MARIATUL QIFTIYAH
P1221171011
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
JL. A YANI NO 1 LAWANG TLP 0341 427391 FAX 0341 426952
KAMPUS II LAWANG
LAPORAN PENDAHULUAN
I. DEFINISI
Flail chest atau trauma thoraks adalah keadaan di mana beberapa atau
hampir semua tulang costae (iga) patah, biasanya di sisi kanan kiri dada yang
menyebabkan adanya pelepasan bagian depan dada sehingga tidak bisa lagi
menahan tekanan waktu inspirasi dan malahan bergerak kedalam waktu
inspirasi [CITATION Nor89 \l 1033 ]
Flail chest adalah suatu keadaan apabila dua iga berdekatan atau lebih
mengalami fraktur pada dua tempat atau lebih. Bila fraktur terjadi pada dua
sisi maka stabilitas dinding dada lebih besar dan kurang mengancam ventilasi
daripada bila terjadi pada satu sisi[ CITATION Bas88 \l 1033 ]
Flail Chest adalah area toraks yang “melayang” (flail) oleh sebab
adanya fraktur iga multipel berturutan (3 iga), dan memiliki garis fraktur = 2
(segmented) pada tiap iganya. Akibatnya adalah terbentuknya area "flail"
yang akan bergerak paradoksal (kebalikan) dari gerakan mekanik pernapasan
dinding dada. Area tersebut akan bergerak masuk saat inspirasi dan bergerak
keluar pada ekspirasi.
II. PATOFISIOLOGI
A. Etiologi
Flail Chest berkaitan dengan trauma thorak, yang dapat disebabkan
oleh : [ CITATION Bru00 \l 1033 ]
1. Trauma Tumpul
Penyebab trauma tumpul yang sering mengakibatkan adanya fraktur
costa antara lain: Kecelakaan lalulintas, kecelakaan pada pejalan kaki,
jatuh dari ketinggian, atau jatuh pada lantai yang keras atau akibat
perkelahian.
2. Truma Tembus
Penyebab trauma tembus yang sering menimbulkan fraktur costa:
Luka tusuk dan luka tembak
3. Disebabkan bukan trauma
Yang dapat mengakibatkan fraktur costa adalah terutama akibat
gerakan yang menimbulkan putaran rongga dada secara berlebihan atau
oleh karena adanya gerakan yang berlebihan dan stress fraktur,seperti pada
gerakan olahraga: Lempar martil, soft ball, tennis, golf.
Adanya segmen
Gerakan
yang mengambang
fragmen costa(flail)
yang patah menimbulkan gesekan antara ujung fragme
Kompensasi: O2 ↓, CO2 ↑
Takikardi
Sianosis
V. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Menurut [CITATION Som09 \l 1033 ]
1. Penatalaksanaan Konservatif
a. Pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri di dada
b. Pemasangan plak/plester yang menahan fraktur costae bergerak keluar
c. Jika perlu antibiotika
d. Fisiotherapy
2. Penatalaksanaan Operatif / invasif
a. Pemasangan Water Seal Drainage (WSD)
b. Pemasangan alat bantu nafas
c. Chest tube
d. Aspirasi (thoracosintesis)
e. Operasi (bedah thoraxis)
f. Tindakan untuk menstabilkan dada:
Miringkan pasien pada arah daerah yang terkena.
Gunakan bantal pasien pada daerah dada yang terkena
g. Gunakan ventilasi mekanis dengan tekanan ekspirai akhir positif,
didasarkan pada kriteria:
Gejala contusio paru
Syok atau cedera kepala berat
Fraktur delapan atau lebih tulang iga
Umur diatas 65 tahun
Riwayat penyakit paru-paru kronis
h. Oksigen tambahan
VI. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku/bangsa, agama,
pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, nomor
register, diagnosa medik, alamat, semua data mengenai identitaas
klien tersebut untuk menentukan tindakan selanjutnya.
b. Identitas penanggung jawab
Identitas penanggung jawab ini sangat perlu untuk memudahkan
dan jadi penanggung jawab klien selama perawatan, data yang
terkumpul meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, hubungan
dengan klien dan alamat.
2. Riwayat Kesehatan
b. Keluhan utama
Merupakan keluhan yang paling utama yang dirasakan oleh
klien saat pengkajian. Biasanya pasien akan mengeluh nyeri pada dada
saat bernafas.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Merupakan pengembangan diri dari keluhan utama melalui
metode PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu focus utama keluhan
klien, quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana nyeri dirasakan oleh
klien, regional (R) yaitu nyeri menjalar kemana, Safety (S) yaitu
posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri atau klien merasa
nyaman dan Time (T) yaitu sejak kapan klien merasakan nyeri
tersebut.
d. Riwayat kesehatan yang lalu
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit sama atau
pernah di riwayat sebelumnya.
3. Pengkajian pasien dengan pendekatan per sistem dengan
meliputi:
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : Dispnea dengan aktivitas ataupun istirahat.
b. Sirkulasi
Tanda : Takikardia, disritmi, irama jantunng gallops, nadi apical
berpindah, tanda Homman, hipotensi/hipertensi ; DVJ.
c. Integritas ego
Tanda : ketakutan atau gelisah.
d. Makanan dan cairan
Tanda : adanya pemasangan IV vena sentral/infuse tekanan.
e. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri uni laterl, timbul tiba-tiba selama batuk atau
regangan, tajam dan nyeri, menusuk-nusuk yang diperberat oleh
napas dalam, kemungkinan menyebar ke leher, bahu dan abdomen.
Tanda : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi,
mengkerutkan wajah.
f. Pernapasan
Gejala : kesulitan bernapas ; batuk ; riwayat bedah dada/trauma,
penyakit paru kronis, inflamasi,/infeksi paaru, penyakit interstitial
menyebar, keganasan ; pneumothoraks spontan sebelumnya,
PPOM.
Tanda : Takipnea ; peningkatan kerja napas ; bunyi napas turun
atau tak ada ; fremitus menurun ; perkusi dada hipersonan ;
gerakkkan dada tidak sama ; kulit pucat, sianosis, berkeringat,
krepitasi subkutan ; mental ansietas, bingung, gelisah, pingsan ;
penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif.
g. Keamanan
Gejala : adanya trauma dada ; radiasi/kemoterapi untuk keganasan.
h. Penyuluhan /pembelajaran
Gejala : riwayat factor risiko keluarga, TBC, kanker ; adanya bedah
intratorakal/biopsy paru.
4. Pengkajian Sistem
B1 (Breath) Takipnea
Peningkatan kerja napas
Bunyi napas turun atau tak ada
Fremitus menurun
Perkusi dada hipersonan
Gerakkkan dada tidak sama
Kulit pucat
Sianosis
Berkeringat
Krepitasi subkutan
Mental ansietas
Penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif.
B2 (Bleed) Takikardia
Disritmia
Irama jantunng gallops
Nadi apical berpindah
Tanda Homman
Hipotensi/hipertensi
Distensi Vena Jugularis
B3 (Brain) Bingung
Gelisah
Pingsan
B4 (Blader) Tidak ada kelainan
B5 (Bowel) Tidak ada kelainan
B6 (Bone) Perilaku distraksi
Mengkerutkan wajah.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi paru
yang tidak maksimal karena akumulasi udara/cairan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot
sekunder.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma mekanik
terpasang bullow drainage.
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakcukupan kekuatan
dan ketahanan untuk ambulasi dengan alat eksternal.
5. Risiko terhadap infeksi berhubungan dengan tempat masuknya
organisme sekunder terhadap trauma.
C. Intervensi Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan dengan ekpansi paru
yang tidak maksimal karena akumulasi udara/cairan.
a. Tujuan
Klien akan mendemontrasikan pola nafas efektif
b. Kriteria hasil
Frekuensi nafas yang efektif dan perbaikan pertukaran gas pada
paru
Menyatakan faktor penyebab dan cara adaptif mengatasi faktor-
faktor tersebut
c. Rencana tindakan
Monitor frekuensi, irama dan kedalaman pernafasan
Posisikan klien dada posisi semi fowler
Alihkan perhatian individu dari pemikiran tentang keadaan
ansietas dan ajarkan cara bernafas efektif
Minimalkan distensi gaster
Kaji pernafasan selama tidur
Yakinkan klien dan beri dukungan saat dipsnea
2. Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme
otot sekunder.
a. Tujuan
Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan perawatan
b. Kriteria hasil
Klien menyatajkan nyei berkurang
Tampak rileks, mampu berpartisipasi dalam
aktivitas/tidur/istirahat dengan tepat
Tekanan darah normal
Tidak ada peningkatan nadi dan RR
c. Rencana Tindakan
Kaji ulang lokasi, intensitas dan tpe nyeri
Pertahankan imobilisasi bagian yang sakit dengan tirah baring
Berikan lingkungan yang tenang dan berikan dorongan untuk
melakukan aktivitas hiburan
Ganti posisi dengan bantuan bila ditoleransi
Jelaskanprosedu sebelum memulai
Akukan danawasi latihan rentang gerak pasif/aktif
Dorong menggunakan tehnik manajemen stress, contoh :
relasksasi, latihan nafas dalam, imajinasi visualisasi, sentuhan
Observasi tanda-tanda vital
Kolaborasi : pemberian analgetik
c. Rencana Tindakan
Kaji ulang integritas luka dan observasi terhadap tanda infeksi
atau drainae
Monitor suhu tubuh
Lakukan perawatan kulit, dengan sering pada patah tulang yang
menonjol
Lakukan alihposisi dengan sering, pertahankan kesejajaran
tubuh
Pertahankan sprei tempat tidur tetap kering dan bebas kerutan
Masage kulit ssekitar akhir gips dengan alkohol
Gunakan tenaat tidur busa atau kasur udara sesuai indikasi
Kolaborasi pemberian antibiotik.
Doenges, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 45 th
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Malang
No. Telpon :-
Pekerjaan : Karyawan Proyek Bangunan
Agama : Islam
AVPU :
Alert : Klien terjaga, responsive, dan berbicara tidak jelas.
Vocalises : suara tidak jelas
Responds to Pain only : -
Unresposive to pain : -
B. ASSESMENT (Masalah)
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Gangguan perusi jaringan perifer
3. Nyeri akut
C. INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
1. Priotitas
P1 : Ketidakefektifan pola nafas b/d Penurunan oksigen dalam udara saat
inspirasi
P2 : Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan ketidak
adekuatan oksigen dalam darah.
P3 : Nyeri akut berhubungan dengan trauma thoraks
2. Implementasi Keperawatan
- Mengobservasi bagian yang cedera
- Mengkaji kapilary refiil tiap 2 jam
- Mengkaji tanda-tanda gangguan perfusi jaringan : keringat dingin pada
ektremitas bawah, kulit sianosis, baal
- Mengkaji rasa dan skala nyeri disekitar thoraks
- Mengatur posisi klien sesuai kondisi
- Memonitor TTV : TD : 150/110 mmHg, RR : 26x/menit, N :
120x/menit, S : 36,0 ᵒC, saturasi O2 : 98%
- Mengkaji tingkat kemampuan mobilitas fisik
3. Tindakan dan Terapi Medis
a. Pemberian cairan IVFD RL 20 tpm
b. Inj. Ketorolac 1 amp/12 jam IV
c. Inj. Ranitidine 1namp/12 jam IV
d. Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam IV
e. Pemasangan Chees Tube
4. Pemeriksaan Penunjang
Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai rujukan
URINALIS
Ureum darah 73 15 – 38
Kreatinin 1,84 0,55 – 1,30
D. EVALUASI
Airway : Fungsi pernafasan abnormal, Penyempitan jalan nafas
Breathing : RR : 26x/menit, irama snoring, saturasi oksigen 98%, nafas
tidak adekuat
Circulation : takipnea (+), pucat (+), TD : 130/90 mmHg, Nadi :
100x/menit, irama Snoring
Disability : GCS : 11 (E: 3, V: 4, M: 4), composmentis
Tanda Tangan
(MARIATUL QIFTIYAH)