PUSAT PELATIHAN SDMK-BPPSDMK Bekerjasama dengan UNIT ESELON I DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...................................................................................................... i
1 : DESKRIPSI SINGKAT ................................................................. 1
2 : TUJUAN PEMBELAJARAN ......................................................... 1
3 : MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK ............................. 2
4 : METODE ..…………………………………..................................... 3
5 : MEDIA DAN ALAT BANTU ……………………….………………… 3
6 : LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN .................................... 3
7 : URAIAN MATERI ......................................................................... 5
Potensi Permasalahan yang dihadapi
Pokok Bahasan 1 : Masing- masing Puskesmas pada 5
Tahapan PIS PK
Cara Melakukan Perbaikan untuk
Pokok Bahasan 2 : 14
Mengatasi Permasalahan
17
8 : Daftar Pustaka………....................................................................
1 DESKRIPSI SINGKAT
2 TUJUAN PEMBELAJARAN
Hasil Belajar
4 METODE
1. Curah pendapat
2. Ceramah tanya jawab (CTJ)
6 LANGKAH – LANGKAH
PEMBELAJARAN
Berikut disampaikan langkah-langkah kegiatan dalam proses pembelajaran mata
pelatihan ini.
Langkah 1. Pengkondisian
• Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat. Apabila belum pernah
menyampaikan sesi di kelas, mulailah dengan perkenalan. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja, materi yang akan
disampaikan.
• Fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran, materi pokok yang akan
disampaikan, metode yang digunakan, mengapa modul/materi ini diperlukan dalam
pelatihan Manajemen Puskesmas. Penyampaian disertai dengan penanyangan
bahan tayang
Langkah 4 Rangkuman
Fasilitator merangkum inti materi atau menyimpulkan hasil pembelajaran dan
mengingatkan kembali referensi-referensi yang dapat digunakan atau pun materi lain
yang relevan dan berguna dalam mengatasi problematika PISPK
7 URAIAN MATERI
MATERI POKOK 1: POTENSI PERMASALAHAN YANG DIHADAPI MASING-
MASING PUSKESMAS PADA TAHAPAN PIS-PK
Potensi masalah yang dapat terjadi dalam tahapan analisis hasil sebagai contoh,
antara lain:
a. Data keluarga tidak lengkap karena tidak semua anggota keluarga hadir
pada saat kunjungan keluarga.
b. Tidak dilakukan cleaning data sebelum melakukan analisis
c. Pemahaman yang berbeda terkait definisi operasional dan penahaman
terkait fitur dapat mempengaruhi validitas data.
d. Masalah pada aplikasi:
- Pengguna tak dapat menggunakan fitur yang ada di aplikasi KS seperti:
tidak bisa edit tahun aktif, tidak bisa entri data, tidak bisa isi target
surveyor, tidak bisa isi target sasaran wilayah
- Data wilayah puskesmas tidak sesuai (kode wilayah, alamat, dan
wilayah kerja)
- Data hasil kunjungan belum seluruhnya diinput dalam aplikasi akibat
keterbatasan sumber daya atau masalah jaringan internet
- Data hasil kunjungan yang telah diinput tidak tampil dan tergabung
dalam data aplikasi PIS-PK.
- Entri data sudah dilakukan namun nilai IKS Wilayah, nilai persentase
cakupan 12 indikator tidak muncul/tidak up to date
- Pengunduhan raw data yang dibatasi oleh kewenangan admin serta
dipengaruhi oleh kapasitas jaringan internet di masing masing
Puskesmas dalam kecepatan pengunduhan.
Raw data PIS-PK terdiri dari 5 blok yang datanya dapat diolah menjadi basis data
kelompok rentan. Untuk data kelompok rentan seperti Lansia, balita dan ibu hamil
dapat diperoleh dari blok IV anggota rumah tangga, sedangkan komorbid
(hipertensi dan TB Paru) dan pemberat (merokok) diperoleh dari blok V
keterangan survei individu.
Sebagai contoh integrasi kegiatan lintas program misal: pada saat Puskesmas
menemukan anggota keluarganya suspek TB pada kunjungan keluarga,
intervensi masing masing program dilakukan secara terintegrasi antara petugas
Perkesmas, petugas TB, petugas Kesling dan ppetugas Gizi.
Dalam integrasi data ini diperlukan kerjasama lintas program di Puskesmas untuk
saling memberikan terbuka dan memudahkan akses data, memiliki pemahaman
terhadap definisi operasional baik untuk indikator PISPK maupun indikator
capaian masing masing program, melakukan analisis dan penetapan tindak lanjut
terintegrasi sehingga dapat memecahkan masalah secara komprehensif. Tidak
adanya integrasi dan analisi data berpotensi tidak tepatnya kegiatan yang
direncanakan, atau tidak tepatnya sasaran yang ditargetkan, sehingga tujuan
utama tidak tercapai. Disamping itu, untuk integrasi antara data PIS-PK dengan
data program tidak bisa disinkronisasikan jika data program tidak menggunakan
kode unik yaitu Nomor Induk Kependudukan (NIK).
Dalam melakukan intervensi lanjut, diperlukan perbaikan strategi dan inovasi agar
segera meningkatkan cakupan seluruh indikator PISPK. Masing masing
Puskesmas memiliki kondisi yang berbeda beda dari segi permasalahan
kesehatan, kebiasaan masyarakat, geografis, dukungan lintas sektor, dan lain-
lain. Oleh karena itu dalam mengatasi permasalahan tersebut, masing-masing
Puskesmas dapat melaksanakan intervensi lanjut yang berbeda-beda pula. Inilah
mengapa tidak ada contoh pelaksanaan intervensi lanjut yang dibakukan.
Puskesmas harus mampu melakukan analisis yang tepat dalam mengatasi
kondisi permasalahan di wilayah kerja masing masing.
IKS juga dapat menjadi tolok ukur implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(Germas) oleh masyarakat dan dukungan dalam pencapaian Standar Pelayanan
Minimal (SPM) yang menjadi kinerja pemerintah daerah. Dengan terdapatnya
kesamaan indikator target antara PISPK dengan SPM, tercapainya indikator
PISPK akan mendukung pencapaian SPM. Sebagai contoh, pencapaian indikator
ibu bersalin di fasyankes mendukung pencapaian 100% pelayanan ibu bersalin
dalam SPM. Kegiatan kunjungan keluarga tidak hanya melihat kondisi keluarga
dari 12 indikator PISK yang dipantau saja, namun juga sekaligus melihat kondisi
kesehatan lain yang dimiliki oleh anggota keluarga yang dikunjungi, sehingga
dapat melakukan tracing penyakit lain yang berhubungan dengan pelayanan
dalam SPM dan sekaligus melakukan pendekatan untuk meningkatkan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat oleh masyarakat.
Dari uraian di atas dapat kita identifikasi contoh potensi masalah yang dapat
timbul pada tahapan ini. Sebagai contoh, kurangnya pemahaman dan kerjasama
lintas program atau terkotak-kotaknya pemberian pelayanan kesehatan, dapat
menyebabkan tidak komprehensip dan tidak terintegrasinya pelayanan kesehatan
yang diberikan kepada masyarakat. Hal ini dapat menyebabkan upaya
peningkatan kesehatan masyarakat yang dilakukan kurang efektif dan efisien.
masalah, atau metode analisis lain yang lebih dikuasai. Beberapa kemungkinan
penyebab masalah dapat ditelusuri dari segi:
1. Input (sumber daya): manusia/tenaga, jenis dan jumlah obat/ sarana/ fasilitas,
prosedur kerja, dana dan lain-lain.
2. Proses (pelaksanaan kegiatan): frekuensi, penggunaan metode/prosedur,
kepatuhan terhadap standar pelayanan, supervisi/pembinaan dll.
3. Lingkungan: kebijakan, political will, kondisi geografis
Setelah semua dicatat di bawah masing masing kategori lakukan klarifikasi data
untuk menghilangkan duplikasi dan ketidaksesuaian masalah atau menyimpang
dari topik. Selanjutnya dibuat kesimpulan dari hasil menentukan akar masalah
tersebut.
Peserta harus mengingat bahwa PISPK ini berkaitan dengan SPM dan Germas.
Dimana upaya pemecahan masalah PISPK didorong melalui upaya Germas
dalam mengubah perilaku sehat masyarakat melalu PHBS, melalui keterlibatan
kader, juga keterlibatan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Keterkaitan SPM
dan PISPK dapat dilihat dari indikator yang beririsan. Namun karena dalam
PISPK, petugas Puskesmas melakukan kunjungan keluarga maka pada saat
kunjungan petugas tidak saja melihat status kesehatan yang berkaitan dengan
indikator PISPK namun sekaligus melihat kondisi kesehatan lainnya termasuk
penyakit penyakit yang dipantau melalui SPM. Ketercapaian SPM dipengaruhi
oleh jumlah penduduk yang menjadi denominator atau pembagi dalam
penghitungan capaian kinerja.
Hal tersebut di atas hanya beberapa contoh saja, Puskesmas didorong untuk
dapat menggali lebih dalam berdasarkan permasalahan yang ditemukan dan
ketersediaan sumber daya yang dimiliki. Hal yang perlu diperhatikan bahwa
pemecahan masalah PISPK ini harus dimasukkan dalam manajemen Puskesmas
secara keseluruhan.
8 REFERENSI