Disusun Oleh :
ELI KUSNATUL AMALIA
P17221173037
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
JL. A YANI NO 1 LAWANG TLP 0341 427391 FAX 0341 42695
LAPORAN PENDAHULUAN
Tumor payudara adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel yang
terjadi secara terus menerus (Kumar dkk, 2007). Fibroadenoma adalah
benjolan padat dan kecil dan jinak pada payudara yang terdiri dari jaringan
kelenjar dan fibrosa. Benjolan ini biasanya ditemukan pada wanita muda,
seringkali pada remaja putri (Prawirohardjo, 2008). Fibroadenoma muncul
sebagai nodus diskret, biasanya tunggal, mudah digerakkan dan bergaris tengah
1 hingga 10 cm. Walaupun jarang, tumor mungkin multiple dan bergaris
tengah lebih dari 10 cm. Berapapun ukurannya, tumor ini biasanya mudah “
dikupas “( Sarjadi, 2007).
Fibroadenoma berasal dari proliferasi kedua unsur lobulus, yaitu asinus atau
duktus terminalis dan jaringan fibroblastik. Terdapat dua jenis FAM, yaitu
FAM intrakanalikuler atau stroma yang tumbuh mendesak kanalikulus pada
sistem duktulus intralobulus dan FAM perikanalikuler atau stroma yang
tumbuh proliferatif mengitari sistem kanalikulus sistem duktulus intralobulus
(Nasar et al., 2010).
Sifat lesi jinak ini berupa benjolan yang mobile atau dapat digerakkan,
lobulasi tidak nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran satu sampai dengan
empat sentimeter, dan banyak ditemukan pada kuadran lateral kanan atas
payudara kiri pada penderita yang right handed. Benjolan ini dapat bertambah
besar satu sentimeter dibawah pengaruh estrogen haid normal, kehamilan,
laktasi, atau penggunaan kontrasepsi oral. Secara makroskopik, benjolan ini
berbeda morfologinya dari lesi ganas, yaitu tepi tajam dan permukaannya putih
keabuan sampai merah muda serta homogen.
B. Etiologi
1) Intracanalicular fibroadenoma
2) Pericanalicular fibroadenoma
Reseptor meningkat
Tumor mamae
Hospitalisasi
pembedahan
Adanya luka terbuka Krisis situasi
Terputusnya jaringan
Defisit Stress psikologi
perawatan diri Stimulasi saraf nyeri
Perasaan
Sensasi nyeri ke SSP takut, kawatir
Terpajan bakteri
MK: Nyeri
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Mammografi
Adalah proses penyinaran dengan sinar x terhadap payudara. Pemeriksaan
ini digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit pada payudara yang tidak
diketahui gejalanya (asimptomatik)
2. Biopsi
4. USG payudara
G. Penatalaksanaan
1) Ukuran
3) Usia pasien
4) Hasil biopsi
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi
pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada
operasi. Operasi tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya akan
meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan
normal secara perlahan (Nugroho, 2011).
1. Pengkajian
Keluhan ini dapat berupa massa di payudara yang berbatas tegas atau
tidak, benjolan dapat digerakkan dari dasar atau melekat pada jaringan di
bawahnya, adanya nyeri, cairan dari puting, adanya retraksi puting payudara,
kemerahan, ulserasi sampai dengan pembengkakan kelenjar limfe (Britto,
2005; Sabiston, 2011).
2. Riwayat keperawatan
Tumor mulai dirasakan sejak kapan, cepat membesar atau tidak terasa
sakit atau tidak. Anamnesis penderita kelainan payudara harus disertai pula
dengan riwayat keluarga, riwayat kehamilan maupun riwayat ginekologi
(Underwood & Cross, 2010).
3. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Pasien diminta duduk tegak atau berbaring atau kedua duanya, kemudian
perhatikan bentuk kedua payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, retraksi
adanya kulit berbintik seperti kulit jeruk, ulkus dan benjolan (Britto, 2005).
b. Palpasi
Terdapat tanda atau gejala dari hasil pemeriksaan fisik yang dapat
menunjukkan bentuk lesi mamma, seperti pada tabel 3.
Tabel 3. Tanda hasil pemeriksaan fisik (Sumber: Underwood & Cross, 2010).
Benjolan
perubahan fibrokistik
· Berkerut atau
· Invasi kulit akibat karsinoma
berlekatan
· Aliran darah meningkat akibat radang
· Eritema
atau tumor.
Papila Mamma
· Discharge · ASI atau darah
Nyeri Mamma
· Penyakit jinak mammae
· Siklik
· Lesi radang
· Pada palpasi
Metastasis karsinoma mammae
Pembesaran Kelenjar Aksila
Metastasis Karsinoma mamma atau
Nyeri Tulang atau Fraktur
berhubungan dengan hiperkalsemia
4. Pemeriksaan Penunjang
c. USG payudara
Dikenal dengan beast ultrasound, digunakan untuk mengevaluasi adanya
ketidaknormalan pada payudara yang telah ditemukan pada hasil
pemeriksaan mammografi.
5. Diagnosa keperawatan yang muncul pada fibroadenoma mammae
Definisi
Faktor resiko
Internal
o Agens farmaseutikal
o Faktor psikogenetik
o Gangguan metabolism
o Gangguan pigmentasi
o Gangguan sirkulasi
o Gangguan turgor kulit
o Imunodefesiensi
o Nutrisi tidak adekuat
o Perubahan hormonal
o Tekanan pada tonjolan tulang
o Gangguan sensasi (akibat cedera medulla spinalis, diabetes mellitus,dll)
Eksternal
o Cedera kimiawi kulit (mis, luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agen
mustard)
o Ekskresi
o Faktor mekanik (mis. Daya gesek, tekanan, immobilitas fisik)
o Hipertermia
o Hipotermia
o Kelembapan
o Lembab
o Sekresi
o Terapi radiasi
o Usia ekstream
Definisi
Batasan karakteristik
o Perilaku mengenali tubuh individu
o Perilaku menghindari tubuh individu
o Perilaku memantau tubuh individu
o Respon non verbal terhadap perubahan actual pada tubuh
(mis.penampilan, struktur,fungsi)
o Respon non verbal terhadap persepsi perubahan pada tubuh (mis.
Penampilan, struktur, dan fungsi).
o Mengungkapkan perasaan yang mencerminkan perubahan pandangan
tentang tubuh individu (mis. Penampilan, struktur, dan fungsi).
o Mengungkapkan persepsi yang mencerminkan perubahan individu dalam
penampilan.
Faktor yang berhubungan
o Biofisik, kognitif
o Budaya, tahap perkembangan
o Penyakit, cidera
o Perceptual, psikososial, spiritual
o Pembedahan, trauma
o Terapi penyakit
Diagnosa 3 : Gangguan rasa nyaman
Definisi
Merasa kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual
lingkungan dan sosial.
Batasan karakteristik
o Ansietas
o Menangis
o Gangguan pola tidur
o Takut
o Ketidakmampuan untuk rileks
o Iritabilitas
o Merintih
o Melaporkan merasa dingin
o Melaporkan merasa panas
o Melaporkan perasaan tidak nyaman
o Melaporkan gejala distress
o Melaporkan rasa lapar
o Melaporkan rasa gatal
o Melaporkan kurang puas dengan keadaan
o Melaporkan kurang senang dengan situasi tersebut
o Gelisah
o Berkeluh kesah
o Faktor yang berhubungan
o Gejala terkait penyakit
o Sumber yang tidak adekuat
o Kurang pengendalian lingkungan
o Kurang privasi
o Kurang control situasional
o Stimulasi lingkungan yang mengganggu
o Efek samping terkait terapi (mis, medikasi, radiasi)
6. Perencanaan
Diagnosa 1 : Resiko kerusakan integritas kulit (00047)
Tujuan dan Kriteria hasil
1. Integritas jaringan kulit dan membran mukosa : Keutuhan struktur dan
fungsi fisiologis normal kulit dan membran mukosa.
2. Penyembuhan luka primer: Tingkat generalisasi sel dan jaringan setelah
penutupan luka
3. Dampak imobilitas: Psikologis: Keparahan gangguan fungsi fisiologis
akibat hambatan mobilitas fisik.
Intervensi dan rasional
1. Identifikasi sumber penekanan dan friksi (misalnya, gips, linen tempat
tidur, dan pakaian).
2. Kaji surveilans kulit terhadap: luka lecet, ruam, suhu dan warna,
kelembaban dan kekeringan yang berlebihan, area kemerahan dan rusak.
3. Lakukan perawatan luka area insisi membersihkan, memantau, dan
meningkatkan penyembuhan luka didekat jahitan, staples, atau klip.
3 Resiko infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakn keperawatan 1. Kaji adanya tanda –
dengan luka operasi diharapkan tidak ada resiko infeksi tanda infeksi
dengan kriteria hasil : Rasional : Mengetahui
1. Klien bebas dari tanda dan gejala secara dini adanya
infeksi tanda – tanda infeksi
2. Mendeskripsikan proses penularan sehingga dapat segera
penyakit, factor yang diberikan tindakan
mempengaruhi penularan serta yang tepat.
penatalaksanaannya 2. Lakukan pencucian
3. Menunjukkan kemampuan untuk tangan sebelum dan
mencegah timbulnya infeksi dan sesudah prosedur
jumlah leukosit dalam batas tindakan.
normal Rasional : Menghindari
Indikator : resiko penyebaran
1. Tidak menunjukkan kuman penyebab
2. Jarang menunjukkan infeksi.
3. Kadang menunjukkan 3. Lakukan prosedur
4. Sering menunjukkan invasif secara aseptik
Selalu menunjukkan dan antiseptik.
Rasional : Menghindari
kontaminasi dengan
kuman penyebab
infeksi.
4. Penatalaksanaan
pemberian antibiotik.
Rasional : Menghambat
perkembangan kuman
sehingga tidak terjadi
proses infeksi.
Daftar pustaka
Ruangan : HCU
I. IDENTITAS
1. Nama : Ny. B
2. Umur : 37 tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Indonesia
6. Bahasa : Indonesia
7. Pendidikan : SMP
8. Pekerjaan : IRT
9. Alamat/No. Telp : Plososari
10. Penanggung Jawab : Suami
II. RIWAYAT SEBELUM SAKIT
1. Penyakit berat yang pernah diderita :
V. PENGKAJIAN SISTEM
1. Sistem pernafasan ( B1 = Breathing )
Data subjektif: (-)
Data objektif ( Inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi ):
1) Inspeksi: bentuk dada simetris, pola nafas teratur/vesikuler,
pergerakan dinding dada normal, tidak terdapat tarikan otot bantu
nafas.
2) Palpasi: tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
3) Perkusi: sonor (paru-paru kanan dan kiri normal)
4) Auskultasi: suara normal (vasikuler)
7. Mammae
o Inspeksi
Pre OP : Kedua mammae simetris dan puting menonjol, tidak ada
cairan yang keluar
dari mammae dextra dan sinistra.
Post OP : Pada mammae sinistra ada luka bekas operasi yang ditutup
oleh kasa
o Palpasi
Teraba ada benjolan di mammae sinistra
9. Pola istirahat
Data subjektif: px mengatakan susah tidur karena cemas akan dioperasi
SMRS: px tidur malam 22.00 pukul bangun pukul 04.00
FAAL HEMOSTATIS
PPT 13,6 detik 11,3-14,7
KPTT 31,8 detik 27,4-39,3
KIMIA KLINIK
Gula Darah
Glukosa Darah Sewaktu 99 mg/dL <150
IMUNOSEROLOGI
Antigen SARS CoV-2 Negatif Negatif
2. Radiologi
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
(-) (-)
Perasaan takut,
khawatir
Adaptasi dengan
lingkungan baru
Ansietas
Post op
Terpajan bakteri
Tanda-tanda infeksi
Resiko Infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO TGL.
TGL.
DX MASALAH/DIAGNOSA TERATASI
DITEMUKAN TTD
.
RENCANA KEPERAWATAN
NO
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA
TGL . INTERVENS
KEPERAWATAN STANDART
DX
16 1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji karakteristik n
Mar berhubungan keperawatan 1x4 jam diharapkan nyeri, sifat nyeri,
2021 dengan agen cedera nyeri dapat berkurang dengan
penyebaran.
fisik (prosedur kriteria hasil:
bedah) ditandai 4. Mampu mengontrol nyeri 2. Beri posisi yang men
dengan pasien (penyebab nyeri, mampu 3. Anjurkan teknik rela
tampak meringis menggunakan tehnik
dalam.
nonfarmakologi untuk
mengurangi nyeri) 4. Monitor tanda-tanda
5. Melaporkan nyeri berkurang, 5. Penatalaksanaan pem
mampu mengenali nyeri (skala,
analgetik
intensitas, frekuensi dan tanda
nyeri), Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
6. Tanda vital dalam rentang
normal
TD:100/60-120/80 mmHg
RR: 16-20 x/menit
N: 60-100 x/menit
T: 36-37,5° C
Pukul 09.45
1. Memonitor TTV
Ansietas Hasil: TD = 106/81 mmHg
berhubungan N = 84 x / menit
dengan RR = 22 x / menit
16 Mar hospitalisasi
S = 350C
2021 ditandai dengan Pukul 09.45
pasien tampak 2. Menggunakan komunikasi
gelisah terapeutik pasien untuk
adaptasi dengan lingkungan
baru
DIAGNOSA
TGL EVALUASI / SOAP PARAF
KEP.