Keluhan Utama : sembab pada kelopak mata dan kedua tungkai bengkak
sejak 3 hari yll
RPS RPD
Sembab di kelopak mata muncul saat Riwayat sembab pada kelopak mata dan
pagi hari dan berangsur-angsur bengkak pada kedua tungkai (-)
menghilang pada sore hari Sering mengalami radang tenggorokan -
Bengkak pada tungkai menetap > biasa seembuh hanya dengan obat
Sembab di kelopak mata tidak disertai warung
dengan mata berair , silau dan nyeri Sakit kulit/ korengan (-)
BAK berwarna seperti air cucian daging
dan berbusa
Jumlah urin lebih sedikit RPK
Anak terlihat lemah , tidak nafsu makan ,
Kedua orang tua memiliki riwayat
tidak demam
HIpertensi
2 minggu yang lalu, pasien demam dan
Keluhan serupa pada anggota keluarga
sakit menelan / radang ternggorokan .
(-)
Pasien ke puskesmas dan diberi obat
sirup penurun panas dan antibiotic yang
diminum 3x sehari selama 3 hari .
Pasien tidak menghabiskan obat karena
sakit menelan sudah tidak ada
HIPOTESIS
Sindroma nefrotik
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen : DBN
Darah Rutin : 14 g/dl ( 10,5 – 14 g/dl ) Warna gelap , BJ 1020, Protein +3, RBC Casts (+),
Eritrosit (+)
Ht : 42 % (33 – 42 %)
DIAGNOSIS :
TATALAKSANA
141 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
MARI KITA ANAMNESIS PASIEN! …
Anak laki laki umur 6 tahun 4 bulan , anak yang datang pasti diantar oleh ibunya nih
(mulai pikirkan kemungkinan penyakit yang dapat terjadi pada anak anak ) , nah keluhan utama pada
pasien adalah sembab pada kelopak mata dan kedua tungkai nya bengkak sejak 3 hari yang lalu ( akut
ya ini, baru saja terjadi ) . Sebelumnya kita harus tau nih ternyata ada beberapa kondisi yang
menyebabkan edema loh! Diantaranya adalah 1) peningkatan tekanan kapiler ( misal, retensi garam
dan air yang berlebihan di ginjal pada pasien GNAPS, ada juga pada tekanan vena yang tinggi dan terjadi
bendungan pada pasien yang gagal jantung ) , 2) penurunan protein plasma ( misal, kehilangan protein
dalam urin pada pasien dengan sindroma nefrotik , lalu pasien luka bakar ) , 3) Peningkatan
permeabilitas kapiler ( pada infeksi bakteri , reaksi imun , dll ) ,dan 4) hambatan aliran balik limfe (
kanker , infeksi filariasis, dll) . Nah untuk melihat kira – kira apa yang menyebabkan dia edema perlu
dilakukan anamnesis terkait keluhan lain yang dapat terjadi dan pemeriksaan lebih lanjut.
Sembab di kelopak mata muncul saat pagi hari dan akan berangsur – angsur
menghilang di sore hari . Nah ini, pada daerah kelopak mata itu merupakan jaringan ikat longgar.,
kemungkinan karena ada peningkatan hidrostatik ataupun penurunan tekanan onkotik sehingga cairan
dapat berpindah ke jaringan ( apalagi palpebral terdapat jaringan ikat longgar ) Lalu, berangsur- angsur
menghilang karena dengan aktivitas dan pengaruh gravitasi , maka cairan akan kembali ke plasma.
Namun , bengkak pada tungkai nya menetap , ini mungkin karena pengaruh gravitasi , maka cairan pun
akan cenderung ke tempat yang lebih rendah , makanya bengkak pada kaki nya tetap ada, mungkin juga
karena masih rendahnya tekanan onkotik yang mampu menarik kembali cairan ke plasma
Sembab dikelopak mata tidak disertai denganmata berair , silau dan nyeri . Nah ini,
seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa edema bisa saja karena ada permeabilitas yang
meningkat seperti karena infeksi atau reaksi inflamasi . Hal ini menandakan bahwa edema pada pasien
bukan karena infeksi ataupun inflamasi
BAK seperti air cucian daging yang saya ketahui itu warna merah , keluhan yang terjadi
pada salurnan kemih nya , nah ini menandakan pasien hematuria ketika berkemih , mulai curiga ke
kerusakan pada glomerolusnya sehingga eritrosit dapat lolos , nah selanjutnya pasien juga bilang ketika
dia pipis air kencing nya berbusa, menandakan adanya kemungkinan protein di dalam urinnya, terdapat
kemungkinan ada kelainan pada ginjalnya yang menyebabkan protein dapat lolos . Jumlah urin yang
dikeluarkan pasien pun lebih sedikit menandakan pasien oligouri , bisa terjadi karena ada retensi air
142 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
dan garam sehingga yang dikeluarkan jadi lebih sedikit , penurunan filtrasi pada glomerulus nya bisa
terjadi .
Anak terlihat lemah, tidak nafsu makan bisa karena kurang asupan juga ataupun
kurang energy lalu anak tidak demam menandakan bahwa bila ada keluhan demam sebelumnya berarti
pasien mungkin telah sembuh . Pada 2 minggu yang lalu , pasien demam dan sakit menelan / radang
tenggorokan . Penyakit radang tenggorokan pada pasien sering kali disebabkan oleh bakteri golongan
kokus, seperti misalnya Strepptococcus maupun Pneumococous , nah ini perlu dicurigai kearah
streptococcus nih , dimana streptococcus sering terjadi pada anak – anak dan sering kali 1-2 minggu
setelahnya terjadi keluhan pada perkemihannya seperti glomerulonephritis akut. Pasien ke puskesmas
dan diberi obat sirup penurun panas dan antibiotic yang diminum 3 kali sehari selama 3 hari . Namun ,
pasien tidak menghabiskan obatnya . nah ini , bisa saja menyebabkan pengobatannya itu jadi tidak
tuntas .
Tidak ada riwayat sembab pada kelopak mata dan bengkak pada tungkai ,
menandakan ini terjadi pertama kali dan akut. Sering mengalami radang tenggorokan dan biasanya
sembuh hanya dengan obat warung .Nah ini , bisa saja obat warung tersebut hanya mengobati
symptomnya saja dan belum menghilangkan penyebabnya gitu . Belum pernah sakit kulit ataupun
korengan , ini kenapa perlu ditanyakan , karena tadi ada kecurigaan pasien terkena infeksi
streptococcus , bahwa streptoccous juga dapat menyebabkan pioderma/ impetigo.
Kedua orang tua pasien memiliki riwayat pasien menandakan bahwa anak juga akan
beresiko untuk mengalami hipertensi . Tidak ada keluhan serupa pada anggota keluarga
143 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
HIPOTESIS :
Hipotesis diambil dari keseluruhan anamnesis , dimana keluhan utama nya berupa edema disertai
keluhan pada saluran kemih nya . Oleh karena itu hipotesis yang diambil berupa SINDROMA NEFRITIK
dengan Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus dan SINDROMA NEFROTIK.
Keluhan edema dapat terjadi pada kedua hipotesis tersebut, pada sindroma nefritik dapat
terjadi karena peningkataan tekanan hidrostatik dan juga retensi air pada pembuluh darah
sehingga cairan dapat masuk ke ruang intersisial, lalu pada sindroma nefrotik edema yang terjadi
biasanya adalah edema anasarka / generalized edema. Sehingga perlu di cek agi pada
pemeriksaan fisik apakah edema nya hanya di palpebral dan tungkai bawah, atau ada di bagian
tubuh lainnya
Keluhan pada perkemihannya bahwa terjadi hematuria, nah ini menguatkan Sindroma Nefritik.
Urin berbusa itu terjadi karena ada protein di dalam urin , ini dapat terjadi pada kedua nya ,
dimana pada sindroma nefritik biasanya terjadi proteinuria derajat ringan hingga sedang, lalu
pada sindroma nefrotik bisa terjadi proteinuria yang parah ( ekskresi lebih dari 3,5 g protein /
hari ) [sumber : robbin kumars ]. Trias nefrotik : edema anasarka , hiperalbuminuria,
hyperkolestrolemia. Oleh karena itu penting untuk dilakukan urinalisa selanjutnya untuk
mencoret hipotesis.
2 minggu yang lalu , pasien mengalami radang tenggorokan , nah ini ada kemungkinan karena
Streptocococcus , dimana 1- 2 minggu setelah sembuh dari sakit tersebut dapat menyebabkan
Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus . Ditambah lagi dengan epidemiologi nya, sering
terjadi pada anak laki laki yang berumur 6-10 tahun .
Kesadaran : CM DBN
Tekanan Darah : : 110/70 mmHg pada anak sudah termasuk naik ( hipertensi ) , dapat terjadi
akibat retensi cairan dan sedikit peningkatan pelepasan renin
144 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
TB : 105 cm
GENERAL SURVEY
Kepala : edema periorbital (+) edema di sekitar matanya , nyeri tekan (-)
Thorak Jantung Paru : DBN ( jantung masih baik , edema bukan karena penyakit pada jantung
Abdomen : DBN
Dari pemeriksaan fisik nya menunjukkan edema nya pada bagian mata dan ekstremitas , edema tidak
generalisata , hal tersebut melemahkan sindroma nefrotik .
Ht : 42 % (33 – 42 %) DBN
ASTO : 400 IU/ ml ( < 200 IU/ml ) antibody streptolisin O , menunjukkan bahwa pasien
pernah mengalami infeksi Streptococus .
C3 : 40 mg/dl ( 55-120 mg/dl ) system imun humoral dan kaskade komplemen akan aktif
apabila terdapat deposit subepitelial C3 dan IgG pada membran basal glomerulus , nah karena c3
banyak yang terpakai untuk proses tersebut , maka jumlah yang ada di darah jadi berkurang.
Kolesterol Total : 180 mg / dl ( 270 mg/dl ) kolestrol nya normal dan tidak terjadi
hyperkolestrolemia , dapat mencoret kemungkinan sindroma nefrotik
URINALISIS
Warna gelap pemeriksaan makroskopis urin ini menunjukkan urin yang tidak normal , karena warna
urin normal adalah kuning jernih dan gelap menandakkan adanya darah ( hematuria)
145 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
BJ : 1,020 Berat Jenis nya masih normal , dapat mencoret sindroma nefrotik , dimana berat jenis nya
dapat meningkat karena banyak protein yang lolos
Protein +3 sudah terjadi proteinuria namun protein derajat nya masih ringan / sedang, pada nefrotik
proteinuria nya bisa lebih dari 3,5 g/hari
RBC Casts (+) silinder eritrosit, memperkuat Sindroma nefritik menandakan bahwa ada eritrosit yang
lolos dan terbentuk menjadi silinder saat di tubular
Eritrosit (+) eritrosit ada yang lolos mungkin saja karena ada kerusakan glomerulus , memperkuat
sindroma NEFRITIK.
DIAGNOSIS :
TATALAKSANA KUY!
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
DIURETIK
Diuretik dapat berguna untuk tatalaksana terhadap edema nya , sehingga dapat terjadi
pengeluaran cairan , sehingga edema nya dapat berkurang
o Furosemid 1-2 mg/kgbb/hari Furosemid merupakan obat diuretic golongan loop
diuretic yang bekerja dengan menghambat reabsobsi natrium melalui gerbang Na+ K+
2CL- yang satu arah .
ANTIBIOTIK
Harus disesuaikan dengan hasil kultur juga, kalo bakteri masih ada disarankan untuk diberi
antibiotic . Antibiotik juga bisa untuk mengeradikasi bakteri
o Amoxicilin 50 mg/ kgbb untuk 3 kali sehari @10 hari
o Eritromisin 30 mg/kgbb/ hari , sehari 3 kali
ANTI HIPERTENSI
Jika terdapat gejala hipertensi, berikan obat anti hipertensi
o ACE-I : Captopril 0.3-2mg/kgBB/hr
o ARB
EDUKASI
- Istirahat yang cukup (bed rest) 10-14 hari dirumah (dengan syarat tanpa adanya
komplikasi)
146 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
- Perhatikan diet
o Batasi asupan garam & protein sampai edema menghilang
o Balance cairan & elektrolit
Catatan :
Sumber :
More info ( apabila ada kesalahan atau ada yang kurang jelas ) Lifia Putri Citra Ramadhanty
Thankyou! :’)
147 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
148 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
Glomerulonefritis
1. Definisi
Glomerulonefritis adalah proses inflamasi pada glomerulus dengan etiologi, patogenesis,
patofisiologis, dan perubahan histopatologis ginjal yang berlainan, tetapi gambaran klinisnya
hampir seragam.
2. Klasifikasi
Berdasarkan sumber, klinis, dan lesi histopatologis:
149 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
e) Gagal gnjal kronik: proteinuria persisten dengan/tanpa hematuria, penurunan fungsi
ginjal progresif lambat.
Glomerulonefritis kronik
Dense deposit disease
Berdasarkan imunologik:
Berdasarkan distribusi:
150 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
4. Patogenesis
Secara eksperimental glomerulonefritis dipicu oleh reaksi antigen antibodi dan
pengendapan imunoglobulin di glomerulus yang ditemukan lebih pada 70% pasien.
Glomerulonefritis merupakan reaksi hipersensitivitas tipe III. Patogenesis terdiri dari 3 tahap:
151 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus
1. Definisi
Glomerulonefritis akut post Streptococcus (GNAPS) adalah suatu proses radang non-
supuratif yang mengenai glomeruli, sebagai akibat infeksi kuman Streptococcus beta hemolitikus
grup A, tipe nefritogenik di tempat lain
2. Epidemiologi
Rasio kasus antara pria dan wanita adalah 2:1
GNAPS umumnya didahului oleh infeksi GABHS melalui infeksi saluran pernapasan
akut (ISPA) atau infeksi kulit (piodermi) dengan periode laten 1-2 minggu pada ISPA
atau 3 minggu pada pioderma
Penelitian multisenter di Indonesia menunjukkan bahwa infeksi melalui ISPA terdapat
pada 45,8% kasus sedangkan melalui kulit sebesar 31,6%
Insidensi meningkat pada kelompok sosio-ekonomi rendah, berkaitan dengan higiene
yang kurang dan jauh dari layanan kesehatan
3. Etiologi
Bakteri Streptococcus
Streptococcus adalah bakteri gram positif berbentuk bulat yang secara khas membentuk
pasangan atau rantai selama masa pertumbuhannya. Lebih dari 90% infeksi streptokkus pada
manusia disebabkan oleh Streptococcus hemolisis β kumpulan A. Kumpulan ini diberi spesies
nama S. pyogenes. S. pyogenes β-hemolitik golongan A mengeluarkan dua hemolisin, yaitu:
Streptolisin O : Merupakan suatu protein (BM 60.000) yang aktif menghemolisis dalam
keadaan tereduksi (mempunyai gugus-SH) tetapi cepat menjadi tidak aktif bila ada
oksigen. Streptolisin O bertanggung jawab untuk beberapa hemolisis yang terlihat ketika
pertumbuhan dipotong cukup dalam dan dimasukkan dalam biakan pada lempeng agar
darah. Streptolisin O bergabung dengan anti Streptolisin O, suatu antibodi yang timbul
pada manusia setelah infeksi oleh setiap Streptococcus yang menghasilkan Streptolisin O.
Antibodi ini menghambat hemolisis oleh Streptolisin O. Fenomena ini merupakan dasar
tes kuantitatif untuk antibodi. Titer serum anti Streptolisin O (ASTO) yang melebihi 160-
200 unit dianggap abnormal dan menunjukkan adanya infeksi Streptococcus yang baru
152 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
saja terjadi atau adanya kadar antibodi yang tetap tinggi setelah serangan infeksi pada
orang yang hipersensitifitas.
4. Gejala Klinis
a) Gejala overload cairan (sembab) (85%)
- Tekanan darah bisa mencapai 200mmHg untuk sistolik dan 120mmHg untuk diastolik
- Dapat terjadi sakit kepala berat, perubahan mental, koma, kejang (9%)
5. Diagnosis
Urinalisis :
153 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
- Urin sedikit
- Warna pekat
- Warna mulai dari kelabu berkabut sampai bewarna coklat/seperti cucian daging
- Torak eritrosit : tanda adanya perdarahan glomerulus
Darah :
- Anemia : biasanya anemia normokrom normositer yang terjadi akibat dilusi dan retensi
cairan
- Jumlah sel darah putih bisa terjadi peningkatan
- Memungkinkan terdapat hipoproteinemia dan hiperlipidemia
Uji fungsi ginjal
- Terdapat kenaikan kadar BUN dan kreatinin serum
- Terdapat uremia dengan asidosis metabolik dan hiperkalemia
- Elektrolit biasanya normal
- Dapat terjadi hiperkalemia dan asidosis metabolik
Infeksi streptokokus
- Kenaikan titer antibodi terhadap streptolisin-O (ASTO) yang biasanya terlihat antara 10-
14 hari setelah infeksi.
Uji imunologik
- Menurunnya kadar komplemen ke 3 atau C3 dan akan kembali normal dalam 8- 10
minggu setelah onset
Pemeriksaan histopatologik
- Mikroskopik : glomerulonefritis proliferatif difus
- Sembab terlihat pada glomerulus sehingga ruang bowman terisi
- Dapat di temukan endapan protein pada TKP
- Pemeriksaan ini di lakukan jika pemeriksaan lain meragukan
6. Komplikasi
Oliguria sampai anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari. Terjadi sebagian akibat
berkurangnya filtrasi glomerulus. Gambaran seperti insufisiensi ginjal akut dengan
uremia, hiperkalemia, hiperfosfatemia dan hidremia. Walau aliguria atau anuria yang
lama jarang terdapat pada anak, namun bila hal ini terjadi maka dialisis peritoneum
kadang-kadang di perlukan.
154 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
Ensefalopati hipertensi yang merupakan gejala serebrum karena hipertensi. Terdapat
gejala berupa gangguan penglihatan, pusing, muntah dan kejang-kejang. Ini disebabkan
spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan edema otak.
Gangguan sirkulasi berupa dispnea, ortopnea, terdapatnya ronkhi basah, pembesaran
jantung dan meningginya tekanan darah yang bukan saja disebabkan spasme pembuluh
darah, melainkan juga disebabkan oleh bertambahnya volume plasma. Jantung dapat
memberas dan terjadi gagal jantung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan di
miokardium.
Anemia yang timbul karena adanya hipervolemia di samping sintesis eritropoetik yang
menurun.
7. Tatalaksana
Medikamentosa
Antibiotik untuk eradikasi bakteri:
Amoxicillin 50 mg/KgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari, bila alergi
dapat diberikan Eritromisin dosis 30mg/KgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
Diuretik apabila disertai retensi cairan dan hipertensi
Suportif
Edukasi pasien tentang penyakit
Tirah baring
Diet rendah protein dan rendah garam apabila terjadi penurunan fungsi ginjal dan
hipertensi
155 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
SINDROM NEFROTIK
DEFINISI
Suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh kelainan glomerular, ditandai dengan edema,
proteinuria, hypoalbuminemia, hyperlipidemia serta lipiduria.
EPIDEMIOLOGI
156 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5
- Secondary Membranoproliferative Glomerulonephritis berhubungan dengan
beberapa keadaan seperti infeksi (Hepatitis B dan C, syphilis, malaria), Ca (kolon,
lambung, ginjal), autoimmune disease (SLE, Rheumatoid arthritis), dan beberapa
penyakit sistemik lainnya.
GEJALA KLINIS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
TATALAKSANA
157 | S M A R T M O D U L E 2 0 1 5