NEFRITIK AKUT
OLEH :
dr. ANGELA PERMERA TUBUQ
PEMBIMBING :
Dr. dr. Krisni Subandiyah, Sp. A (K)
PENDAHULUAN
gejala klinik berupa istilah GNA dan SNA (GNA): suatu istilah yang
sering digunakan lebih bersifat umum dan
proteinuria,
secara bergantian.2 lebih menggambarkan
hematuria,
GNA merupakan istilah suatu proses histopatologi
azotemia, red blood
yang lebih bersifat berupa proliferasi &
cast, oliguria &
histologik, sedangkan inflamasi sel glomeruli
hipertensi (PHAROH) akibat proses imunologik
SNA lebih bersifat klinik
Penyakit atau keadaan yang
digolongkan ke dalam SNA
GNAPS Simtomatik :
5. OLIGURIA
6. GEJALA KARDIOVASKULAR
5-10% kasus GNAPS dengan
produksi urin kurang dari 350 Gejala kardiovaskular yang
ml/m2 LPB/hari.
paling penting adalah
Terjadi bila fungsi ginjal menurun
atau timbul kegagalan ginjal akut. bendungan sirkulasi (20-
timbul dalam minggu pertama dan 70% kasus GNAPS).
menghilang bersamaan dengan Bendungan bukan karena
timbulnya diuresis pada akhir hipertensi atau miokarditis,
minggu pertama. tetapi diduga akibat retensi
Oliguria bisa pula menjadi anuria
Na dan air sehingga
yang menunjukkan adanya
kerusakan glomerulus yang berat terjadihipervolemia.
dengan prognosis yang jelek. Edema Paru
KELAINAN LABORATORIUM
URIN
PROTEINURIA
Proteinuria < ++, jarang terjadi sampai dengan +++.
Proteinuria +++ pertimbangkan adanya gejala sindrom nefrotik atau hematuria
makroskopik.
> 6 bulan masih terdapat proteinuria disebut proteinuria menetap (kemungkinan suatu
glomerulonefritis kronik yang memerlukan biopsi ginjal)
HEMATURIA
DARAH
Aktivitas komplemen
Reaksi serologis Laju endap darah
antistreptolisin O (ASO), C3 mulai menurun selama fase akut
antihialuronidase (AH ase) dan atau dalam minggu pertama umumnya meninggi pada fase
perjalanan penyakiT
antideoksiribonuklease (AD Nase- akut dan menurun setelah
cC3 normal sesudah 4-8 minggu
B) gejala klinik menghilang.
timbulnya gejala-gejala penyakit.
dimulai pada hari ke-10 hingga 14
> 8 minggu kadar komplemen C3 ini
sesudah infeksi streptokokus dan
masih rendah, menunjukkan suatu
mencapai puncaknya pada minggu
proses kronik yang dapat dijumpai
ke- 3 hingga 5 dan mulai menurun
pada glomerulonefritis membrano
pada bulan ke-2 hingga 6.
proliferatif atau nefritis lupus
DIAGNOSIS GNAPS
EDEMA PARU
2. DIET
Bila edema berat, diberikan makanan tanpa garam,
sedangkan bila edema ringan, pemberian garam
dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari.
Protein dibatasi bila kadar ureum meninggi, yaitu
sebanyak 0,5-1 g/kgbb/hari
asupan cairan = jumlah urin + insensible water
loss (20-25 ml/kgbb/ hari) + jumlah keperluan
cairan pada setiap kenaikan suhu dari normal (10
ml/kgbb/hari)
PENGOBATAN
4. SIMTOMATIK
3. ANTIBIOTIKA
1. Bendungan sirkulasi : edema berat atau tanda-tanda edema paru akut,
harus diberi diuretik, misalnya furosemid. Bila tidak berhasil, maka
Golongan penisilin diberikan dilakukan dialisis peritoneali
untuk eradikasi kuman, yaitu 2. Hipertensi : hipertensi sedang kaptopril (0,3-2 mg/kgbb/hari) atau
Amoksisilin 50 mg/kgbb furosemid atau kombinasi keduanya. Nifedipin secara sublingual dengan
dibagi dalam 3 dosis (10 hari) dosis 0,25-0,5 mg/kgbb/hari yang dapat diulangi setiap 30-60 menit bila
Eritromisin dosis 30 diperlukan. Hipertensi dengan gejala serebral (ensefalopati hipertensi)
mg/kgbb/hari (bila alergi dapat diberi klonidin (0,002-0,006 mg/kgbb) yang dapat diulangi hingga 3
golongan penisiline) kali atau diazoxide 5 mg/ kgbb/hari secara intravena (I.V)
3. Gangguan ginjal akut : pembatasan cairan, pemberian kalori yang cukup
dalam bentuk karbohidrat. Bila terjadi asidosis harus diberi natrium
bikarbonat dan bila terdapat hiperkalemia diberi Ca glukonas atau
Kayexalate untuk mengikat kalium
PEMANTAUAN