(Kecukupan Zat Besi dan Faktor Risiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil)
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Determinan Masalah Gizi
OLEH:
Yeni Susanti 101814153004
1
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anemia Pada Ibu Hamil ...................................................................... 3
2.2 Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan ................................................ 4
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil ............ 5
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Asupan Zat Besi Ibu Hamil ................................................................. 7
3.2 Hubungan Umur Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil ............. 8
3.3 Hubungan Paritas Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil ............ 9
3.4 Hubungan KEK Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil ............ 10
3.5 Hubungan Jarak Kehamilan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil 11
3.6 Hubungan Pendidikan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil . 11
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 12
4.2 Saran ........................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
Menurut Ansari, et al (2016) anemia mempengaruhi hampir dua pertiga
dari Ibu hamil di Negara-negara berkembang dan memberikan kontribusi untuk
morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi berat badan lahir rendah (BBLR).
Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 37,1 %
meningkat menjadi 48,9 % pada tahun 2018. Meskipun pemerintah sudah
melakukan program penanggulangan anemia pada ibu hamil yaitu dengan
memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kahamilan dengan
tujuan menurukan angka anemia ibu hamil, tetapi angka kejadian anemia masih
tinggi (Riskesdas, 2017). Anemia pada kehamilan tidak dapat dipisahkan dengan
perubahan fisiologis yang terjadi selama proses kehamilan, umur janin, dan
kondisi ibu hamil sebelumnya. Pada saat hamil, tubuh akan mengalami perubahan
yang signifikan, jumlah darah dalam tubuh meningkat sekitar 20 - 30 %, sehingga
memerlukan peningkatan kebutuhan pasokan besi dan vitamin untuk membuat
hemoglobin (Hb). Ketika hamil, tubuh ibu akan membuat lebih banyak darah
untuk berbagi dengan bayinya. Tubuh memerlukan darah hingga 30 % lebih
banyak dari pada sebelum hamil (Noverstiti, 2012).
Kebutuhan zat besi meningkat selama hamil untuk memenuhi kebutuhan
Fe akibat peningkatan volume darah, untuk menyediakan Fe bagi janin dan
plasenta, dan untuk menggantikan kehilangan darah saat persalinan. Peningkatan
absorbsi Feselama trimester II kehamilan membantu peningkatan kebutuhan.
Untuk ibu hamil, minumlah satu tablet tambah darah setiap hari paling sedikit
selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan (Syafiq, 2013).
1.2 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas adapun tujuan penulisan adalah sebagai
berikut:
1. Untuk Mengetahui Tingkat Kecukupan Zat Besi Pada Ibu Hamil
2. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Klasifikasi Anemia Dalam Kehamilan
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut (Nugraheny ,2009) adalah
sebagai berikut:
1. Anemia Defisiensi Zat Besi
Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Kebutuhan
zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri
dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi
digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200
mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap
100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali
dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama
kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi
sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita
hamil ( Saifudin A.B,2002).
2. Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali
karena kekurangan vitamin B12 (Tjakronegoro A,2001). Pengobatannya, yakni: a
dengan Asam folik 15 – 30 mg per hari, Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari, Sulfas
ferosus 3 X 1 tablet per hari.
3. Anemia Hipoplastik
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel
darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan
diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan
pemeriksaan retikulosi (Tjakronegoro A.2001).
4. Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah
yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan
kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi
bila terjadi kelainan pada organorgan vital (Rahmawati E,2011).
4
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
1. Umur
Ibu Menurut Amiruddin (2007), bahwa ibu hamil yang berumur kurang
dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu 9
hamil yang berumur 20 – 35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang
berumur kurang dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko yang
tinggi untuk hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan keselamatan ibu
hamil maupun janinnya, beresiko mengalami pendarahan dan dapat menyebabkan
ibu mengalami anemia.
2. Paritas
Menurt Herlina (2006), Ibu hamil dengan paritas tinggi mempunyai resiko
1.454 kali lebih besar untuk mengalami anemia di banding dengan paritas rendah.
Adanya kecenderungan bahwa semakin banyak jumlah kelahiran (paritas), maka
akan semakin tinggi angka kejadian anemia.
4. Jarak kehamilan
Menurut Ammirudin (2007) proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu
dengan prioritas 1 – 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan ternyata
jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal lebih banyak.
Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu mempunyai waktu singkat
5
untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa kembali ke kondisi sebelumnya.
Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu dekat beresiko terjadi anemia dalam
kehamilan. Karena cadangan zat besi ibu hamil pulih. Akhirnya berkurang untuk
keperluan janin yang dikandungnya.
5. Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang
di derita masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di jumpai di daerah
pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan
dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikn dan tingkat sisial
ekonomi rendah (Manuaba, 2007).
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
mengkonsumsi tablet Fe secara teratur. Hasil penelitian yang dilakukan Yanti et al
(2015) bahwa ada hubungan antara kepatuhan konsumsi tablet Fe dengan kejadian
anemia. Ibu hamil perlu mengkonsumsi tablet Fe selama kehamilan, karena
kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat selama kehamilan.
Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya anemia
dalam kehamilan. Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi dapat
membantu menjaga pasokan zat besi yang diperlukan tubuh untuk berfungsi
dengan baik. Pemberian vitamin agar tubuh memiliki cukup zat besi dan folat dan
konsumsi vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi didalam tubuh. Jika
mengalami anemia selama kehamilan, dapat diberikan suplemen zat besi atau
tablet fe untuk mencegah terjadinya anemia yang berkelanjutan dan dilakukan
pemeriksaan Hb pada kunjungan pertama kehamilan untuk pemeriksaan anemia.
Ibu hamil yang kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dalam
kehamilan ataupun tidak mengkonsumsi tablet fe dapat berakibat terjadinya
anemia yang berdampak buruk pada ibu dan janin. Pada ibu hamil trimester I
biasanya terjadi hemodilusi (pengenceran darah), apabila pasokan zat besi
didalam tubuh kurang maka ibu hamil beresiko mengalami anemia. pada ibu
hamil trimester I yang belum mendapatkan tablet fe dikarenakan pada trimester I
biasanya ibu mengalami mual dan muntah, yang mana pasokan zat besi hanya
didapatkan dari makanan (hewani atau nabati). Oleh karena itu, Ibu hamil harus
menjaga dan meningkatkan asupan nutrisi yang mengandung zat besi didalam
makanan agar tidak mengalami resiko anemia dalam kehamilan.
8
pada umur beresiko (< 20 Tahun) berpeluang mendapatkan anemia 1,8 kali
dibandingkan dengan ibu hamil pada umur tidak beresiko (20 - 35 Tahun).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa responden dengan umur
beresiko lebih banyak mengalami anemia pada ibu hamil dibandingkan responden
dengan umur tidak beresiko. Menurut peneliti hal ini dikarenakan Kehamilan
diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada
kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis belum optimal emosinya cenderung
labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang
mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi
selama kehamilannya. Sedangkan pada usia >35 tahun terkait dengan kemunduran
dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa
diusia ini.
9
mengalami anemia kehamilan sebesar 44,6% sedangkan ibu multigravida yang
mengalami anemia kehamilan sebesar 12,8%. Hal tersebut disebabkan ibu
primigravida belum mempunyai pengalaman untuk menjaga kesehatan kehamilan
dari kehamilan sebelumnya karena baru pertama kali hamil (Farsi, 2011).
10
3.5 Hubungan Jarak Kehamilan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil.
Berdasarkan hasil penelitian Sepduwiana dan Sutrianingsih (2017) dari
analisa univariat dengan jumlah sampel 66 orang di dapat pada ibu hamil yang
anemia sebanyak 28 orang (42.4%) dan yang tidak anemia sebanyak 38 orang
(57.6%). Sedangkan jarak kehamilan yang > 2 tahun sebanyak 38 orang (57.6 %)
dan jarak kehamilan < 2 tahun sebanyak 28 orang (42.4%). Hasil penelitian
analisa bivariat di dapat jarak kehamilan < 2 tahun dengan kejadian anemia
sebanyak 14 orang (50%) dan jarak kehamilan > 2 tahun dengan kejadian anemia
sebanyak 14 orang (36.8%). Tidak ada hubungan jarak kehamilan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil. Tidak adanya hubungan antara jarak kehamilan
dengan kejadian anemia. Disebabkan karena lebih banyak responden yang
memiliki jarak kehamilan lebih dari 2 tahun, sedangkan seorang ibu
membutuhkan waktu lebih dari 2 tahun untuk memulihkan organ reproduksi nya.
Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa jarak kehamilan yang baik adalah
lebih dari 2 tahun agar status gizi ibu membaik dan kebutuhan zat besi seorang ibu
dapat tercukupi, serta mempersiapkan stamina fisiknya sebelum hamil berikutnya.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Nutrisi yang baik adalah cara terbaik untuk mencegah terjadinya anemia
dalam kehamilan. Makan makanan yang tinggi kandungan zat besi dapat
membantu menjaga pasokan zat besi yang diperlukan tubuh untuk berfungsi
dengan baik. Pemberian vitamin agar tubuh memiliki cukup zat besi dan folat dan
konsumsi vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi didalam tubuh.
Kebutuhan ibu pada saat hamil terhadap unsur-unsur makanan semakin
banyak seperti zat besi, vitamin C, asam folat dan protein. Jika kebutuhan tersebut
tidak tercukupi, maka ibu akan mengalami anemia. Anemia yang sering dialami
ibu hamil adalah anemia kekurangan zat besi. Anemia pada kehamilan
memberikan pengaruh kurang baik untuk ibu, pengaruh tersebut baik dalam
kehamilan, persalinan, maupun pada saat nifas. Beberapa penyakit dapat timbul
akibat anemia seperti abortus, partus prematur, partus lama, akibat inersi uteri,
perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra partum
maupun post partum
Faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
diantaranya, umur ibu, paritas, Kurang Energi Kronis (KEK), Jarak kehamilan dan
tingkat pendidikan.
4.2 Saran
a. Bagi ibu hamil diharapkan selalu memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali
dan memeriksakan Hb (haemoglobin) agar diketahui sedini mungkin gejala
anemia.
b. Bagi tenaga kesehatan (KIA, Gizi, Promkes) lebih menekankan perhatian pada
ibu hamil yang memasuki kategori rawan dan melaksanakan deteksi dini resiko
tinggi pada ibu hamil sedini mungkin, serta melaksanakan penyuluhan secara
rutin pada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan memiliki
kesadaran tentang adanya risiko dalam kehamilan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
Ridayanti. 2012. Hubungan tingat pendidikan Ibu Hamil dengan Kejadian
Anemia Pada Kehamilan di Puskesmas Banguntapan I Bantul. Yogyakarta:
UMY.
Salmariantity. (2012). Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Anemia pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah Mada Tembilahan Kabupaten
Indragiri Hilir tahun 2012. Jakarta: FK UI.
Sepduwiana dan Sutrianingsih. 2017. Hubungan Jarak Kehamilan dan Kepatuhan
Mengkonsusi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di
Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo 1.
Walyani Elisabeth, Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan. Yogyakarta:
Walyani Elisabeth, Siwi. 2015. Asuhan Kebidanan. Yogyakarta:
Wirakusumah, S. 1999. Perencanaan Menu anemia Gizi Besi. Jakarta: Trubus
Agriwidya
14