Anda di halaman 1dari 73

KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN VIDIO TENTANG RESUSITASI


JANTUNG PARU (RJP) TERHADAP PENGETAHUAN RJP ANGGOTA
OSIS SMA 4 KOTA BIMA

Disusun untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Program Pendidikan


Diploma III (D III) Kesehatan Jurusan Keperawatan
Tahun Akademik 2019/2020

Oleh

Moch Nur Ramadhan


NIM : P00620217 029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLIKTEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAM BIMA
2020

i
PENGESAHAN

Di Pertahankan Di Depan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Politeknik


Kesehatan Kemenkes Mataram Jurusan Keperawatan dan Diterima untuk
Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III (D III) Kesehatan Jurusan
Keperawatan
Tahun Akademik 2019/2020

1. Kurniadi, S.Kep.Ns.M.Kes ( )
Ketua Penguji

2. Muhtar, S.Kep, Ns,M.Kep ( )


Penguji I

3. H.Ahmad, SH,S.Kep, Ns,M.Pd ( )


Penguji II

Tanggal Lulus :

Mengesahkan :
Ketua Program Studi D III Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram

Abdul Haris, SST, M.Pd


NIP :196612081987031002

ii
PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Pendidikan


Diploma III (D III) Kesehatan Jurusan Keperawatan
Tahun 2019/2020

Oleh:

MOCH NUR RAMADHAN


P006202170 029

Kota Bima, 8 Juni 2020

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Muhtar, S.Kep.Ns.M.Kep H.Ahmad, SH,S.Kep.Ns.M.Kes


NIP. 197903312002121001 NIP. 196306031985011001

iii
KATA PENGANGTAR

Alhamdulillah penelitian haturkan kehadirat allah SWT atas rahmat dan

karunianya yang telah diberikan kepada kita semua dan mengucapkan puji syukur

atas terselesainya penyusunan karya tulis ilmiah dengan judul “Pengaruh Media

Pembelajaran Vidio Tentang Resusitasi Jantung Paru (RJP) Terhadap

Pengetahuan RJP Anggota Osis Sma 4 Kota Bima”. Penelitian ini merupakan

salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan D-III Keperawatan pada

Politeknik Kesehatan Mataram Program Studi Keperawatan Bima.

Dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis

telah mendapatkan bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak.

Dengan penuh kerendahan hati tidak lupa penulis menghanturkan terimakasih

kepada :

1. H. Awan Dramawan, S.Pd, M.Kes selaku direktur politeknik kesehatan

mataram

2. Rusmini, S.Kep,Ns,MM selaku ketua jurusan keperawatan politeknik

kesehatan mataram

3. Abdul Haris, SST, M.Pd selaku ketua program studi D III Keperawatan bima,

yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini

secukupnya

4. Muhtar, M.Kep Selaku pembimbing 1 sekaligus dosen pembimbing akademik

yang telah meluangkan waktu memberikan bimbingan dan arahan sehingga

terselesai karya tulis ilmiah ini.

iv
5. H. Ahmad, S,Kep, Ns, M.Pd Selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan

waktu memberikan bimbingan dan arahan sehingga terselesainya karya tulis

ilmiah ini

6. Keluarga yang tercinta bapak Ibrahim, Ibu Khairunisa yang selalu

memberikan dukungan baik moral maupun material kepada saya, kepada

adikku Hannifah Mardiyah yang selalu bikin hibur di saat susah, serta abg

Candra Budi Setiawan, Abdi Sujadi Alifiyan dan kk Nurul Isramirratu yang

selalu meluangkan waktunya untuk saya dalam proses pebuatan karya tulis

ilmiah serta selalu memberikan masukan dan dukungan hingga penulis

mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

7. Teman-temn di program studi D-III Keperawatan Bima yang telah banyak

memberi semangat dan warna serta suka cita selama ini, terimakasih atas

bantuannya.

Pada kesempatan ini penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang

membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini, akhir kata penulis

mengharapkan semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kota Bima, 8 Juni 2020

v
ABSTRAK

Pengaruh Media Pembelajaran Vidio Tentang Resusitasi Jantung Paru (RJP)


Terhadap Pengetahuan RJP Anggota OSIS SMA N 4 Kota Bima
(Moch Nur Ramadhan)

Latar Belakang : Karya Tulis Ilmiah ini berjudul “Media Pembelajaran Vidio
Tentang Resusitasi Jantung Paru (RJP) Terhadap Pengetahuan Anggota OSIS
SMA N 4 Kota Bima)”. Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk Menganalisis
pengaruh media pembelajaran vidio tentang resusitasi jantung paru (RJP) terhadap
pengetahuan RJP anggota OSIS SMA 4 Kota Bima.
Metode : Jenis penelitian ini menggunakan metode rancangan pra eksperimen.
Rancangan penelitian eksperimen adalah suatu rancangan penelitian yang
digunakan untuk mencari hubungan sebab-akibat dengan adanya keterlibatan
penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap variabel bebas
Hasil : Hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks Test diperoleh
nilai P-value = 0,000 (α < 0,05). Karena nilai 0,000 lebih kecil dari nilai < 0,05
maka dapat di simpulkan bahwa hipotess diterima. Dan ada pengaruh antara
media video RJP terhadap pengetahuan anggota Osis SMA N 4 Kota Bima. Dan
dari hasil penelitian ini mendapatkan hasil bahwa sebelum diberikan media
pembelajaran video RJP terdapat 16 orang responden yang perpengetahuan cukup
(49%), yang berpengetahuan cukup sebanayak 15 orang responden (45%) dan
yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang responden (6%). Kemudian dari hasil
pengetahuan setelah diberikan media pembelajaran video tentang RJP yaitu
sebanyak 18 orang responden berpengetahuan baik (55%), kemudian yang
berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang responden (45), dan yang
berpengetahuan buruk tidak ada.
Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan sebelum
diberikan media video dan setelah diberikan media video tentang resusitasi
jantung paru (RJP) pada anggota OSIS SMA N 4 Kota Bima.
Kata Kunci : RJP, pengetahuan, video

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi operasional...............................................................................25


Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur...........................................32
Tabel 4.2 Distribusi respoden berdasarkan jenis kelamin.....................................33
Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan orang tua.........................33
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden pre test.................................................34
Tabel 4.5 Distribusi reponden berdasarkan post test.............................................35
Tabel 4.6 Hasil uji statistik Wilcoxon Signed ranks test.......................................36

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka konsep...............................................................................20


Gambar 3.1 Kerangka kerja...................................................................................23

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan responden......................................................................45


Lampiran 1 Persetujuan menjadi responden..........................................................46
Lampiran 2 Kuesjioner..........................................................................................47
Lampiran 3 Hasil Pre test......................................................................................53
Lampiran 4 Hasil Post test.....................................................................................53
Lampiran 5 Surat penelitian..................................................................................55
Lampiran 6 Master tabel karakteristik...................................................................56
Lampiran 7 Uji statistic Wilcoxon........................................................................58
Lampiran 8 Dokumentasi......................................................................................59

ix
DAFTAR ISI

KARYA TULIS ILMIAH.........................................................................................i


PENGESAHAN.......................................................................................................ii
PERSETUJUAN.....................................................................................................iii
KATA PENGANGTAR.........................................................................................iv
ABSTRAK..............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix
DAFTAR ISI............................................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian............................................................................................4
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN TEORI.....................................................................................6
A. Konsep Resusitasi Jantung Paru (RJP)...........................................................6
B. Konsep Pengetahuan.....................................................................................12
C. Konsep Teori Keterampilan..........................................................................16
D. Kernagka Teori.............................................................................................20
BAB 3 METODE PENELITIAN...........................................................................21
A. Desain / Rancangan Penelitian.....................................................................21
B. Waktu dan Tempat........................................................................................22
C. Kerangka Kerja.............................................................................................23
D. Populasi, Sampel dan Sampling...................................................................24
E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...............................................25
F. Instrumen Penelitian.....................................................................................26
G. Pengumpulan data.........................................................................................27
H. Pengolahan Data...........................................................................................28
I. Analisis data..................................................................................................30
J. Etika Penelitian.............................................................................................30

x
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................32
A. Hasil Penelitian.............................................................................................32
B. Pembahasan..................................................................................................36
BAB 5 KESEIMPULAN DAN SARAN...............................................................40
A. KESIMPULAN.............................................................................................40
B. SARAN.........................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................42

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi kegawatdaruratan dapat terjadi dimana saja dan kapan saja.

Salah satu tugas petugas kesehatan adalah menangani masalah tersebut.

Walaupun begitu tidak menutup kemungkinan kondisi kegawatdaruratan

tersebut dapat terjadi di luar rumah sakit atau di daerah yang sulit dijangkau

oleh perawat atau tenaga medis (Januarista, 2019). Kondisi kegawatdaruratan

diantaranya adalah serangan jantung. Data World Health Organization (WHO)

menyebutkan bahwa serangan jantung masih menjadi pembunuh manusia

nomor satu dinegara maju dan berkembang dengan menyumbang 60 persen

dari seluruh kematian (Dahlan, Kumaat, & Onibala, 2014). Di Indonesia

kecelakaan lalu lintas dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, dibawah

penyakit jantung koroner dan tuberkulosis (TBC). Pada tahun 2018 72,7 %

kecelakaan lalu lintas di Indonesia, 71 % di provinsi nusa tenggara barat

(Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,

2018).

Selain kecelakaan lalu lintas, Penyakit jantung juga dikenal sangat

mematikan. Diperkirakan sekitar 350.000 orang meninggal per tahunnya

akibat henti jantung di Amerika dan Kanada. Perkiraan ini tidak termasuk

mereka yang diperkirakan meninggal akibat henti jantung dan tidak sempat

dilakukan resusitasi.(Lontoh, Kiling, & Wongkar, 2013). Insidensi OHCA

(Out of Hospital Cardiac Arrest) atau kejadian henti jantung diluar rumah

1
sakit juga meningkat seiring dengan peningkatan usia, pada laki-laki usia 50

tahun insidensi OHCA mencapai 100 per 100.000 penduduk per tahun dan

meningkat pada laki-laki usia 80 tahun mencapai 800 per 100.000 penduduk

per tahun (Widyarani, 2017). Indonesia saat ini menghadapi masalah

kesehatan yang kompleks dan beragam. Tentu saja mulai dari infeksi klasik

dan modern, penyakit degeneratif serta penyakit psikosial yang menjadikan

Indonesia saat ini yang menghadapi “threeple burden diseases”. Namun tetap

saja penyebab angka kematian terbesar adalah akibat penyakit jantung

koroner” the silence killer”. Tingginya angka kematian di Indonesia akibat

Penyakit jantung koroner mencapai 26 % (Malang Trauma Center, 2008).

Kejadian henti jantung di luar rumah sakit sebagian besar terjadi di rumah. Di

Amerika dan Kanada kejadian henti jantung sekitar 350.000 orang per tahun.

(Sentana, Wijayanti, & Sumartini, 2018).

Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dirancang untuk

memperoleh kecakapan baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan dan

sikap yang sehari-hari digunakan untuk memecahkan masalah. Upaya untuk

menyempurnakan dan meningkatkan kualitas pembelajaran perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara teoritis proses pembelajaran dapat

dipandang sebagai sistem yang terdiri dari komponen- komponen saling

bersinergis sehingga menghasilkan dampak sinergistik berupa

daya/tenaga/kekuatan yang menstimulasi atau memotivasi pebelajaran baik

secara fisik maupun mental terlibat dalam pengalaman peristiwa belajar

(Suprianto & Sasmiyanto, 2017). Pada mahasiswa keperawatan keterampilan

2
soft skill sangat dibutuhkan, dengan media video akan mampu dalam

pembelajaran terutama mahasiswa yang kurang mampu mengikuti

pembelajaran secara langsung, dengan penggunaan media untuk mencapai

standar kompetensi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dirumuskan masalah sebagai

berikut : “Bagaimana desain produk pembelajaran untuk peroleh keterampilan

dan soft skill pada pembelajaran RJP dengan satu penolong?”. Adapun tujuan

produk desian ini adalah menemukan desain pembelajaran untuk perolehan

keterampilan dan soft skill pada penanganan RJP pada satu penolong dan

menyajikan profil multimedia untuk perolehan keterampilan pada mahasiswa

(Ose, 2018).

Hasil penelitian sebelumnya menurut (Januarista, 2019) menunjukkan

gambaran karakteristik responden berdasarkan usia dan jenis kelamin.

Karakteristik usia dari 17 responden pada penelitian ini yaitu responden yang

memiliki umur 16 tahun adalah yang terbanyak yaitu 9 orang (52,9%).

Karakteristik jenis kelamin dari 17 responden yaitu berjenis kelamin laki-laki

yaitu 7 responden dan perempuan 10 responden. Dan hasil penelitian menurut

(Sentana et al., 2018). dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden

terbanyak pada kelompok perlakuan pada saat pre test adalah tingkat kurang

sebanyak 24 orang (80 %) pada saat post test terbanyak adalah tingkat baik

sebanyak 20 orang (67 %). Sedangkan tingkat pengetahuan responden

terbanyak pada kelompok kontrol saat pre test adalah kurang sebanyak 20

orang (67 %) dan posttest sebanyak 20 orang (67%) adalah tingkat baik.

3
Oleh karna itu dari penelitian (Suprianto & Sasmiyanto, 2017)

Rekomendasi penelitian ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat akan

kegawat daruratan henti jantung, sehingga bisa menekan prevalensi korban

henti jantung. Dan dari hasil penelitian sebelumnya mengenai resusitasi

jantung paru menggunakan cara pelatiham dan pendidikan kesehatan, oleh

karna itu untuk melakukan penelitian baru disini menggunakan pengaruh

pemberian pembelajaran menggunakan media video tentang resusitasi jantung

paru.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh media pembelajaran vidio tentang resusitasi

jantung paru (RJP) terhadap pengetahuan RJP anggota OSIS SMA 4 Kota

Bima

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

media pembelajaran vidio tentang resusitasi jantung paru (RJP) terhadap

pengetahuan RJP anggota OSIS SMA 4 Kota Bima

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan sebelum diberikan media video tentang

RJP

b. Mengidentifikasi pengetahuan setelah diberikan media video tentang

RJP

4
c. Menganalisis pengaruh media pembelajaran vidio tentang resusitasi

jantung paru (RJP) terhadap pengetahuan RJP anggota OSIS SMA 4

Kota Bima

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis hasil penelitian in bermanfaat untuk memperkaya

khasanah ilmu keperawatan dalam hal media pembelajaran vidio tentang

resusitasi jantung paru (RJP) terhadap pengetahuan RJP anggota OSIS

SMA 4 Kota Bima, serta dapat dijadikan data dasar bagi penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Bagi anggota osis SMA 4 Kota Bima

Hasil penelitian ini bisa memberikan manfaat terkait cara

menangani pasien atau korban dalam keadaan darurat dengan cara

menonton video dan latihan tentang RJP

b. Bagi petugas kesehatan puskesmas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

informasi dan pemahaman dalam pengembangan pelayanan kesehatan

pada tindakan RJP.

c. Bagi dinas kesehatan/ rumah sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu sebagai

pengembangan sumber ilmu dalam proses pelayanan kesehatan pada

tindakan RJP.

5
BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Resusitasi Jantung Paru (RJP)

1. Pengertian RJP

Bantuan hidup dasar (BHD)/ Basic life support (BLS) adalah fase

kasus dari penanganan gawat darurat untuk (1) mencegah henti atau

insufisiensi jantung atau nafas lewat pengenalan dan intervensi dini atau

(2)menyokong sirkulasi dan ventilasi korban henti jantung atau pernafasan

dari luar lewat resusitasi jantung paru/Cardiopulmonary resuscitation

(CPR).(Jacob, R, & Tarachnand, 2014).

Resusitasi jantung paru adalah suatu tindakan gawat darurat akibat

kegagalan sirkulasi dan pernafasan untuk dikunjungi ke fungsi optimal

guna menghindari kematian biologis. Resusitasi jantung paru (RJP) atau

juga dikenal dengan kardio pulmonier resusitasi (CPR), merupakan

gabungan antara pijat jantung dan pernafasan buatan. Teknik ini diberikan

pada korban yang mengalami henti jantung dan henti nafas, tetapi masih

hidup. (Safar & Dkk, 1984).

2. Tujuan RJP

Mengalirkan oksigen ke otak, jantung, dan organ-organ vital

lainnya sampai terapi medis definitive yang sesuai (bantuan hidup lanjut)

dapat mengembalikan fungsi normal jantung dan ventilasi. (Jacob et al.,

2014)

6
3. Indikasi melakukan RJP

a. Henti nafas

Dapat disebabkan oleh sumbatan jalan nafas akibat depresi

pernafasan baik sentral maupun perifer. Berkurangnya oksigen didalam

tubuh akan memberikan suatu keadaan yang disebut hipoksia.

Frekuensi nafas akan lebih cepat dari pada keadaan normal. Bila

berlangsungnya lama akan memberikan kelelahan pada otot-otot

pernafasan. Kelelaha otot pernafasan akan menyebabkan terjadinya

penumpukan sia-sia pembakaran berupa gas CO2, kemudian

mempengarugi SSP dengan menekan pusat nafas. Keadaan

b. Henti jantung

Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi

agar darah dapat di pompa keluar dari jantung ke seluruh tubuh.

Dengan berhentinya nafas, maka oksigen akan tidak ada sama sekali

didalam tubuh. Sehingga jantung tidak dapat berkontraksi dan

akibatnya henti jantung (cardiac arrest). (Safar & Dkk, 1984)

4. Langkah-langkah sebelum melakukan RJP

a. Penentuan Tingkat Kesadaran ( Respon Korban )

Dilakukan dengan menggoyangkan korban. Bila korban

menjawab, maka ABC dalam keadaan baik. Dan bila tidak ada respon,

maka perlu ditindaki segera. Pada pedoman sebelumnya (tahun 2005)

yang dipergunakan adalah ABC : Airway, Breathing dan Chest

Compressions, yaitu Membuka jalan napas, memberi bantuan

7
pernapasan dan Kompresi dada. Pada pedoman yang terbaru (tahun

2010),Kompresi Dada didahulukan dari yang lainnya,baru kemudian

Membuka jalan napas dan Memberi bantuan pernapasan. Dengan

memulai kompresi dada terlebih dahulu diharapkan akan memompa

darah yang masih mengandung oksigen ke otak dan jantung sesegera

mungkin,karena beberapa menit setelah terjadinya henti jantung masih

terdapat kandungan oksigen di dalam paru-paru dan sirkulasi darah.

Kompresi dada dilakukan pada tahap awal selama 30 detik

sebelum melakukan pembukaan jalan napas dan melakukan pemberian

napas buatan. Untuk pada bayi yang baru lahir tetap memakai pedoman

ABC,jadi pada bayi yang baru lahir tidak terjadi perubahan. Pedoman

CAB hanya berlaku pada bayi,anak dan dewasa.

b. Memanggil bantuan (call for help)

Bila petugas hanya seorang diri, jangan memulai RJP sebelum

memanggil bantuan. Jika sesuai panduan RJP tahun 2010 Dalam

menyelamatkan seseorang yang mengalami henti jantung adalah dengan

bertindak dengan segera dan cepat,sehingga tidak perlu dilakukannya

lagi suatu penilaian. Segera hubungi ambulan ketika melihat ada korban

yang tidak sadarkan diri dan terlihat adanya gangguan pernapasan. Jika

dilakukan suatu penilaian bahwa korban masih bernafas atau tidak,itu

boleh saja akan tetapi perlu dipikirkan bahwa dengan melakukan

tindakan Look,Listen dan Feel,ini akan menghabiskan waktu yang ada.

c. Posisikan Korban

8
Korban harus dalam keadaan terlentang pada dasar yang keras

(lantai, long board). Bila dalam keadaan telungkup, korban dibalikkan.

Bila dalam keadaan trauma, pembalikan dilakukan dengan ”Log Roll”.

d. Posisi Penolong

Korban di lantai, penolong berlutut di sisi kanan korban

e. Pemeriksaan Sirkulasi

1) Pada orang dewasa tidak ada denyut nadi carotis

2) Pada bayi dan anak kecil tidak ada denyut nadi brachialis

3) Tidak ada tanda-tanda sirkulas

Bila ada pulsasi dan korban pernapas, napas buatan dapat dihentikan.

Tetapi bila ada pulsasi dan korban tidak bernapas, napas buatan

diteruskan. Dan bila tidak ada pulsasi, dilakukan RJP.

5. Macam-macam teknik RJP

a. Henti Napas

Pernapasan buatan diberikan dengan cara :

1) Mouth to Mouth Ventilation

Cara langsung sudah tidak dianjurkan karena bahaya infeksi

(terutama hepatitis, HIV) karena itu harus memakai ”barrier device”

(alat perantara). Dengan cara ini akan dicapai konsentrasi oksigen

hanya 18 %.

a) Tangan kiri penolong menutup hidung korban dengan cara

memijitnya dengan jari telunjuk dan ibu jari, tangan kanan

penolong menarik dagu korban ke atas.

9
b) Penolong menarik napas dalam-dalam, kemudian letakkan

mulut penolong ke atas mulut korban sampai menutupi seluruh

mulut korban secara pelan-pelan sambil memperhatikan adanya

gerakan dada korban sebagai akibat dari tiupan napas penolong.

Gerakan ini menunjukkan bahwa udara yang ditiupkan oleh

penolong itu masuk ke dalam paru-paru korban.

c) Setelah itu angkat mulut penolong dan lepaskan jari penolong

dari hidung korban.

2) Mouth to Stoma

Dapat dilakukan dengan membuat Krikotiroidektomi yang

kemudian dihembuskan udara melalui jalan yang telah dibuat

melalui prosedur Krikotiroidektomi tadi.

3) Mouth to Mask ventilation

Pada cara ini, udara ditiupkan ke dalam mulut penderita dengan

bantuan face mask.

4) Bag Valve Mask Ventilation ( Ambu Bag)

Dipakai alat yang ada bag dan mask dengan di antaranya ada katup.

Untuk mendapatkan penutupan masker yang baik, maka sebaiknya

masker dipegang satu petugas sedangkan petugas yang lain

memompa.

5) low restricted Oxygen Powered Ventilation (FROP)

Pada ambulans dikenal sebagai “ OXY – Viva “. Alat ini secara

otomatis akan memberikan oksigen sesuai ukuran aliran (flow) yang

10
diinginkan. Bantuan jalan napas dilakukan dengan sebelumnya

mengevaluasi jalan napas korban apakah terdapat sumbatan atau

tidak. Jika terdapat sumbatan maka hendaknya dibebaskan terlebih

dahulu.

b. Henti Jantung

RJP dapat dilakukan oleh satu orang penolong atau dua orang penolong.

Lokasi titik tumpu kompresi:

1) 1/3 distal sternum atau 2 jari proksimal prosesus xiphoideus

2) Jari tengah tangan kanan diletakkan di prosesus xiphoideus,

sedangkan jari telunjuk mengikuti

3) Tempatkan tumit tangan di atas jari telunjuk tersebut

4) Tumit tangan satunya diletakkan di atas tangan yang sudah berada

tepat di titik pijat jantung

5) Jari-jari tangan dapat dirangkum, namun tidak boleh menyinggung

dada korban

c. Teknik Resusitasi Jantung Paru (Kompresi)

1) Kedua lengan lurus dan tegak lurus pada sternum

2) Tekan ke bawah sedalam 4-5 cm

3) Tekanan tidak terlalu kuat

4) Tidak menyentak

5) Tidak bergeser / berubah tempat

6) Kompresi ritmik 100 kali / menit ( 2 pijatan / detik )

7) Fase pijitan dan relaksasi sama ( 1 : 1)

11
8) Rasio pijat dan napas 30 : 2 (30 kali kompresi : 2 kali hembusan

napas)

9) Setelah empat siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi

6. Waktu penghentian RJP

a. Kembalinya sirkulasi spontan

b. Tibanya tim JRP atau bantuan medis

c. Bila penolong sudah kelelahan

d. Kematian sudah di pastikan. (Jacob et al., 2014).

B. Konsep Pengetahuan

1. Pengetian

Secara etimologi, pengetahuan berasal dari bahasa inggris

knowledge yang berarti pemgetahuan. Berdasarkan the encyclopedia of

phylosophy, Edwards, Paul (1972) Pengetahuan adalah kepercayaan yang

benar (Knowledge is justified true belief).

Menurut Notoatmodjo 2007, Pengetahuan adalah merupakan hasil

dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan. Dalam

wikipedia dijelaskan; Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang

diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak

dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang

secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.

12
2. Jenis-jenis pengetahuan

a. Pengetahuan Implisit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih tertanam

dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-faktor yang tidak

bersifat nyata seperti keyakinan pribadi, perspektif, dan prinsip.

Pengetahuan diam seseorang biasanya sulit untuk ditransfer ke orang

lain baik secara tertulis ataupun lesan. Kemampuan berbahasa,

mendesain, atau mengoperasikan mesin atau alat yang rumit

membutuhkan pengetahuan yang tidak selalu bisa tampak secara

eksplisit, dan juga tidak sebegitu mudahnya untuk mentransferkannya

ke orang lain secara eksplisit. Contoh sederhana dari pengetahuan

implisit adalah kemampuan mengendara sepeda. Pengetahuan umum

dari bagaimana mengendara sepeda adalah bahwa agar bisa seimbang,

bila sepeda oleh ke kiri, maka arahkan setir ke kanan. Untuk berbelok

ke kanan, pertama belokkan dulu setir ke kiri sedikit, lalu ketika sepeda

sudah condong ke kenan, belokkan setir ke kanan. Tapi mengetahui itu

saja tidak cukup bagi seorang pemula untuk bisa menyetir sepeda.

Seseorang yang memiliki pengetahuan implisit biasanya tidak

menyadari bahwa dia sebenarnya memilikinya dan juga bagaimana

pengetahuan itu bisa menguntungkan orang lain. Untuk

mendapatkannya, memang dibutuhkan pembelajaran dan keterampilan,

namun tidak lantas dalam bentuk-bentuk yang tertulis. Pengetahuan

13
implisit seringkali berisi kebiasaan dan budaya yang bahkan kita tidak

menyadarinya

b. Pengetahuan Eksplisit

Pengetahuan eksplisit adalah pengetahuan yang telah

didokumentasikan atau disimpan dalam wujud nyata berupa media atau

semacamnya. Dia telah diartikulasikan ke dalam bahasa formal dan bisa

dengan relatif mudah disebarkan secara luas. Informasi yang tersimpan

di ensiklopedia (termasuk Wikipedia) adalah contoh yang bagus dari

pengetahuan eksplisit. Bentuk paling umum dari pengetahuan eksplisit

adalah petunjuk penggunaan, prosedur, dan video how-to. Pengetahuan

juga bisa termediakan secara audio-visual. Hasil kerja seni dan desain

produk juga bisa dipandang sebagai suatu bentuk pengetahuan eksplisit

yang merupakan eksternalisasi dari keterampilan, motif dan

pengetahuan manusia. Bagaimana membuat pengetahuan implisit

menjadi eksplisit merupakan fungsi utama dari strategi Manajemen

Pengetahuan.

c. Pengetahuan Empiris

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan

pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau

pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan

melakukan pengamatan yang dilakukan secara empiris dan rasional.

Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi

pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan

14
menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek

empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui

pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya,

seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan

sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen

organisasi.

d. Pengetahuan Rasionalisme

Pengetahuan rasionalisme adalah pengetahuan yang diperoleh

melalui akal budi. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang

bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya

pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2

bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris,

melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi

a. Pendidikan

Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata

laku seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan manusia

melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas dapat kita

kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.

b. Media

Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat

yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi,

radio, koran, dan majalah.

15
c. Informasi

Pengertian informasi menurut Oxford English Dictionary,

adalah "that of which one is apprised or told: intelligence, news".

Kamus lain menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat

diketahui, namun ada pula yang menekankan informasi sebagai transfer

pengetahuan. Selain itu istilah informasi juga memiliki arti yang lain

sebagaimana diartikan oleh RUU teknologi informasi yang

mengartikannya sebagai suatu teknik untuk mengumpulkan,

menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisa,

dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Sedangkan

informasi sendiri mencakup data, teks, gambar, suara, kode, program

komputer, basis data. Adanya perbedaan definisi informasi dikarenakan

pada hakekatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible),

sedangkan informasi itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang

diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta

diteruskan melalui komunikasi.

C. Konsep Teori Keterampilan

1. Pengertian keterampilan

Keterampilan adalah kemampuan seseorang menerapkan

pengetahuan ke dalam bentuk tindakan. Keterampilan seseorang di

pengaruhi oleh pendidikan dan latiihan.

16
2. Klasifikasi keterampilan

Menurut (Hasanah, 2015) keterampilan dibagi menjadi 3 karakteristik,

yaitu :

a. Respon motorik

Respon motoric adalah gerakan – gerakan otot melibatkan koordinasi

gerakan mata dan tangan, dan mengorganisasikan respon menjadi pola-

pola yang kompleks.

b. Koordinasi gerakan

Terampil merupakan koordinasi gerakan mata dengan tangan. Oleh

karena itu keterampilan menitikberatkan koordinasi persepsi dan

tindakan motorik seperti main tenis, voli, dan alat musik.

c. Pola respon

Terampil merupakan serangkaian stimulus-respon menjadi pola-pola

respon yang kompleks. Keterampilan yang kompleks terdiri dari unit-

unit stimulus respond an rangkaian respon yang tersusun menjadi pola

respon yang luas.

3. Faktor-Faktor Penentu Keterampilan

Adapun faktor-faktor yang menentukan keterampilan secara umum

dibedakan menjadi 3 hal utama, yaitu :

a. Faktor proses belajar (learning process)

Proses belajar yang baik tentunya harus mendukung upaya

menjelmakan pembelajaran pada setiap pesertanya. Dengan memahami

berbagai teori belajar akan memberi jalan tentang bagaimana

17
pembelajaran bisa dijelmakan, yang inti sari dari adanya kegiatan

pembelajaran adalah terjadinya perubahan pengetahuan dan perilaku

individu peserta pembelajaran.

Dalam pembelajaran gerak, proses belajar yang harus diciptakan adalah

yang dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang digariskan oleh teori

belajar yang diyakini kebenarannya serta dipilih berdasarkan nilai

manfaatnya. Berbagai tanda serta langkah yang bisa menimbulkan

berbagai perubahan dalam perilaku peserta didik ketika sedang belajar

gerak harus diupayakan kehadirannya. Di pihak lain, teori-teori belajar

mengajarkan atau mengarahkan kita pada pemahaman tentang metode

pengajaran yang efektif. Apakah suatu materi pelajaran cocok

disampaikan dengan menggunakan metode keseluruhan versus bagian,

metode distribusi versus metode padat, atau metode pengajaran

terprogram yang kesemuanya merupakan poin-poin yang akan

mengarahkan pada pencapaian keterampilan.

b. Faktor pribadi (personal factor)

Setiap orang merupakan individu yang berbeada-beda, baik

dalam hal fisik, mental, emosional, maupun kemampuan-

kemampuannya. Ada ungkapan yang sering didengar dalam kehidupan

sehari-hari bahwa si A berbakat besar dalam voli, si B berbakat dalam

olahraga-olahraga individu, dsb. Demikian juga bahwa seorang

anaklebih cepat menguasai suatu keterampilan, sedang anak yang lain

memerlukan waktu lebih lama. Dan semua ini merupakan pertanda

18
bahwa individu memilik ciri, kemampuan, minat, kecenderungan, serta

bakat yang berbeda.

Dengan adanya perbedaan-perbedaan tersebut maka siswa yang

mempelajari gerak ditentukan oleh ciri-ciri atau kemampuan dan bakat

dari orang yang bersangkutan dalam menguasain sebuah keterampilan

tertentu, maka akan semakin mudah untuk menguasai keterampilan

yang dimaksud. Ini semua membuktikan bahwa faktor pribadi yang

mempengaruhi penguasaan keterampilan

c. Faktor situasional (situational factor)

Sebenarnya faktor situasional yang dapat mempengaruhi kondisi

pembelajaran adalah lebih tertuju pada keadaan lingkungan yang

termasuk dalam faktor situasional itu antara lain seperti : tipe tugas

yang diberikan, peralatan yang diguanakan termasuk media belajar,

serta kondisi sekitar dimana pembelajaran itu dilangsungkan. Faktor-

faktor ini pada pelaksanaannya akan mempengaruhi proses

pembelajaran serta kondisi pribadi anak, yang kesemuanya terjalin

saling menunjang dan atau sebaliknya.

Penggunaan peralatan serta media belajar misalnya secara

langsung atau tidak, tentunya akan berpengaruh pada minat dan

kesungguhan siswa dalam proses belajar yang pada gilirannya akan

juga mempengaruhi keberhasilan mereka dalam menguasai

keterampilan yang sedang dipelajari. Kemajuan teknologi yang

belakangan berkembang juga dianggap menjadi penyebab utama dalam

19
mendongkrak keberhasilan seseorang sebagai gambaran nyata dari dari

semakin terkuasainya keterampilan dengan lebih baik lagi. Demikian

juga kemajuan dalam bidang kesehatan dan kedokteran, dalam dekade

terakhir telah mampu mengungkap banyak rahasua dari kemampuan

akhir manusia dalam hal gerak dan keterampilan

20
D. Kernagka Teori

Media pembelajaran video tentang


Resusitasi Jantung Paru (RJP)
- Pengertian RJP
- Tujuan RJP
- Indikasi
- Langkah langkah dan teknik RJP Anggota OSIS SMA 4

Kota Bima

Pengetahuan dan
keterampilan tentang RJP

- Baik
- Cukup
- Kurang

Gambar 2.1
Kerangka Teori

21
BAB 3

METODE PENELITIAN

A. Desain / Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu pola atau petunjuk secara umum

yang dapat diaplikasikan pada beberapa penelitian (Nursalam, 2017).

Penelitian ini menggunakan rancangan pra eksperimen. Rancangan penelitian

eksperimen adalah suatu rancangan penelitian yang digunakan untuk mencari

hubungan sebab-akibat dengan adanya keterlibatan penelitian dalam

melakukan manipulasi terhadap variabel bebas. Eksperimen merupakan

rancangan penelitian yang memberikan pengujian hipotesis yang paling

tentara dan cermat, sedangkan pada penelitian kohort atau kasus control hanya

sampai pada tingkat dugaan kuat dengan landasan teori atau telah logis yang

dilakukan peneliti. Akan tetapi studi ini pada umumnya mahal dan

pelaksanaanya rumit, sehingga penggunaanya terbatas.

Rancangan pra-pascates dalam suatu kelompok (one-group pra-post test

design).

Ciri tipe penelitian ini adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan

cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum

dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah intervensi. Misalnya,

peneliti mengobservasi pengetahuan sebelum penyuluhan RJP, kemudian

diberikan penyuluhan RJP, dan diobservasi kembali setelah penyuluhan.

22
Subjek Pra Perlakuan Pasca-tes

K O I OI

Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

Keterangan :

K : Subjek (anggota OSIS)

O : Observasi pengetahuan sebelum penyuluhan

I : Intervensi (penyuluhan RJP)

O1 : Observasi pengetahuan sesudah penyuluhan

B. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 20 Februari 2020 sampai dengan

tanggal 21 Februari 2020 di SMA N 4 Kota Bima

23
C. Kerangka Kerja

Populasi

Sampel

Variabel Independen Variabel Dependen

Media vidio tentang RJP Pengetahuan tentang RJP

Pengumpulan data

Analisis data

Kesimpulan dan

saran

Gambar 3.1
Kerangka kerja

24
D. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya ; manusia,

klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2017b).

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota OSIS

SMA 4 Kota Bima yang telah mengikuti pelatihan RJP

2. Sampel dan sampling

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sementara

sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada (Nursalam, 2017b). Sampel dalam penelitian

ini adalah anggota OSIS SMA 4 Kota Bima. Pengambilan sampel pada

penelitian ini adalah dengan kriteria, sebagai berikut :

1. Kriteria ikulusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian

dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam,

2017).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1) Belum pernah menjadi responden

2) Anggota osis yang belum pernah mengikuti pelatihan RJP

3) Bersedia secara sukarela untuk menjadi responden

25
2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek

yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab,

antara lain :

1) Salah satu anggota osis tidak bersedia menjadi responden

2) Tidak hadir saat penelitian yang dikarenakan ada kesibukan lain

atau sakit

3) Hambatan etis

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2007). dalam peneltian ini yang menjadi variable independen

adalah media vidio tentang resusitasi jantung paru dan variable dependen

adalah pengetahuan tentang resusitasi jantung paru.

2. Definidsi Operasional

Tabel 3.1
Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Parameter Skala Hasil Ukur

1. Variabel Video Resusitasi Ordina


1. Vidio tentang RJP
Independen jantung paru adalah l

suatu media
Vidio
bergambar yang di

26
No Variabel Definisi Operasional Parameter Skala Hasil Ukur

Resusitasi sertai dengan suara

Jantung Paru tentang tindakan

resusitasi jantung paru

dalam hal untuk

mengstabilkan fungsi

kerja jantung

2. Variabel Pengetahuan RJP 1. Pengertian RJP Ordina Menggunakan

Dependen adalah suatu 2. Tujuan l hasil :

pemahaman tentang 3. Indiksi 1. Baik,


Pengetahuan
resusitasi jantung paru 4. Macam-macam Dengan
Resusitasi
teknik RJP
yang di dapatkan dari nilai benar
Jantung Paru
hasil belajar dari tidak 17-20

tahu menjadi tahu. 2. Cukup,

Dengan

nilai benar

13-16

3. Kurang

baik,

Dengan

nilai <12

27
F. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan untuk mengumpulkan data

agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto,

2013)

Jenis instrumen penelitian yang dapat dipergunakan pada ilmu

keperawatan dapat di klasifikasikan yang meliputi LDC, leptop, pengeras

suara (Sound system), dan cuk cabang (Nursalam, 2017)

G. Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunaan dalam

pengumpulan data dan penelitian. Dalam pengumpulan data tersebut

diperlukan teknik-teknik tertentu, sehingga data yang diharapkan dapat

terkumpul dengan benar dan relevan sesuai dengan permasalahan yang akan

dipecahkan.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Angket (Kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Serta merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable yang

akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Langkah-langkah

pengumpulan data ini menggunakan kuisioner yang berisi tentang

pengetahuan Resusitasi Jantung Paru (RJP) terhadap anggota OSIS SMA 4

Kota Bima yang dilaksanakan sebagai berikut :

28
1. Meminta surat ijin dari kampus untuk melaksanakan penelitian di SMA N

4 Kota Bima.

2. Melaksanakan penelitian dengan memberikan lembar informed consent,

kuesioner, dan memberikan penyuluhan tentang RJP pada anggota OSIS

SMA N 4 Kota Bima.

3. Sebelum membagikan kuisioner peneliti sebelumnya menjelaskan tujuan

penelitian dan sifat keikutsertaan dalam penelitian dengan memberikan

lembar penelitian (informed consent).

4. Setelah lembar persetujuan ditandatangani kemudian peneliti membagikan

kuisioner kepada sampel penelitian.

5. Peneliti kemudian membagikan kuisioner kepada responden yang

sebelumnya memberikan penjelasan cara pengisian kuisioner dan

menunggui pada saat pengisian kuisioner berlangsung.

6. Mengumpulkan kuisioner yang telah diisi oleh responden dan meneliti

kembali apakah seluruh pertanyaan yang disediakan sudah diisi oleh

responden.

7. Setelah itu peneliti memberikan penyuluhan tentang RJP menggunakan

media video dan diberikan waktu untuk sesi tanya jawab.

8. Setelah itu responden diberikan kembali kuesioner untuk mengetahui

pemahaman tentang RJP

9. Kuisioner yang telah diisi lengkap kemudian dilakukan pengolahan dan

analisa data. pertanyaan tentang Resusitasi Jantung Paru (RJP) dengan

29
jawaban diukur dengan kolom skor, jika benar nilai (1), dan jika jawaban

salah nilai (0). Dengan 20 soal pada kuesioner.

H. Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilaksanakan dengan tahap sebagai

berikut :

1. Editing

Tahap edit ini setelah data terkumpul guna mengecek kembali benar atau

salah data yang akan di masukkan kedalam program SPSS IBM 22.

2. Coding (pemberian kode)

Dilakukan dengan memberi tanda pada masing-masing jawaban dengan

kode berupa angka, sehingga memudahkan proses pemasukan data di

komputer. Untuk kuisioner A identitas responden B lembar petunjuk

pengisian kuesioner C untuk tingkat pengetahuan terdapat 20 pernyataan

pilihan yang meliputi pertanyaan tentang Resusitasi Jantung Paru (RJP)

dengan jawaban diukur dengan kolom skor, jika baik diberi kode (3), jika

cukup diberi kode (2), dan jika kurang diberi kode (1).

3. Skoring (penilaian)

Pada tahap ini skoring ini peneliti memberi nilai pada data sesuai dengan

skor yang telah ditentukan untuk Kuisioner C : Pertanyaan tentang tingkat

pengetahuan sebanyak 20 pertanyaan pilihan yang meliputi pertanyaan

tentang Resusitasi Jantung Paru dengan jawaban diukur dengan kolom

skor, jika benar nilai (1), dan jika jawaban salah nilai (0).

4. Tabulating (tabulasi)

30
Kegiatan tabulating meliputi memasukkan data-data hasil penelitian

kedalam tabel-tabel sesuai kriteria yang telah ditentukan berdasarkan

kuisioner yang telah ditentukan skornya.

5. Data Entery (masukan data)

Tahap terakhir dalam penelitian ini yaitu memasukkan data dari hasil

penelitian yang telah dilakukan kedalam program komputer SPSS IBM 22.

6. Processing

Setelah diedit dan dikoding, diproses melalui program komputer SPSS

IBM 22.

7. Cleaning

Membuang data atau pembersihan data yang sudah tidak dipakai.

I. Analisis data

Pada penelitian ini menggunakan analisis univariat dan dilanjutkan

dengan analisis bivariat.

1. Analisis univariat

Menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian yang disajikan

dalam bentuk distribusi frekuensi yang dinarasikan. Setiap variabel yang

diteliti dihitung nilai frekuensi dan persentasenya menggunakan software

computer. Analisa univariat dilakukan untuk menjelaskan variabel

pengetahuan dengan karakteistik responden meliputi : 1) Umur responden,

2) Jenis kelamin, 3) Tingkat pendidikan, 4) Pengetahuan.

2. Analisis bivariate

31
Analisa bivariat merupakan analisis yang dilakukan untuk

mengetahui keterkaitan dua variabel, untuk mengetahui hubungan antara

video resusitasi jantung paru terhadap pengetahuan RJP. Analisis ini

menggunakan statistic non parametris untuk menguji signifikansi variabel

penelitian dengan menggunakan bantuan Soft ware SPSS 22, dengan uji

peringkat bertanda dari Wilcoxon (Nursalam, 2017b).

J. Etika Penelitian

Dalam etika penelitian ini tidak ada unsur pemaksaan untuk terlibat

dalam penelitian. Karna dengan adanya unsur pemaksaan penelitian tidak

dapat berjalan dengan lancer dan sasara penelitian akan susah untuk

memahami apa yang di sampaikan.

Etika penelitian terdapat 5 macam, antara lain : informend consent,

anonimity, confidentiality, do not harm, dan fair treatment. memperhatikan

beberapa hal yang menyangkut etika penelitian sebagai berikut :

1. Informend consent, yaitu peneliti memberi lembar permohonan menjadi

responden dan persetujuan menjadi responden pada calon responden. Jika

responden menolak, maka peneliti tidak akan memaksakan dan

menghormati hak responden.

2. Anonimity, maksudnya nama responden hanya diketahui oleh peneliti.

Pada publikasi juga tidak dicantumkan nama responden melainkan

menggunakan kode angka.

32
3. Confidentiality, yaitu data atau informasi yang didapat selama penelitian

akan dijaga kerahasiaannya dan hanya peneliti yang dapat melihat data

tersebut.

4. Do not harm, yaitu meminimalkan kerugian dan memaksimalkan

manfaat penelitian yang timbul pada penelitian ini.

5. Fair treatment, yaitu melakukan perlakuan yang adil dan memberikan

hak yang sama pada setiap responden.

33
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai hasil penelitian serta pembahasan

penelitian yang telah dilakukan. Bab ini akan menguraikan dan menganalisis dari

hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti serta keterbatasan peneliti

dalam melakukan penelitian berdasarkan metodologi yang sudah dibuat

dipaparkan dalam bab ini.

A. Hasil Penelitian

1. Data Umum

a. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur di SMA N

4 Kota Bima tahun 2020.

No Kategori Usia N Presentase (%)


1. Usia 16 tahun 12 36
2. Usia 17 tahun 19 58
3. Usia 18 tahun 2 6
Total 33 100

Tabel 4.1 menunjukkan responden dalam kategori usia 17

tahun adalah yang terbanyak yaitu sebanyak 19 responden atau (58 %).

Sedangkan kategori usia 16 tahun yaitu responden sebanyak 12

responden (36 %). Dan yang terakhir kategori usia 18 tahun yaitu 2

orang responden atau sebanyak (6 %).

b. Distribusi respoden berdasarkan jenis kelamin

34
Tabel berikut akan menguraikan secara terperinci mengenai

penyebaran responden berdasarkan jenis kelamin sebabai berikut:

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelain di

SMA N 4 Kota Bima tahun 2020

No Jenis Kelamin N Presentase (%)


1. Laki-laki 14 42
2. Perempuan 19 58
Total 33 100
Tabel diatas menunjukkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 14

orang (42%). Sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan

sebanyak 19 orang (58%). Data tersebut menunjukkan bahwa

mayoritas responden adalah berjenis kelamin perempuan.

c. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan orang tua

Tabel berikut akan menguraikan secara terperinci mengenai

penyebaran responden berdasarkan jenis pekerjaan orang tua sebagai

berikut :

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis pekerjaan

orang tua anggota Osis SMA 4 Kota Bima tahun 2020

No Pekerjaan n Presentase (%)


1. Petani 4 12
2. Guru 9 28
3. Wiraswasta 5 15
4. PNS 6 18
5. TNI/Polri 2 6
6. Lain-lain 7 21
Total 33 100
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 33

responden bekerja sebagai guru yaitu sebanyak 9 orang (28%). Lain

lain sebanyak 7 orang (21%) kemudian yang bekerja sebagai PNS

35
sebanyak 6 orang (18%), wiraswasta sebanyak 5 orang (15) petani

sebanyak 4 orang (12%), dan yang bekerja sebagai TNI/Polri

sebanyak 2 orang (6%).

2. Data Khusus

Dalam data khusus ini akan ditampilkan data pengetahuan

responden tentang video resusitasi jantung paru (RJP) pre dan post test

pemberian media pembelajaran video resusitasi jantung paru (RJP).

a. Pengetahuan Sebelum Diberikan Media Vidio Tentang Resusitasi

Jantung Paru (RJP)

Responden pada penelitian ini adalah orang telah mengikuti

penyuluhan RJP. Berikut tabel distribusi responden berdasarkan

tingkat pengetahuan responden tentang RJP.

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan

sebelum diberikan media vidio resusitasi jantung paru di

SMA N 4 Kota Bima tahun 2020

No Pengetahuan N Presentase (%)


1. Baik 2 6
2. Cukup 15 45
3. Kurang 16 49
Total 33 100
Tabel 4.5 didapatkan bahwa data pengetahuan sebelum

diberikan media video pembelajaran tentang RJP responden mayoritas

berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 16 orang (49%) dan responden

36
yang berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (45%) dan responden

yang berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (6%).

b. Pengetahuan Setelah Diberikan Media Vidio Tentang Resusitasi

Jantung Paru (RJP)

Tabel berikut akan menguraikan secara terperinci mengenai

penyebaran responden berdasarkan pengetahuan setelah diberikan

media video pembelajaran tentang resusitasi jantung paru (RJP)

sebagai berikut :

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pengetahuan

setelah diberikan media video tentang resusitasi jantung

paru (RJP) di SMA N 4 Kota Bima tahun 2020

No Pengetahuan N Presentase (%)


1. Baik 18 55
2. Cukup 15 45
3. Kurang 0 0
Total 33 100
Tabel 4.6 didapatkan bahwa data pengetahuan setelah

diberikan media video pembelajaran tentang RJP responden mayoritas

berpengetahuan baik yaitu sebanyak 18 orang (55%) dan responden

yang berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (45%) dan tidak

responden yang memiliki pengetahuan kurang.

Tabel 4.7 Hasil uji statistik Wilcoxon Signed ranks test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Post Test - Pre Test Negative Ranks 0a .00 .00


b
Positive Ranks 31 16.00 496.00

37
Ties 2c

Total 33

a. Post Test < Pre Test


b. Post Test > Pre Test
c. Post Test = Pre Test

Hasil penelitian berdasarkan tabel 4.7 diatas menunjukkan

negative rank antara hasil pre test dan post test adalah 0, baik itu pada

nilai N, Mean Rank, maupun Sum Of Ranks. Nilai 0 ini menunjukkan

tidak adanya penuruna atau pengurangan dari nilai pre test ke post

test.

Pada nilai positive rank antara pre test dan post test disini

terdapat 31 data positif (N) yang artinya ke 31 anggota OSIS

mengalami peningkatan hasil dari nilai pre test ke nilai post test. Mean

Rank atau nilai rata-rata peningkatan tersebut adalah 16.00. sedangkan

jumlah ranking positive atau Sum Of Ranks adalah sebesar 496.00.

sedangkan Ties adalah kesamaan nilai pre test dan post test, disini

nilai Ties adalah 2, sehingga dapat dikatakan ada nilai yang sama

antara pre test dan post test.

B. Pembahasan

Pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada pengetahuan

resusitasi jantung paru (RJP), sebelum dan sesudah diberikan media video

tentang resusitasi jantung paru (RJP) dan analisis hubungan antara dua

variabel penelitian. Pada akhir pembahasan peneliti menyertakan keterbatasan

peelitian.

38
1. Pengetahuan Sebelum Diberikan Media Vidio Tentang Resusitasi Jantung

Paru (RJP)

Pada tabel 4.5 menggambarkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 16 orang (49%)

yang berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (45%) dan yang

berpengetahuan baik sebanyak 2 orang (6%). Hal ini dapat dikaitkan

dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan menurut

pendapat (Wawan & Dewi, 2011) wawan & dewi (2011) yaitu tingkat

pendidikan, informasi/media massa, sosial budaya dan ekonomi,

lingkungan, pengalaman dan usia.

Sebagian besar usia responden berada pada usia 17 tahun sebanyak

19 orang (58%) usia 16 tahun berjumlah 12 orang (36%), dan yang berusia

18 tahun sebanyak 2 orang (6%). Menurut WHO umur dalam retang 15-17

disebut sebagai remaja akhir, dan pada usia 18 tahun disebut pra dewasa

(Erawati, 2015). Berdasarkan uraian tersebut terdapat beberapa hal yang

mendasari mayoritas resonden adalah usai 17 tahun. Dilihat dari

intelektual usia remaja memiliki rasa penasaran dan rasa ingin tau yang

sangat besar terhadap apa yang dia terima, sehingga cenderung aktif untuk

menambah wawasan pengetahuan yang mereka miliki dan dari askep

sosial usia remaja aktif bersosialisasi sehingga ketika peneliti meminta

bantuan untuk penelitian ini, anak usai remaja sangat antusias. Disebabkan

usia remaja ini tuntutan kognitif dari kehidupan adalah waktu untuk

memperluas tanggung pada sekolah, kehidupan masyarakat dan di rumah.

39
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi

materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden kedalam

pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dan dapat disesuaikan

dengan tingkatan tingkatan pengetahuan (Notoatmodjo, 2010). Beberapa

faktor yang memungkinkan tingkat pengetahuan responden cukup adalah

faktor pendidikan. Distribusi tingkat pendidikan remaja. Tingkat

pendidikan remaja berhubungan dengan kemampuan untuk menyerap

informasi-informasi tentang resusitasi jantung paru (RJP) yang diperoleh

dari media massa, informasi orang yang dipercaya (keluarga, saudara, dan

lain-lain).

Selain itu, penelitian yang telah diikuti oleh semua responden dapat

mempengaruhi pengetahuan responden tentang RJP. Hal ini didukung

oelh pendapat Wawan dan Dewi (2011) bahwa penelitian adalah suatu

bagian dari pendidkan non formal untu menemukan pengetahuan.

Seseorang yang mendapatkan pengetahuan berarti akan mendapatkan

wawasan yang didapatkan dari pengetahuan.

2. Pengetahuan Sesudah Diberikan Media Vidio Tentang Resusitasi Jantung

Paru (RJP)

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 33 responden mayoritas

responden berpengetahuan baik setelah diberikan media video tentang

resusitasi jantung paru (RJP) yaitu sebanyak 18 orang (55%), yang

40
berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 15 (45%), dan yang berpengetahuan

kurang tidak ada.

Hal tersebut tidak terlepas dari adanya kegiatan penyuluhan RJP

yang diikuti oleh semua responden. Dalam penelitian pengetahuan ini rata-

rata responden mampu memahami dan mengerti tentang RJP baik dari

pengertian, indikasi, langkah-langkah, serta posisi teknik membuka jalan

nafas pasien.

3. Pengaruh media video RJP terhadap pengetahuan pre test dan post test

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon Signed

Ranks Test diperoleh nilai P-value = 0,000 (α < 0,05). Karena nilai 0,000

lebih kecil dari nilai < 0,05 maka dapat di simpulkan bahwa hipotess

diterima. Artinya ada perbedaan antara hasil pre test dan post test.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh media video RJP

terhadap pengetahuan anggota OSIS SMA N 4 Kota Bima. Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Dahlan et al.,

2014) yang mengatakan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan

tentang RJP terhadap tingkat pengetahuan tenaga kesehatan di Puskesmas

Wori Kecematan Wori Kabupaten Minahasa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anggota OSIS SMA 4

Kota Bima sebagai orang yang mampu meneruskan informasi tentang RJP

ini kepada orang-orang terdekat serta dapat memahami tentang indikasi

yang harus dilakukan pada pasien yang akan mendapatkan pertolongan

RJP. Peran orang awam sangat berpengaruh. Meskipun keterlambatan

41
dalam hal mengenali pasien yang diindikasikan harus dilakukan RJP dan

meminta pertolongan pada tenaga medis.

42
BAB 5

KESEIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab-

bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa media video tentang

resusitasi jantung paru (RJP) terhadap pengetahuan anggota OSIS di SMA

N 4 Kota Bima dikategorikan baik.

2. Sebagian besar pengetahuan anggota OSIS SMA N 4 Kota Bima

berpengetahuan kurang sebelum diberikan media pembelajaran video

tentang RJP. Dan berpengetahuan baik setelah mendapatkan media

pembelajaran video tentang RJP.

3. Adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan sebelum diberikan

media video dan setelah diberikan media video tentang resusitasi jantung

paru (RJP) pada anggota OSIS SMA N 4 Kota Bima tahun 2020.

B. SARAN

1. Bagi Anggota OSIS SMA N 4 Kota Bima

Dengan mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru tentang resusitasi

jantung paru (RJP) diharapkan anggota OSIS SMA N 4 Kota Bima

mampu membagikan ilmu yang didapatkan serta dapat memahami isi dan

maksud dari materi dari media video yang di dapatkan.

43
2. Bagi peneliti berikutnya

Apabila ingin melakukan penelitian dengan judul dan area yang sama,

diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini

dengan judul penelitian pengaruh media video RJP terhadap pengetahuan

dan keterampilan RJP.

44
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Cet. Jakarta:

Rineka Cipta.

Dahlan, S., Kumaat, L., & Onibala, F. (2014). Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Tentang Bantuan Hidup Dasar (BHD) Terhadap Tingkat Pengetahuan

Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Wori Kecamatan Wori Kabupaten

Minahasa Utara. E Jurnal Keperawatanjournal, 2(1).

Erawati, S. (2015). Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang Bantuan Hidup

Dasar (BHD) di Kota Administrasi Jakarta Selatan. E Jurnal Keperawatan,

1. Retrieved from

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29008/1/SUSI

ERAWATI-FKIK.pdf

Hasanah, U. N. (2015). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Keterampilan

Perawat Dalam Melakukan Tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Di RSUD

Karanganyar. Stikes Kusuma Husada. Program Studi S1 Keperawatan.

Jacob, A., R, R., & Tarachnand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing

Procedures Jilid Dua. Tanggerag Selatan: Binarupa Aksara.

Januarista, A. (2019). Pengaruh pelatihan bantuan hidup dasar terhadap

keterampilan anggota palang merah remaja sekolah menengah atas al azhar

palu. Ejournal Stikeswnpalu, 0–5. Retrieved from

45
https://ejournal.stikeswnpalu.ac.id/index.php/JNWNP/article/download/27/1

Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018).

Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia, 1–100. https://doi.org/1 Desember 2013

Lontoh, C., Kiling, M., & Wongkar, D. (2013). Pengaruh Pelatihan Teori bantuan

Hidup Dasar terhadap Pengetahuan Resusitasi Jantung Paru Siswa-Siswi

SMA Negeri 1 Toili. E-Journal Keperawatan (e-Kp), 1(1).

Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2017a). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan

Praktis (4th ed.). Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Nursalam. (2017b). pengantar riset keperawatan. In Penerbit Salemba Medika.

(Vol. 112). https://doi.org/10.1192/bjp.112.483.211-a

Ose, M. I. (2018). PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN

PERTOLONGAN RESUSITASI JANTUNG PARU DENGAN SATU

PENOLONG PADA SERANGAN JANTUNG. Journal of Borneo Holistic

Health, 1(2), 255–263.

Safar, & Dkk. (1984). Resusitasi Jantung Paru. Departemen Kesehatan Republik

Indonesia.

Sentana, A. D., Wijayanti, G. A. S. P. W., & Sumartini, N. P. (2018).

46
EFEKTIFITAS VIDEO CPR TERHADAP KEMAMPUAN

MASYARAKAT AWAM DALAM MELAKUKAN CPR DI DESA

SEMBUNG KECAMATAN NARMADA. Jurnal Kesehatan Prima, 12(2),

134–144. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Suprianto, M. A., & Sasmiyanto. (2017). PENGARUH PELATIHAN

RESUSITASI JANTUNG PARU TERHADAP PENGETAHUAN DAN

KETERAMPILAN MENOLONG KORBAN HENTI JANTUNG PADA

ORANG AWAM DI PESANTREN MIFTAHUL HASAN DESA GUNUNG

SEPIKUL PAKUSARI JEMBER. Undergraduate Thesis, 37, 1–11.

Wawan, A., & Dewi, M. (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan

Prilaku. Yogyakarta: Muha Medika.

Widyarani, L. (2017). Analisis Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru RJP

Dewasa terhadap Retensi Pengetahuan dan Ketrampilan RJP pada

Mahasiswa Keperawatan di Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Soedirman,

12(3), 143. https://doi.org/10.20884/1.jks.2017.12.3.718

47
Lampiran 1
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:
Bapak/Ibu/Sdr/i Calon Responden
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Mahasiswa Politeknik Kesehatan
Kemenkes Mataram Prodi D-III Keperawatan Bima.

Nama : Moch Nur Ramadhan


NIM : P00620217034
Peminatan : Menjadi Responden

Akan mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH MEDIA


PEMBELAJARAN VIDIO TENTANG RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
TERHADAP PENGETAHUAN ANGGOTA OSIS SMA N 4 KOTA BIMA”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan tidak akan
menimbulkan akibat buruk bagi Bapak/Ibu/Sdr/i sebagai responden. Kerahasiaan
informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk tujuan
penelitian.
Apabila Bapak/Ibu/Sdr/i menyetujui maka dengan ini saya mohon
kesediaan responden untuk menandatangani lembar persetujuan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan dalam lembar kuesioner.
Atas perhatian Bapak/Ibu/Sdr/i sebagai responden, saya ucapkan terima
kasih.

Hormat saya
Peneliti,
Moch Nur Ramadhan

48
Lampiran 2
PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Alamat :

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian


Saudara Moch Nur Ramadhan yang berjudul “PENGARUH MEDIA
PEMBELAJARAN VIDIO TENTANG RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
TERHADAP PENGETAHUAN ANGGOTA OSIS SMA N 4 KOTA BIMA.
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap saya,
sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang sebenarnya dan akan
dirahasiakan.

Responden,

__________________

49
Lampiran 3

KUESIONER

A. Identitas Responden

Nama :

Umur/tanggal lahir :

Alamat :

Kelas :

Jenis Kelamin :

B. Lembar Petunjuk Pengisian Kuesioner

Pilihlah jawaban dari pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda “√”

pada kolom

- “B” Jika menurut anda “BENAR”

- “S” Jika menurut anda “SALAH”

C. Kuesioner Pengetahuan

No Pernyataan B S
1. Resusitasi Jantung Paru (RJP) hanya dilakukan oleh tim
medis seperti dokter dan perawat
2. Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah pertolongan
pertama yang harus diberikan pada setiap korban henti
jantung
3. Resusitasi Jantung Paru (RJP) dapat dilakukan oleh
masyarakat umum yang sudah dilatih
4. RJP hanya dapat diberikan kepada korban dalam situasi
henti nafas atau apnea
5. RJP dilakukan pada pasien disebabkan pada klien yang
henti jantung dan henti nafas
6. RJP untuk mempertahankan dan mengembalikan fungsi

50
oksigenasi dan organ vital (otak, jantung dan paru)
7. Untuk mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya
respirasi
8. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan
ventilasi dari korban yang mengalami henti jantung atau
henti nafas melalui (Resusitasi Jantung Paru)
9. Sebelum melakukan resusitasi jantung paru yang harus
diperhatikan oleh penolong adalah 3 A aman diri, aman
lingkungan, aman korban
10 Pada saat melakukan RJP tidak perlu melihat, mendengar,
. dan merasakan
11 Sebelum melakukn RJP tidak perlu meminta bantuan
. orang lain
12 Teknik RJP dapat disingkat teknik C A B
.
13 Kedalaman kompresi dada minimal 4 cm
.
14 Posisi menolong pada saat melakukan kompresi dada
. adalah dibawah kaki korban
15 Kecepatan kompresi dada maksimal 120 kali permenit
.
16 Kedalaman kompresi dada minimal 11/2 inci
.
17 Pada saat melakukan kompresi dada posisi tangan harus
. tegak lurus
18 Pada saat melakukan kompresi dada pada bayi bukan
. dengan 2 jari tetapi harus menggunakan kedua tangan
19 Harus menggunakan telapak tangan untuk mengangkag
. dagu pasien
20 Memberikan bantuan nafas harus menggunakan mulut ke
. mulut, mulut ke hidung, ambu bag, ventilasi mulut ke
mask.

51
Lampiran 3

KUESIONER KUNCI JAWABAN

A. Identitas Responden

Nama :

Umur/tanggal lahir :

Alamat :

Kelas :

Jenis Kelamin :

B. Lembar Petunjuk Pengisian Kuesioner

Pilihlah jawaban dari pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda “√”

pada kolom

- “B” Jika menurut anda “BENAR”

- “S” Jika menurut anda “SALAH”

C. Kuesioner Pengetahuan

No Pernyataan B S
1. Resusitasi Jantung Paru (RJP) hanya dilakukan oleh tim √
medis seperti dokter dan perawat
2. Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah pertolongan √
pertama yang harus diberikan pada setiap korban henti
jantung
3. Resusitasi Jantung Paru (RJP) dapat dilakukan oleh √
masyarakat umum yang sudah dilatih
4. RJP hanya dapat diberikan kepada korban dalam situasi √
henti nafas atau apnea
5. RJP dilakukan pada pasien disebabkan pada klien yang √
henti jantung dan henti nafas
6. RJP untuk mempertahankan dan mengembalikan fungsi √
oksigenasi dan organ vital (otak, jantung dan paru)
7. Untuk mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya √
respirasi
8. Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan √

52
ventilasi dari korban yang mengalami henti jantung atau
henti nafas melalui (Resusitasi Jantung Paru)
9. Sebelum melakukan resusitasi jantung paru yang harus √
diperhatikan oleh penolong adalah 3 A aman diri, aman
lingkungan, aman korban
10 Pada saat melakukan RJP tidak perlu melihat, mendengar, √
. dan merasakan
11 Sebelum melakukn RJP tidak perlu meminta bantuan √
. orang lain
12 Teknik RJP dapat disingkat teknik C A B √
.
13 Kedalaman kompresi dada minimal 4 cm √
.
14 Posisi menolong pada saat melakukan kompresi dada √
. adalah dibawah kaki korban
15 Kecepatan kompresi dada maksimal 120 kali permenit √
.
16 Kedalaman kompresi dada minimal 11/2 inci √
.
17 Pada saat melakukan kompresi dada posisi tangan harus √
. tegak lurus
18 Pada saat melakukan kompresi dada pada bayi bukan √
. dengan 2 jari tetapi harus menggunakan kedua tangan
19 Harus menggunakan telapak tangan untuk mengangkag √
. dagu pasien
20 Memberikan bantuan nafas harus menggunakan mulut ke √
. mulut, mulut ke hidung, ambu bag, ventilasi mulut ke
mask.

53
Lampiran 4

Hasil Pre Test

NO ITEM PERTANYAAN ∑ KATEGORI


RESPONDE
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 13 CUKUP
2 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 12 KURANG
3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 15 CUKUP
4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 15 CUKUP
5 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 10 KURANG
6 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 15 CUKUP
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 17 BAIK
8 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 14 CUKUP
9 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 9 KURANG
10 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 8 KURANG
11 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 15 CUKUP
12 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 11 KURANG
13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 14 CUKUP
14 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 10 KURANG
15 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 14 CUKUP
16 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 12 KURANG
17 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 12 KURANG
18 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 10 KURANG
19 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 9 KURANG
20 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 11 KURANG
21 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 12 KURANG
22 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 12 KURANG
23 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 15 CUKUP
24 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 6 KURANG
25 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 14 CUKUP
26 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 14 CUKUP
27 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 12 KURANG
28 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 13 CUKUP
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 17 BAIK
30 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 16 CUKUP
31 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 16 CUKUP
32 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 15 CUKUP
33 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 9 KURANG

54
NO ITEM PERTANYAAN ∑ KATEGORI
RESPONDE
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 18 BAIK
2 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 13 CUKUP
3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 BAIK
4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 BAIK
5 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 BAIK
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 17 BAIK
7 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 BAIK
8 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 BAIK
9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 14 CUKUP
10 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 15 CUKUP
11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 BAIK
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 BAIK
13 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 BAIK
14 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 BAIK
15 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 BAIK
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 BAIK
17 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 14 CUKUP
18 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 16 CUKUP
19 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 CUKUP
20 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 16 CUKUP
21 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 16 CUKUP
22 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 14 CUKUP
23 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 16 CUKUP
24 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 13 CUKUP
25 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 14 CUKUP
26 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 15 CUKUP
27 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 17 BAIK
28 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 13 CUKUP
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 BAIK
30 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 17 BAIK
31 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18 BAIK
32 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 18 BAIK
33 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 14 CUKUP

Lampiran 5

Hasil Post Test

55
Lampiran 6

56
Lampiran 7

Statistics

Pekerjaan
Umur Janis Kelamin Orang Tua Pre Test Post Test

N Valid 33 33 33 33 33

Missing 0 0 0 0 0
Mean 1.6970 1.5758 3.4242 12.64 16.36
Std. Error of Mean .10192 .08737 .30161 .474 .374
Median 2.0000 2.0000 3.0000 13.00 17.00
a
Mode 2.00 2.00 2.00 12 17
Std. Deviation .58549 .50189 1.73260 2.725 2.148
Variance .343 .252 3.002 7.426 4.614
Range 2.00 1.00 5.00 11 7
Minimum 1.00 1.00 1.00 6 13
Maximum 3.00 2.00 6.00 17 20
Sum 56.00 52.00 113.00 417 540
Percentiles 25 1.0000 1.0000 2.0000 10.50 14.00

50 2.0000 2.0000 3.0000 13.00 17.00

75 2.0000 2.0000 5.0000 15.00 18.00

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1.00 12 36.4 36 36.4

2.00 19 57.6 58 93.9

3.00 2 6.1 6 100.0

Total 33 100.0 100.0

57
Jenis_Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1.00 14 42.4 42 42.4

2.00 19 57.6 58 100.0

Total 33 100.0 100.0

Pekerjaan_Orang_Tua

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1.00 4 12.1 12 12.1

2.00 9 27.3 28 39.4

3.00 5 15.2 15 54.5

4.00 6 18.2 18 72.7

5.00 2 6.1 6 78.8

6.00 7 21.2 21 100.0

Total 33 100.0 100.0

58
Lampiran 8

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
Post Test - Pre Test Negative Ranks 0 .00 .00

Positive Ranks 31b 16.00 496.00


c
Ties 2

Total 33

a. Post Test < Pre Test


b. Post Test > Pre Test
c. Post Test = Pre Test

Test Statisticsa

Post Test - Pre


Test

Z -4.872b
Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test


b. Based on negative ranks.

59
Lampiran 9

60
61
62

Anda mungkin juga menyukai