Anda di halaman 1dari 40

MANAJEMEN OBAT DAN

BAHAN HABIS PAKAI

DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA


STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI PUSKESMAS

08/10/2023 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2


Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang
berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti
untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. (Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 74 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas)

Pengelolaan Obat dan Bahan


Pelayanan Medis Habis Pakai
kefarmasian
di Puskesmas Pelayanan Farmasi Klinik
termasuk di dalamnya
Penggunaan Obat Rasional
Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

Pengelolaan Obat dan - Perencanaan


Bahan Medis Habis - Pengadaan
Pakai merupakan salah
satu kegiatan - Penerimaan dan Penyimpanan
pelayanan kefarmasian, - Distribusi
yang terdiri atas:
- Penggunaan Obat

- Pencatatan dan Pelaporan

- Evaluasi Penggunaan
Tujuan Pengelolaan Obat dan BMHP

menjamin kelangsungan ketersediaan, pemerataan dan


keterjangkauan obat dan BMHP yang efektif, efisien dan
rasional, dengan mutu yang terjaga dan melaksanakan
pengendalian mutu pelayanan
Tahunan

Perencanaan Permintaan per periode

Penggunaan Hasil Permintaan


Pengadaan
Dukungan
Manajemen Pembelian

Distribusi Penyimpanan Penerimaan

Hukum, Kebijakan, Peraturan

08/10/2023 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 6


Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis
habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat dalam rangka
pemenuhan kebutuhan obat di Puskesmas.
Seleksi obat mengacu kepada Formularium Nasional.
Perencanaan Kebutuhan
TAHUNAN
Desk
Pusat Desk Pusat
Program
dengan
Provinsi
(Program,
Farmalkes) Farmalkes
dengan Provinsi

Kab./Kota
Puskesmas 1. TEPAT JENIS
DAN JUMLAH
2. EFISIEN
PERMINTAAN PERIODIK KE IFK 3. POR
MENGGUNAKAN LPLPO TERLAKSANA

• MEMPERHITUNGKAN STOK OPTIMUM : LEAD TIME, BUFFER STOK,


KEKOSONGAN OBAT, PEMAKAIAN RATA-RATA PER HARI
• TREND KUNJUNGAN DAN POLA PENYAKIT
Pengadaan

Pengadaan di Puskesmas bisa diartikan


lebih luas sebagai proses penyediaan
barang, secara teknis merupakan realisasi
perencanaan menjadi ketersediaan obat
Hasil permintaan pembelian
ke Instalasi Farmasi menggunakan dana
Kabupaten/Kota kapitasi Puskesmas
Sesuai Permenkes No. 21/2016 tentang Penggunaan Dana Kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan
Dukungan Biaya Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Milik Pemerintah Daerah pasal 3 bahwa
• Dana Kapitasi yang diterima oleh FKTP dari Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) dimanfaatkan seluruhnya
untuk:
a. pembayaran jasa pelayanan kesehatan (minimal 60%)
b. dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan

08/10/2023 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 10


Penyimpanan

Obat yang dikirimkan oleh Instalasi Farmasi maupun hasil pengadaan


dengan dana kapitasi, sebelum disimpan, harus dilakukan proses
penerimaan oleh petugas pengelola obat atau petugas lain yang diberi
kuasa oleh Kepala Puskesmas
Tujuan penyimpanan:
Memelihara dan menjamin mutu
Menjamin keamanan persediaan
Memudahkan dalam melakukan pencarian & pengawasan
Mengendalikan stok
Penyimpanan
►Tempat dan fasilitas penyimpanan memenuhi persyaratan
>>>> ventilasi, rak, cahaya, kunci pengaman
►Pencatatan (Kartu Stok)
►Penyimpanan khusus : Narkotika dan vaksin
►Sera, vaksin dan supositoria disimpan dalam lemari
pendingin.
►Lisol dan desinfektan diletakkan terpisah dari obat lainnya

Pengelolaan Obat Puskesmas


Pengaturan Penyimpanan :
►Penyimpanan berdasarkan bentuk sediaan dan disusun
secara alfabetis
►FIFO DAN FEFO

Pengelolaan Obat Puskesmas


Beberapa hal yang perlu diperhatikan pd penyimpanan obat

Kelembaban Udara lembab dpt menimbulkan


kerusakan pd tablet, kapsul, oralit
Sinar Sinar Matahari langsung dpt merusak
matahari injeksi
Suhu (Panas) Suhu yg terlalu tinggi kerusakan: salep,
suppositoria
Kerusakan Disebabkan menumpuk terlalu tinggi
Fisik Dus berdempetan dgn benda tajam
Kontaminasi Wadah obat yg rusak atau terbuka akan
bakteri mudah tercemar oleh bakteri
Pengotoran Ruang yg kotor dpt menyebabkan
adanya insek/roden.
Pengelolaan Obat Puskesmas
Pengamatan mutu obat
dilakukan secara organoleptis

Bau Terjadi perubahan bau spt pd tab asetosal


(Krn panas)
Warna Perubahan Warna menjadi kecoklatan
contoh : Vit C (krn SM)
Pecah Tablet menjadi mudah pecah contoh :
Tablet Etambutol (krn Lembab)
Kering Volume cairan berkurang contoh : alkohol
(krn penguapan)
Meleleh Perubahan konstituen menjadi leleh
contoh : Salep, Supp (krn suhu panas)

Pengelolaan Obat Puskesmas


Jenis kerusakan pd sediaan obat
Tablet Perubahan warna, bau, rasa, bintik, pecah,
retak, benda asing, wadah rusak

Tablet Salutnya pecah, basah, lengket satu sama lain,


Salut wadah rusak

Kapsul Kapsul terbuka, lengket satu sama lain, wadah


rusak
Salep Warna berubah, berbintik-bintik, wadah rusak

Cairan Warna berubah, endapan/keruh, perubahan


kekentalan, wadah rusak
Injeksi Warna berubah, endapan/keruh, benda asing
kekentalan, wadah rusak
Pengelolaan Obat Puskesmas
DISTRIBUSI
PUSKESMAS

METODA : PUSH/PULL
FREKUENSI DISTRIBUSI SARANA DISTRIBUSI:
MAMPU MENJAGA
MUTU OBAT
PERTIMBANGAN : PEMAKAIAN
RATA2, SISA STOK, POLA
PENYAKIT, JML KUNJUNGAN

SUB UNIT
PUSKESMAS
08/10/2023 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 17
Penggunaan Obat

Data penggunaan obat periode sebelumnya


akan digunakan untuk menghitung
perencanaan kebutuhan periode selanjutnya

Metode Metode
morbiditas konsumsi
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat di Puskesmas merupakan
rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara
tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, didistribusikan dan
digunakan di Puskesmas dan/ atau unit pelayanan lainnya:
LPLPO
Ketersediaan Obat Indikator di Puskesmas
Laporan lain (Keuangan, BMD, dll)
Petunjuk Pengisian telah tercantum dalam Juknis Tata Laksana Indikator Kinerja Tata Kelola Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan dan telah dibagikan ke seluruh Dinas Kesehatan
Evaluasi Pengelolaan Obat dan BMHP
Indikator Pengelolaan Obat di Puskesmas antara lain:
1. Kesesuaian item obat yang tersedia dengan Formularium Nasional

2. Tingkat ketersediaan obat

3. Persentase dan nilai obat rusak/kadaluarsa

4. Rata-rata bobot variasi persediaan

5. Rata-rata waktu kekosongan obat

6. Persentase obat tidak diresepkan


PELAYANAN FARMASI KLINIK

08/10/2023 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 22


- Pengkajian dan Pelayanan Resep

- Pelayanan Informasi Obat

- Konseling
Pelayanan
Farmasi Klinik - Visite Pasien (Puskesmas dengan rawat inap)

- Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

- Pemantauan Terapi Obat (PTO)

- Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)


Pengkajian & Pelayanan Resep

a. menyiapkan/ meracik obat


b. memberikan label/ etiket
c. menyerahkan sediaan farmasi dengan
informasi yang memadai disertai
pendokumentasian.

08/10/2023 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 24


Pelayanan Informasi Obat
a.memberikan dan menyebarkan informasi
b.menjawab pertanyaan dari pasien/ nakes
c. membuat buletin, leaflet, poster dll
d.melakukan penyuluhan ke pasien & masyarakat.
e.pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga
f. mengkoordinasikan penelitian terkait Obat dan kegiatan
pelayanan kefarmasian

08/10/2023 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 25


Konseling

adalah suatu Memberikan pemahaman tentang


proses untuk - tujuan pengobatan
mengidentifikasi - jadwal pengobatan
dan penyelesaian - cara dan lama penggunaan
masalah pasien - efek samping
yang berkaitan - tanda-tanda toksisitas
dengan - cara penyimpanan
penggunaan obat - cara penggunaan obat

08/10/2023 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 26


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM
PENGGUNAAN OBAT MELALUI GEMA CERMAT

08/10/2023 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 27


Masalah Penggunaan Obat pada Masyarakat

Kurang pengetahuan dan


informasi ttng obat resep dokter

Kepatuhan pasien rendah (durasi,dosis)


 efek pengobatan tidak optimal

Mispersepsi tentang obat generik  obat


murah dan tidak manjur
Pembelian antibiotik secara bebas tanpa
resep dokter  memicu resistensi bakteri
Masalah Penggunaan Obat pada Masyarakat
dapat menyebabkan masalah kesehatan
Penggunaan obat bebas baru, misalnya dosis berlebihan, durasi
(OTC)  tanpa pengetahuan tidak tepat, kejadian efek samping,
dan informasi memadai interaksi obat/penyalahgunaan obat, dll
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013

35,2 % rumah tangga


90
82,0

menyimpan obat*
80

70

60
35,20% OK
50 OB
64,80%
AB
40 35,7
OT
30 27,8
OTT
20 15,7
Menyimpan Obat/OT
OK = Obat Keras OT = Obat Tradisional
10 6,4
Tidak Menyimpan Obat/OT OB = Obat Bebas OTT = Obat Tidak
AB = Antibiotik Teridentifikasi 0
OK OB AB OT OTT

* Untuk berbagai keperluan: dalam pengobatan, persediaan, obat sisa


Inovasi Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Penggunaan Obat Rasional
Pencanangan
GeMa CerMat
oleh Menkes RI
Jakarta, 13
Nov
2015
SK Menkes No.
427/2015
Definisi* 11

•GeMa CerMat
• Upaya bersama pemerintah dan masyarakat
melalui rangkaian kegiatan dalam rangka
mewujudkan kepedulian, kesadaran,
pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam
menggunakan obat secara tepat dan benar

• *SK Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/427/2015


Tujuan GeMa CerMat

Meningkatnya pemahaman dan kesadaran masyarakat


tentang pentingnya penggunaan obat secara benar

Meningkatnya kemandirian dan perubahan perilaku


masyarakat dalam penggunaan obat secara benar

Meningkatnya penggunaan obat rasional


Sasaran GeMa CerMat
PKK, Dharma wanita,
SASARAN Dinas terkait,
Kader kesehatan,
Jurnalis media
Fasilitas kesehatan massa,
Ormas lain
Lembaga blogger
pemerintah Institusi
SELURUH Organisasi
terkait
MASYARAKA masyarakat, pendidikan,
T akademis,
(Awam & Organisasi kewanitaan, media massa
profesi
Nakes) kesehatan kepemudaan
IYPG, ISMAFARSI, PERGURUAN
IAI, PAFI, IDI, TINGGI, AKADEMI,
PRAMUKA
IBI, PPNI SEKOLAH
(SBH)
Ruang Lingkup
Peningkatan kesadaran, pengetahuan dan keterampilan masyarakat
tentang : penggunaan obat secara benar, termasuk cara memilih,
memperoleh, menyimpan dan membuang obat secara benar di rumah
tangga  perilaku
Termasuk obat bebas (OTC) dalam swamedikasi dan obat
keras
(ethical) yang diperoleh melalui resep dokter
Prinsip BENAR --> sesuai petunjuk tenaga kesehatan dan referensi
yang tepat dan akurat, bukti ilmiah terkini, termasuk informasi pada
kemasan obat
Strategi Pelaksanaan

OPTIMALISASI
REGULASI EDUKASI DAN KOMUNIKASI
PERAN
DAN PEMBERDAYAA DAN
N MASYARAKAT TENAGA
ADVOKASI PUBLIKASI
KESEHATAN
4 Obat ini
3 Obat ini
Berapa DOSISnya ?
Bagaimana CARA
2 Obat
MENGGUNAKANnya ? Apa INDIKASI/
ini
KHASIATnya
5 Obat ini ?
Apa EFEK
TANY 1 Obat ini
SAMPINGnya?
Masyarakat diajarkan
untuk terbiasa bertanya
A O
LIMA Apa NAMA &

KANDUNGAN
atau mencari informasi nya ?
OPTIMALISASI Agent of
PERAN
TENAGA
Change (AoC)
KESEHATAN GeMa
CerMat
Apoteker Agent of Change (AoC) GeMa CerMat

• Agent of change GeMa CerMat


• Apoteker yang memiliki komitmen dan kemampuan mempengaruhi perilaku
masyarakat dan tenaga kesehatan dalam rangka pemberdayaan masyarakat
untuk meningkatkan penggunaan obat secara rasional.

• Pemilihan apoteker Agent of change


• Tingkat Kab/Kota : seleksi oleh Dinkes Kab/Kota dan PC IAI untuk apoteker
yang praktek di Apotek/Puskesmas/ Klinik terutama untuk Kab/Kota tempat
pelaksanaan sosialisasi GeMa CerMat 2016 (model percontohan) dan 2017.
• Tingkat pusat : ‘open recruitment’ melalui media sosial/cetak

50
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai