pencegahan, Penularan
HIV dari Ibu ke Anak
16. Kepmenkes 284/MENKES/SK/III/2004 tentang Buku KIA
17. Permenkes 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
18. Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Tahun 2014
19. Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar Tahun 2015
20. UU No 24 th 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
21. UU No 36 th 2009 tentang Kesehatan
22. PP No 40 th 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
23. PP No 38 th 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
24. PP No 72 th 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
25. PMK No 2 th 2013 tentang KLB Keracunan Pangan
26. PMK No 45/2014 ttg Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan.
27. PMK No. 1479/2003 ttg Pedoman Penyelenggaraan STP.
28. KMK No. 949/2004 ttg Pedoman Penyelenggaraan SKD KLB
29. PMK No. 741/2008 ttg SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
30. PMK No. 1501 tahun 2010 ttg Jenis penyakit menular tertentu yang dapat
menimbulkan wabah dan upaya penanggulangan.
31. PMK No 82 tahun 2014 ttg Pengendalian penyakit menular
32. International Health Regulation, 2005

32

Anda mungkin juga menyukai