(GLOMERULONEFRITIS
AKUT PASCA
STREPTOKOKUS)
DEFINISI
ENVIRONMEN
HOST
T
• Urin
• Hematura mikroskopik
• Adanya eritrosit dalam urin. Terdapat torak eritrosit. Menunjukan
adanya suatu peradangan glomerulus (glomerulonefritis)
• Proteinuria
• Berkisar antara – sampai dengan ++.
• Bila terjadi +++ pertimbangkan gejala sindrom nefrotik / hematuria
makroskopik.
• Proteinuria biasanya , 2gram/ m2 LPB/ 24 jam.
• Darah
• Reaksi serologis
• Timbul antibodi seperti antistreptolisin O (ASO) dimana paling sering
diperiksa, antihialuronidase ( AH ase) dan antideoksiribonuklease (AD Nase –
B)
• Kenaikan titer terjadi hari ke 10 hingga 14 sesudah infeksi streptokokus dan
mencapai punckanya di minggu ke 3-5, menurun pada bulan ke 2 – 6
• Aktivitas komplemen
• Komplemen serum hampir selalu menurun pada GNAPS karena berperan
dalam proses ag – ab sesudah infeksi streptokokus.
• Yang sering diperiksa komplemen C3 (B1 C Globulin. Kadar C3 menurun
selama fase akut dalam minggu pertama, lalu normal sesudah 4-8 minggu
timbulnya gejala – gejala penyakit.
• Laju endap darah
• Meninggi pada fase akut. Menurun setelah gejala klinik
menghilang.
• Tidak dapat digunakan sebagai parameter kesembuhan GNAPS
DIAGNOSIS BANDING
Glomerulonefritis
Rapid progressive
kronik
glomerulonefritis
eksaserbasi akut
Istirahat
Diet
Antibiotik
Simptomatik
TATALAKSANA
1. Istirahat
2. Diet
edema berat -> diberikan makanan tanpa garam
edema ringan, pemberian garam dibatasi sebanyak 0,5-1 g/hari
Protein dibatasi bila kadar ureum meninggi, yaitu sebanyak 0,5-1 g/kgbb/hari
3. Antibiotik
golongan penisilin diberikan untuk eradikasi kuman, yaitu Amoksisilin 50
mg/kgbb dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari.
Jika terdapat alergi terhadap golongan penisilin, dapat diberi eritromisin dosis 30
mg/kgbb/hari.
TATALAKSANA
4. Simptomatik
- Bendungan sirkulasi
Bila terjadi edema berat atau tanda-tanda edema paru akut, harus diberi diuretic, misalnya furosemide. Bila tidak berhasil, maka
dilakukan dialysis peritoneal
- Hipertensi
Hipertensi ringan: istirahat cukup dan pembatasan cairan yang baik, tekana darah bias kembali normal dalam waktu 1 minggu.
Hipertensi sedang/ berat (tanpa tanda-tanda serebral): Captopril (0,3 – 2 mg/kgbb/hari) atau furosemide atau kombinasi keduanya.
Hipertensi berat/hipertensi dengan gejala serebral (ensefalopati hipertensi): klonidin (0,002-0,006 mg/kgbb) dapat diulangi hingga
3 kali diazoxide 5 mg/ kgbb/hari secara intravena (I.V). Kedua obat tersebut dapat digabung dengan furosemid (1 – 3 mg/kgbb).
KOMPLIKASI
Ensefalopati Hipertensi
Edema Paru
Posterior leukoencephalopathy
PROGNOSIS
5-10%
85-95% (Anak)
(Glomerulonefritis
Sembuh sempurna
Prognosis kronik)
GNAPS
50-75% (Dewasa) 15-30%
Sembuh sempurna (kronik)
TERIMA KASIH