I DENGAN
DIAGNOSA SNAKE BITE DI RUANG ARAFAH RUMAH SAKIT
UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA
Disusun Oleh:
OKTAVIANA.,S.Kep
NPM. 2214901005
1. Pengertian
6
Gambar 2.1
7
Terdapat sebuah tanda bekas gigitan/taring, tidak
terdapat adanya edem, tidak terasa nyeri, tidak ada
koagulopati, serta tidak didapati gejala sistemik.
Derajat 2 = gejala lokal (moderate)
8
4. Manifestasi Klinik
e. Gejala berupa nyeri seluruh tubuh dan warna urin yang gelap
merupakan indikasi kuat terjadinya rhabdomyolisis.
Dalam penyembuhan cedera jaringan lunak, baik luka ulseratif kronis
(ulkus tungkai, dekubitus), luka traumatis (abrasi, laserasi, luka
bakar) atau luka akibat tindakan bedah, terjadi proses dasar biokimia
dan seluler yang sama. Proses fisiologis penyembuhan luka dibagi
dalam 4 fase :
a. Respons inflamasi akut terhadap cedera : meliputi hemostasis,
pelepasan histamine dan mediator inflamasi lain dari sel-sel yang
rusak serta migrasi lekosit (netrofil, monosit dan makrofag) ke
tempat luka.
b. Fase destruktif : pembersihan debris dan jaringan nekrotik oleh
netrofil dan makrofag.
c. Fase proliferative : infiltrasi daerah luka oleh pembuluh darah
baru (neovaskularisasi), diperkuat oleh jaringan ikat.
d. Fase maturasi : meliputi re-epitelisasi, kontraksi luka dan
reorganisasi jaringan ikat. Dalam kenyataannya, fase-fase
tersebut saling tumpang tindih. Durasi setiap fase dan waktu
untuk penyembuhan luka secara sempurna tergantung pada
beberapa faktor (Ariningrum & Subandono, 2018).
9
Keterlambatan penyembuhan luka dapat diakibatkan oleh
a. Pertolongan pertama
10
perawatan luka pada area sekitar gigitan ular, yang terakhir
rehabilitasi serta lakukan terapi komplementer.
Biasanya setelah kejadian tergigit ular akan dilakukan
beberapa cara tradisional untuk penanganan pertama, namun
sebaiknya cara- cara tersebut tidak dilakukan :
1) Menyedot bisa ular dengan mulut
b. Rumah sakit
11
Menurut Wintoko & Prameswari (2020) Keadaan yang
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian
12
c. Keadaan kesehatan saat ini
obesitas).
regional
13
b. Gejala dan tanda lokal : edema, eritema, rasa nyeri,
peningkatan suhu lokal, gangguan fungsi.
4). Penilaian terhadap terjadinya kerusakan struktur di
bawah luka
a. Pembuluh darah :
14
f. Pemeriksaan penunjang
15
menunjukan perdarahan glomerulus, eosinofila
menunjukka netrifitis interstitial akut.
g. Riwayat sosial siapa yang mengasuh pasien, interaksi sosial,
kawan bermain, agama/budaya.
1) Kebutuhan dasar
5) Kenyamanan: gelisah
2. Diagnosa Keperawatan
16
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat yang berlansung kurang dari 3 bulan.
Penyebab: proses infeksi
2. Hipertermia
3.Resiko infeksi.
4. Ketakutan/ansietas
17
3. Rencana Keperawatan
18
berubah, proses f. frekuensi a.anjurkan tehnik nonfarmakologis
berpikir terganggu, nadi untuk menguragi nyeri
menarik diri, berfokus membaik b. anjurkan memonitor nyeri
pada diri sendiri, secara mandiri Kolaborasi
diaphoresis. a.kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
19
e. berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
a.anjurkan tirah baring
Kolaborasi
20
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
a. kolaborasi pemberian cariran dan
elektrolit intravena, jika perlu
3. Resiko infeksi Tingkat Infeksi Pencegahan Infeksi (I.14539)
Gejala dan tanda (L.14137) Observasi
mayor: - Kriteria hasi: a. a.monitor tanda dan gejala infeksi
Gejala dan tanda demam lokal dan sistematik
mayor: - menurun Terapeutik
b. kemerahan a.batasi jumlah pengunjung
menurun b. berikan perawatan kulit pada
c. nyeri area edema
menurun c. cuci tangan sebelum dan
d. bengkak sesudah kontak dengan pasien dan
menurun lingkungan pasien
e. kadar sel d. pertahankan teknik aseptic
darah putih pada
membaik pasien beresiko tinggi
Edukasi
a.jelaskan tanda dan gejala infeksi
b. ajarkan cara cuci tangan
dengan benar
c. ajarkan etika batuk
d. ajarkan cara memeriksa
kondisi luka atau luka operasi
e. anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
f. anjurkan meningkatkan
asupan cairan Kolaborasi
a.kolaborasi pemberian imunisasi,
jika perlu
21
4. Ansietas Tingkat Ansietas Reduksi Ansietas (I.09314)
Gejala dan tanda (L.09093) Observasi
mayor: subjektif: Kriteria hasil: a.identifikasi saat tingkat ansietas
merasa bingung, a.verbalisasi berubah (mis. Kondisi, waktu, stress)
merasa khawatir akibat kebingungan b. identifakasi kemampuan
dari kondisi yang menurun pengambilan keputusan
dihadapi, sulit b. verbalisasi c. monitor tanda tanda ansietas
berkonsentrasi. khawatir akibat (verbal dan nonverbal)
Objektif: tampak kondisi yang Terapeutik
gelisah, tampak dihadapi menurun a.ciptakan suasana terapeutik untuk
tegang, sulit tidur c. perilaku menumbuhkan kepercayaan
Gejala dan tanda gelisah menurun b. pahami situasi yang
mayor: subjektif: d. perilaku membuat ansietas
mengeluh pusing, tegang c. gunakan pendekatan yang
anoreksia, palpitasi, menurun tenang dan meyankinkan
merasa tidak berdaya. e. konsentrasi d. motivasi mengidentifikasi
Objektif: frekuensi membaik situasi
napas meningkat, f. pola tidur yang memicu kecemasan
frekuensi nadi membaik Edukasi
meningkat, tekanan a.anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
No Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
darah meningkat, b. latih kegiatan pengalihan
diaphoresis, tremor, untuk mengurangi ketegangan c.
muka tampak pucat, latih teknik relaksasi
suara bergetar, kontak Kolaborasi
mata buruk, sering a.kolaborasi pemberian obat
berkemih, berorientasi ansietasetas, jika perlu
pada masa lalu.
22
4. Implementasi
5. Evaluasi
O : Objektif
23
DAFTAR PUSTAKA
Publishing. Yogyakarta.
24