MI 3c1
MANAJEMEN SUMBER DAYA PADA
SUMBER DAYA MANUSIA
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
DAFTAR ISI
5 LANGKAH-LANGKAH ………………………………………. 3
PEMBELAJARAN
7 RANGKUMAN ………………………………………. 30
1 DESKRIPSI
SINGKAT
Pelayanan kesehatan yang berkualitas sangat bergantung pada faktor fundamental
manajemen SDM. Pencapaian pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah
perencanaan yang baik dan tertata rapi, pelaksanaan yang sesuai dengan
perencanaan, penunjang kegiatan yang memadai, pencatatan dan pelaporan yang
tepat. Pencapaian tersebut sangat terkait dengan faktor manajemen SDM yang baik
khususnya pada puskesmas akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan
pelayanan.
Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan instansi, aparatur dan
masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsur-unsur
manajemen akan dapat ditingkatkan.
Sistem kesehatan secara umum memiliki 4 komponen penting, salah satunya adalah
sumber daya manusia kesehatan (SDMK), yang termasuk dalam sub sistem sumber
daya. Tanpa ketersediaan SDM Kesehatan dan jika efektifitas SDMK tidak dikelola
dengan seksama, maka tujuan dari keberadaan sistem kesehatan tidak akan
tercapai. Tantangan pada aspek SDM Kesehatan masih sangat besar dan nyata,
terutama pada aspek kuantitas, kualitas, dan pemerataannya.
Dari berbagai aspek manajemen SDM, pada kurikulum pelatihan ini menitikberatkan
pada perencanaan SDM Kesehatan sebagai tenaga strategis yang memberi jaminan
kelangsungan pelaksanaan pelayanan di puskesmas. Perencanaan kebutuhan
SDMK penting dilakukan karena akan menjadi acuan untuk pemenuhan, redistribusi,
maupun pengadaan SDMK serta untuk menetapkan kebijakan dalam pengelolaan
SDMK secara menyeluruh.
1
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
2 TUJUAN
PEMBELAJARAN
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan Perencanaan SDM
Kesehatan di Puskesmas
POKOK BAHASAN
3 & Sub Pokok
Bahasan
Ada 3 pokok bahasan pada modul Perencanaan Kebutuhan SDM Puskesmas, yaitu:
2
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
4 BAHAN AJAR
Modul Manajemen Sumberdaya
5 LANGKAH LANGKAH
PEMBELAJARAN
Langkah 1. Pengkondisian (15 menit)
Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran, metode yang digunakan,
mengapa modul/materi ini diperlukan dalam pelatihan Manajemen
Puskesmas, serta keterkaitan dengan materi sebelumnya.
Fasilitator memberi kesempatan kepada peserta yang sudah mempunyai
pengalaman dalam melaksanakan penilaian kinerja puskesmas untuk
menyampaikan pengalamannya.
Peserta lain diminta untuk memberi tanggapan.
3
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
6 URAIAN MATERI
Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan nasional (SKN)
mengelompokkan pengelolaan kesehatan ke dalam beberapa sub sistem dimana
salah satunya adalah sub sistem SDM Kesehatan yang merupakan bentuk dan cara
penyelenggaraan upaya pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan
meliputi upaya perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, serta pembinaan dan
pengawasan SDMK kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan guna mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Tujuan dari penyelenggaraan sub sistem SDM kesehatan adalah tersedianya SDM
kesehatan yang kompeten sesuai kebutuhan yang terdistribusi secara adil dan
merata serta didayagunakan secara optimal. SKN harus dilaksanakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan atau masyarakat sebagaimana ditegaskan
dalam pasal 4 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional.
4
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
Perencanaan SDMK dapat memberikan beberapa manfaat baik bagi unit organisasi
maupun bagi pegawai. Manfaat-manfaat tersebut antara lain:
1. Manfaat bagi institusi
a. bahan penataan/penyempurnaan struktur organisasi;
b. bahan penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;
c. bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja;
d. bahan sarana peningkatan kinerja kelembagaan;
e. bahan penyusunan standar beban kerja; jabatan/kelembagaan;
f. penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan beban
kerja organisasi;
g. bahan perencanaan mutasi pegawai dari unit yang berlebihan ke unit yang
kekurangan;
h. bahan penetapan kebijakan dalam rangka peningkatan pendayagunaan
sumber daya manusia.
2. Manfaat bagi wilayah
a. Bahan perencanaan distribusi;
b. Bahan perencanaan redistribusi (pemerataan);
c. Bahan penyesuaian kapasitas produksi;
d. Bahan pemenuhan kebutuhan SDMK;
e. Bahan pemetaan kekuatan/potensi SDMK antar wilayah;
f. Bahan evaluasi dan penetapan kebijakan pemerataan, pemanfaatan, dan
pengembangan SDMK.
5
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
Hasil perencanaan kebutuhan SDM kesehatan dapat dijadikan dasar usulan formasi
melalui jalur formasi calon pegawai negeri sipil. Selain melakukan perencanaan
SDM kesehatan pemerintah daerah kabupaten/ kota berdasarkan Peraturan Kepala
Badan kepegawaian Negara Nomor 37 tahun 2011 tentang Pedoman Penataan
Pegawai Negeri Sipil diwajibkan melakukan penataan SDM termasuk SDM
Kesehatan di lingkungan nya untuk memperoleh sumberdaya manusia yang tepat
baik secara kuantitas, kualitas, komposisi, dan distribusinya secara proporsional.
Hingga saat ini masih ada puskesmas yang belum terpenuhi kebutuhan tenaganya
sesuai dengan standar ketenagaan minimal yang ditetap sesuai dengan
Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
6
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
Tabel 1
Standar Ketenagaan Puskesmas
Puskesmas
kawasan Terpencil
Puskesmas dan Sangat
Puskesmas Kawasan Kawasan Terpencil
No. Jenis Tenaga Perkotaan Pedesaan
Non RI RI Non RI RI Non RI RI
1 Dokter atau dokter 1 2 1 2 1 2
layanan primer
2 Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3 Perawat 5 8 5 8 5 8
4 Bidan 4 7 4 7 4 7
5 Tenaga 2 2 1 1 1 1
Kesmas
6 Tenaga kesling 1 1 1 1 1 1
7 Ahli teknologi Lab. 1 1 1 1 1 1
medik
8 Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9 Tenaga kefarmasian 1 2 1 1 1 1
10 Tenaga Adminintrasi 3 3 2 2 2 2
11 Pekarya 2 2 1 1 1 1
Jumlah 22 31 19 27 19 27
Keterangan:
Standar ketenagaan sebagaimana tersebut diatas:
1) merupakan kondisi minimal yang diharapkan agar Puskesmas dapat
terselenggara dengan baik.
2) belum termasuk tenaga di Puskesmas Pembantu dan Bidan Desa.
7
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
pokok dan fungsinya. Metode ini digunakan untuk menghitung semua jenis
SDMK.
1. LANGKAH 1
Menetapkan Fasyankes dan Jenis SDMK
Contoh:
Tabel 1a
Penetapan Faskes dan Jenis SDMK
(Contoh: Puskesmas)
Data dan informasi Faskes, Unit / Instalasi, dan jenis SDMK dapat
diperoleh dari:
8
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
2. LANGKAH 2
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)
Waktu Kerja Tersedia (WKT) adalah waktu yang dipergunakan oleh SDMK
untuk melaksanakan tugas dan kegiatannya dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun
Dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 telah ditentukan jam
kerja instansi pemerintah 37 jam 30 menit per minggu, baik untuk yang 5
(lima) hari kerja ataupun yang 6 (enam) hari kerja sesuai dengan yang
ditetapkan Kepala Daerah masing-masing.
Berdasarkan Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun
2011 tentang Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai Negeri
Sipil, Jam Kerja Efektif (JKE) sebesar 1200 jam per tahun. Demikian juga
menurt Permen PA-RB No. 26 tahun 2011, Jam Kerja Efektif (JKE)
sebesar 1200 jam per tahun atau 72000 menit per tahun baik 5 hari kerja
maupun 6 hari kerja.
Tabel 2
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) dalam 1 tahun
JKE (Jam Kerja Efektif) akan menjadi alat pengukur dari beban kerja yang
dihasilkan setiap Faskes.
3. LANGKAH 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok dan Tugas
Penunjang) dan Norma Waktu
Komponen beban kerja adalah jenis tugas dan uraian tugas yang secara
nyata dilaksanakan oleh jenis SDMK tertentu sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi yang telah ditetapkan
Norma Waktu adalah rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh seorang SDMK
yang terdidik, terampil, terlatih dan berdedikasi untuk melaksanakan suatu
kegiatan secara normal sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku di
fasyankes bersangkutan.
9
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
Penetapan Komponen Beban Kerja (Tugas Pokok) dan Norma Waktu dapat
dilihat dalam penentuan Komponen Beban Kerja pada Bidan Puskesmas,
sebagai berikut:
Contoh:
Tabel 3
Menetapkan Komponen Beban Kerja dan Norma Waktu
(contoh: tugas jabatan Bidan Puskesmas)
4. LANGKAH 4
10
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
Rumus SBK
Tujuan :
Dihasilkannya SBK SDMK untuk setiap kegiatan pokok.
Data dan informasi dapat diperoleh dari:
a. Data WKT diperoleh dari Langkah 2
b. Data Norma Waktu atau Rata-rata Waktu setiap kegiatan pokok diperoleh
dari Langkah 3
Langkah-langkah perhitungan Standar Beban Kerja (SBK) sebagai berikut:
a. Pengisian data Jenis tugas, Kegiatan, Norma Waktu, dan Waktu Kerja
Tersedia / WKT, diambil dari tabel 2 dan tabel 3.
b. Selanjutnya menghitung SBK SBK = WKT : Norma Waktu
(7) = (6) / (4)
Contoh:
Tabel 4
Menetapkan Standar Beban Kerja (SBK)
5. LANGKAH 5
Menghitung Standar Tugas Penunjang (STP) dan Faktor Tugas Penunjang
(FTP)
Tugas Penunjang adalah tugas untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan baik
yang terkait langsung atau tidak langsung dengan tugas pokok dan fungsinya
yang dilakukan oleh seluruh jenis SDMK.
Faktor Tugas Penunjang (FTP) adalah proporsi waktu yang digunakan untuk
menyelesaikan setiap kegiatan per satuan waktu (per hari atau per minggu atau
per bulan atau per semester).
11
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
Standar Tugas Penunjang adalah suatu nilai yang merupakan pengali terhadap
kebutuhan SDMK tugas pokok
6. LANGKAH 6
Menghitung Kebutuhan SDMK
Capaian (1 th)
Kebutuhan SDMK X STP
=12 Standar Beban Kerja
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
Contoh:
Tabel 6
Perhitungan Kebutuhan SDMK (Bidan) Puskesmas "A"
Tahun 2013
Keterangan :
1) Jumlah kebutuhan SDMK tugas pokok (Bidan) = Jumlah kebutuhan
SDMK untuk melaksanakan seluruh kegiatan tugas pokok.
2) Jumlah kebutuhan SDMK seluruhnya = (Jumlah Kebutuhan SDMK Tugas
Pokok x STP), kemudian dilakukan pembulatan.
3) Untuk perhitungan Total Kebutuhan SDMK (Bidan) masing-masing
Puseksmas se Kabupaten/kota “X” dilakukan dengan cara yang sama
(Puskesmas “B”, “C”, “D”, s/d Puskesmas “M”).
Contoh:
Tabel 7
Rekapitulasi Kebutuhan SDMK (contoh: Bidan) berdasarkan ABK Kes
di Puskesmas “A” Tahun 2013
Kesenjanga
Jumlah Jumlah n SDMK Keadaa
No. Jenis SDMK SDMK SDMK yang n
saat ini seharusnya (6) = (5) - (
4)
(1) (2) (4) (5) (6) (7)
1 Dokter Umum 1 1 0 Sesuai
13
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
2 Perawat 3 5 -2 Kurang
3 Bidan 4 6 -2 Kurang
4 Tenaga Kesling 1 1 0 Sesuai
5 Tenaga Gizi 1 1 0 Sesuai
6 Tenaga Teknis kefarmasian 1 1 0 Sesuai
7 Tenaga Kesehatan Sesuai
masyarakat 1 1 0
8 Tenaga Keteknisan medis 1 1 0 Sesuai
9 Tenaga Keterapian fisik 1 1 0 Sesuai
10 Tenaga laboratorium 1 1 0 Sesuai
11 Tenaga administrasi tata
usaha 1 1 0 Kurang
12 Pengemudi 1 1 0 Sesuai g
Puskesmas “A” 17 21 -4 Kurang
14
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
Melihat kondisi diatas, maka dapat dilakukan tindak lanjut sebagai berikut:
a. Melakukan redistribusi SDMK (Bidan) antar Puskesmas di Kab/kota “X”,
dari Puskesmas-Puskesmas yang kelebihan ke Puskesmas-Puskesmas
yang kekurangan SDMK (Bidan)
b. Meningkatkan kinerja bagi Puskesmas-Puskesmas yang kelebihan
SDMK (Bidan) sehingga kualitas dan kuantitas capaian meningkat.
c. Dengan adanya penambahan SDMK (Bidan) pada Puskesmas yang
kekurangan SDMK, maka akan terjadi peningkatan kualitas dan
kuantitas capaian kinerja.
d. Melakukan usulan alokasi formasi kebutuhan SDMK (Bidan) kepada
Pemerintah Daerah untuk diterukan ke Kementerian PANRB.
e. Melaporkan peta distribusi SDMK di daerahnya kepada baik Pemda
Kab/kota, Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Pusat sebagai bahan
masukan untuk kebijakan SDMK.
15
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
16
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
Salah satu tugas pokok kepala puskesmas adalah mengatur pekerjaan staf yang
diperbantukan kepadanya.Kepala puskesmas harus mengerti visi dan
misi Puskesmas yang dipimpinnya danmampu mengajak staf Puskesmas
menerjemahkan visi dan misi organisasi dalamrencana strategis puskesmas dan
rencana operasional masing–masing program.Seorang pimpinan puskesmas harus
menjabarkan secara operasional visi dan misipuskesmas ke dalam kegiatan yang
akan dilaksanakan oleh staf puskesmas untukmencapai tujuan pelayanan
puskesmas.
Langkah-Langkah Pengorganisasian
17
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
Terkait dengan kemampuan yang perlu dimiliki oleh kepala puskesmas maka
mereka harus mengetahui fungsi pengorganisasia dalam puskemas, yaitu
bagaimana
1. Mengatur orang–orang yang merupakan staf atau tim kerja nya di puskemas
2. Mengatur kegiatan yang harus dilaksanakan atau yang menjadi tanggung jawab
puskesmas. Jika diperhatikan tugas puskesmas sesuai dengan amanat
Permenkes 75 tahun 2014 sangatlah banyak, itu tugas utama selain itu
puskesmas acapkali mendapatkan tugas-tugas tambahan yang juga penting.
3. Mengadakan pembagian kerja. (uraian tugas), pembagian tugas menjadi penting
karena tugas yang harus dikerjakan di puskesmas masing-masing harus
ditentukan penanggung jawabnya artinya setiap tugas menjadi tanaggung jawab
anggota puskesmas.
4. Menempatkan orang–orang dalam organisasi. Untuk penempatan tenaga yang
ada di puskesmas sesungguhnya tidaklah rumit apabila jenis dan jumlah tenaga
sesuai dengan kebutuhan namun kondisi nyata bahwa sangat langka puskesmas
yang memiliki tenaga sesuai dengan kebutuhan. Sesulit apapun pembagian
tugas pada staf di puskesmas hal penting yang harus diperhatikan adalah
menempatkan tenaga sesuai dengan kompetensinya,
Latihan:
Diskusikan secara kelompok:
Masalah apa saja yang seringkali terjadi dalam pengorganisasian SDM di
puskesmas
18
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
19
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
20
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
pada peta standar kompetensi masing – masing instansi sesuai dengan struktur
organisasi dan tata kerja (SOTK) yang telah ditetapkan. Setelah melakukan
pengkajian pada masing-masing instansi dapat mengetahui :
a. Gambaran peta kompetensi sesuai tugas dan fungsi yang melekat
pada instansi yang bersangkutan
b. Gambaran elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja pada setiap
unit kompetensi yang melekat pada tugas dan fungsi masing –
masing unit kerja dalam suatu instansi
c. Kebutuhan pelatihan pada masing-masing unit kerja dalam instansi
Dalam menyusun rencana pengembangan kompetensi dilakukan Analisis
Kesenjangan Kompetensi yakni dilakukan dengan membandingkan profil
kompetensi dengan standar kompetensi jabatan yang diduduki, serta melakukan
Analisis Kesenjangan Kinerja yakni dilakukan dengan membandingkan hasil
penilaian kinerja dengan target kinerja jabatan yang diduduki.
1) Seminar
2) Workshop/Lokakarya
21
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
4) Magang
5) Kursus
6) Penataran
Pengertian penataran (upgrading) ialah suatu usaha atau
kegiatan yang bertujuan untuk meninggikan atau
meningkatkan taraf ilmu pengetahuan dan kecakapan para
pegawai ASN sehingga dengan demikian keahliannya
bertambah luas dan mendalam.
7) Pertukaran karyawan di Intansi lain
Pertukaran pegawai adalah merupakan salah satu metode
peningkatan kompetensi dengan menugaskan pegawai pada
tempat kerja tertentu di instansi lain untuk meningkatkan dan
memperbaiki kompetensi pegawai.
8) E-Learning
E-learning merupakan pembelajaran yang memanfaatkan
jaringan internet, sehingga proses pembelajaran dapat
dilakukan di mana saja, tanpa harus tatap muka dalam satu
tempat.
22
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
1. Variabel Penilaian
23
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
lamaKerja X 10 X 10
=
maksimumMasaKe,ja 30t,
d. Variabel Kehadiran
f. Variabel Penambahan
Merupakan variabel yang menilai SDM Puskesmas berdasarkan ada
tidaknya penghargaan yang diperoleh selama masa penilaian.
Penghargaan yang dapat dinilai adalah yang tertulis dan telah
disetujui kepala puskesmas.
g. Variabel Produktivitas
Variabel ini berlaku khusus dimana masing-masing SDM di Puskesmas
memiliki unsur-unsur penilaian tersendiri sesuai dengan tugas pokok dan
24
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
2. Instrumen Penilaian
lnstrumen penilaian kinerja dalam Pedoman ini terdiri dari 2
kategori, yaitu:
I. a)Instrumen Umum
4. Evaluasi
25
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
26
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
Pembanguna suatu bangsa memerlukan asset pokok yang disebut sumber daya
(resources), baik sumberdaya alam (natural resources) maupun sumber daya
manusia (human resources) dan kedua sumber daya tersebut sangat penting dalam
menentukan keberhasilan suatu pembangunan.
Pengembangan sumber daya manusia (human resources development) adalah
suatu proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka
mencapai suatu tujuan pembangunann bangsa, yang meliputi perencana-
an, pengembangan dan pengelolaan sumber manusia (Notoatmodjo, 2003)
SDM atau tenaga kesehatan di Puskesmas berperan sebagai pelaksana pelayanan
kesehatan. Dalam peran tersebut diharapkan agar tugas pokok dan fungsi (tupoksi)
tenaga kesehatan sesuai dengan pendidikan dan keterampilan yang mereka miliki.
Pendidikan dan keterampilan merupakan investasi dari tenaga kesehatan dalam
menjalankan peran sesuai dengan tupoksi yang diemban. Selain itu, dalam peran
sebagai pelaksana pelayanan kesehatan di Puskesmas, menurut Setyawan (2002)
tenaga kesehatan merupakan sumber daya strategis. Sebagai sumber daya
strategis, tenaga kesehatan mampu secara optimal menggunakan sumber daya
fisik, finansial dan manusia dalam tim kerja.Sumber daya fisik merupakan saran
pendukung kerja sehingga tenaga kesehatan dapat menjalankan perannya sebagai
pelaksana pelayanan kesehatan di Puskesmas dengan optimal.
Menurut Soetjipto BW (2002), dalam peran sebagai pelaksana pelayanan kesehatan
di Puskesmas, tenaga kesehatan memperoleh kepuasan kerja. Kepuasan kerja
mempunyai ciri: 1) memiliki keahlian atau keterampilan yang bervariasi, 2)
mempunyai identitas diri, 3) menentukan keberhasilan di unit kerjanya, 4) otonom
dalam memilih cara menyelesaikan tugasnya, dan 5) memperoleh umpan balik untuk
apa yang sudah dilaksanakan. Kepuasan kerja dengan ciri memiliki keahlian atau
keterampilan yang bervariasi adalah sesuai tupoksi.
Peningkatan kemampuan SDM puskesmas tidak terlepas dari adanya kemajuan
teknologi dalam pelayanan dan manajemen kesehatan sehingga pengembangan
SDM puskesmas untuk meningkatkan kemampuannya adalah hal yang penting
diperhatikan oleh seorang peminpin yaitu kepala puskesmas .
Apa yang dimaksud dengan pengembangan SDM?
Pengembangan SDM adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan kapasitas SDM
agar bisa menjadi sumber daya yang berkualitas baik dari segi pengetahuan,
keterampilan bekerja, tingkat professionalisme yang tinggi dalam bekerja agar bisa
meningkatkan kemampuan untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dengan baik.
Selanjutnya apa tujuan dari pengembangan SDM?
Pengembangan SDM mempunyai tujuan yang terdiri dari beberapa tujuan antara
lain:
1. Memutakhirkan keahlian seorang individu sejalan dengan perubahan teknologi,
memastikan bahwa setiap individu dapat secara efektif menggunakan teknologi-
teknologi baru.
27
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
2. Mengurangi waktu belajar seorang individu baru untuk menjadi kompeten dalam
pekerjaan.
3. Membantu memecahkan persoalan operasional.
4. Mengorientasikan setiap individu terhadap organisasi.
5. Memberikan kemampuan yang lebih tinggi dalam melaksanakan tugas dalam
bekerja.
6. Meningkatkan tingkat professionalisme para SDM
Kesesuaian tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dengan pendidikan dan keterampilan
serta sarana pendukung kerja. Tupoksi masing-masing tenaga kesehatan di
puskesmas pada umumnya ditetapkan sesuai dengan pendidikan dan keterampilan.
Hasil penelitian (Handayani, Sopacua, Siswanto, Ma’ruf & Widjiartini (2006) dalam
penelitian Lestari Handayani, N.A. Ma’ruf , Evie Sopacua-Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan, Badan Penelitian dan
Pengembangan) menunjukkan bahwa 91,56% tenaga kesehatan menyatakan
kesesuaian tupoksi dengan pendidikan mereka dan 93,51% tenaga kesehatan
28
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
Perlu diperhatikan bahwa sangat penting Puskesmas mempunyai uraian tugas (job
description) pada setiap jabatan yang diemban tenaga kesehatan. Uraian tugas ini
akan menyebabkan tenaga kesehatan memahami perannya dalam pelaksanaan
pelayanan di puskesmas sesuai dengan visi dan misi puskesmas. Penelitian
Handayani, Sopacua, Siswanto, Ma’ruf & Widjiartini (2006) menyebutkan uraian
tugas sebagai salah satu item dalam kegiatan pembagian tugas di puskesmas selain
jadwal kegiatan per petugas dan penanggung jawab per kegiatan. Sedangkan
pembagian tugas adalah salah satu kegiatan dalam pelaksanaan dan pengendalian
(P2) manajemen puskesmas.
Dari gambaran hasil penelitian di atas memberikan indikasi kepada kita bahwa
pengembangan tenaga di puskesmas sangat diperlukan karena adanya
keterbatasan jumlah tenaga sdehingga dengan jenis dan jumlah tenaga yang
terbatas puskesmas harus tetap mampu menghasilkan kinerja yang sesuai dengan
standar pelayanan yang ditetapkan.
29
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
Penugasan
Latihan:
Kondisi 1:
Seorang bidan puskesmas akan mampu memberikan pertolongan persalinan untuk
ibu-ibu hamil di wilayah kerjanya jika ibu hamil memilih fasilitas kesehatannya dan
dia memiliki staf pembantu bidan yang akan menjaga ibu– ibu selama perawatan
masanifas. Bidan dan staf pembantu bidan adalah SDM penting dalam melaksankan
programKIA. Pengembangan tugas Bidan Puskesmas mempunyai arti penting
dalam manajemen puskesmas.
Kondisi 2:
Di suatu puskesmas yang menjadi kepala puskesmas adalah seorang SKM dan dia
harus mampu memotivasi kinerja dokter, bidan, dan tenaga kesehatan lain yang
memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda. Sebagai Kepala puskesmas
harus memilki wawasan yang cukup luas dan terus mengembangkan diridengan
mempelajari berbagai ilmu yang terkait dengan tugas- tugasnya. Seorang SKM yang
menjadi pimpinan organisasi kesehatan harus mampu menghitung persediaan
dana,memahami kebijakan anggaran pemerintah dan menghitung pengeluaran
biaya kesehatan untuk memelihara kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
Diskusikan di dalam kelompok apakah pandangan kelompok terhadap kondisi
tersebut di atas
7 RANGKUMAN
Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena
manusia sebagai perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi1.
Perencanaan tenaga kesehatan harus tepat sesuai dengan beban kerja puskesmas
karena puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan
30
Materi Inti 3c1. Manajemen Sumber Daya pada Sumber Daya Manusia
Pusat Pelatihan BPPSDMK bekerjasama dengan UNIT UTAMA ESELON 1 di lingkungan Kemenkes RI
Sangat penting bahwa Puskesmas mempunyai uraian tugas (job description) pada
setiap jabatan yang diemban tenaga kesehatan. Uraian tugas ini akan menyebabkan
tenaga kesehatan memahami perannya dalam pelaksanaan pelayanan di
puskesmas sesuai dengan visi dan misi puskesmas.
8 DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 33 Tahun 2015 tentang Pedoman
Penyusunan Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan
2. Buku Manual Perencanaan Kebutuhan SDMK
3. Buku Standar Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2014
4. Handayani L, Sopacua E, Siswanto, Ma'ruf NA & Widjiartini. 2006. Upaya
revitalisasi pelayanan kesehatan Puskesmas dan jaringannya dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Laporan Penelitian, Puslitbang
Sistem dan Kebijakan Kesehatan, Surabaya. Harrington B. 2007.
5. Notoatmojo S. 2003. Pengembangan sumber daya manusia. Rineka Cipta,
Jakarta. Murti B. 2006. Desain dan ukuran sampel untuk penelitian kuantitatif
dan kualitatif di bidang kesehatan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
6. Setyawan IR. 2002. Manajemen sumber daya manusia strategis: repositioning
peran, perilaku plus kompetensi serta peran SDM strategi. Artikel dalam
Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia. Amara Books,
Yogyakarta
31