Diajukan oleh:
ANGGA SALIRO
NIM P1337430216011
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah diperiksa dan disetujui untuk diseminarkan sebagai proposal skripsi pada
NIM : P1337430216011
(Sigit Wijokongko, S.Si., S.ST., M.Kes) (Vederica Farida Candra Z., S.ST., M.Eng)
NIP. 19730321 199703 1 005 NIP. 19710607 199303 2001
ii
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : P1337430216011
iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL SKRIPSI
NIM : P1337430216011
Menyatakan bahwa Proposal Skripsi ini adalah karya hasil peneliti, apabila
dikemudian hari terbukti bahwa Proposal Skripsi ini tidak asli, maka peneliti
(ANGGA SALIRO)
NIM. P1337430216011
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
Semarang.
Teknik Radiologi.
Kemenkes Semarang.
Proposal Skripsi ini. Untuk itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang
Peneliti
v
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................. i
Halaman Persetujuan....................................................................................... ii
Kata Pengantar................................................................................................ v
Daftar Isi.......................................................................................................... vi
Daftar Tabel..................................................................................................... ix
Daftar Lampiran............................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 5
E. Keaslian Penelitian............................................................................... 6
A. Landasan Teori.................................................................................... 9
1. Anatomi Thorax.............................................................................. 9
vi
B. Pertanyaan Penelitian.......................................................................... 37
A. Rancangan Penelitian.......................................................................... 39
C. Subyek Penelitian................................................................................. 40
E. Instrumen Penelitian............................................................................. 41
G. Alur Penelitian...................................................................................... 43
Daftar Pustaka................................................................................................. 44
Instrumen Penelitian........................................................................................ 47
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anterior View Dinding Thoraks.................................................. 10
Gambar 2.12 Skematik protokol split bolus pada klinis emboli paru................ 36
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Perawatan medis (kombinasi dari
kanker mulai tumbuh. Karena itu, kanker payudara merupakan sel kanker
pada payudara atau dapat dijelaskan sebagai transformasi dari beberapa sel
payudara menjadi sel kanker. Kanker payudara dapat terjadi pada pria dan
kematian 17 per 100.000 penduduk yang diikuti kanker leher rahim sebesar
23,4 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian 13,9 per 100.000
dengan kanker payudara adalah 85% di negara maju. Sebagian besar dari
penyebaran kanker dari satu bagian tubuh ke bagian yang lain (Dictionary of
Cancer Term, NCI), karena penyakit mereka menjadi kebal obat (Veronesi
1
2
2013).
jenis dan agresivitas opsi perawatan yang akan ditawarkan kepada pasien
(Myers dkk., 2006). CT scan Thorax dengan media kontras adalah salah
pemeriksaan rutin untuk pasien tanpa gejala dengan penyakit tahap awal
tidak diindikasikan. Jika timbul gejala, investigasi yang sesuai harus diminta,
misalnya untuk nyeri tulang, pencitraan tulang isotop, untuk sesak napas,
Chest X-Ray (CXR) pada awalnya; jika radiografi normal dan diduga
80 – 100 cc dengan flow rate 2.5 – 3 ml/s. Pemeriksaan CT Thorax ini lebih
spesifik dijelaskan pada kasus kanker payudara oleh Su Joa Ahn, dkk.
2016).
media kontras yang melibatkan pemisahan bolus menjadi dua atau tiga
bagian dengan jeda variabel antara injeksi. Protokol ini telah diusulkan untuk
protokol ini diselidiki untuk urografi CT, angiografi CT jantung, perfusi paru
serta karakterisasi lesi hati fokal pada pasien onkologis (Scialpi dkk., 2016).
4
Menurut hasil pengamatan penulis pada salah satu rumah sakit yaitu di
Injeksi media kontras dilakukan dengan membagi menjadi dua (2) phase,
secara berurutan, terpisah atau tidak ada pencampuran media kontras dan
pada kasus kanker payudara telah diteliti olej Su Joa Ahn (2013), sedangkan
teknik split bolus Injection telah diteliti oleh Bae (2010), Charbel Saade, dkk.,
(2011), Jay P. Heiken dan Bae (2005), Roberto Ieezi, dkk., (2017) dan Dr. L.
Bonmati (2006).
5
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENULISAN
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktisi
E. KEASLIAN PENELITIAN
kasus.
Lanjutan …
…lanjutan
2. Lee Triphasic- Tujuan : Hasil dari penelitian ini
Matsumori Contrast Bolus Menjelaskan menunjukkan bahwa
(2010) For Whole hubungan antara untuk ECG-gated CT
Chest ECG- enhcement arteri whole chest
Gated 64 dan streak artefak menggunakan injeksi
MDCT of pada penggunaan kontras triphasic dengan
Patients With 2 kombinasi fase tengah dicampur
Non Spesific triphasic-contrast dapat menghasilkan
Chest Pain: bolus untuk enhancement
Evaluation of mengevaluasi memuaskan dari arteri
Arterial protokol injeksi paru-paru, arteri
Enchancemen kontras whole koroner, dan aorta
t And Streak chest ECG-Gated. toraks. Pendekatan
Artefact bolus ini juga
Metode Penelitian: mengurangi atenuasi
Penelitian ini jantung kanan, yang
merupakan dapat mengurangi
penelitian frekuensi artefak
kuantitatif. beruntun yang
berhubungan dengan
kontras.
Metode:
Penelitian ini
merupakan
penelitian
8
kuantitatif.
Lanjutan…
…lanjutan
4. Salah Zein- Multi-Phasic Tujuan: Menggunakan protokol
El-Dine Contrast Tujuan penelitian ini CM multi-fase secara
(2018) Injection adalah untuk signifikan meningkatkan
Protocol membandingkan kekeruhan pembuluh
Enhances The contrast darah toraks dan
Visualization enhancement dan visualisasi kelenjar
of The dosis radiasi antara getah bening
Thoracic penggunaan split- mediastinum selama CT
Vasculature bolus biphasic toraks. Namun memiliki
During Chest dengan tanpa kelemahan yakni,
CT. menggunakan split evaluasi citra yang
bolus berfokus pada kriteria
(monophasic) gambar kuantitatif, dan
pemeriksaan chest tidak dapat
CT mendeskripsikan hasil
kualitatif yang termasuk
Metode: akurasi diagnostik
Penelitian ini keganasan dada dalam
merupakan hal sensitivitas dan
penelitian spesifisitas sesuai
kuantitatif. dengan standar
referensi.
.5. Angga Teknik CT Tujuan: -
Saliro Scan Thorax Tujuan dari
(2020) dengan split- penelitian ini
bolus adalah untuk
(biphasic) menjelaskan
Injection pada Teknik CT Scan
Kasus Kanker Thorax dengan
Payudara split-bolus
(biphasic) Injection
pada Kasus
Kanker Payudara
Metode:
Penelitian ini
merupakan
penelitian
deskriptif dengan
study literature
review
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Anatomi Thorax
dan trakea, saluran dada, dan persarafan otonom untuk struktur tersebut.
Weinhaus, 2015).
yang terdiri dari sternum, dua belas pasang costae yaitu sepuluh pasang
costae yang berakhir dianterior dalam segmen tulang rawan dan dua
pasang kosta yang melayang. Rongga thorax dibatasi oleh costae yang
10
11
dalam abdomen penting untuk dievaluasi pada luka tusuk (Assi, dkk.,
2012).
a.
b.
a. c.
A
b.
d.
c. e.
G
d.
e.
f.
C
B
F.1 B
C
E.1
D
D.1
E
C.1
F
B.1
G
A.1. H
Z I
J
Y
K
X
L
M
N
W
O
V
U P
T Q
SR
Gambar 2.2 Otot Poseterior dari dinding toraks (Assi, dkk., 2012).
Keterangan :
A. Splenius Capitis M. L. Prosesus Spinosus Vt. Thoracic W. Latissimus dorsi M.
B. Accesory Nerve M. Latissimus dorsi M. X. Teres Mayor
C. Levator Scapulae M. N. Lower Diggitation of serratus Y. Teres Minor M
13
paru dan sifatnya sensitif, pleura ini berlanjut sampai ke hilus dan
dalam thorax dan diafragma. Pleura sedikit melebihi tepi paru pada setiap
arah dan sepenuhnya terisi dengan ekspansi paru ± paru normal, hanya
C.1 A
B.1 D.1 B
C D
A.1 E
F
Z
G
Y
H
X
I
W J
K
L
V
M
U
N
T
O
S
R Q P
14
costae keenam kartilago costae dari vertebra lumbalis, dan dari lengkung
berperan dalam ventilasi paru paru selama respirasi biasa / tenang sekitar
75%.
2. Fisiologi Vaskularisasi
nutrisi, elektrolit, gas terlarut, dan terjadi pertukaran antara darah dan
posterior dari jantung. Terbagi menjadi arteri pulmoner kanan dan kiri,
Keterangan: (1)
A. Deep palmar artery
B. Superficial palmar artery
C. Digital arteries
D. Ulnar artery
E. Radial artery
F. Deep brachial artery
G. Brachial artery
H. Anterior humeral
circumflex artery
I. Posterior humeral
circumflex artery
J. Axillary artery
K. Thoracocromial artery
L. Suprascapula artery
M. Costocervical artery
N. Thyrocervicall artery
O. Vertebral artery
P. Common carotid artery
Keterangan: (2)
A. Superior vena cava
B. Hemiazygos veins
C. Intercostal veins
D. Basilica vein
E. Ulnar vein
F. Deep palmar venous
arch
G. Superficial palmar
venous arch
H. Digital veins
I. Median antebrachial
vein
J. Median cubital vein
K. Basilic vein
L. Chepalic vein
M. Brachial vein
N. Axillary vein
O. Braciocepalic vein
P. Subclavian vein
a. Definisi
normal, cepat, dan tidak terkendali yang terjadi pada jaringan payudara
ditemui pada wanita. Pada setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru
b. Etiologi
1) Faktor Usia
2) Faktor Genetik
Ada dua jenis gen BRCA 1 dan BRCA 2 (encode dari breast cancer
payudara.
18
kanker payudara.
Jarang berolahraga atau jarang gerak, pola makan yang tidak sehat
5) Perokok Pasif
6) Penggunaan Kosmetik
7) Penggunaan Pil KB
degenerasi jinak atau menjadi ganas dan resiko ini akan menurun
c. Manifestasi Klinis
Gejala awal yang signifikan dan sering dialami wanita ialah benjolan
1) Stadium 0
2) Stadium I
Pada stadium ini tumor masih sangat kecil dan tidak menyebar
3) Stadium IIA
Pada stadium ini, diameter tumor lebih kecil atau sama dengan 2
cm dan telah ditemukan pada titik – titik pada saluran getah bening
cm tapi tidak lebih dari 5 cm, belum menyebar pada titik-titik pada
4) Stadium IIB
Pasien pada kondisi ini diameter tumor lebih lebar dari 2 cm tetapi
getah bening ketiak, dan diameter tumor lebih lebar dari 5 cm tapi
belum menyebar.
5) Stadium IIIA
Pasien pada kondisi ini, diameter tumor lebih kecil dari 5 cm dan
6) Stadium IIIB
7) Stadium IIIC
8) Stadium IV
22
bentuk sel kanker dan perilaku sek kanker dibandingkan dengan sel
tim dokter seberapa cepatnya sel kanker itu berkembang pada diri
sebagai berikut:
1) Grade 1
2) Grade 2
3) Grade 3
biasanya menyebar.
2017)
1) Imaging Test
Screening Mammogram.
2) Ultrasonografi (USG)
yang tinggi ini dapat membedakan suatu massa yang solid, yang
yang diambil dari biopsy lalu dianalisa oleh ahli patologi (dokter
5) Tes Darah
b) Level Hematocrit
badan.
d) Jumlah trombosit
e) Differential
dilakukan untuk tindak lanjut rutin atau untuk bahan evaluasi paru
7) Bone Scan
yang diambil dari berbagai sudut. Hasil dari CT-Scan akan terlihat
dimensi.
26
a. Pengertian
1) Massa
2) Metastasis
3) TBC
4) Infeksi
5) Cavitas
tenang.
hasil normal.
diabetes militus
27
Alat dan bahan yang diperlukan berupa media kontras, injector dan
1) Posisi pasien
a) Tidur telentang
b) Kaki dekat gantry (feet first) atau kepala dekat gantry (head
first)
2) Topogram
4) Scanning parameter
paru.
kondisi mediastinum.
30
a) Potongan Axial 1
thoracal 2-3.
Keterangan gambar :
A. Vena jugularis interna kanan G. Arteri subklavia kiri
B. Arteri karotis komunis kanan H. Arteri karotis komunis kiri
C. Trakea I. Vertebra torakal 2 – torakal 3
D. Sternoclavicular joint J. Arteri subklavia kanan
E. Klafikula K. Prosessus acromion dari scapula
F. Vena jugularis interna kiri L. Caput humerus
b) Potongan axial 3
Keterangan gambar :
32
Keterangan gambar :
A. Vena cava superior E. Esophagus
B. Aorta asenden F. Aorta desenden
C. Corpus sternum G. Vertebra torakal 4-torakal 5
D. Window Aorrtopulmonary H. Trakea
Gambar 2.9 Gambar irisan CT Scan potongan Axial slice 5
(Bontrager, L dan Lampignano, 2010)
34
Keterangan gambar :
A. Vena cava superior F. Aorta desenden
B. Aorta asenden G. Vertebra torakal 6-torakal 7
C. Arteri pulmonaris utama H. Vena azygos
D. Vena pulmonaris kiri I. Esophagus
E. Arteri pulmonaris kiri J. Arteri pulmonaris kanan
Gambar 2.10 Gambar irisan CT Scan potongan Axial slice 7
(Bontrager, L dan Lampignano, 2010)
2010).
2010).
dinyatakan dalam mililiter per menit dan arah aliran sesuai panah.
Routine 70 mL of 300–350 2–3 mL/sec 40 seconds Variable 30 seconds ID + 5 - SD/2 ID + TARR - 7 - SD/2 Not
chest mgI/mL (SDCT); (SDCT); (SDCT); (SDCT and MDCT) (TARR at ascending essential
aorta)
30–40 seconds 5–20 seconds 40–60
(MDCT) (MDCT) seconds
(MDCT)§
38
6. Teknik Injeksi Media Kontras
akuisisinya. Tiga opsi tersebut adalah fixed time delay, test bolus, dan
dosis rendah yang diperoleh pada posisi tabel tunggal. Seluruh bolus
39
40
Gambar 2.12 Skematik protokol split bolus pada klinis emboli paru
(Scialpi dkk., 2016)(Scialpi dkk., 2016)
Salah satu contoh tampilan skematis dari 64-detektor row CT
pertama pada awal injeksi bolus (atau waktu nol): 84 ml (1,2 ml/kg)
bahan kontras pada 2,0 ml/s, diikuti oleh 20 ml larutan salin pada laju
kontras pada 3,5 ml/s diikuti oleh 20 ml larutan salin pada laju aliran
kontras simultan dari arteri dan vena paru. Pada pria dewasa dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
review.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dalam skripsi ini di mulai pada bulan April - Mei
2020.
pengambilan kesimpulan.
2. Tabulasi data
3. Penarikan kesimpulan
dapat berubah setiap saat apabila tidak didukung bukti bukti yang kuat.
45
D. Alur Penelitian
Rumusan Masalah :
1. Bagaimana Prosedur CT Scan Thorax dengan kontras
yang menggunakan teknik split bolus (biphasic) injection
pada klinis kanker payudara menurut kajian teoritis?
2. Secara teoritis, mengapa pada pemeriksaan CT Scan
Thorax dengan kontras pada klinis kanker payudara
digunakan teknik split bolus (biphasic) injection?
Pembahasan
1. Rangkuman Jurnal I
Penulis : Su Joa Ahn, Young Saing Kim, Eun Young Kim, Heung
kVp, 170 mAs, collimation 5 mm, table feed 10 mm/s, dengan waktu rotasi
1-s, ketebalan irisan 5,0 mm, dan interval 2,5 - 5,0 mm. Gambar sagital
47
menutupi daerah dari kulit anterior ke bagian belakang dada. Dosis efektif
228 dari 285 pasien (80%). Namun, 36 tumor (12,7%) diabaikan dengan
100 detik setelah pemberian kontras, yang mau tidak mau meningkatkan
dosis radiasi. Tetapi ditinjau dari keakuratan ukuruan tumor, penelitian ini
payudara.
2. Rangkuman Jurnal II
CT.
pandang 350 × 350 mm, dan lebar jendela serta level jendela masing-
mensyaratkan bolus tunggal volume 100 ml CM, diikuti oleh saline 100 ml,
pada laju aliran 2,5 ml s-1 dan penundaan pemindaian tetap 70 s. Volume
didasarkan pada praktik kerja departemen saat ini dan sesuai dengan
gambar aksial. Mean dan standar deviasi (SD) dalam ROI di setiap
segmen pertama (antara arteri karotis yang polos dan kiri); segmen
kedua (antara karotis umum kiri dan arteri subklavia kiri); isthmus aorta
50
tingkat katup aorta, dan desendens aorta pada hiatus aorta. Analisis
usia, tinggi, berat, dan indeks massa tubuh antara kedua protokol (semua
dibandingkan dengan protokol A (Eff, adalah 2,9 ± 0,6 mSv untuk protokol
pemindaian pada setiap protokol (A: 33.2 ± 2.01 cm dan B: 32.9 ± 3.03
Gambar 3.1. Format ulang aksial dan koronal dada: gambar (a) menunjukkan
kontras redundan yang masuk (panah) di SVC. Gambar (b) mengungkapkan
SVC (panah) tanpa artefak terkait media kontras bersama dengan visualisasi
yang jelas dari kelenjar getah bening aksila (panah kecil). Gambar (c)
menunjukkan hilangnya visualisasi dalam aksila (panah besar) karena
konsentrasi media kontras yang tinggi dalam vena subklavia (panah kecil)
menyebabkan artefak garis ketika pemindaian dilakukan pada 70-an pasca
injeksi dengan visualisasi yang buruk dari getah bening node. Gambar (d)
menggambarkan SVC (panah besar) yang diisi dengan perambahan karsinoma
paru primer dan gambar bebas artefak yang divisualisasikan dalam mediastinum.
SVC, vena cava superior.
Aplikasi pencitraan onkologi toraks digunakan (a) untuk
mengkonfirmasi status yang jelas dari dada, dalam hal tidak adanya
kontralateral ke lokasi utama, jika ada, (c) untuk menilai tingkat regional
dan paru-paru, dan (d) untuk mensurvei kelenjar getah bening untuk
bolus kami. Juga, evaluasi citra kami berfokus terutama pada kriteria
terletak pada pencitraan PET / CT kepala, leher, dada, dan seluruh tubuh
Penulis :
Judul :
B. Pembahasan
injection contrast
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ahn, S. J. dkk. (2013) “The value of chest CT for prediction of breast tumor size:
Comparison with pathology measurement,” World Journal of Surgical
Oncology, 11, hal. 1–5. doi: 10.1186/1477-7819-11-130.
Assi, Nasser. dkk. (2012) "Anatomy and Physiology of Respiratory". Palestine:
Pol J Radiol
Bae, K. T. (2010) “Intravenous contrast medium administration and scan timing at
CT: Considerations and approaches,” Radiology, 256(1), hal. 32–61. doi:
10.1148/radiol.10090908.
Barter, S. dan Britton, P. (2014) “Recommendations for cross-sectional imaging
in cancer management: Prostate tumours.”
Bontrager, L, K. dan Lampignano, J. P. (2010) “Textbook Of Radiographic
Positioning and Related Anatomy.” St. Louis: Elseiver.
Bruening, R. dan Flohr, T. (2003) Protocols for Multislice CT : 4 and 16-row
Applications. Germany: Springer.
Fatimah, dkk. (2019) Panduan Penulisan Skripsi Program Studi Diploma IV
Teknik Radiologi. Semarang: Poltekkes Semarang
Gerber, T. C., Kantor, B. dan Williamson, E. E. (2007) COMPUTED
TOMOGRAPHY OF THE CARDIOVASCULAR SYSTEM. Boca Raton:
Taylor & Francis Group.
Hellaludin dan Wijaya, H. (2019) Analisis Data Kualitatif : Sebuah Tinjauan Teori
dan Praktek. Edisi Pertama. Makasar : Alhadharah Jurnal Ilmu Dakwah.
Kementrian Kesehatan RI (2019) “Hari Kanker Sedunia 2019,” Kamis, 31
Januari, hal. Rilis Berita. Tersedia pada:
http://www.depkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-sedunia-
2019.html.
Kim, Y. H. dkk. (2017) “Simplified split-bolus intravenous contrast injection
technique for pediatric abdominal CT,” Clinical Imaging. Elsevier Inc.,
46(August 2013), hal. 28–32. doi: 10.1016/j.clinimag.2017.06.002.
Lampignano, J. P. dan Kendrick, L. E. (2018) Bontrager’s Textbook of
Positioning and Related Anatomy. Ninth Edit. St. Louis.
Mitsumori, L. M. dkk. (2010) “Triphasic contrast bolus for whole-chest ECG-gated
64-MDCT of patients with nonspecific chest pain: Evaluation of arterial
enhancement and streak artifact,” American Journal of Roentgenology,
194(3), hal. 263–271. doi: 10.2214/AJR.09.2788.
Moini, J. (2013) Phlebotomy : Principles and Practice. Burlington: William
Brotmiller.
Mulyani, N. S. dan Rinawati, M. R. (2017) Kanker Payudara dan PMS pada
Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Myers, R. dkk. (2006) “Diagnostic Imaging in Breast Cancer,” Cancer Care
56
Ontario,
57