Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RUMAH SAKIT MELATI TANGERANG
2019
SINDROM NEFROTIK
Keadaan klinis dengan gejala proteinuria massif,
hipoalbuminemia, edema dan hiperkolesterolemia. Kadang–
1. Pengertian ( Definisi) kadang disertai dengan hematuria, hipertensi dan penurunan
fungsi ginjal.

Keluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di kedua


kelopak mata, perut, tungkai atau seluruh tubuh yang dapat
2. Anamnesis disertai penurunan jumlah urin. Keluhan lain yang ditemukan
juga berupa urin keruh atau berwarna merah jika terdapat
hematuria.

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan edema di kedua


3. Pemeriksaan Fisik kelopak mata, tungkai atau adanya asites dan edema
skrotum/labia. Terkadang juga ditemukan hipertensi.
1. Urinalisis : proteinuria massif (≥2+), rasio albumin
kreatinin urin > 2 dan dapat disertai hematuria
2. Pemeriksaan darah : Hipoalbuminemia (<2,5 g/dL)

4. Pemeriksaan Penunjang 3. Hiperkolesterolemia (> 200mg/dL)


4. Laju endap darah meningkat
5. Kadar ureum dan kreatinin normal, kecuali ada kelaianan
fungsi ginjal
1. Edema pada mata, perut, tungkai atau seluruh tubuh
5. Kriteria Diagnosis 2. Hipertensi
Hipoalbuminemia, proteinuria, hematuria

6. Diagnosis Kerja SINDROM NEFROTIK

7. Diagnosis Banding GNAPS


1. Medika mentosa
 Prednisone diberikan dengan dosis 60 mg/m2/hari
atau 2mg/kgBB/hari (maksimal 80 mg/hari)dalam 3
dosis selama 4 minggu. Dilanjutkan dengan 2/3 dosis
awal (40 mg/m2/hari, maksimum 60 mh/hari) dosis
tunggal pagi selang sehari (dosis alternating) selama
4-8 minggu.
 Bila terjadi relaps maka diberikan prednisone 60
mg/m2/hari sampai terjadi remisi (maksimal 4
minggu), dilanjutkan 2/3 dosis awal (40 mg/m2/hari)
secara alternating selama 4 minggu.
 Pada sindrom nefrotik resisten steroid atau toksik
steroid, diberikan obat imunosupresan lain seperti
8. Tata Laksana : siklofosfamid/oral 2-3 mg/kgBB/hari dalam dosis
tunggal dibawah pengawasan dokter nefrologi anak.
 Dosis dihitung berdasarkan berat badan tanpa edema
(persentil ke 50 berat badan menurut tinggi badan)
2. Suportif
 Tirah baring
 Diet protein normal (1,5-2 g/kgBB/hari)
 Diet rendah garam (1-2 g/hari)
 Diuretik furosemide 1-2 mg/kgBB/hari
 Pemberian albumin 20=25% dengan dosis 1
gr/kgBB selama 2-4 jam
 Dosis pemberian albumin:kadar albumin serum 1-2
g/dL diberikan 0,5 g/kgBB/hari, albumin <1 g/dL
diberikan 1 g/kgBB
9. Edukasi
(Hospital Health Sindrom nefrotik merupakan penyakit kronik dan berulang
Promotion)
Ad vitam : bonam
10. Prognosis Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : bonam
1. Kontrol ke poli rawat jalan
2. Indikasi melakukan rujukan kepada ahli nefrologi :
Anak keadaan-keadaan ini merupakan indikasi untuk
merujuk pasien kepada ahli nefrologi anak:
11. Tindak Lanjut
 Awitan sindrom nefrotik pada usia di bawah 1
tahun, riwayat penyakit sindrom nefrotik di
dalam keluarga
 Sindrom nefrotik dengan hipertensi, hematuria
nyata persisten, penurunan fungsi ginjal, atau
disertai gejala ekstrarenal, seperti artritis,
serositis, atau lesi di kulit
 Sindrom nefrotik dengan komplikasi edema
refrakter, trombosis, infeksi berat, toksik steroid
 Sindrom nefrotik resisten steroid
 Sindrom nefrotik relaps sering atau dependen
steroid

1. Malnutrisi
12. Komplikasi
2. Infeksi
3. Gagal ginjal Kronis

IV C
Loe 1, Rekomendasi A: Rekomendasi atas dasar bukti
berorientasi pasien yang konsisten
Loe 2,Rekomendasi B: Rekomendasi atas dasar bukti
13. Tingkat Evidens dan berorientasi pasien yang kurang konsisten dengan kualitas
Rekomendasi terbatas
Loe 3, Rekomendasi C: Rekomendasi atas dasar
rekomendasi, kelaziman dalam praktek, pendapat ahli, bukti
berorientasi penyakit atau seri kasus untuk studi mengenal
diagnosis, terapi, pencegahan, atau skrining.
KSM Ilmu Kesehatan Anak RS Melati Tangerang:
1. dr. Jonardi Sp.A
14. Penelaah Kritis
2. dr. Subandi Hassan Sp.A
3. dr. Milza Delfina, MSc., Sp.A
Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam IDAI, 2016
15. Kepustakaan Konsensustata laksana sindrom nefrotik idiopatikpada anak
IDAI 2012

Anda mungkin juga menyukai