Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KETIDAKLENGKAPAN ADMINISTRASI

KLAIM RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT WAVA HUSADA

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Proposal Tugas Akhir ini dibuat untuk persyaratan kelulusan program studi
Diploma Tiga Asuransi Kesehatan jurusan Kesehatan Terapan Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Malang

Oleh:
Ega Dinar Istiqfarini
17430173026

PROGRAM STUDI D3 ASURASNI KESEHATAN


JURUSAN KESEHATAN TERAPAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN 2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Ega Dinar Istiqfarini (NIM 17430173026) telah
di periksa dan disetujui.

Malang, 14 September 2019

ii
Pembimbing Utama

Puguh Priyo Widodo, Amd.RMIK, S.Si, MMRS, AAAK


NKK. 88.06.1.214

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah oleh Ega Dinar Istiqfarini (NIM


P17430173026) yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor Ketidaklengkapan
Administrasi Klaim Rawat Inap di Rumah Sakit Wava Husada” telah
dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 16 September 2019.

Penguji Utama Pembimbing Utama

Dr.MUZZAMIL, MMRS Puguh Priyo Widodo, Amd. RMIK, S.Si,


NIP. 196902142000121002 MMRS, AAAK
NKK. 88.06.1.214

Mengetahui
Ketua
Prodi D3 Asuransi Kesehatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Ngesti W. Utami, S.Kp., M.Pd.


NIP. 196801181992032001

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Tugas Akhir yang
berjudul “Analisis Faktor-Faktor Ketidaklengkapan Administrasi Klaim Rawat
Inap di Rumah Sakit Wava Husada” dengan tepat waktu. Proposal Tugas Akhir
dibuat untuk pendidikian D3 Asuransi Kesehatan. Atas dukungan moral dan
materil yang diberikan dalam penyusunan Proposal Tugas Akhir ini, maka kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program studi D3 Asuransi
Kesehatan.
2. Ketua Jurusan Kesehatan Terapan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan
pemberlajaran di Prodi D3 Asuransi Kesehatan
3. Ketua Program Studi D3 Asuransi Kesehatan yang telah memberikan
motivasi dalam menyelesaikan Proposal Tugas Akhir.
4. Bapak Puguh Priyo Widodod, Amd.RMIK,S.Si,MMRS, selaku dosen
pembimbing yang memberikan bimbingan, saran, ide dan kesempatan
untuk terus berkembang.
5. Kedua orang tua dan keluarga terima kasih atas bantuan, dukungan
semangat, motivasi dan do’a tiada henti.

Kami menyadari bahwa Laporan ini belum sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan laporan ini.

Malang, September 2019

Penyusun

v
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................................ii

KATA PENGANTAR.......................................................................................................v

DAFTAR ISI....................................................................................................................vi

DAFTAR TABEL...........................................................................................................vii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2

1.3 Tujuan......................................................................................................................2

1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................................2

1.3.2 Tujuan Khusus...................................................................................................2

1.4 Manfaat....................................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................4

2.1 Landasan Teori.........................................................................................................4

2.1.1 JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)..................................................................4

2.1.2 Administrasi klaim BPJS di faskes tingkat lanjutan..........................................5

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan administrasi klaim..........5

BAB 3 METODE PENELITIAN....................................................................................7

3.1 Rancangan Penelitian...............................................................................................7

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...........................................................7

3.3 Populasi dan Sampel.................................................................................................8

3.4 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data...................................................................8

3.5 Waktu dan Tempat Penelitian...................................................................................9

3.6 Etika penelitian.........................................................................................................9

3.7 Teknik pengolahan dan Analisis Data.......................................................................9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................11

LAMPIRAN....................................................................................................................13

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional.................................................................................7

Tabel 2. Jadwal Penelitian......................................................................................14

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Klaim merupakan suatu permintaan dari salah satu atau dua pihak yang
mempunyai ikatan agar haknya terpenuhi satu dari dua pihak yang mempunyai
ikatan tersebut akan mengajukan klaim kepada pihak lainnya sesuai dengan
perjanjian atau provisi polis yang disepakati bersama oleh kedua pihak tersebut
(Ilyas, 2006). Dalam KEMENKES RI 2015. PMK No. 36 Tahun 2015 tentang
Pencegahan Kecurangan (Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
pada Sistem Jaminan Sosial Nasional diatur bahwa klaim juga dapat diartikan
sebagaimana permintaan pembayaran biaya pelayanan kesehatan oleh fasilitas
kesehatan kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan.
Administrasi klaim menurut definisi HIAA (Health Insurance Association
America) adalah proses pengumpulan bukti atau fakta yang berhubungan dengan
kejadian sakit dan cedera, melakukan perbandingan dengan ketentuan polis, dan
menentukan manfaat yang dapat dibayarkan kepada tertanggung atau penagih
klaim. Ada beberapa permasalahan yang berhubungan dengan klaim yang mana
pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan prosedur (Ilyas, 2006). Dengan
adanya administrasi klaim yang baik di rumah sakit akan mampu menciptakan
ketertiban mutu pelayanan dan kelengkapan klaim yang baik pula.
Bedasarkan penelitian (Putra dan Kusumo, 2016 : 2) Ketidaklengkapan
administrasi klaim BPJS pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Gamping
disebabkan karena DPJP (Dokter Penanggung Jawab Pasien) tidak lengkap
mengisi rekam medis sebesar 33,33%, Verifikator BPJS rumah sakit tidak selalu
ditempat sebesar 25%, kurangnya persamaan persepsi antar verifikator BPJS
sebesar 25%, tarif yang didapatkan rumah sakit lebih kecil dibandingkan tarif
klaim yang diajukan sebesar 12, 67%, dan coding atau grouping diagnosis ke
system Ina-CBG’s berpengaruh pada hasil klaim yang didapatkan sebesar 4%.
Bedasarkan penelitian (Irmawati, Kristijono, Susanto, dan Belia, 2017)
menunjukan bahwa ketidaklengkapan administrasi klaim disebabkan karena
administrasi kepesertaan yang tidak sesuai sebesar 71%, kesesuaian administrasi
pelayanan sebesar 28% berkas klaim dengan berkas yang tidak sesuai sebanyak 7

1
berkas (14%) meliputi kesesuaian spesialisasi DPJP dengan diagnosis 2 berkas
(4%) dan koding penyakit bukan koding unbundling 5 berkas (10%).
Bedasarkan latar belakang diatas penulisan mengambil judul “ANALISIS
FAKTOR-FAKTOR KETIDAKLENGKAPAN ADMINISTRASI KLAIM
RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT WAVA HUSADA”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, berikut ini rumusan masalah :

Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan dokumen administrasi


klaim rawat inap di Rumah Sakit Wava Husada ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan
dokumen administrasi klaim rawat inap di Rumah Sakit Wava Husada.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui ketidaklengkapan administrasi klaim rawat inap di Rumah
Sakit Wava Husada.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan administrasi
klaim rawat inap di RS Wava Husada.

1.4 Manfaat
1. Bagi Peneliti
Sebagai tambahan ilmu dan referensi bagi peneliti serta dapat
mengembangkan penegtahuan mengenai faktor ketidaklengkapan dokumen
administrasi klaim di Rumah Sakit Wava Husada
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai pengembangan ilmu dibidang Administrasi Klaim Asuransi
Kesehatan khususnya mengenai faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan
dokumen klaim di Rumah Sakit Wava Husada

3. Bagi Rumah Sakit Wava Husada


Diharapkan dengan adanya penelitian ini dokumen Administrasi Klaim di Rumah
Sakit Wava Husada dapat lengkap dan sesusai dengan prosedur yang telah
ditetapkan pihak BPJS Kesehatan maupun Rumah Sakit.

2
3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
Bedasarkan buku pegangan sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari Sistem Jaminan Sosial
Nasional (SJSN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui
mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory)
berdasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
Nasional. Tujuannya adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam
sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
masyarakat yang layak.
Bedasarkan peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 28 tahun
2014 tentang pedoman pelaksanaan program jaminan kesehatan nasional tujuan
pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk memberikan
perlindungan kesehatan dalam bentuk manfaat pemeliharaan kesehatan dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang
yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
Bedasarkan Undang-Undang No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional, prinsip - prinsip penyelenggaraan dalam pelaksanaan program
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS Kesehatan) yaitu :

1. Kegotongroyongan
Dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN), prinsip gotong
royong berarti peserta yang mampu membantu peserta yang kurang
mampu, peserta yang sehat membantu yang sakit. Hal ini terwujud
karena kepesertaannya bersifat wajib untuk seluruh penduduk.
2. Nirlaba
Dana yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS Kesehatan) adalah dana amanah yang dikumpulkan
dari masyarakat secara nirlaba bukan untuk mencari laba (for profit

3
oriented). Tujuan utamanya adalah untuk memenuhi sebesar-
besarnya kepentingan peserta.
3. Keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi, dan efektivitas.
Prinsip manajemen ini mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana
yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.
4. Portabilitas
Prinsip portabilitas jaminan sosial dimaksudkan untuk memberikan
jaminan yang berkelanjutan kepada peserta sekalipun mereka
berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
5. Kepesertaan bersifat wajib
Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta
sehingga dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib
bagi seluruh rakyat, penerapannya tetap disesuaikan dengan
kemampuan ekonomi rakyat dan pemerintah, serta kelayakan
penyelenggaraan program.
6. Dana Amanah
Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan dana titipan
kepada badan penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam
rangka mengoptimalkan dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.
7. Hasil pengelolaan dana
Jaminan Sosial Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan
program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta.

2.1.2 Administrasi klaim BPJS di faskes tingkat lanjutan


Menurut Panduan Praktis Teknis Verifikasi Klaim BPJS Kesehatan, Tahap
verifikasi administrasi klaim yaitu :
1. Verifikasi Administrasi Kepesertaan
Verifikasi administrasi kepesertaan adalah meneliti kesesuaian berkas klaim
yaitu antara Surat Eligibilitas Peserta (SEP) dengan data yang diinput dalam
aplikasi INA CBGs dengan berkas pendukung lainnya.
2. Verifikasi Administrasi Pelayanan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam deteksi dini administrasi pelayanan
adalah :

4
5

a. Untuk kode INA CBGs severity level III pastikan ada pengesahan dari
Komite Medik.
b. Kesesuaian Spesialisasi Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP)
dengan diagnosa. Misalnya, pasien dengan diagnosa jantung namun
DPJP-nya adalah spesialis mata, lakukan cross check ke resume medis
atau poli.
c. Kesesuaian antara tindakan operasi dengan spesialisasi operator.
Misalnya, dalam laporan tindakan Apendiktomi oleh operator spesialis
jantung, perlu dilakukan cross check lebih lanjut.
d. Kesesuaian antara Tipe Rumah Sakit dan kompetensi dokter di Rumah
Sakit tersebut. Misalnya : Tindakan Kraniotomi yang dilakukan di
Rumah Sakit Type D, Tindakan CABG yang dilakukan di Rumah
Sakit yang tidak memiliki ahli Bedah Thorax Kardio Vaskuler, perlu
dilakukan cross check lebih lanjut.
e. Koding yang ditentukan koder tidak unbundling. Contoh : Diabetes
Melitus with Nephrophaty menjadi Diabetes Melitus (Diagnosa
Primer) dan Nephrophaty (Diagnosa Sekunder).
f. Perhatikan Readmisi untuk diagnosa penyakit yang sama, jika pasien
masuk dengan diagnosa yang sama lakukan cross check dengan
riwayat pulang rawat pada episode yang lalu, apakah pada episode
rawat yang lalu pasien pulang dalam keadaan sembuh atau pulang
dalam keadaan pulang paksa, ataupun dirujuk. Jika pasien telah
dipulangkan dalam keadaan pulang paksa maka episode rawat pada
readmisi merupakan kelanjutan dari pembiayaan penyakit yang sama.
g. Pada kasus special CMGs :
1). Alat kesehatan dengan prosedur operasi : pastikan kesesuaian
tagihan dengan resume medis, billing RS dan laporan operasi.
2). Diluar prosedur operasi : pastikan kesesuaian tagihan dengan
resume medis, billing RS, resep alat kesehatan, bukti tanda
terima alat kesehatan.
3). Pada kasus special drug, pastikan kesesuaian antara tagihan
dengan resume medis, billing dan regimen (jadual dan rencana
pemberian obat).
Bedasarkan peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan No.
7 tahun 2018, Kelengkapan pendukung pengajuan klaim pelayanan RITL adalah
sebagai berikut :
a. Lembar surat eligibilitas Peserta (SEP) yang ditandatangani oleh
Peserta/keluarga atau cap jempol tangan Peserta.
b. Resume medis yang mencantumkan diagnosa dan prosedur yang
ditandatangani oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP).Laporan
tindakan, prosedur atau laporan operasi.
c. Hasil pemeriksaan penunjang, apabila dilakukan.
d. Surat perintah rawat inap.
e. Surat pernyataan pemeriksaan klaim oleh tim pencegahan kecurangan
rumah sakit.
f. Checklist klaim rumah sakit.
g. Luaran sistem informasi pengajuan klaim yang diunggah ke sistem
informasi BPJS Kesehatan.
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaklengkapan administrasi
klaim
Bedasakan penelitian (Megawati & Pratiwi 2016) faktor – faktor yang
mempengaruhi ketidaklengkapan dokumen administrasi klaim rawat inap di RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta dikarenakan sebagai berikut :
a. Laporan Individual Pasien
Laporan individual pasien merupakan rekapitulasi pelayanan pasien yang
dibuat rumah sakit yang berisi catatan perawatan pasien dalam satu episode
perawatan. Laporan individual pasien merupakan data yang didapatkan dari
dokumen persyaratan pengajuan klaim BPJS pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta.
Hasil studi dokumentasi terhadap 38 lembar kelengkapan syarat dokumen
klaim BPJS menunjukan sebagian besar lembar laporan individual pasien klaim
tidak lengkap. Dari hasil analisis dihasilkan berkas kasus terhadap 32 lembar
laporan individual pasien tidak lengkap dengan presentase ketidaklengkapan

6
7

sebesar 84% dan berkas lengkap sejumlah 6 lembar dengan presentase 16%. Pada
berkas control persentase ketidaklengkapan sebesar 8% atau 3 syarat tidak
lengkap atau presentase 92%. Dari hasil analisis diketahui bahwa item yang
menyebabkan dikembalikannya klaim BPJS yaitu antara lain Kela Perawatan,
Nomer SEP, Tanggal Masuk, Diagnosa Utama, Diagnosa Sekunder, Prosedur, dan
INA CBG’s.
Item pada lembar individual pasien yang memiliki persentase
ketidaklengkapan paling banyak yaitu pada item diagnosa utama yaitu sebesar
26% item tidak lengkap dan 74% item lengkap dari 38 lembar kasus.
b. Laporan Penunjang
Laporan penunjang pasien merupakan laporan hasil pelayanan tambahan
untuk pasien yang melakukan pelayanan tambahan. Laporan penunjang
merupakan laporan dari suatu rangkaian pemeriksaan medis yang dilakukan atas
indikasi tertentu guna memperoleh keterangan yang lebih lengkap. Apabila
laporan penunjang tidak ada atau tidak lengkap dalam pengajuan syarat klaim
BPJS pada verifikator BPJS maka akan dikembalikan untuk di lengkapi atau
dilampirkan. Kekurangan lembar penunjang akan berpengaruh pada keabsahan
penagihan dan perhitungan biaya perawatan pasien karena lembar penunjang
merupakan bukti pasien telah melakukan pelayanan tambahan.
Hasil studi dokumentasi terhadap 38 lembar laporan penunjang
kelengkapan syarat dokumen klaim BPJS pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dari hasil analisis dihasilkan terdapat 7 lembar
laporan penunjang tidak lengkap dengan persentase ketidaklengkapan sebesar
18%, dan berkas lengkap sejumlah 31 lembar dengan persentase 82%. Berkas
kontrol sudah memenuhi kriteria kelengkapan 100%. Ketidaklengkapan laporan
penunjang pasien tersebut karena tidak dilampirkannya lembar laporan
penunjang pada berkas syarat pengajuan Klaim BPJS pasien rawat inap. Dan juga
ditemukan kasus diagnosis pada tindakan atau prosedur yang memerlukan laporan
penunjang sehingga pihak verifikator BPJS meminta kelengkapan dengan
pengembalian klaim BPJS.
c. Fotocopy kartu BPJS
Kartu BPJS kesehatan merupakan tanda bukti peserta Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) dan sebagai syarat pasien yang ditanggung biaya perawatannya
oleh BPJS.
Hasil studi dokumentasi terhadap 38 lembar Fotocopy Kartu BPJS
kelengkapan syarat dokumen klaim PJS pasien rawat inap di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dari hasil analisis terhadap 38 lembar kasus
kelengkapan syarat berkas klaim BPJS menunjukkan lembar fotocopy kartu BPJS
klaim tidak lengkap. Dari hasil analisis berkas kasus terdapat 4 lembar fotocopy
kartu BPJS tidak lengkap dengan persentase ketidaklengkapan sebesar 7%, dan
berkas lengkap sejumlah 34 lembar dengan persentase 89%. Berkas control sudah
memenuhi kriteria kelengkapan 100%. Faktor fotocopy kartu BPJS karena
lampiran kartu BPJS yang dilampirkan bukan kartu milik pasien melainkan kartu
milik salah satu anggota keluarganya, dan kartu BPJS yang dilampirkan sudah
tidak aktif.
Dalam proses pengklaiman mempunyai beberapa tahapan pengklaiman
yang dimulai dari Unit Pelayanan Fungsional/Instalasi pelayanan ke unit Rekam
Medik dan selanjutnya diproses oleh petugas koding kemudian diteruskan ke
bagian keuangan untuk dibuatkan klaim. Klaim tersebut diteruskan kepada
verifikator independen untuk diverifikasi, apabila ada yang tetjadi
ketidaklengkapan berkas klaim maka akan dikembalikan ke RS untuk dilengkapi.
Tahapan-tahapan tersebutlah yang dilalui, sehingga perlu waktu, dan kemampuan
petugas dalam melaksanakan tahapan-tahapan proses klaim. Berkas klaim yang
tidak lengkap akan berdampak pada jumlah berkas klaim yang disetujui dan tidak
disetujui juga kecepatan dalam hal pengklaiman biaya (Kusairi, 2013).
Menurut (Leonard, 2016) jurnal pengorganisasian klaim pelayanan pasien
JKN di RSUP Dr. M. Djamil Padang tahun 2016, adanya faktor input yang
mempengaruhi ketidaklengkapan dokumen klaim yaitu masih kurangnya
pemahaman dan pengetahuan tentang pengisian ICD 10 dan ICD 9 CM sesuai
kaidah, masih kurangnya keterampilan SDM coding grouping karena masih
kurangnya pelatihan serta masih ada penempatan SDM yang belum sesuai
kompetensi.

8
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif. Penelitian
Deskriptif merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif
bedasarkan Buku Saku Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma
Kesehatan (Sibagariang, 2010). Menurut Buku metode penelitian suatu
pendekatan proposal (Mardasil, 2010) Penelitian Deskriptif tidak menguji
hipotesa atau tidak menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendeskripsikan
informasi apa adanya sesuai dengan variabel yang diteliti. Masalah yang diambil
yaitu melihat ketidaklengkapan dokumen administrasi kalim rawat inap dalam
proses manajemen klaim di Rumah Sakit Wava Husada

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


1) Variabel
Variabel pada penelitian ini adalah ketidaklengkapan dokumen
administrasi klaim rawat inap.
2) Definisi Operasional
Definisi operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Definisi Operasional

Instrument
Variabel Definisi Operasional Indikator
Penelitian

Ketidaklengk Klaim yang tidak sesuai dengan persyaratan Dokumen Observasi


apan kelengkapan dokumen administrasi klaim administrasi
dokumen rawat inap. Setelah dokumen diserahkan di klaim rawat
administrasi bagian Casemix, dokumen klaim disesuaikan inap pasien
klaim rawat dengan SOP selanjutannya ketidaklengkapan peserta
inap di RS dokumen klaim akan dikembalikan pada BPJS
Wava Husada bagian terkait. Dokumen klaim tidak lengkap Kesehatan
dinyatakan oleh petugas Casemix.

3.3 Populasi dan Sampel


1. Populasi

10
11

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen


administrasi klaim rawat inap yang tidak lengkap di RS Wava Husada.

2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsami,
2006). Sampel dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen klaim rawat
inap yang tidak lengkap di RS Wava Husada.
Menurut Baley dalam Mahmud (2011, hlm. 159) yang menyatakan
bahwa untuk penelitian yang menggunakan analisis data statistik, ukuran
sampel paling minimum adalah 30.

3.4 Instrumen dan Cara Pengumpulan Data


1. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
data (Natoadmodjo, 2010). Untuk menunjang penelitian ini peneliti
membutuhkan instrument penelitian, antaralain :
a. Observasi
Menurut Sugiyono (2015 : 204) observasi merupakan kegiatan pemuatan
penelitian terhadap suatu obyek. Apabila dilihat pada proses pelaksanaan
pengumpulan data, observasi non-partisipan. Dalam melakukan observasi,
peneliti memilih hal-hal yang diamati dan mencatat hal-hal yang berkaitan
dengan peneliti. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melihat
faktor apa yang mempengaruhi ketidaklengkapan dokumen klaim rawat inap di
RS Wava Husada. Dengan melakukan pengecekkan dokumen administrasi
klaim rawat inap meliputi dokumen administrasi klaim kepesertaan dan
dokumen administrasi klaim penunjang pelayanan dan ceklis lembar observasi.

2. Cara pengumpulan data


Cara pengumpulan data dengan metode observasi digunakan dengan cara
mengamati dan terlibat kegiatan yang berhubungan dengan pendokumentasian
dokumen adminstrasi klaim rawat inap di Rumah Sakit Wava Husada. Peneliti
menjelaskan tujuan observasi bagian casemix yang berhubungan dengan
ketidaklengkapan administrasi klaim rawat inap. Melakukan pengamatan atau
pengecekkan dokumen administrasi klaim rawat inap dan ceklist lembar
observasi. Setelah itu proses merekapitulasi data sesuai hasil pengeccekkan
dokumen administrasi klaim rawat inap.

3.5 Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan 1 Desember 2019 sampai dengan
31 Desember 2019
2. Tempat penelitian
Lokasi penelitian akan di laksanakan di Rumah Sakit Wava Husada yang
beralamat Jl. Panglima Sudirman No.99A, Lemah Duwur, Dilem, Kec.
Kepanjen, Malang, Jawa Timur 65163.

3.6 Etika penelitian


Teknik analisis data menurut (Iqbal 2006:35) adalah: “memperkirakan atau
dengan menentukan besarnya pengaruh secara kuantitatif dari suatu (beberapa)
kejadian terhadap suatu (beberapa) kejadian lainnya, serta
memperkirakan/meramalkan kejadian lainnya. Kejadian dapat dinyatakan sebagai
perubahan nilai variabel. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh
data yang diperoleh baik melalui hasil kuesioner dan bantuan wawancara”.
3.7 Teknik pengolahan dan Analisis Data
1) Teknik Pengelolahan Data
Menurut Notoatmodjo, 2010 proses pengolahan data dapat melalui tahap-
tahap sebagai berikut:
a. Editing
Proses editing atau penyuntingan data adalah kegiatan penyuntingan
kejelasan data pada saat wawancara sertapengecekan dan perbaikan isian dari
wawancara.
a. Coding
Proses coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka atau bilangan. Penulisan data pada ceklist menjadi 1=lengkap,
0=tidak lengkap.
b. Tabulating
Merupakan kegiatan memasukkan data hasil penelitian dalam klasifikasi
ke dalam tabel sesuai dengan kriteria agar lebih mudah dalam entry data.
Tabulasi data tersebut berkesinambungan dengan pemberian kode data
responden, serta skor nilai.

12
13

c. Scoring
Memberi nilai masing- masing kuesioner dengan prosentasi konsep diri.
d. Cleaning
Merupakan kegiatan pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, kemudian
dilakukan pembentulan atau koreksi.
2) Analisis Data
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Dalam statistik deskriptif antara lain
adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram,
perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendesi sentral), perhitungan
desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata
dan standar deviasi, perhitungan persentase. (Sugiyono, 2009: 207-208). Pada
penelitian penyajian data menggunakan hasil observasi dan wawancara di RS
Wava Husada khususnya di bagan casemix.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. A. (2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika, 15.
Ilyas, Y. (2006). Mengenal Asuransi Kesehatan Review Utilisasi Manajemen
Klaim dan Fraud. Depok: FKM UIKepmenkes.
Indonesia, R. (2004). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Timur Putra Mandiri.
Iqbal, Hasan. 2006, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta : PT Bumi
Aksara
Irmawati, I., Kristijono, A., Susanto, E., & Belia, Y. (2018). Penyebab
Pengembalian Berkas Klaim Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Pasien Rawat Inap Ditinjau Dari Syarat-Syarat Pengajuan Klaim Di RSUD
RA Kartini Jepara. Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, 1(1), 45-
51. Irmawati, Kristijono, Susanto, dan Belia
KEMENKES RI 2015. PMK No. 36 Tahun 2015 tentang Pencegahan Kecurangan
(Fraud) dalam Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan pada Sistem
Jaminan Sosial Nasional. Jakarta: Kemenkes RI.
Kusairi, M. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelengkapan Berkas
Klaim Pasien Jamkesmas Di Rsud Brigjend. H. Hasan Basry
Kandangan (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
Leonard, D. (2016). Pengorganisasian Klaim Pelayanan Pasien Jkn Di Rsup Dr
M Djamil Padang. Menara Ilmu, 10(72).
Mardalis. 2010. Metode Penelitian (Suatu Pendekatan Proposal) Edisi 1. Jakarta:
Bumi Aksar.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Megawati, L., & Pratiwi, R. D. (2016). Faktor-Faktor Penyebab Pengembalian
Berkas Persyaratan Klaim BPJS Pasien Rawat Inap di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Vokasional, 1(1), 36-43.
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 7 Tahun 2018
Tentang Pengelolaan Administrasi Klaim Fasilitas Kesehatan dalam
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan.
Permenkes, R. I. (2013). No. 28 Tahun 2014. Pedoman Pelaksanaan Program
Jaminan Kesehatan Nasional, Jakarta: Depkes RI.
Putra, D. A. A., & Kusumo, M. P. (2016). Model Verifikasi Klaim BPJS Pasien
Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Gamping. In Prosiding
Interdisciplinary Postgraduate Student Conference.

14
15

RI, K. K. (2013). Buku pegangan sosialisasi jaminan kesehatan nasional (JKN)


dalam sistem jaminan sosial nasional. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.
Suharsimi, A. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
LAMPIRAN

1. Jadwal Penelitian

2019
Waktu Kegiatan
Juli Ags Sep Okt Nov Des
Identifikasi masalah
Pengajuan judul
Pembuatan proposal
Seminar proposal
Pengurusan izin
Pengambilan data
Pengolahan data hasil
penelitian
Analisa data
Penyusunan laporan
penelitian

16
17

2. Informed Consent

PERNYATAAN PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)


Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama :
Usia :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang diajukan oleh Ega
Dinar Istiqfarini mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang dengan
judul “Analisis Faktor – Faktor Ketidaklengkapan Administrasi Klaim Rawat Inap
di Rumah Sakit Wava Husada”.
Demikian surat pernyataan persetujuan ini saya buat dengan kesadaran saya tanpa
paksaan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Malang, .............................
Yang menyatakan,

___________________

Anda mungkin juga menyukai