COVID-19 merupakan penyakit infeksi yang telah menjangkiti banyak negara di seluruh dunia, termasuk
Indonesia. Pemeriksaan RT-PCR merupakan metode standar penegakkan diagnosis COVID-19, namun kapasi-
tas laboratorium di Indonesia belum mampu melakukan pemeriksaan tersebut dalam jumlah adekuat. Rontgen
toraks merupakan salah satu modalitas radiologi, yang umum ditemukan dan harganya terjangkau, yang dapat
digunakan untuk penapisan pasien suspek COVID-19 sebelum dilakukan pemeriksaan RT-PCR. Rontgen toraks
dapat menjadi pilihan modalitas untuk membantu penegakan diagnosis COVID-19 lebih cepat, terutama di da-
erah dengan fasilitas pemeriksaan RT-PCR yang terbatas. RSUD Dr. Moewardi sebagai salah satu pusat ru-
jukan Posko Kesehatan Siaga COVID-19 di Jawa Tengah melakukan pemeriksaan rontgen toraks sebagai pro-
gram penapisan dan evaluasi keadaan pasien yang terindikasi terpapar COVID-19. Sejak 4 Mei 2020 hingga 28
Juni 2020, pemeriksaan rontgen toraks sebagai pemeriksaan awal yang dilakukan terhadap 109 subjek dengan
lokasi di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Moewardi, pemeriksaan kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan RT-
PCR. Temuan abnormal pada rontgen toraks didapatkan pada 28 (25,7%) orang dengan adanya infiltrat men-
dominasi pada 17 (60,7%) orang, diikuti dengan gambaran air bronchogram pada 7 (25%) orang, dan GGO
pada 4 (14,3%). Temuan abnormal yang ditemukan pada pemeriksaan rontgen toraks pada orang-orang yang
bergejala dapat digunakan sebagai prediktor hasil tes RT-PCR untuk diagnosis COVID-19.
COVID-19 is an infectious disease that has infected many countries around the world, including Indonesia.
RT-PCR test is the standard method of diagnosing COVID-19, but the capacity of laboratories in Indonesia has
not been able to carry out these tests in adequate numbers. Chest X-rays are one of the radiological modalities,
which are commonly found and affordable, which can be used to screen patients with suspected COVID-19
before RT-PCR test. Chest X-rays can be a modality of choice to help diagnose COVID-19 more quickly, espe-
cially in areas with limited RT-PCR test facilities. Dr. Moewardi Hospital, as one of the referral centers for the
COVID-19 Alert Health Post in Central Java, conducts chest X-rays as a screening program and evaluates the
condition of patients who are indicated to have been exposed to COVID-19. From 4 May 2020 to 28 June 2020,
a chest X-ray examination as an initial examination was carried out on 109 subjects at the Radiology Installation
of Dr. Moewardi, the examination was then followed by the RT-PCR test. Abnormal findings on chest X-rays
were found in 28 (25.7%) people with infiltrates predominating in 17 (60.7%) people, followed by bronchogram in
7 (25%) people, and ground-glass opacity in 4 (14.3). %). Abnormal findings found on chest X-rays in sympto-
matic persons can be used as a predictor of RT-PCR test results for the diagnosis of COVID-19.
100
Rahayu RF et al. Rontgen Toraks sebagai Prediktor Hasil Tes .......
101
Majalah Kesehatan Volume 8, Nomor 2, Juni 2021
dengan melakukan skrining awal berupa anam- menggunakan alat X-Ray GE Healthcare de-
nesa dan pemeriksan fisik di posko covid ngan Protheus Collimatore. Hasil pembacaan
RSUD Dr. Moewardi dilanjutkan dengan pe- rontgen toraks dilakukan oleh dokter spesialis
meriksaan rontgen toraks pada pasien yang radiologi senior dan spesialis radiologi konsul-
menunjukan gejala. Poliklinik penapisan gratis tan toraks dengan pengalaman kerja lebih dari
ini telah diselenggarakan sejak 16 Maret 2020 10 tahun.
hingga sekarang, sesuai dengan instruksi Gu- Analisis statistik menggunakan metode
bernur Jawa Tengah terkait pandemi COVID-19 Chi-Square. Seluruh analisis statistik dilakukan
yang telah menyebar di Provinsi Jawa Tengah. menggunakan aplikasi SPSS 25.0
Semua pasien dengan gejala demam, batuk,
pilek, sesak napas, dan memiliki riwayat beper- Hasil
gian dari daerah zona merah mendaftar dan
menjalani pemeriksaan penapisan. Pasien yang dilakukan pemeriksaan
Pada penelitian ini, data pasien yang di- rontgen toraks untuk penapisan COVID-19 pa-
ambil adalah pasien yang menjalani pemerik- da kegiatan ini berjumlah 109 orang. Berdasar-
saan penapisan rontgen toraks sejak tanggal 4 kan sosiodemografis, didapatkan data karakter-
Mei 2020 hingga 28 Juni 2020. Total pasien istik usia, jenis kelamin, dan pekerjaan pasien,
yang dilakukan pemeriksaan rontgen toraks seperti yang terlampir pada Tabel 1. Rata-rata
adalah 109 pasien. Pemeriksaan rontgen toraks usia pasien adalah 41,6+15,4 tahun. Berdasar-
dilakukan instalasi radiologi RSUD Dr. kan jenis kelamin, terdapat 51 (46,8%) pasien
Moewardi Surakarta. Rontgen toraks dilakukan laki-laki dan 58 (53,2%) pasien perempuan.
102
Rahayu RF et al. Rontgen Toraks sebagai Prediktor Hasil Tes .......
Swab PCR
Positif 23 21,1
Negatif 15 13,8
Tidak dilakukan 71 65,1
Karakteristik Hasil Rontgen Toraks
Temuan abnormal
Ada 28 25,7
Tidak ada 81 74,3
Jenis temuan abnormal
Pneumonia 26 92,9
Bronkitis 2 7,1
Lesi abnormal
Infiltrat 17 60,7
Air bronchogram 7 25
GGO 5 17,9
Efusi Pleura 3 10,7
Jumlah paru yang terdapat lesi
Unilateral 18 64,3
Bilateral 10 35,7
Tabel 2. Asosiasi temuan rontgen toraks dengan diagnosis COVID-19
103
Majalah Kesehatan Volume 8, Nomor 2, Juni 2021
Berdasarkan pemeriksaan rontgen toraks, masing masing memiliki nilai p = 0,444 dan
terdapat 28 (25,7%) pasien yang ditemukan 0,641.
adanya temuan abnormal di paru. Pneumonia
mendominasi temuan abnormal dengan di- Pembahasan
temukan pada 26 (92,9%) pasien dan bronkitis
hanya ditemukan pada 2 (7,1%) pasien. Infiltrat Rontgen toraks merupakan pemeriksaan
menjadi lesi yang paling banyak ditemukan pa- yang memiliki sensitivitas rendah untuk COVID-
da pasien dengan temuan abnormal di paru 19, terutama bila dibandingkan dengan CT-
yaitu pada 17 (60,7%) pasien, air bronchogram Scan.9 Perbedaan antara COVID-19 dengan
ditemukan pada 7 (25%) pasien, ground glass pneumonia yang disebabkan oleh virus lain sulit
opacity (GGO) ditemukan pada 5 (17,9%) untuk ditentukan hanya berdasarkan temuan
pasien, efusi pleura ditemukan pada 3 (10,7%) rontgen toraks.8 Yoon (2020) menemukan 33%
pasien. Kelainan di paru bisa satu sisi (uni- pasien COVID-19 memiliki temuan abnormal
lateral) maupun di kedua sisi (bilateral). Ber- pada pemeriksaan rontgen toraks, sedangkan
dasarkan kelainan di satu paru atau kedua sisi Durrani (2020) menemukan 93% pasien COVID
paru yang terdapat lesi didapatkan 18 (64,3%) -19 memiliki temuan abnormal pada pemerik-
pasien memiliki lesi paru unilateral dan 10 saan rontgen toraks.8,10 Pada penelitian ini
(35,7%) pasien memiliki lesi paru bilateral. ditemukan 25,7% pasien dengan temuan abnor-
Berdasarkan karakterisik klinis, gejala- mal pada pemeriksaan rontgen toraks, namun
gejala yang ditemukan pada pasien yang men- angka tersebut berasal dari keseluruhan pasien
jalani pemeriksaan penapisan antara lain yang dilakukan penapisan, bukan spesifik pada
demam sejumlah 55 (50,5%) orang, batuk 75 pasien yang terinfeksi COVID-19. Penelitian
(68,8%) orang, pilek 37 (33,9%) orang, nyeri lanjutan dalam bentuk pemeriksaan rontgen
tenggorokan 16 (14,7%) orang, sesak 28 toraks khusus pada pasien yang sudah terbukti
(25,7%) orang, pusing 21 (19,3%) orang, nyeri terinfeksi COVID-19 perlu dilakukan untuk me-
perut 1 (0,9%) orang, mual muntah 6 (5,5%) mastikan terdapatnya temuan abnormal ber-
orang, nyeri otot 1 (0,9%) orang, dan BAB cair 9 dasarkan pemeriksaan rontgen toraks.
(8,3%) orang. Terdapat 38 (34,9%) orang yang Pada penelitian ini, temuan abnormal pada
menjalani pemeriksaan RT-PCR berdasarkan rontgen toraks dapat menjadi prediktor hasil RT-
pemeriksaan penapisan rontgen toraks, dengan PCR yang positif COVID-19 (p = 0,044).
23 (21,1%) orang terbukti positif COVID-19 dan Temuan abnormal yang dimaksud khususnya
15 (13,8%) orang terbukti negatif COVID-19. adalah temuan pneumonia pada rontgen toraks
Berdasarkan Tabel 2, terdapat hubungan (p = 0,037).
bermakna antara temuan abnormal pada Program penapisan melalui pemeriksaan
rontgen toraks dengan hasil RT-PCR, dengan rontgen toraks pada pasien COVID-19 yang
nilai p = 0,044, dengan jenis temuan abnormal bergelaja ini juga sangat penting untuk mening-
pneumonia merupakan variabel yang bermakna katkan efisiensi pemeriksaan RT-PCR, meng-
dengan nilai p = 0,037. Sementara untuk ingat cakupan pemeriksaan RT-PCR COVID-19
temuan abnormal lainnya memiliki nilai p > 0,05. di Indonesia masih di bawah standar yang
Untuk temuan abnormal efusi pleura nilai p = ditetapkan oleh WHO yaitu 1/1000 populasi per
0,621, untuk temuan ground glass opacity nilai minggu.2
p = 0,286, untuk infiltrat dan air bronchogram
104
Rahayu RF et al. Rontgen Toraks sebagai Prediktor Hasil Tes .......
105