Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kehamilan merupakan suatu hal yang fisiologis yang menjadi dambaan
setiap pasangan suami istri. Kehamilan sebagai hal yang fisiologis akan dapat
menjadi patologis jika terdapat kelainan-kelainan yang berhubungan dengan
kehamilan yang dapat menyebabkan kematian. Salah satu faktor yang dapat
menyebabkan kematian adalah anemia. Wanita hamil dengan anemia
meningkatkan resiko kematian ibu, angka prematuritas, berat badan lahir
rendah (BBLR) dan angka kematian bayi.
Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia
hamil disebut “potensial danger to mother and child” (potensial
membahayakan ibu dan anak) karena itulah anemia memerlukan perhatian
serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan (Manuaba,
1998).
Menurut WHO, kejadian anemia hamil berkisar antara 20% sampai 89%
dengan menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Frekuensi ibu hamil dengan
anemia lebih tinggi lagi di negara-negara berkembang dibandingkan dengan
negara-negara yang sudah maju, hal ini sebagian besar disebabkan oleh
defesiensi makanan, kekuarangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu
hamil. Di Indonesia, prevalensi anemia pada wanita hamil menunjukkan nilai
yang cukup tinggi yaitu 63,5%, sedangkan di Amerika hanya 6% (Syaifuddin,
2006)
Hao Swie Tjiang menemukan angka anemia kehamilan 3,8% pada TMT
II 13,6% TMT II dan 24,8% pada TMT III. Bakta menemukan anemia hamil
sebesar 50,7% di Puskesmas kota Denpasar. Sedangkan Sindhu menemukan
sebesar 33,4% di Puskesmas Ngawi. Simanjuntak mengemukakan bahwa

1
sekitar 70% ibu hamil di Indonesia menderita anemia kekurangan gizi. Pada
pengamatan lebih lanjut menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang
diderita masyarakat adalah karena kekurangan zat besi yang dapat diatasi
melalui pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi (Manuaba,
1998)
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis mencoba
menjelaskan tentang “Anemia dalam Kehamilan”.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengetahui tentang
Anemia dalam Kehamilan Secara Keseluruhan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui gejala anemia pada ibu hamil
2. Mengetahui klasifikasi anemia dalam kehamilan
3. Mengetahui pengaruh anemia pada kehamilan dan janin
4. Mengetahui pengobatan anemia dalam kehamilan

1.3 MANFAAT
1.3.1 Untuk Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam menyusun
materi penyuluhan dan untuk melengkapi tugas dalam PKK I di RS
Prof. Dr. M.A Hanafiah SM Batusangkar
1.3.2 Untuk Pembaca
Meningkatkan ilmu pengetahuan pembaca mengenai anemia
dalam kehamilan dan penyebabnya serta gejala anemia pada ibu hamil.
1.3.3 Untuk Pendidikan di lapangan / rumah sakit
Menambah bahan informasi yang dapat disajikan sebagai bahan
referensi bagi mahasiswa di RS Prof. Dr. M.A Hanafiah SM
Batusangkar dan dapat juga sebagai acuan bagi penulis-penulis
berikutnya.

2
BAB II
ISI

2.1 DEFENISI ANEMIA


Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah
kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada TMT I dan III
atau kadar <10,5 gr% pada TMT II (Saifuddin, 2006). Anemia dalam
kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis pengobatannya
relatif murah, bahkan murah (Manuaba, 1998).

2.2 PENYEBAB ANEMIA


Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia
akibat kekuarangan zat besi. Hal ini disebabkan :
a. Kekurangan asupan besi dalam makanan
b. Gangguan penyerapan
c. Terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya pada
perdarahan
d. Kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel
darah merah dan membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Makin
sering wanita hamil dan melahirkan, maka akan makin banyak kehilangan
zat besi dan menjadi semakin anemis.

Jika persediaan cadangan Fe minimal, meka setiap kehamilan akan


menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya menimbulkan anemia pada
kehamilan berikutnya. Pada kehamilan relatif terjadi anemia karena darah ibu
hamil mengalami hemodilusi (pengenceran) dengan peningkatan volume
30%-40% yang puncaknya pada kehamilan 32 sampai 34 mg. Pengenceran
terjadi karena pertambahan sel darah yang banyak dalam kehamilan kurang
dibandingkan dengan bertambahnya plasma. (Manuaba, 1998)

3
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya :
- Kurang gizi (malnutrisi)
- Kurang zat besi dalam diit
- Mal absorbsi
- Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid, dll
(www.google.com)

2.3 GEJALA ANEMIA PADA IBU HAMIL DAN DIAGNOSANYA


Gejala anemia pada kehamilan yaitu :
- Ibu mengeluh cepat lelah
- Sering pusing
- Mata berkunang-kunang
- Lidah luka
- Nafsu makan turun (anoreksia)
- Konsentrasi hilang
- Nafas pendek (pada anemia parah)
- Kelebihan mual-muntah lebih hebat pada hamil muda

Untuk menegakkan diagnosisnya dapat dilakukan dengan anamnesa.


Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat
sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut :
Hb 11 gr% → Tidak anemia
9-10 gr% → Anemia ringan
7-8 gr% → Anemia sedang
<7 gr% → Anemia berat

Pemeriksaan darah dilakukan minimal 2x selama kehamilan, yaitu pada TMT


I dan TMT III (Manuaba, 1998)

4
2.4 KLASIFIKASI ANEMIA DALAM KEHAMILAN
Menurut Mochtar (1998), sebagai berikut :
a. Anemia defesiensi besi (kekurangan zat besi)
Pengobatannya, yaitu keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil,
dan dalam laktasi, yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi.
1. Terapi oral : Dengan memberikan preparat besi yaitu fero
sulfat, fero glukonat atau Na-Fero bisirat.
2. Terapi parenteran : Bila penderita tidak tahan zat besi per-oral, dan
adanya gangguan penyerapan, peny. Saluran
pencernaan.
(Manuaba, 2001//www.google.com)
b. Anemia megaloblastik (kekurangan Vit. B12)
Pengobatannya :
- Asam folik 15-30 mg perhari
- Vitamin B12 3 x 1 tablet perhari
- Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari
- Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga
dapat diberikan transfusi darah.
c. Anemia hipoplastik (gangguan pembentukan sel-sel darah)
Disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang membentuk sel darah merah
baru.
d. Anemia hemolitik (pemecahan sel-sel darah lebih cepat dari pembekuan)
Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah,
kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada
organ-organ vital.
Pengobatannya tergantung penyebabnya :
- Infeksi : berantas infeksi dan beri obat-obatan penambah darah
- Kalau tidak berhasil dengan obat, dapat dilakukan transfusi darah

5
2.5 PENGARUH ANEMIA PADA KEHAMILAN DAN JANIN
1. Pengaruh anemia terhadap kehamilan
a. Trimester I : Abortus, kelainan kongenital
b. Trimester II : Persalinan prematur, perdarahan antepartum, BBLR,
kematian ibu, hambatan tumbang janin
2. Pengaruh anemia saat persalinan
a. Gangguan his : Kekuatan mengejan
b. Kala I (partus lama)
c. Kala II (ibu lelah) : persalinan dengan tindakan
d. Kala III (retensio plasenta, perdarahan post partum karena atonia uteri)
e. Kala IV (perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri)
3. Pengaruh anemia saat nifas
a. Sub involusi uteri : perdarahan post partum
b. Infeksi puerperium
c. Pengeluaran ASI berkurang
d. Anemia kala nifas
e. Mudah terjadi infeksi mammae

6
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat
anemia dapat meningkatkan resiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR,
dan angka kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan,
seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah,
sering pusing, mata berkunang-kunang, lidah luka, nafsu makan turun
(anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan
mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.

3.2 SARAN
- Agar semua pihak lebih menjadikan anemia sebagai prioritas utama,
mengingat berbagai kerugian yang dapat terjadi
- Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan tentang anemia dalam kehamilan
kepada masyarakat khususnya ibu hamil tentang pemenuhan kebutuhan Fe,
jarak kehamilan yang dekat dan tingkat pemahaman yang kurang.
- Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan dalam memberikan
penyuluhan atau petunjuk pada ibu hamil. Baik di rumah sakit, klinik
bersalin dan posyandu.

7
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC

Mochtar. R, 1998. Sinopsis Obstetri Edisi 2. Jakarta : EGC

Syaifudin, A.B. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP

Winkyosastro, H, 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP

www.geogle.com//Ketuban Pecah Dini//

8
KARYA TULIS
PAHLAWAN CUT NYAK DHIEN

Disusun Oleh :

ALIFAR
KELAS IX.5

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2


BATUSANGKAR
2009

9
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan materi penyuluhan yang berjudul
”Ketuban Pecah Dini”. Adapun tujuan dari penulisan materi ini adalah untuk
memenuhi tugas dalam Praktik Klinik Kebidanan I di Rumah Sakit Prof. Dr. M.A.
Hanafiah SM Batusangkar.

Dalam penyelesaian materi penyuluhan ini penulis memperoleh bantuan


dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

- Direktur Rumah Sakit Prof. Dr. M.A. Hanafiah SM Batusangkar.


- Ibu Erni Yenti, A.Md.Keb selaku Clinical Instruktur PKK I.
- Ibu Arneti, A.Md.Keb selaku Dosen Pembimbing dalam PKK I.
- Ibu/Bapak selaku Staf Rumah Sakit Prof. Dr. M.A. Hanafiah SM Batusangkar.
- Selanjutnya kepada teman-teman dan pihak-pihak yang telah turut serta
membantu materi penyuluhan ini.

Penulis sadar bahwa materi penyuluhan ini masih belum sempurna. Bila
terdapat kekurangan dan kekhilafan dalam materi penyuluhan ini penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
materi ini untuk masa yang akan datang.

Batusangkar, April 2009

Penulis

10
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................
1.2 Tujuan .............................................................................................
1.3 Manfaat ...........................................................................................

BAB II ISI
2.1 Pengertian Ketuban Pecah Dini ......................................................
2.2 Penyebab Ketuban Pecah Dini ........................................................
2.3 Permasalahan Ketuban Pecah Dini .................................................
2.4 Cara Menghadapi Ketuban Pecah Dini ...........................................
2.5 Menengakkan Diagnosa ..................................................................
2.6 Komplikasi ......................................................................................
2.7 Sikap Badan dalam Menghadapi Ketuban Pecah Dini ...................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .....................................................................................
3.2 Saran ...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai