Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

ILMU PENYAKIT DALAM


RSI SITI AISYAH MADIUN

SINDROMA NEFROTIK
Keadaan klinis dengan gejala proteinuria massif,
1. Pengertian ( Definisi)
hipoalbuminemia, edema dan hiperkolesterolemia.
Kadang–kadang disertai dengan hematuria, hipertensi
dan penurunan fungsi ginjal.
Keluhan yang sering ditemukan adalah bengkak di
2. Anamnesis
kedua kelopak mata, perut, tungkai atau seluruh tubuh
yang dapat disertai penurunan jumlah urin. Keluhan lain
yang ditemukan juga berupa urin keruh atau berwarna
merah jika terdapat hematuria.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan edema di kedua
4. PemeriksaanFisik
kelopak mata, tungkai atau adanya asites dan edema
skrotum/labia. Terkadang juga ditemukan hipertensi
1. Edema pada mata, perut, tungkai atau seluruh tubuh
4. Kriteria diagnosis
2. Hipertensi
3. Hipoalbuminemia
4. Proteinuria
5. hematuria
5. Diagnosis Kerja Sindroma Nefrotik
GNAPS
6. Diagnosis Banding
Sindroma nefritik
1. Urinalisis : proteinuria massif (≥2+), rasio
6. Pemeriksaan Penunjang
albumin kreatinin urin > 2 dan dapat disertai
hematuria
2. Pemeriksaan darah : Hipoalbuminemia (<2,5
g/dL)
3. Hiperkolesterolemia (> 200mg/dL)
4. Laju endap darah meningkat
1. Medika mentosa
7. Tatalaksana
 Prednisone diberikan dengan dosis 60
mg/m2/hari atau 2mg/kgBB/hari (maksimal 80
mg/hari)dalam 3 dosis selama 4 minggu.
Dilanjutkan dengan 2/3 dosis awal (40
mg/m2/hari, maksimum 60 mh/hari) dosis
tunggal pagi selang sehari (dosis alternating)
selama 4-8 minggu.
 Bila terjadi relaps maka diberikan prednisone 60
mg/m2/hari sampai terjadi remisi (maksimal 4
minggu), dilanjutkan 2/3 dosis awal (40
mg/m2/hari) secara alternating selama 4 minggu.
 Pada sindrom nefrotik resisten steroid atau toksik
steroid, diberikan obat imunosupresan lain
seperti siklofosfamid/oral 2-3 mg/kgBB/hari
dalam dosis tunggal dibawah pengawasan dokter
nefrologi anak.
 Dosis dihitung berdasarkan berat badan tanpa
edema (persentil ke 50 berat badan menurut
tinggi badan)
2. Suportif
 Tirah baring
 Diet protein normal (1,5-2 g/kgBB/hari)
 Diet rendah garam (1-2 g/hari)
 Diuretik furosemide 1-2 mg/kgBB/hari
 Pemberian albumin 20=25% dengan dosis 1
gr/kgBB selama 2-4 jam
 Dosis pemberian albumin:kadar albumin serum
1-2 g/dL diberikan 0,5 g/kgBB/hari, albumin <1
g/dL diberikan 1 g/kgBB.

8. Edukasi Sindrom nefrotik merupakan penyakit kronik dan


berulang
(Hospital Health Promotion)
Ad vitam : bonam
9.Prognosis
Ad sanationam : dubia ad bonam
 Ad fungsionam : bonam
Tjokroprawiro A et al. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit
10. Kepustakaan
Dalam. Surabaya: Airlangga University Press
Madiun, 17 Desember 2018
Dokter Spesialis Ilmu Penyakit Dalam:

1. dr. AgusSuprapto, Sp.PD

2. dr. EddyPriyambodo,Sp.PD

3. dr. Sunaryo, Sp.PD

Mengetahui,
Ketua Komite Medik Ketua KSM Ilmu Penyakit Dalam

dr. Agus Suprapto, Sp.PD dr. Agus Suprapto,Sp.PD

Direktur RSI Siti Aisyah Madiun

dr. Hj. RINI KRISNAWATI, MARS


NBM. 916062

Anda mungkin juga menyukai