SNA adalah kumpulan gejala-gejala nefritis yang timbul secara mendadak, terdiri atas hematuria proteinuria,
silinderuria (terutama silinder eritrosit), dengan atau tanpa disertai hipertensi, edema, kongestif vaskuler atau gagal
ginjal akut sebagai akibat dari suatu proses peradangan yang lazimnya ditimbulkan oleh reaksi imunologik pada
ginjal yang secara spesifik mengenai glomeruli.
1. Anamnesis :
o Sembab:
o muncul waktu pagi hari di sekitar kelopak mata, lalu menjalar pada kedua tungkai dan
telapak kaki
o tidak anasarka
o Kencing berwarna merah seperti air cucian daging, jumlah dan frekuensi lebih sedikit
o Sakit kepala, ruam di kulit, mual, muntah, nyeri perut, sakit sendi, kejang, penurunan
kesadaran, gangguan penglihatan
o Riwayat:
o ISPA atau infeksi kulit ±2 minggu yll
o panas lama
o penyakit jantung
o pemasangan shunt atrioventrikular-atrial/peritoneal
GNAPS Endokarditis Shunt nephritis SLE Purpura Nefropati IgA
bakterialis Henoch-
subakut Schonlein
Riwayat ISPA Riwayat panas Riwayat panas lama Riwayat ruam Hematuria
atau infeksi lama pemasangan shunt berat badan pada kulit, sakit makroskopis akut
kulit Penyakit jantung atrioventrikulo- turun sendi dan dipicu episode panas
Kadang sakit kongenital/didapa atrial / peritoneal anoreksia gangguan yang berhubungan
kepala t yang diikuti oleh untuk mual, muntah gastrointestinal dengan ISPA
riwayat kontak kemih berwarna penanggulangan sakit kepala, (mual, muntah, biasanya bersifat
dengan seperti coca cola hidrosefalus depresi, psikosis nyeri abdomen, sementara dan hilang
keluarga yang (hematuria panas lama kejang diare berdarah bila ISPA mereda,
menderita makroskopis) muntah ruam pada kulit
atau melena) berulang kembali bila
GNAPS (pada sakit kepala dan serangan penderita mengalami
suatu epidemi) gangguan hematuria panas yang berkaitan
penglihatan dengan ISPA.
kejang-kejang Diantara 2 episode,
penurunan biasanya tidak
kesadaran menunjukkan gejala
kecuali hematuria
mikroskopis dengan
proteinuria ringan
masih ditemukan
pada urinalisis.
Edema, hipertensi dan
penurunan fungsi
ginjal biasanya tidak
ditemukan.
2. Pemeriksaan fisik :
o Edema
o Hipertensi
o Sesak, edema paru, kardiomegali (gejala kongesti)
o Penglihatan kabur, kejang, penurunan kesadaran (gejala sistem saraf)
o Panas, rash, sesak, kardiomegali, takikardi, suara bising jantung, hepatosplenomegali
artritis/artralgia jarang dijumpaiEndokarditis bakterialis subakut
o Hidrosefalus dengan shunt yang terpasang, suhu tubuh meninggi, hipertensi, edema, kadang-
kadang asites dan tanda-tanda peningkatan tekanan intracranialshunt nephritis
o Alopesia, butterfly rash, lesi discoid, fotosensitivitas, ulkus pada mulut/nasofaring, pleuritis,
perikarditis, hepatitis, nyeri abdomen, asites, splenomegaliSLE
o Edema, dan hipertensi, ruam pada daerah bokong dan bagian ekstensor dan ekstremitas bawah,
arthralgia/arthritis, nyeri abdomenPHS
o Demam, infeksi saluran nafas. Edema, hipertensi, biasanya tidak ditemukannefropati IGA
3. Pemeriksaan penunjang
a. Urinalisis
Warna seperti air cucian daging
Proteinuria
Silinderuria
b. Kimia darah
Albumin N/↓
Globulin N
Ureum N/↑
Kreatinin N/↑
Elektrolit (Na, K, Ca, P, Cl) N/↓
c. Darah tepi
Leukosit
LED
d. Imunoserologi
C3
C4
CRP
e. Biopsy ginjal
f. EKG & Foto thoraksjika ada gejala kongesti
GNAPS ASTO >200 IU/biakan apus tenggorok
Endokarditis bakterialisKultur darah, ekokardiografi, faktor rematoid, kompleks imun,
krioglobulin serum
Shunt nefritisKultur shunt terinfeksi
SLE Darah tepi: Anemia normositik normokhrom, retikulositosis, trombositopenia, leukopenia,
waktu protrombin/waktu tromboplastin partial biasanya memanjang. immunoserologis: Uji
Coomb (+). Sel LE (+) persisten.
4. Tata laksana
Indikasi rawat: Semua SNA simtomatik
a. Istirahat di tempat tidur sampai gejala-gejala edema, kongesti vaskuler (dispnu, edema paru,
kardiomegali, hipertensi) menghilang
b. Diet: Masukan garam (0,5-1 g/hari) dan cairan dibatasi selama edema, oliguria atau gejala
kongesti vaskuler dijumpai. Protein dibatasi (0,5/kg BB/hari) bila kadar ureum di atas 50
gram/dl
c. Atasi penyakit penyebab
GNAPS
a. GNAPS tanpa komplikasi berat
o Diuretika:
Furosemide 1-2 mg/kg BB/hari oral dibagi atas 2 dosis sampai edema dan tekanan darah turun.
o Antihipertensif
Bila hipertensi dalam derajat sedang sampai berat ditambahkan obat antihipertensif oral
(propranolol atau kaptopril) (lihat PPK hipertensi)
o Antibiotika
PP 50.000 UI/kgBB/hari atau eritromisin oral 50 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama 10 hari
untuk eradikasi kuman.
b. GNAPS dengan komplikasi berat:
Kongesti vaskuler(edema paru, kardiomegali, hipertensi)
Pemberian oksigen
Diuretika furosemide parenteral (1-2 mg/kgBB/kali)
Antihipertensif oral (kaptopril 0,3 mg/kgBB/kali 2-3 kali/hari)
Bila disertai gagal jantung kongestif yang nyata dapat dipertimbangkan pemberian
digitalis.
Gagal ginjal akut (lihat PPK GGA)
Ensefalopati hipertensi (lihat PPK hipertensi)
Glomerulonefritis progresif cepat (GN kresentik)
Tindak lanjut :
Timbang berat badan 2 kali seminggu.
Ukur masukan cairan dan diuresis setiap hari.
Ukur tekanan darah 3 kali sehari selama hipertensi masih ada, kemudian 1 kali sehari bila
tekanan darah sudah normal.
Pemeriksaaan darah tepi dilakukan pada saat penderita mulai dirawat, diulangi 1 kali
seminggu atau saat penderita atau saat penderita mau dipulangkan. Urinalisis minimal 2
kali seminggu selama perawatan. Perlu dilakukan biakan urine untuk mencari
kemungkinan adanya ISK. Bila ditemukan diobati sesuai dengan hasil sensitifitas.
Pemeriksaan kimia darah dilakukan saat dirawat dan waktu dipulangkan. Penderita dengan
komplikasi berat pemeriksaan darah terutama ureum/ kreatinin dan elektrolit lebih sering
dilakukan. Pemeriksaan EKG, foto torax perlu dilakukan terutama pada penderita dengan
segala kongestif vaskuler saat dirawat. Pemeriksaan EKG perlu dilakukan secara serial,
sedang foto toraks diulangi bila gejala-gejala kongesti vaskuler sudah menghilang pada
saat penderita mau dipulangkan. Pemeriksaan funduskopi secara serial perlu dilakukan bila
penderita datang dengan berdasarkan indikasi terjadinya perburukan faal ginjal secara
cepat dan progresif (GN progresif cepat )
Indikasi pulang
Keadaan penderita baik. Gejala-gejala SNA menghilang.
Pengamatan lebih lanjut perlu dilakukan di poli khusus ginjal anak minimal 1 kali 1 bulan
selama 1 tahun. Bila pada pengamatan ASTO (+) dan C3 masih rendah setelah 8 minggu dari
onset, proteinuria masih + setelah 6 bulan dan hematuria mikroskopis masih dijumpai setelah
1 tahun, atau fungsi ginjal menurun secara insidius progresif dalam waktu beberapa minggu
atau bulan kemungkinan penyakit jadi kronik perlu dilakukan biopsi ginjal.
Endokarditis bakterialis
Shunt nefritis Penanganan sesuai
SLE
PPK
PHS
Nefropati IgA
5. Prognosis
Dubia et bonam
6. Komplikasi
Fase akut : Ensefalopati hipertensif, Payah jantung kongestif, Gagal ginjal akut
Jangka panjang: Gagal ginjal kronik
Lain-lain: hiperkalemia, hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis, kejang, serta uremia
Tambahan GNAPS:
1. Kriteria diagnostik GNAPS:
Memenuhi dua atau lebih :
- Makroskopik atau mikroskopik hematuria (>10 eritosit/mm3 pada pemeriksaan mikroskopis urin atau
≥2+ pada uji dipstik)
- Edema (pada wajah, pitting peripheral edema, atau ascites)
- Hipertensi (diastole > 90 mmHgpada anak usia 13 tahun atau lebih, dan >80 mmHg pada anak usia
kurang dari 13 tahun)
Dan
Penurunan serum C3
Dan
Bukti infeksi streptokokus (peningkatan titer ASTO atau titer anti-DNase B atau isolasi dari Group A
streptococci-GAS- dari tenggorokan atau kultur penyakit kulit atau test antigen cepat yang positif dari
swab tenggorokan)
Kompleks imun
glomerulus
↑ ECF