Disusun Oleh
KHUSU MARIAH
C1019027
i
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh
KHUSU MARIAH
C1019027
ii
PERSETUJUAN PROPOSAL SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa proposal skripsi yang
berjudul
PENGARUH PEMBERIAN TERAPI FOOT MASSAGE TERHADAP
TINGKAT NYERI POST OP SECTION CAESAREA
DI RSUD BREBES TAHUN 2023
iii
Pengesahan proposal skripsi
Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul:
KHUSU MARIAH
C1019027
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 9 Mei 2023 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.
Penguji I
Penguji II
Deni Irawan,S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIPY: 1985.03.08.09.050
Penguji III
Khodijah, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIPY: 1980.03.10.06.040
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis masih diberi kesehatan dan bahkan kemampuan
untuk menyelesaikan proposal skripsi ini dengan judul “Pengaruh pemberian
terapi foot massage terhadap penurunan tingkat nyeri pada ibu post operasi sectio
caesarea di RSUD Brebes“ dalam penulisan tugas ini peneliti menyampaikan
terimakasih yang tak terhingga kepada Ibu Khodijah, S.Kep.,Ns.M.Kep selaku
pembimbing I dan Deni Irawan, M.Kep selaku pembimbing II yang telah banyak
membantu serta memotivasi peneliti dalam proses pembuatan proposal ini. Dalam
penyusunan skripsi ini, peneliti juga banyak mendapat bimbingan dan pengarahan
dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan kali ini peneliti juga
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Dr. H. Maufur, M.Pd. selaku Rektor Universitas Bhakti Mandala Husada
Slawi.
2. Dwi Budi Prastiani, M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku Ka Prodi Ilmu Keperawatan
& Ners.
3. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Bhakti Mandala
Husada Slawi dan seluruh Staf program Studi Ilmu keperawatan yang telah
memberikan ilmunya dan membantu peneliti dalam penyelesaian proposal
4. Terimakasih yang tak terhingga kepada Kedua orang tua saya Bapak Abd
Wachid dan Ibu Roisah do’a yang tak henti-hentinya memberikan semangat,
serta kasih sayang, pengorbanan dan ketulusannya mendampingi saya dalam
menyelesaikan proposal ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
rahmat dan ridho-Nya kepada kedua orangtua saya. Allahumma amin. Serta
kepada saudara saya M. Maftukhi, Siti Lutfiyah ,Siti Janiroh, dan Akhmad
Supriyanto yang telah banyak memberikan dukungan dan semangat dalam
proses mengerjakan skripsi
5. Ucapan terimakasih kepada Sugiono lover yakni sahabat saya selama kuliah
Ine Melioni P, Riski Yulia A, Elsa Aulia, Niken Awaliyah A, Vila Mar’atus
v
liani, dan Rindiani yang telah banyak menghibur dan memberikan semangat
tiada henti selama proses pembuatan skripsi.
6. Terimakasih kepada tim peneliti yang telah membantu proses pengambilan
data penelitian
7. Teman- teman seperjuangan Prodi Ilmu Keperawatan dan Ners Universitas
Bhamada Slawi Angkatan 2019, terimakasih atas hari-hari yang telah di lalui
bersama selama pembuatan proposal skripi, saling mememotivasi dan semoga
kita menjadi orang bermanfaat untuk orang lain
Semoga allah swt membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan
yang lebih dari yang mereka berikan kepada peneliti. Peneliti menyadari proposal
skripsi ini tidak luput dari berbagai kesalahan dan kekurangan, maka peneliti
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun perbaikan. Peneliti
berharap semoga proposal skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penelitian
pada khususnya dan pada pembaca pada umumnya.
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................... ii
PERSETUJUAN POPOSAL SKRIPSI ...................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
LAMPIRAN……………………………………………………………... vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...................................................................................... 1
1.2 Tujuan penelitian ................................................................................ 5
1.3 Manfaat penelitian ............................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori dan konsep penelitian ................................................................. 6
2.2 Kerangka teori ...................................................................................... 20
2.3 Kerangka kosnsep penelitian .............................................................. 21
2.4 Hipotesis ............................................................................................. 21
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan rancangan penelitian ............................................................ 22
3.2 Alat penelitian dan cara pengumpulan data ......................................... 23
3.3 Populasi dan sampel ............................................................................. 24
3.4 Besar sampel ........................................................................................ 25
3.5 Tempat dan waktu penelitian .............................................................. 26
3.6 Definisi Operasional Variabel penelitian dan skala ukur.................... 26
3.7 Teknik Pengelolaan data dan Analisa Data ........................................ 27
3.8 Etika penelitian .................................................................................... 28
3.9 Jadwal Penelitian .............................................................. …………... 30
DAFTAR PUSTAKA
vii
LAMPIRAN
Lampiran 1 (Lembar Informasi Penelitian)
Lampiran 2 (Lembar Permohonan)
Lampiran 3 (Lembar Persetujuan)
Lampiran 4 (Lembar Observasi)
Lampiran 5 (Standar Prosedur Operasional)
Curriculum Vitae
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Verbal Descriptor Scale (VDS) ............................................... 12
Gambar 2.2 Visual Analog Scale (VAS) .................................................... 13
Gambar 2.3 Numeric Rating Scale (NRS) ................................................. 13
Gambar 2.4 Menuangkan lation kedua telapak tangan .............................. 18
Gambar 2.5 Pemijatan pada telapak kaki .................................................... 18
Gambar 2.6 Memutar pergelangan dan menggerakan maju mundur kaki .. 18
Gambar 2.7 Memijat jari- jari kaki ............................................................. 18
Gambar 2.8 Menahan kaki dengan menggunakan kelima jari .................... 19
Gambar 2.9 Memijat sela- sela jari ......................................................... .... 19
Gambar 2.10 Tekanan pada jari- jari kaki ................................................... 19
Gambar 2.10 Gambar kerangka teori .......................................................... 20
Gambar 2.11 Gambar teori konsep ............................................................. 21
Gambar 3.1 Model Pendekatan One Grup Only Pre Post Test Design ...... 22
x
DAFTAR SINGKATAN
SC : Section caesarea
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Nyeri setelah persalinan SC dapat menyebabkan masalah pada ibu yaitu masalah
ikatan ibu dan bayi menjadi terganggu/ tidak terpenuhi serta nyeri di daerah
abdomen. Ibu post SC yang melakukan laktasi yaitu dengan perawatan bayi,
berusaha bergerak naik turun dari tempat tidur dan mengatur posisi yang nyaman
selama menyusui akibat adanya nyeri. Rasa nyeri tersebut akan mengakibatkan
pasien menunda pemberian ASI sejak awal pada banyinya (Sari & Rumhaeni,
2020). Rasa nyeri setelah persalinan SC memiliki angka yang lebih tinggi yaitu
sekitar 27,3% di bandingkan dengan persalinan normal yang hanya sekitar 9%
(Akbar dkk, 2014). pasien post SC pada umumnya mengeluh nyeri pada daerah
luka 60% nyeri hebat, 25% nyeri sedang, dan 15% nyeri ringan (Ramandanty,
2019). Menurut Suprapto (2021) bahwa salah satu penyebab terjadinya nyeri
adalah penerapan stantar operasional prosedur perawatan post SC yang belum
maksimal yang dilaksananakan oleh perawat. prosedur dan hambatan ini dapat
berkurang apabila pasien post SC dilakukan penatalaksanaan tepat.
Penatalaksanaan nyeri pada post SC dapat dilakukan secara farmakologi dan non
farmakologi. Penatalaksanaan secara farmakologi dengan menggunakan obat-
obatan yang fungsinya utuk mengurangi rasa nyeri seperti analgesik sistemik,
senyawa analgesik narkotik, agen pembangkit efek analgesik, tetapi
menimbulkan efek samping dari terapi tersebut mulai dari mual, muntah,
konstipasi, gangguan ginjal, gangguan fungsi jantung, dan pusing. Sedangkan
penanganan nyeri non farmakologis antara aromaterapi lavender, terapi relaksasi
autogenik, terapi musik, foot massage (Yuniawati, 2019).
yang berat. Hasil penelitian Aristha (2022) menyimpulkan bahwa terapi musik
masih ada kelemahan pada pasien post op SC yaitu sebagian skala nyeri tidak
berkurang dikarena saat pemberian terapi terapi musik, pasien merasakan tidak
nyaman dikarenakan musik yang didengarkan tidak sesuai apa yang disukai
sehingga berkurangnya efek dari suara musik tersebut.
Foot massage di lakukan pada 1-2 hari dengan menggunakan teknik mengusap
(efflurage/ stroking), petrisage (gerakan memijat atau meremas), friction (gerakan
melingkar kecil dengan penekanan yang lebih dalam) (Dewi, 2018). Teknik ini
dilakukan dengan durasi waktu pemberian 5-20 menit dengan frekuensi
pemberian 1 kali dan dilakukan setelah post operasi, dan setelah 6 jam pemberian
analgesik, sehingga pasien beristirahat merasakan kenyamanan (Meliani &
Rumhaeni, 2020). Rasa nyaman setelah di lakukan tindakan massage juga dapat
mendistraksi rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien, sesuai dengan teori distraksi
yang menyatakan jika seseorang mendapatkan dua rangsangan atau stimulus
secara bersamaan maka otak manusia tidak dapat mempersepsikan rangsangan
tersebut secara bersamaan, dan rangsangan yang lebih kuat dan yang dirasakan
paling diaktivasi melalui inhibitor inteurneuron di mana rangsangan interneuron
4
dihambat, hasilnya fungsi inhibisi dari T-cell menutup gerbang (Meliani &
Rumhaeni, 2020) .
Kelebihan dari terapi foot massage yaitu Terapi yang dianjurkan untuk pasien
post SC karena tindakan yang diajarkan terbilang sederhana, mudah dipelajari,
terapi ini tidak memerlukan alat khusus , mudah dilakukan sendiri atau keluarga,
tidak memerlukan bahan-bahan terapi atau persiapan khusus seperti pada aroma
terapi, tidak memerlukan ruang khusus seperti pada tindakan relaksasi, distraksi,
guide imagery, tidak memerlukan keahlian khusus seperti pada tindakan
hipnoterapi. Menurut penelitian Sari & Rumhaeni (2020) masih terdapat
beberapa responden yang tidak mengalami penurunan setelah dilakukan terapi
foot massage dikarenakan nyeri yang dirasa sangat berat.
Adapun fisiologi foot massage untuk menurunkan tingkat nyeri karena pijatan
akan merangsang serabut saraf (A bata fibers) pada kaki dan lapisan darmatom
yang mengandung reseptor taktil dan tekanan pada permukaan kaki yang banyak
dipersyarafi dengan 7000 ujung saraf kemudian reseptor mengirimkan impuls
saraf kesistem saraf pusat kemudian gate control sistem diaktifkan melalui
melalui penghambat interneuron rangsang sehingga mengakibatkan penghambat
T-cell yang akan menutupi gerbang, sehingga pesan nyeri tidak di transmisikan
kesistem saraf pusat kemudian pasien dapat merelaksasi sehingga nyeri yang di
rasa berkurang (Sari & Rumheni, 2020)
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
maupun berat, infeksi peorperal ringan dapat berupa kenaikan suhu tubuh pada
ibu saat beberapa hari dalam masa nifas dan infeksi puerperal berat dapat berupa
peritonitis, sepsis, dan sebagainya. Infeksi ini dapat penyebabkan pendarahan
pada ibu. Sehinga pendarahan pada ibu, disebabkan karena adanya prosedur
Episiotomi atau sayatan pada perineum yang terdapat pada jaringan jalan lahir
pada bayi sehingga anus dapat bereaksi saat proses persalinan. Pada proses
persalinan dengan menggunakan tindakan SC terdapat pembedahan pada
cabang- cabang atonia uteria, atonia uteria merupakan pendarahan pasca
persalinan yang dapat terjadi karena terlepasnya sebagian plasenta dari uterus
dan sebagian lagi belum terlepas sehingga tidak ada kontraksi pada bayi dan
Atonia uteria terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah di
lakukan rangsangan pemijatan fundus uteri. (Anik & Yulianingsih, 2009, dalam
kutipan Yulita, 2017). Salah satu dampak dari SC yaitu nyeri.
proses amplifikasi sinyal neural terkait nyeri dimana serangkaian nyeri pada
reseptor opioid dapat ditentukan dikornu dorsalis. Persepsi adalah hasil dari
interaksi proses yang terdiri dari transduksi, transmisi, modulasi, aspek psikologis,
dan karakteristik individu lainnya . akan tetapi organ tubuh manusia yang
berperan sebagai reseptor nyeri yaitu ujung saraf bebas dalam kulit yang
merespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak bagian
tubuh.
Faktor yang mempengaruhi nyeri perlu diamati oleh perawat karana untuk
melakukan pengkajian oleh perawat untuk perawatan pada pasien yang perlu di
waspadai (Hamdani, 2014, dalam kutipan Dewi, 2017) diantaranya usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman nyeri sebelumnya, mekanisme koping,
dukungan keluarga. Usia merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi
nyeri, terutama pada seseorang anak maupun dewasa akhir, karena pada usia
tersebut lebih sensitif terkena nyeri baik itu nyeri sedang maupun nyeri berat.
Pada usia lansia lebih persepsi berkurang karena perubahan patologis dengan
beberapa penyakit yang di alami (Susanti, 2018). Jenis kelamin, pada dasarnya
jenis kelamin laki- laki dan perempuan rentang nyerinya berbeda. Dari penelitian
ini menunjukan bahwa perempuan lebih cenderung nyeri dari pada laki- laki
karena pada umumnya perempuan memiliki intensitas nyeri yang kuat, frustasi
dan akut, dan persaan tidak nyaman karena nyeri yang di alami terutama pada
seseorang disminor dan post op. Sedangkan pada laki- laki tidak cenderung
terkana nyeri karena laki- laki memiliki mental yang kuat (Marlina, 2015)
muncul rasa takut, dan juga sebaliknya apabila seseorang mengalami nyeri
berulang-ulang tetapi nyeri tersebut bisa dihilangkan maka seseorang akan
menginterpretasikan sensasi nyeri (Wijaya, 2016; Yantini & Susila, 2018).
lama nyeri berlangsung datang, apakah ada waktu- waktu tertentu yang
menghambat nyeri.
Klasifikasi nyeri dibagi menjadi beberapa bagian antara lain klasifikasi nyeri
berdasarkan durasi, klasifikasi nyeri berdasarkan asal, dan klasifikasi nyeri
berdasarkan lokasi. Klasifikasi nyeri berdasarkan durasi dibagi menjadi dua nyeri
akut dan nyeri kronik. Nyeri akut yaitu nyeri yang terjadi setelah cidera akut,
penyakit, atau intervensi bedah dan memiliki proses yang cepat dengan intensitas
nyeri ringan sampai nyeri berat dan nyeri hilang berlangsung waktu yang singkat
kurang lebih 6 bulan (Lasatun, 2019). Sedangkan nyeri kronik adalah nyeri
konstan yang menetap sepanjang suatu periode waktu tertentu, nyeri ini biasanya
berlangsung hilang lebih dari 6 bulan (Potter & Perry, 2017).
Sedangkan klasifikasi nyeri berdasarkan asalnya dibagi menjadi dua yaitu nyeri
nosiseptif dan nyeri neuropatik. Nyeri nosiseptif yaitu nyeri yang diakibatkan oleh
aktifitas atau sensivitas nosiseptor perifer yang merupan respetor khusus yang
mengantarkan stimulus noxious. Nyeri ini terjadi adanya stimulus yang mengenai
kulit, tulang, sendi, otot, jaringan ikat (Heriyanto & Sulistyowati, 2015, dalam
kutipan Anziliyana, 2020). Sedangkan nyeri neuropatik adalah hasil suatu cidera
atau abnormalitas yang didapat pada struktur saraf perifer maupun sentral, nyeri
ini lebih sulit diobati (Andarmayo, 2017). Klasifikasi nyeri berdasarkan lokasi
dibagi menjadi empat antara lain nyeri supervisial, viseral dalam, nyeri alih, dan
radiasi. nyeri supervisial merupakan nyeri yang disebabkan stimulus kulit, nyeri
ini biasanya terasa sebagian sensasi yang tajam, misalnya ketusuk jarum, luka
potong kecil atau laserasi (Heriyanto & Sulistyowati, 2015). Sedangkan visceral
dalam adalah nyeri yang terjadi akibat stimulus organ-organ internal misalnya
sensasi pukul atau crushing (Heriyanto & Sulistyowati, 2015). Sedangkan nyeri
alih yaitu fenomena umum dalam nyeri visceral karena banyak organ yang tidak
mempunyai reseptor nyeri, misalnya nyeri terjadi pada infark miorkard (Heriyanto
& Sulistyowati, 2015). Sedangkan radiasi yaitu sensai nyeri yang meluas dari
tempat awal cidera kebagian tubuh yang lain misalnya nyeri punggung bagian
12
bawah akibat diskusi interavetebral yang reptur disertai nyeri yang meradiasi
sepanjang tungkai (Heriyanto & Sulistyowati, 2015). Menurut praktek klinis
sehari- hari terdapat 4 jenis nyeri yaitu nyeri nosiseptif, nyeri inflamatorik, nyeri
neuropatik, nyeri fungsional.
Pada umumnya nyeri nosiseptif ini tidak memerlukan terapi khusus karena
berlangsung singkat dan nyeri ini dapat timbul jika ada stimulus yang cukup kuat
sehingga akan menimbulkan kesadaran akan adanya stimulus yang berbahaya.
Contohnya nyeri pada pasien operasi dan nyeri akibat tusukan jarum. nyeri
inflamatorik merupakan nyeri dengan stimulus kuat atau berkepanjangan yang
akan menyebabkan kerusakan pada lesi jaringan. nyeri ini adalah nyeri tipe II
yang dapat terjadi pada pasien nyeri akut dan kronik. Contohnya nyeri pada
pasien rheumatoid artritis. Sedangkan nyeri neuropatik yaitu nyeri yang terjadi
akibat adanya lesi sistem saraf perifer seperti nyeri pada neuropatik diabetik,
post-herpetik, radikulopati lumba. contohnya nyeri pada pasien pasca cedera
medula spinalis, pasien stroke, dan nyeri pada skerosis multiple. nyeri fungsional
ditandai dengan tidak ditemukannya abnormalitas perifer dan defisit neurologis
yang disebabkan karena adanya respon abnormal pada sistem saraf terutama pada
hipersensitifitas apparatus sensorik.
VDS merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga sampai 5 kata yang
mendeskripsika perasaan nyeri, baik tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri
berat dan nyeri tak tertahankan ( Potter & Perry, 2017). Kelebihan VDS yaitu
untuk memungkinkan pasien untuk memilih dan mendeskripsikan skala nyeri
yang di rasakan pasien sedangkan kekurangan dari VDS itu sendiri yaitu skala
nyeri kurang spesifik.
Numeric rating scale (NRS) merupakan alat pengkajian nyeri yang diurai dari
angka 0-10, angka 0 mewakili satu ujung nyeri (misalnya, tidak nyeri) dan angka
10 mewakili kondisi ekstrim dari intensitas nyeri (misalnya rasa nyeri yang berat).
Hasil uji rehabilitas, tenaga kesehatan mengamati pada pasien buta huruf r= 0,96
dan hasil uji rehabilitas konstruk sangat berkorelasi pada pasien nyeri kronik
(nyeri> 6 bulan): korelasi berkisaran sekitar 0,86-0,95. (Cesterlenas, Jensen, Von
Baeyer, dkk, 2017). Kelebihan dari NRS yaitu dianggap sederhana dan mudah
dimengerti dalam menilai nyeri oleh pasien, khususnya pada kondisi akut, mudah
digunakan dan didokumentasikan (Merdekawati, Dasuki & Helmi, 2019).
Kekurangannya yaitu keterbatasan kata untuk menggambarkan rasa nyeri, dan
tidak memungkinkan untuk membedakan nyeri yang lebih detail.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Numeric rating
scale (NRS) karena alat ukur ini memiliki kemampuan yang lebih tinggi di
bandingkan dengan alat ukur Visual analogue skale (VAS). Dan alat ukur NRS
ini mudah di mengerti dan mudah digunakan oleh pasien karena terdapat
keterangan disetiap angkanya. Adapun metode penanggulangan nyeri terbagi
menjadi dua yaitu manajemen farmakologi dan non farmakologi. Manajemen
farmakologi adalah cara yang paling efektif untuk menghilangkan nyeri dengan
memberikan obat-obatan pereda nyeri terutama nyeri yang sangat berat yang
berlangsung selama berjam-jam ataupun berhari hari. Adapun metode yang paling
umum digunakan untuk mengatasi nyeri yaitu obat analgesi (Rehatta, 2019).
golongan obat analgesik dibagi menjadi 2 yaitu analgesik opioid atau narkotik dan
analgetik non narkotik. Analgesik opioid atau narkotik merupakan kelompok obat
yang memiliki sifat-sifat opium atau morfin,obat ini di gunakan untuk
15
meredahkan nyeri pada fraktur dan kanker, misalnya metode fentanil, kodein.
Sedangkan obat analgetik non narkotik cenderung mampu menghilangkan atau
meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada susunan sistem saraf atau bahkan
efeknya menurunkan kesadaran akan tetapi obat ini tidak mengakibatkan efek
ediksi pada penggunannya. Misalnya obat anti nyeri Non Steroid Anti
Inflamations Drugs (NSAID) obat ini diberikan harus berhati-hati karena
efeksampingnya dapat mengakibatkan penurunan fungsi organ atau proses
degeneratif (Setiati et al., 2017). Sedangkan Manajemen non farmakologi yaitu
dengan adanya pasien dan tim medis memandang obat sebagai satu-satunya
metode untuk menghilangkan nyeri. Namun begitu banyak aktivitas
nonfarmakologi yang dapat membantu menghilangkan nyeri. Meskipun ada
laporan mengenai keefektifan tindakan- tindakan ini, sedikit diantaranya yang
belum dievaluasi melalui penelitian riset yang sistematik. Meskipun tindakan
tersebut bukan merupakan pengganti untuk obat-obatan, tindakan tersebut
mungkin diperlukan untuk mempersingkat episode nyeri yang berlangsung hanya
beberapa detik ataupun menit (Safitri, 2019).
Manfaat foot massage atau pijat kaki bermanfaat untuk memberikan relaksasi
yang mendalem , untuk mengurangi kecemasan, untuk mengurangi rasa nyeri
pada pasien, untuk meningkatkan ketidaknyaman fisik pada pasien, dan
meningkatkan kualitas tidur pada pasien (Afianti & Mardhiyah, 2017). Akan
lebih efisien tenaga medis memberikan relaksasi yang mendalam menggunakan
intervensi terapi foot massage di berikannya dengan menggunakan baby oil atau
lation agar pasien lebih rileks dan di beri metode secara baik dan benar. Adapun
metode foot massage yaitu di lakukan secara kurang lebih selama 5-20 menit
dengan frekuensi pemberian 1 sampai 2 kali (, 2020).
17
Gerakan foot massage di mulai dari telapak kaki kemudian pergelangan kaki lalu
bagian punggung kaki, serta jari-jari kaki. Pijatan yang panjang dan lembut akan
memberikan ketenangan dan kenyamanan pada pasien. foot massage atau pijatan
kaki menstimulus saraf- saraf yang terhubung di dalam organ tubuh terutama
pada saraf nosireseptor yang terdapat pada saraf kaki. Saraf nosireseptor
merupakan saraf yang mulai mensensasi nyeri dimana reseptor ini yang
mengirimkan sinyal nyeri yang terletak di permukaan jaringan internal dan bagian
bawah kulit kaki (Anziliyana, 2020). Terapi foot massage atau pemijatan kaki
juga mempunyai indikasi dan kontraindikasi pada pasien yaitu pada pasien yang
mengalami gangguan kardiovaskuler misalnya penyakit hipertensi dan gagal
jantung dan pasien yang mengeluh sakit kepala, dan pasien yang mengalami
imobilisasi. Sedangkan foot massage tidak boleh digunakan pada pasien yang
mengalami fraktur di bagian kaki, pasien yang mengalami luka dan infeksi atau
trauma pada bagian kaki, dan pasien yang mengalami gejala thrombosis vena
dalam (Sari & Rumheni, 2020).
massage ada perubahan pasien merasa rileks, skala nyeri 3. Hasil evaluasi
menyatakan bahwa lansia lebih nyaman setelah dipijat. Foot massage dapat
menurunkan nyeri pada pasien Rheumatoid arthtritis karena gosokan yang
mengaktifkan sensor saraf kaki sehingga terjadi vasodilatasi pembulu darah dan
getah bening yang mempengaruhi aliran darah meninggakat, sirkulasi darah
menjadi lancer, pasokan oksigen kejaringan yang inflamsi menjadi adekuat.
Hasil penelitian Oktaviani (2022) Masalah Indikasi ketuban pecah dini (KPD)
sebagian merasakan nyeri abdomen maka intervesi pada kasus ini menggunakan
terapi foot massage. Sebelum dilakukan terapi foot massage pasien merasakan
nyeri seperti tertusuk- tusuk skala nyeri 4-6 dan meringis kesakitan dan sesudah
dilakukan intervensi terapi foot massage , pasien merasa rileks, skala nyeri 2.
Hasil evaluasi tercapai pembuktian nyeri yang dialami pasien mengalami
perubahan karena Foot massage dapat menimbulkan rangsangan terhadap reseptor
saraf yang di teruskan ke pembuluh darah sehingga meningkatkan nya aliran
darah
Adapun Prosedur pelaksanaan foot massage menurut Galih (2021), antara lain
2.3.1 Menyiapkan alat dan bahan pelicin seperti baby oil dan lation yang aman
dan tidak kadarluarsa, 1 lembar selimut, 1 lembar washlap atau handuk kecil,1
lembar handuk kering
2.3.2 Fase kerja, pada fase ini tindakan yang dilakukan Mencuci tangan terlebih
dahulu untuk mengindari dari bakteri atau kuman, lalu memakai sarung tangan,
mengkaji kondisi pasien, jika pasien terdapat luka bakar atau luka terbuka, dan
kemerahan pada kaki, terdapat fraktur di daerah kaki maka prosedur tindakan
ditunda dan menjelaskan tujuan intervensi
2.3.3 Meletakkan handuk dibawah paha dan tumit, dan posisikan pasien dalam
keadaan senyaman mungkin (jika pasien memakai celana panjang alangkah
baiknya dilipat keatas sampai lutut), tuangkan baby oil atau lation dikedua telapak
tangan sesuai kebutuhan perawat
19
2.2.4 Lakukan pemijatan pada telapak kaki pasien secara perlahan dari arah dalam
kearah sisi luar dan semua jari- jari pasien di pegang tangan kiri perawat
2.2.5 Tahap selanjutnya menuangkan baby oil kembali lalu melakukan pemutaran
pergelangan kaki dan menggerakan kaki maju mundur searah jarum jam
2.2.6 Tahap selanjutnya memijat dan merotasikan semua jari- jari kaki pasien
secara perlahan.
2.2.7 Tahap selanjutnya yaitu tahan dan pijat telapak bagian bawah kaki pasien
dengan menggunakan seluruh jari (ibu jari ditelapak kaki dan keempat jari di
bagian punggung kaki) kemudian kaki pasien di gerakan ke sisi depan dan sisi
belakang
2.2.8 Tuangkan kembali lotion kedalam telapak tangan perawat lalu Berikan
pijatan dari bagian sela- sela jari bagian dalam dengan gerakan ke atas ke bawah
pada kaki pasien dengan gerakan lembut
2.2.9 Berikan tekanan pada semua jari- jari kaki pasien secara perlahan
2.2.10 Prosedur tindakan selesai lalu rapikan kembali dan berpamitan pada pasien
21
post op SC
23
24
Pada tahap pengambilan data dibagi menjadi pre test, intervensi, dan posttest,
adapun di tahap pre test, sebelum melakukan intervensi peneliti menjeaskan
kepada responden tentang lembar observasi yeng terdiri dari nama responden,
umur responden dan pendidikan responden serta alat ukur skala nyeri NRS.
peneliti dan anumerator mengukur skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi kepada pasien post op SC dengan menggunakan skala NRS yang
tersedia dilembar observasi. Sebelum responden menandai alat ukur, peneliti dan
25
enumerator menjelaskan skala nyeri NRS yang menentukan tingkat nyeri yang
dirasakan oleh pasien post op SC dengan melihat panduan peneliti sebelum
dilakukan tindakan. Misalnya peneliti menunjukan lembar observasi yang terdiri
dari Nomer reponden, nama responden, umur responden, pendidikan terakhir
responden serta alat ukur NRS, peneliti menjelaskan arti angka 0 sampai 10
dimana angka 0 tidak nyeri, angka 1 sampai 3 dalam kategori nyeri ringan, angka
4 sampai 6 kategori nyeri sedang dan 7 sampai 10 katagori nyeri berat, setelah
menjelaskan peneliti meminta responden untuk menunjukan angka kira-kira nyeri
yang dirasakan berada pada angka berapa
Setelah responden menandai alat ukur, peneliti memberikan terapi foot massage
atau pemijatan kaki dengan teknik effleurage, patrissage, topotement, vibration,
dan friction, dilakukan selama 10 menit dan dilakukan satu kali pijat, pada
pasien post op SC hari kedua dengan anestesi spinal dan setelah 6 jam pemberian
obat analgesik. Setelah responden dilakukan intervensi foot massage atau
pemijatan kaki dengan teknik tersebut, maka peneliti meminta responden untuk
menentukan tingkat nyeri yang dirasakan dari panduan yang sudah diajarkan
peneliti setelah di lakukan intervensi, misalnya angka 0 tidak nyeri, angka 1
sampai 3 dalam kategori nyeri ringan, angka 4 sampai 6 kategori nyeri sedang
dan 7 sampai 10 katagori nyeri berat, setelah menjelaskan peneliti meminta
responden untuk menunjukan angka kira-kira nyeri yang dirasakan berada pada
angka berapa untuk mengukur skala nyeri responden setelah diberikan intervensi
tersebut. Setelah data mencangkup kriteria inklusi dan eksklusi yang didapatkan
dari responden, maka peneliti langsung mengolah data dengan menggunakan
program komputer.
(Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien post SC di
RSUD Brebes.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Teknik pengambilan sampel penelitian ini
menggunakan accidental sampling. accidental sampling yaitu teknik
pengambilan sampel dengan kebetulan ditemui peneliti dengan cara memberikan
penilaian tersendiri diantara populasi yang akan dipilih. Penilaian ini diambil
tentunya apabila memenuhi kriteria peneliti tersebut. Kriteria dibagi menjadi dua
antara lain kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi merupakan karakteristik
umum subjek penelitian dari suatu target populasi bersifat terjangkau yang akan
dijadikan penelitian. Adapun kriteria inklusi dan kriteria eksklusi antara lain
3.3.2.1 Pasien post op SC hari kedua dengan anastesi spinal
3.3.2.2 Kesadaran penuh
3.3.2.3 Setelah 6 jam pemberian obat analgesik. Karena efek dari obat anelgesik
sudah menghilang
3.3.2.4 Pasien dengan keadaan Nyeri sedang
Sedangkan kriteria eksklusi yaitu kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel dalam penelitian (Nursalam, 2016). Peneliti ini memberikan
kriteria eksklusi antara lain
3.3.2.1 Pasien SC yang memiliki penyakit penyerta seperti pasien pada halnya ada
masalah atau penyakit di bagian kaki
3.3.2.2 Pemasangan IV kateter dikaki
3.3.3 Besar sampel
Besar sampel dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling karena tidak
diketahui jumlah pasien post SCyang dirawat, maka penelitian ini menggunakan
rumus cochran
n= pq
27
keterangan:
n: Sampel yang di cari
p proporsi populasi yang tidak di ketahui (0,5)
q: (1-p) kebalikan dari p
Z: simpangan rata- rata pada tingkat signifikansi (85%=1,44)
d: batas toleransi kesalahan ( 15%=0,15)
n= pq : (0,5)(0,5) : (0,25) : 0,5184 : 24
; 0,0225 0,0225
3.4 Tempat dan Waktu penelitian
Tempat penelitian akan dilakukan di RSUD Brebes pada bulan juni tahun 2023
Menghormati privasi dan kerahasiaan subyek penelitian (Respect for privacy and
confidentiality), Setiap responden mempunyai hak- hak dasar individu termasuk
privasi dan kebebasan individu dalam memberikan informasi, dimana setiap
responden berhak untuk tidak memberikan apa yang di ketahuinya oleh responden
lain . informasi tersebut mengenai identitas subyek tidak ditampilkan oleh peneliti
cukup menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden.
31
DAFTAR PUSTAKA
Ati Nurhayati, N., Andriyani, S., & Malisa, N (2018). Relaksasi Autogenik
erhadap tingkat nyeri pada ibu post operasi sectio caesarea. Jurnal
Skolastik keperawatan, 1(2),52-61
Azka, H., H. & Robby, A. & Agustin, T. (2022). Pengaruh Pijat Kaki (Foot
Massage) Terhadap Kualitas Tidur. Healthcare Nursing Journal. 4(1)
206-2013.
Azhar, U., M. & Megawahyuni, A. & Hasanah. (2018). Pengaruh Relaksasi Nafas
Dalam Dengan Teknik Meniup Balon Terhadap Prubahan Skala Nyeri
Pasca Operasi Sektio Sesarea. Jurnal Kesehatan. 11(1) 51-60.
Anzalina ,R. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Laparatomi
Eksplorasi Atas Indikasi Apendisitis Infiltrat Dengan Nyeri Akut Di
Ruang Melati IV Rumah Sakit Umum Dr Soekardjo Tasikmalaya.
Bahrudin, M. (2017). Patofisiologi Nyeri (Pain). Buku. 13(1).
Dolab. (2021).Teknik Analisa Data Ragam Uji Normalitas Dalam Asumsi Klasik.
Banten.
Dinkes Kab Brebes.(2021). Jumlah Angka Persalinan SC , BPS Kab Brebes.
Furlan, F. & Maliya,A. (2016). Upanya Penurunan Nyeri Pada Pasien Selulitis
Di RSUD Dr Soeharso Surakarta (Doctoral Disseratation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Febiantri, N.(2021). Penurunan Nyeri Pasien Post Sectio Caesarea Menggunakan
TerapiTeknik Relaksasi Benson. Jurnal Ners Muda, 2(2), 2723-8067.
Hikmah, N. & Ramadhani, S., R. (2022). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap
Nyeri Persalinan. Jurnal kebidanan. 1(2) 27-32.
Hidayati, L. & Widyawati, Y., I. & Nuach., M., B. (2014). Pemberian TENS
Menurunkan Intensitas Nyeri Pada Pasien Bedah Urologi. Jurnal
Universitas Airlangga. 1-9
Husni, P. & Mita, R., S. (2017). Pemberian Pemahaman Mengenai Penggunaan
Obat Analgesik Secara Rasional Pada Masyarakat. Jurnal Aplikasi
Ipteks Untuk Masyarakat. 6(3) 193-195.
Hanudini, S., F. & Syukur, A. (2022). Manajemen Nyeri Pada Lansia Dengan
Teknik Non-Farmakologi. Jurnal Keperawatan Malang. 7(1)58-67.
Istiyawati, P. (2020). Pengaruh Slow Stroke Black Massage (SSBM) Terhadap
Skala Nyeri Kepala Pada Pasien Hipertensi. Skripsi. Stikes Bhamada
Slawi.
Ismail, H. & Saputra, A., A. & Jamaluddin, M. (2021). Pengaruh Pemberian
Distraksi Dan Teknik RelaksasiTerhadap Nyeri Selama Perawatan Luka
Operasi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa & Penelitian Keperawatan. 1(2)
203-209.
Imelda. & Sari, R., S. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat
Nyeri Pemasangan Infus Pada Anak PrasekolahV (3-6 Tahun). Jim F
Kep.3(4) 23-30.
Jasmalinda. (2021). Pengaruh Citra Merek Dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Motor Yamaha. Jurnal Inovasi
Penelitian. 1(10) 2199-2206.
Kurniawan lasantu, F. A . Z. R U. L. (2019). Asuhan Keperawatan Pada Klien Post
Oprasi Cholesistectomy Laparoskopi Atas Indikasi Cholelithiasia
Dengan Nyeri Akut Di Ruang Marjan Bawah. Skripsi. RSUD Dr Slamet
Garut.
Laini, S. & Ainun, K. & Kristina. (2021). Terapi Foot Massage Untuk Menurunkan
Dan Menstabilkan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi. Jurnal
Abdimas Galuh. 3(2) 328-336.
Lutfiyah, S. 2019. Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. I Umur 23 Tahun
G3P2A0 Diwilayah Puskemas Slawi. KTI. Universitas Bhamada Slawi.
Muhammad, T. & Astuti, W. & Taufiq, M. (2021). Implementasin Wilcoxon
Signedrank Test Untuk Mengukur Efektivitas Pemberian Video
Tutorial Dan Ppt Untuk Mengukur Nilai Teori. Jurnal Produktif. 5(1)
405-410.
Muliani, R, Rumhaeni, A dan Nurlaelasari, D. (2020). Pengaruh Foot Massage
TerhadapTingkat Nyeri Post Op Section Caesarea. JNC; Fakultas
Keperawatan Universitas Bhakti Kencana. (3) 73-80.
Muliani, R, Rumhaeni, A dan Nurlaelasari, D. 2019. Pengaruh Foot Massage
Terhadap Tingkat Nyeri Klien Post Operasi Sectio Caesarea. Seminar
Nasional Unpad: Universitas Bhakti Kencana Bandung.
Mulia,R & Suprapti,T & Nurkhotimah ,S. (2019) . Stimulasi Kutaneus (Foot
Massage) Menurunkan Skla Nyeri Pasien Lansia Dengan Rheumatoid
Arthritis. Jurnal Wacana Kesehatan. 4 (2) 461- 467.
Notoatmodjo. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Nopriyanto, D. & Samsugito, I. &Aminuddin, M. & Puspitasari, R. (2021). Efek
Hipotesis Dalam Mengurangi Nyeri Luka Pasca Operasi. Jurnal
Kesehatan. 11(2) 129-138.
Puspitasari, S., Kartikaningtias,C.,& Amin (2022). pengaruh pemberian
Aromaterapi Lavender terhadap penurunan skala nyeri pada pasien
Post Op Sectio Caesarea di ruang Maternitas Rumah Sakit Prima
Husada Malang. Jurnal Keperawatan Florence, 2(1),26-34.
Purba, A, Anggorowati, Sujianto, U, dan Muniroh, M. 2021. Penurunan Nyeri
Post Section Caesarea Melalui Teknik Relaksasi Banson dan Natural
Sounds Berbasis Audio Visual. Jurnal Keperawatan Silampari, 4 (2)
425-432..
Pratiwi, S, Y. & Handayani, S.2021.Terapi Foot Massage Terhadap Nyeri Post
Section Caesarea, Indonesian Journal Of Midwifery (IJM). 4(1) 35-42.
Puri,A. & Aprina. 2016. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Persalinan
section caesarea. Lampung. Jurnal kesehatan.7(1) 90-96.
Putra,I., B., G.,S. & Wandia., I. M., & Harkitasari, S. (2021). Indikasi Tindakan
sectio caesarea. Aesculapius Medical journal. 1(1) 63-69.
Rumhaeni, A, Sari, N D. & Mulyani, Y. (2018). Foot Massage Menurunkan Nyeri
Post Operasi Section Caesarea Pada Post Partum. RSUD Kota
Bandung: Universitas Bhakti Kencana.
Rumhaeni, A. & Sari, N., D. (2020). Foot Massage Reduce Post Operation Pain
Sectio Caesarea At Post Partum. Jurnal Kesehatan Komunitas. 6(1)
164-170.
Rugoyah, S., H. & Nurdiansyah, F. (2021). Strategi Branding Bandung Giri
Gahana Golf Sebelum Dan Saat Pandemi. Jurnal Purnama Barazam.
2(2) 153-171.
Rahmadi. (2011). Pengantar Metodologi Penelitian. Buku Pengantar Metodologi
Penelitian. Kalimantan Selatan.
Saputra, A A, Jamaludin, M dan Ismail, H.(2021). Pengaruh Teknik Distraksi dan
Teknik Relaksaksi Terhadap Nyeri Selama Perawatan Luka Operasi,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa & Penelitian Keperawatan. 1(2) 203-209.
Sutrisnawati, D., N., N., & Ayuningtyas, D., & Oktarini, R. (2018). Etika
Kesehatan Persalinan Melalui sectio caesarea. Jurnal MKMI. 14(1) 9-
16.
Sari, P., D. & Rufaidah, Z. & Lestari, P., W., S. (2018). Nyeri Persalinan. Buku
Nyeri Persalinan. Mojokerto. 1-30.
Sudadi. & Meliala, L. & Suwodo, S., B. (2017). Perkumpulan Nyeri indonesia.
Buku Ajar Nyeri. Yogyakarta. 1-506.
Safitri, A., N., T. (2019). Pengaruh Terapi Massage Kepala Untuk Penurunan
Nyeri Pada Pasien Hipertensi Di Desa Margapadang Kecamatan Tarub.
Skripsi. Stikes Bhamada Slawi
Tambajong, F., H. & Jaury, F., D. & Kummat, L. (2013). Gambaran Nilai Vas
(Visual Analog Scale) Pasca Bedah Seksio Sesar Pada Penderita Yang
Diberikan Tramadol. Skripsi Fakultas Kedokteran. Manado.
Utami, S. (2016). Efektivitas Aroma Terapi Bitter Orange Terhadap Nyeri Post
Partum Section Caesarea, Unnes Journal of Public Health. 5(4) 316-
323.
Vitani, I., A., R. (2019). Tinjauan Literatur: Alat Ukur Nyeri Untuk Pasien
Dewasa. Jurnal Manajemen Asuhan Keperawatan. 3(1) 1-7.
Lampiran 2
Peneliti
Khusu Mariah
Lampiran 2
Kepada Yth,
Ibu calon responden
Dengan hormat,
saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Khusu mariah
Nim : C1019027
Status : Mahasiswa Program Studi Keperawatan Sekola Tinggi Ilmu Kesehatan.
Universitas Bhakti Mandala Husada Slawi
Yang akan melakukan penelitian dengan judul ”Pengaruh pemberian foot massage
terhadap tingkat nyeri pada ibu post operasi SC diruang inap RSUD Brebes”.
Dengan ini memohon kesediaan saudara untuk menjadi responden dalam
penelitian ini. Kerahasiaan semua informasin akan di jaga dan hanya digunakan
kepentingan peneliti.
Atas persetujuan dan kesediaan Saudara sebagai responden , saya ucapkan
terimaksih
Hormat saya,
Khusu Mariah
Lampiran 3
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur :
Alamat :
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia menjadi responden
penelitian yang di lakukan oleh mahasiswa program Studi Sarjana Keperawatan
dan Ners sekola tinggi ilmu kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi, yang
bernama Khusu Mariah, dengan judul “pengaruh pemberian foot massage
terhadap tingkat nyeri pada ibu post operasi SC diruang inap RSUD Brebes”.
Saya memahami bahwa ,data yang dihasilkan merupakan rahasia dan hanya untuk
kepentingan pengembangan ilmu keperawatan dan tidsk merugikan saya.
LEMBAR OBSERVASI
Nama :
Umur :
Pendidikan terakhir :