Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL

TEKNIK PEMERIKSAAN THORAX DENGAN KLINIS COVID-19

Rusdian Furqoni
NIM : 191105101

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN MALANG


WIDYA CIPTA HUSADA
PROGRAM STUDI D-III RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
OKTOBER 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radiologi adalah suatu ilmu tentang penggunaan sumber sinar pengion dan bukan

pengion, gelombang suara dan magnet untuk imaging diagnostik dan terapi. Dalam dunia

kedokteran, bagian radiologi mempunyai peran yang sangat penting dalam menegakkan

diagnosa suatu penyakit. Seiring perkembangan zaman, ilmu radiologi berkembang pesat

dengan munculnya peralatan canggih. Namun demikian pemeriksaan konvensional tetap

merupakan pemeriksaan yang masih banyak dilakukan. (Rassad, 2007).

Pemeriksaan radiologi konvensional dibagi menjadi dua jenis yaitu pemeriksaan

dengan menggunakan media kontras dan pemeriksaan tanpa mengunakan media kontras.

Media kontras adalah suatu bahan yang sangat radioopaque atau radiolusen apabila

berinteraksi dengan sinar-x, sehingga dapat membedakan antara organ dan jaringan di

sekitar (Rassad dkk, 2005).

Jenis pemeriksaan radiografi sangat beragam. Salah satu pemeriksaan yang sering

dijumpai adalah thorax. Thorak adalah pemeriksaan dengan menggunakan radiasi

gelombang elektromagnetik guna menampilkan gambaran bagian dalam dada. Untuk

melihat gambaran jantung, paru-paru, saluran pernapasan, pembuluh darah dan nodus

limfa. Teknik pemeriksaan thorax sendiri ada 4 macam posisi pemeriksaan yaitu Anterior

Posterior (AP), Posterior Anterior (PA), Lateral dan Top Lordotic. Salah satu klinis pada

pemeriksaan thorax adalah pneumonia covid-19.


Pneumonia covid-19 adalah suatu penyakit peradangan pada paru-paru yang

timbul karena adanya patogen virus corona sehingga bisa menyebabkan gangguan fungsi

organ pernapasan seperti kesulitan untuk bernapas karena kekurangan oksigen

(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2020).

Gejala-gejala covid-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan rasa

lelah. Gejala lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa pasien meliputi rasa

nyeri dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare,

kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan

atau kaki. Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap. 

(Satuan Tugas Penanganan Covid-19, 2021)

Untuk pemeriksaan radiografi thorax pada klinis covid-19 yang biasa digunakan

pada pemeriksaan radiografi thorax secara umum adalah proyeksi Posterior Anterior

(PA) dan Anterior Posterior (AP). Pada kasus covid-19, peradangan bisa terjadi di semua

saluran pernafasan, mulai dari tenggorokan sampai rongga paru. Peradangan juga

menyebabkan paru-paru membengkak hingga terisi cairan. Foto Rontgen thorax bertujuan

untuk mendeteksi dini apakah ada kelainan dalam paru yang mengarah

pada pneumonia covid -19. Dapat juga di lakukan tes PCR untuk mendeteksi keberadaan

material genetic dari sel, bakteri atau virus salah satunya virus SARS-CoV-2 yang lebih

sering disebut virus corona.

PCR atau polymerase chain reaction adalah pemeriksaan laboratorium untuk

mendeteksi keberadaan material genetik dari sel, bakteri, atau virus. Saat ini, PCR juga

digunakan untuk mendiagnosis penyakit COVID-19, yaitu dengan mendeteksi material

genetik virus Corona. PCR merupakan metode pemeriksaan virus SARS Co-2 dengan
mendeteksi DNA virus. Uji ini akan didapatkan hasil apakah seseorang positif atau tidak

SARS Co-2. (Satuan Tugas Penanganan Covid-19, 2021)

Pemeriksaan radiografi thorax pada klinis covid-19 berisiko tinggi bagi tenaga

kesehatan. Hal ini dikarenakan covid-19 sangat mudah menular dan setiap unit radiologi

disarankan untuk memiliki prosedur penangan pasien covid-19, karena penyakit ini

merupakan penyakit yang sangat infeksius dan dapat menular melalui saluran

pernapasan droplet (human-to-human transmition) (Gugus Tugas Percepatan Penanganan

Covid-19, 2020).

Oleh karena itu sebagai upaya pengendalian dan pecegahan penularan virus covid-

19 sangat diperlukan SOP (Standart Operasional Prosedur) dalam melakukan pemeriksaan

pasien covid-19. Untuk SOP dalam pemeriksaan foto thorax klinis covid-19 yaitu meliputi

penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, masker medis yang dilapisi

dengan masker KN95, Goun, Hazmat, Pelindung Mata/Helm, Alkohol., Pasien wajib

menggunakan masker medis yang telah dilapisi masker KN95, Melapisi kaset dengan

menggunakan plastik, Sterilisasi instalasi radiologi setelah selesai pemeriksaan foto thorax

covid-19 dan Desinfeksi pada peralatan setelah pemeriksaan selesai.

Tahapan pemeriksaan pasien covid-19 dilakukan di IGD dan di ruangan isolasi

dapat dilakukan dengan menggunakan alat yaitu X-ray Mobile. Area IGD khusus covid-19

merupakan ruang observasi atau ruang tindakan bagi pasien IGD dengan gejala covid-19.

Area ini dipisahkan dengan area IGD non covid-19 melalui batas permanen atau

sementara, pada saat melakukan pemeriksaan foto rogten di IGD dapat menggunakan

Mobile X-ray karena tanpa memindahkan pasien dari IGD ke instalasi radiologi. Untuk

Area Isolasi ini menerima pasien dari IRJ atau IGD dengan gejala covid-19. Petugas di
area isolasi memakai APD lengkap dan hanya boleh masuk dan keluar melalui ruang ganti

(doning/doffing). Area isolasi dipisahkan dengan area non covid-19 menggunakan

pembatas permanen atau sementara, di area isolasi dapat di lakukan pemeriksaan foto

rongten dengan menggunakan Mobile X-ray. Namun biasanya petugas lebih memilih

melakukan pemeriksaan foto rongten di instalasi radiologi karena pasien yang ingin

melakukan foto rognten lebih dari satu. (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Prosedur dalam pemeriksaan pasien covid-19 di radiologi perlu diperhatikan karena

penyakit Covid -19 merupakan penyakit yang berbahaya sehingga diperlukan kehati-

hatian untuk melakukan teknik pemeriksaan thorax pada pasien covid-19.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik mengajukan judul Karya Tulis

“Teknik Pemeriksaan Thorax Dengan Klinis Covid-19”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini adalah

Bagaimana Teknik Pemeriksaan Thorax Dengan Klinis Covid-19 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian yaitu bertujuan untuk mengetahui bagaimana


Teknik Pemeriksaan Thorax Dengan Klinis Covid-19.

2. Tujuan khusus

a) Untuk mengetahui Prosedur Penggunaan dan Pelepasan APD Radiografer.

b) Untuk mengetahui upaya pencegahan penularan covid-19 pada saat

pemeriksaan radiografi thorax


c) Untuk mengetahui tahapan teknik pemeriksaan thorax klinis covid-19

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang didapat dari penelitian adalah :

1.4.1 Manfaat Untuk Penulis

Karya tulis Ilmiah ini diharapkam mampu meningkatkan kreatifitas, inovasi, dan

memperluas wawasan keilmuan serta pengetahuan bagi penulis khusunya

mengenai Teknik pemeriksaan thorax klinis covid-19.

1.4.2 Manfaat untuk Institusi Pendidikan

Dapat menjadi literatur dan kajian pustaka tambahan di program studi D-III

Radiodiagnostik dan Radioterapi, serta di harapkan dapat digunakan di

laboratorium Radiologi dalam kegiatan pembelajaran, dan dapat menjadi acuan

untuk mahasiswa-mahasiswi Prgram Studi D-III Radiodiagnostik dan

Radioterapi ITKM Widya Cipta Husada dalam mengembangkan Karya tulis

Ilmiah ini lebih luas lagi.

1.4.3 Manfaat Untuk Pembaca

Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bidang radiografi khusunya pada

Teknik pemeriksaan thorax covid-19.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Thorax

Thorax merupakan rongga antara leher dan abdomen yang berbentuk kerucut

dan dibatasi oleh tulang sejati dan tulang rawan, pada bagian inferior thorax lebih lebar

jika dibandingkan dengan bagian superior (Lampignano dan Kendrick, 2018)

a) Rangka Thorax

Rangka Thorax merupakan bagian dari musculoskeletal yang melindungi organ

pernafasan dan sirkulasi darah. Bagian depan rangka thorax adalah sternum yang

terdiri dari Manubrium body of sternum dan xiphoid process. Bagian atas rangka thorax

terdiri dari 2 Clavicula yang menggabungkan sternum dengan kedua scapula 12

pasang costae melingkari thorax dan 12 vertebrae thoracalis di bagian belakang

(Lampignano dan Kendrick, 2018). Anatomi rangka thorax dapat di lihat seperti pada

gambar 2.1. Keterangan :

1. Manubrium sterni
2. Clavicula
3. Scapul
4. Tulang Rusuk
5. Vetebrae torakalis
6. Prosessus xipoideus
7. Corpus Sterni
(Gambar 2.1 Rangka dada (Bontrager, 2018)
b) Mediastinum

Bagian medial rongga thorax antara paru-paru disebut mediastinum. Kelenjar tiroid

dan paratiroid, tidak dianggap sebagai struktur mediastinum karena letaknya lebih

superior dan tidak berada dalam batas mediastinum. Kelenjar timus terletak di dalam

mediastinum, lebih rendah dari kelenjar tiroid dan anterior trakea dan kerongkongan.

Empat struktur radiografi penting yang terletak di mediastinum adalah kelenjar timus,

jantung dan pembuluh darah besar, trakea, dan kerongkongan. (Lampignano dan

Kendrick, 2018)

c) Paru-paru

terdiri dari dua paru-paru besar yang seperti spons, yang terletak di setiap sisi rongga

thorax. Paru-paru kanan terdiri atas tiga lobus, yaitu lobus superior (atas), tengah, dan

inferior (bawah) yang dibagi oleh dua celah yang dalam. Fisura inferior, yang

memisahkan lobus inferior dan tengah, disebut fisura oblik. Fisura horizontal

memisahkan lobus superior dan tengah. Paru-paru kiri hanya memiliki dua lobus, yaitu

lobus superior (atas) dan inferior (bawah) yang dipisahkan oleh satu fisura oblik yang

dalam.

Akumulasi cairan dalam rongga pleura (efusi pleura) menciptakan kondisi yang

disebut hemotoraks (Lampignano dan Kendrick, 2018). Anatomi paru-paru dan

mediastinum dapat dilihat seperti pada gambar 2.2.


Keterangan :
1. Tracea
2. Kelenjar Tiroid
3. Apek Paru
4. Fisura
5. Dasar Paru
6. Diafragma
7. Sudut
Costropenicus
8. Jantung
9. Kelenjar Timus
10. Pembulus Darah
Gambar 2.2 Paru-paru dan Mediastinum
(Lampignano dan Kendrick, 2018).

d) Jantung dan Pembuluh Darah Besar

Jantung dan akar pembuluh darah besar tertutup dalam kantung berdinding

ganda yang disebut dengan kantung perikardial. Jantung terletak di posterior

korpus sterni dan anterior T5 sampai T8. Jantung terletak miring di ruang

mediastinum, dan sekitar dua pertiga jantung terletak di sebelah kiri bidang median.

Pembuluh darah besar yang terletak di mediastinum adalah vena cava

inferior dan vena cava superior, aorta, dan arteri dan vena pulmonalis besar. Vena

cava superior adalah vena besar yang mengembalikan darah ke jantung dari bagian

atas tubuh. Vena cava inferior adalah vena besar yang mengembalikan darah dari

bagian bawah tubuh.


Jaringan kapiler mengelilingi kantung udara kecil, atau alveoli, tempat oksigen

dan karbon dioksida dipertukarkan dengan darah melalui kantung udara berdinding

tipis (Lampignano dan Kendrick, 2018). Anatomi Jantung dan pembuluh besar dapat

dilihat seperti pada gambar 2.3.

Keterangan :

1. Esofagus
2. Vena Cava Superior
3. Aorta Asenden
4. Vena Cava Inferior
5. Aorta abdominalis
6. Jantung
7. Arteri Pulmonalis
8. Arkus Aorta
9. Kelenjar Timus
10. Kelenjar Tiroid
11. Trakea
Gambar 2.3 Jantung dan Pembuluh Besar

(Lampignano dan Kendrick, 2018).

2.1.2 Patologi Pneumonia Covid-19


Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru yaitu

Coronavirus jenis baru Severe acure respiratory syndrome coronasvirus 2 (SARS-CoV-2)

dan penyakitnya disebut Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Diketahui, asal mula virus

ini berasal dari Wuhan, Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember 2019 (Yuliana,

2020).
1. Definisi

Pneumonia covid-19 adalah suatu penyakit peradangan pada paru-paru yang

timbul karena adanya patogen virus corona sehingga bisa menyebabkan gangguan fungsi

organ pernapasan seperti kesulitan untuk bernapas karena kekurangan oksigen

(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2020).

Paru-paru seseorang terkena pneumonia, maka alveolusnya akan terisi oleh cairan

dan nanah, yang dapat menyebabkan kurangnya pemasukan oksigen sehingga terjadi

sesak napas (World Health Organization 2003).

Proses teerjadinya patogenesis pneumonia berkaitan dengan tiga faktor yaitu

lingkungan yang saling berinteraksi, mikroorganisme yang menyerang pasien dan

keaadan imunitas pasien (Damayanti dan Ryusuke, 2017).

Dalam keadaan sehat mekanisme pertahanan paru bekerja dengan baik, sehingga

tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Keberadaan virus atau bakteri di paru

merupakan akibat ketidak seimbangan antara lingkungan, mikroorganisme, dan daya

tahan tubuh sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya

penyakit (Mandell dkk, 2007).

Pneumonia termasuk dalam penyakit yang menular melalui udara. Sumber

penularan adalah pada saat penderita pneumonia batuk atau bersin dalam bentuk

percikan droplet sehingga menyebarkan virus ke udara saat penderita pneumonia

tersebut batuk, bersin, berbicara kepada orang di sekitar. Cara masuknya virus penyebab

pneumonia kedalam saluran pernapasan bersama udara yang dihirup disebut inhalasi.

Cara penularan langsung (transmisi) dapat juga melalui dari benda yang telah terkena

sekresi saluran pernapasan penderita (Linda, 2015).


Pemeriksaan Penunjang Radiologi pada pneumonia menggunakan Pemeriksaan

foto thorax (PA/lateral) sebagai (gold standard) yakni pemeriksaan penunjang utama

untuk menegakkan diagnosis pneumonia. (Damayanti dan Ryusuke., 2017).

Tabel 2. 1. Gambar Thorax Normal dan Thorax Pneumonia Covid-19


2. Etiologi

Kebanyakan corona virus menginfeksi hewan sehingga bersirkulasi di hewan

kemudian virus tersebut dapat ditransmisikan ke manusia. Corona virus dapat

menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing dan ayam.

Hewan tersebut dapat membawa patogen (penyakit) dan bertindak sebagai vektor untuk

penyakit menular tertentu sehingga virus corona disebut dengan virus zoonotik.

(Changchun Tu dkk, 2004).

Corona virus banyak menginfeksi orang dewasa (usia lebih tua). Terkait

dengan karakteristik corona virus yang lebih menyukai kelembaban tidak terlalu tinggi

dan suhu dingin. Maka infeksi corona virus biasanya sering terjadi pada musim dingin

dan semi (faktor iklim). (Zhou Wang dkk, 2020).

Infeksi covid-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala

klinis utama yang sering muncul yaitu demam suhu >38 C namun pada beberapa pasien,

gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam. Selain itu gejala klinis

ringan seperti pilek (common cold) dapat disertai batuk dan kesulitan bernapas dengan

sesak memberat dalam satu minggu. Gejala gastrointestinal seperti diare juga akan

dialami beberapa pasien. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan progresif,

seperti perdarahan atau disfungsi sistem kekebalan tubuh akan terjadi dalam beberapa

hari, jika imun pasien kuat maka pasien akan sembuh namun jika imun pasien tidak kuat

maka pasien akan meninggal (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2020).

3. Pengertian Pasien Covid-19

Sebelum seseorang dinyatakan sebagai pasien positif infeksi covid-19, mereka

umumnya akan masuk dalam salah satu dari kelompok status pasien Covid-19 yakni
OTG, ODP, PDP, atau Suspek Virus Corona. Istilah ini dibuat oleh Gugus Tugas

Percepatan Penanganan Covid-9 untuk mengelompokkan risiko serta penampakan

gejala dari orang-orang yang mungkin atau sudah terpapar oleh virus corona. Contoh

orang-orang yang akan dimasukkan dalam kelompok-kelompok ini adalah yang pernah

berkontak secara langsung dengan pasien positif corona dan yang baru pulang dari luar

negeri. Menurut Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Indonesia, perbedaan

dibuatnya istilah OTG, ODP, PDP, atau Suspek Virus Corona, agar masyarakat

Indonesia tidak bingung dan salah sangka, berikut ini perbedaan antara OTG, ODP,

PDP, dan Suspek Virus Corona :

a. OTG adalah Orang Tanpa Gejala artinya orang yang tidak menunjukkan

gejala infeksi virus corona covid-19 apapun. Sehingga, mereka membawa dan bisa

menularkan virusnya ke orang lain. Dalam kondisi tanpa gejala itu, seseorang menjadi

kesulitan mendeteksi dirinya terbebas dari virus corona covid-19 atau tidak.

b. ODP adalah Orang Dalam Pemantauan, artinya orang yang tidak

menunjukkan gejala infeksi virus corona covid-19. Namun, orang tersebut memiliki

riwayat melakukan kontak dekat dalam satu ruangan dengan orang terinfeksi virus

corona dan sempat bepergian mengunjungi negara yang telah memiliki angka tinggi

terinfeksi virus corona. Orang dalam kategori ODP harus mendapatkan pemantauan dari

instansi kesehatan setempat untuk ditindak lanjuti tenaga kesehatan.

c. PDP adalah Pasien Dalam Pengawasan, artinya pasien yang menunjukkan

gejala infeksi virus corona covid-19, namun pasien tersebut tidak memiliki riwayat

melakukan kontak dengan pasien positif corona atau bepergian ke negara terinfeksi

virus corona. Gejala tersebut batuk, demam, pilek, dan sesak napas. Pasien dengan
kategori PDP harus mendapatkan pengawasan dari instansi kesehatan. Sebab, mereka

sudah menjadi salah satu pasien yang perlu mendapatkan pengobatan dari tenaga

kesehatan.

d. Suspek artinya pasien yang menunjukkan gejala infeksi virus corona covid-

19, dan pasien tersebut memiliki riwayat melakukan kontak dengan pasien positif

corona atau bepergian ke negara terinfeksi virus corona. Pasien dengan kategori suspek

virus corona akan menjalani pemeriksaan dua metode, yakni Rapid test dan PCR

(Polymerase Chain Reaction). Dari pemeriksaan tersebut akan diketahui apakah pasien

dinyatakan negatif corona yakni pasien yang tidak terbukti terinfeksi virus corona atau

positif corona yakni pasien yang telah terbukti terinfeksi virus corona dengan hasil

tersebut didapatkan melalui proses pengujian laboratorium secara medis.

4. Prosedur Pemeriksaan Radiografi Thorax

Pemeriksaan radiografi thorax adalah suatu tindakan pemeriksaan secara

radiologi untuk menampakkan struktur tulang-tulang costae dan organ-organ yang ada

di daerah dada (paru-paru dan jantung).

a. Persiapan Pemeriksaan

1) Persiapan alat dan bahan :

a) Pesawat sinar-x

b) Imaging Plate ukuran 35 x 43 cm

2) Persiapan pasien :

a) Komunikasi dengan pasien


b) Menghindari benda-benda yang bersifat logam atau yang dapat

mengganggu pada area pemeriksaan, misal : kalung, peniti, kancing,

manik-manik.

c) Memberikan arahan kepada pasien untuk mengganti baju pasien.

b. Teknik Radiografi Thorax

Proyeksi dasar yang digunakan pada pemeriksaan radiologi thorax adalah

Antero Posterior (AP) atau Postero Anterior (PA), Lateral, dan proyeksi

tambahan yaitu proyeksi Right Lateral Decubitus (RLD) yang khusus

digunakan untuk melihat kelainan efusi pleura.

1) Anterior Posterior (AP)

a) Posisi pasien : supine diatas meja pemeriksaan

b) Posisi obyek : Atur kedua lengan endorotasi disamping tubuh. Atur

MSP (Mid Sagital Plane) tubuh di tengah kaset. Batas atas kaset 4 - 5

cm di atas shoulder joint.

Gambar 2.4 Posisi pasien proyeksi AP (Long, 2016)


c) Central ray : Tegak lurus terhadap kaset.

d) Central point : Pada T7 ( thorakal 7 ) atau diantara kedua angulus

inferior scapula.

e) FFD : 150 cm

f) Kolimasi : Luas lapangan penyinaran seluas lapangan obyek.

g) Eksposi : Dilakukan pada saat inspirasi kedua dan tahan napas dengan

tujuan paru mengembang atau paru terisi penuh dengan udara.

Keterangan :

1. Clavicula Horisontal

2. Gambaran Scapula

Gambar 2.5 Radiograf AP (Long, 2016)

h) Kriteria : (1) Bagian medial klavikula berjarak sama dari kolase

vertebral

(2) Trakea terlihat di garis tengah

(3) Klavikula lebih horisontal dan menutupi lebih banyak

apeknya dari pada proyeksi PA

(4) Sejajar dengan kolom vertebra ke tepi lateral tulang

rusuk setiap sisi


(5) Gambar samar tulang rusuk dan tulang belakang toraks

terlihat.

(6) Seluruh bidang paru-paru, dari apek sampai ke sudut

kostoprenikus

2) Posterior Anterior ( PA )

a) Posisi pasien : Pasien berdiri menghadap ke bucky stand. Dagu

diletakkan pada penopang dagu yang terletak di tengah batas atas kaset.

Kedua tangan diletakan di pinggang dan tangan diendorotasikan. Siku

didorong kedepan hingga menempel kaset agar scapula tidak menutupi

lapangan paru. Pundak agak diturunkan agar clavicula terletak dibawah

paru.

Gambar 2.6 Posisi pasien proyeksi PA (Long, 2016)

b) Posisi objek : Atur Mid Sagital Plane (MSP) tepat ditengah kaset.

Pastikan tidak ada rotasi pada thorax. Batas atas kaset 4-5 cm diatas

pundak.

c) Central ray : Tegak lurus terhadap kaset dengan arah horizontal.


d) Central point : Pada T7 (thorakal 7) atau diantara kedua angulus inferior

scapula.

e) FFD : 150 cm

f) Kolimasi : Luas lapangan penyinaran seluas lapangan obyek.

g) Eksposi : Dilakukan pada saat inspirasi kedua dan tahan napas dengan

tujuan paru mengembang atau paru terisi penuh dengan udara.

Keterangan :

1. Tracea

2. Apek Paru

3. Arkus Aorta

4. Paru-paru

5. Jantung

6. Diafragma

7. Sudut Costropenicus

Gambar 2.7 Radiograf PA (Long, 2016)

h) Kriteria : (1) Seluruh bidang paru-paru dari apek ke sudut kostoprenikus

(2) Tidak ada rotasi, ujung sternal klavikula berjarak sama dari

kolumna vertebralis

(3) Trakea terlihat di garis tengah

(4) Skapula diproyeksikan di luar bidang paru-paru

(5) Sepuluh rusuk posterior di atas diafragma

(6) Garis besar jantung dan diafragma tajam


(7) Bayangan samar dari tulang rusuk dan vertebra toraks

superior terlihat melalui bayangan jantung

(8) Tanda-tanda paru terlihat dari hilus ke lateral paru

3) Proyeksi Lateral

a) Posisi Pasien : Pasien berdiri dengan sisi kiri tubuh menempel kaset.

Atur kedua tangan fleksi dan diletakan di atas kepala.

b) Posisi Obyek : Atur Mid Coronal Plane (MCP) pasien tegak lurus atau

tepat ditengah kaset dan MSP pasien sejajar kaset.

Gambar 2.8 Posisi pasien proyeksi Lateral (Long, 2016)

c) Central ray : Tegak lurus terhadap kaset dengan arah horizontal.

d) Central point : Pada T7 (thorakal 7)

e) FFD : 150 cm

f) Kolimasi : Luas lapangan penyinaran seluas lapangan obyek.

g) Eksposi : Dilakukan pada saat inspirasi kedua dan tahan napas dengan

tujuan paru mengembang atau paru terisi penuh dengan udara.


Gambar 2.9 Radiograf Lateral (Long, 2016)

h) Kriteria : (1) Superimposisi tulang rusuk posterior ke kolumna vertebra

(2) Lengan atau jaringan lunak yang tidak tumpang tindih

dengan bidang paru-paru superior Keterangan :

1. Kolimator 6. Daerah hilus

2. Apek paru 7. Costae posterior

3. Esofagus 8. Jantung

4. Tracea 9. Diafragma

5. Sternum 10.Sudut Costoprenicus

(3) Sternum lateral tanpa rotasi

(4) Sudut kostoprenikus dan bagian bawah apeks paru-paru

(5) Penetrasi paru-paru dan jantung

(6) Garis tajam jantung dan diafragma


2.2 Kerangka Konsep

Kerangka konsep yang dimaksud adalah penjelasan dari konsep penelitian yang

dilakukan adalah sebagai berikut.

INPUT
Prosedur Teknik Pemeriksaan Thorax Dengan Klinis Covid-19

PROSES
1. Prosedur penggunaan dan pelepasan APD radiographer

2. Prosedur pencegahan penularan covid-19 pada saat pemeriksaan

radiografi thorax

3. Prosedur tahapan teknik pemeriksaan thorax klinis covid-19

OUTPUT
Dihasilkan gambaran thorax pasien covid-19 sebagai penunjang medis

untuk menegakkan diagnosis dan radiografer yang bekerja di unit radiologi

terbebas dari virus corona.

Anda mungkin juga menyukai