Anda di halaman 1dari 103

1

PEMERIKSAAN NEUROLOGI
Dr. Dwi Kusumaningsih,SpS
2 Pemeriksaan Kesadaran
Kesadaran Glasgow Coma Scale (GCS)
3
POIN EYE VERBAL MOTORIC

1 Tidak ada respon Tidak ada respon Tidak ada respon

2 Buka mata dengan Hy mengeluarkan Ekstensi


rangsang nyeri suara ( mengerang) (decerebrate)
3 Buka mata dengan Membentuk kata Fleksi
rangsang suara bukan kalimat (decorticate)
4 Buka mata spontan Buat kalimat tapi ada Menghindar dr
disorientasi rangsang nyeri
5 Orientasi baik Melokalisir nyeri

6 Mengikuti
perintah
4 Pemeriksaan Meningeal sign
Meningeal Sign
5

Nuchal rigidity dan Brudzinski I


Pasien tidur terlentang tanpa bantal, digerakkan
kepala ke samping kiri/ kanan terlebih dahulu (ada
tahanan atau tidak),
bila tidak ada tahanan , fleksikan leher sampai
menyentuh dagu
Sekaligus periksa Brudzinski I dengan melihat fleksi
pada kedua tungkai pasien
Meningeal..
6

Brudzinski II (tanda tungkai kontralateral)


Penderita terlentang, tungkai yg akan dirangsang
difleksikan pada sendi lutut, kemudian tungkai atas
difleksikan pada sendi panggul
Jika timbul gerakan reflektorik berupa fleksi tungkai
kontralateral pada sendi lutut dan panggul tes
positif
Brudzinski III
Penekanan pada pipi kedua sisi tepat di bawah os
zygomaticus, akan disusul fleksi reflektorik pada kedua
siku dan kedua lengan
Meningeal..
7

Brudzinski IV
Penekanan pada simpisis pubis disusul oleh
timbulnya gerkan reflektorik pada kedua tungkai
pada sendi lutut dan panggul
Kernig
Fleksikan tungkai atas pada sudut 90o terhadap
badan dan fleksikan 90o terhadap tungkai atas, lalu
ekstensikan (gerakan ke atas) pada tungkai bawah
pada sendi lutut
Bila kurang dari 135o penderita nyeri atau ada
tahanan atau terdapat fleksi pada tungkai
kontralateral positif
BRUDZINSKI NECK SIGN
8
KERNIG SIGN
9

1350

900
10 Pemeriksaan Nervi Kranialis
Nervus Olfaktorius
11

Pemeriksaan bau
syarat : tidk ada hambatan, tidak ada atropi, dan
penderita sadar baik (GCS 456)
Bahan tidak iritatif , biasanya tembakau, kopi, vanili,
teh, jeruk.
Cara diperiksa masing2 hidung, penderita disuruh tutup
mata
Nervus Opticus
12

Terdiri pemeriksaan:
Tajam penglihatan (visual acquity)

Lapangan pandang (visual field)

Pemeriksaan warna

Funduskopi
Nervus opticus..
13

Tajam penglihatan
Menggunakan Snellen Eye chart (6 meter)
Menggunakan jari tangan (normal dapat dilihat dlm
jarak 60 meter), lambaian tangan (normal : jarak 300
meter), cahaya lampu (jarak tak terhingga), dan bila
tidak dapat melihat sama sekali berarti buta total.

Lapangan penglihatan
Tes konfrontasi , normalnya untuk penglihatan atas
(superior ) : 60o , inferior : 75o, temporal : 100o, nasal :
60o.
Metode Konfrontasi
14
15
Nervus II
16

Pemeriksaan warna
menggunakan tes ishihara
menggunakan benang wol berwarna (ps diminta untuk
mengambil warna pada kumpulan benang wol
berwarna.
Pemeriksaan funduskopi
Mata yg tdk diperiksa di tutup dg tangan penderita.
Penderita diminta melihat jauh ke depan. Tangan kiri
pemeriksa melakukan fiksasi dahi penderta, sdgkan
ophtalmoskop dipegang tangan kanan dilakukan
penyinaran 15o dari nasal.
17
18

Papil normal Hypertensive retinopathy stg III


Nervus okulomotorius, troklearis dan
abdusens ( nervus III, IV dan VI)
19

Pemeriksaan kedudukan bola mata saat diam


Pemeriksaan gerakan bola mata
Pemeriksaan celah mata (ptosis)
Pemeriksaan pupil
Bentuk, lebar, dan perbedaan lebar
Reaksi cahaya langsung dan konsensuil
Reaksi akomodasi dan konvergensi
gerakan bola mata
20
Nervus Trigeminus (Nervus V)
21

Sensorik
Distribusi perifer : nervus V-1, V-2, V-3
Distribusi segmental : onion shape
Nervus V
22

Motorik
Merapatkan gigi ( m. masseter dan m. temporalis
bandingkan kanan dan kiri)
Buka mulut (m. pterygoideus eksernus) bila parese
deviasi ke sisi otot yg lesi
Menggerakkan rahang dari sisi ke sisi melawan
tahanan
Menggigit tongue spatel kayu dg gigi geraham
Nervus V
23

Refleks
Jaw, Masseter atau mandibular reflex
Reflek kornea
Sternutatory (nasal, sneeze) reflex
Nervus Fasialis (nervus VII)
24

Pemeriksaan motorik otot- otot wajah


Pemeriksaan rasa 2/3 anterior lidah
Pemeriksaan fungsi sekresi
Pemeriksaan Reflek
Pemeriksaan motorik otot- otot wajah
25

Pada kondisi diam :


dibandingkan apakah ada asimetri pada lipatan dahi,
sudut mata, lipatan nasolabial, dan sudut mulut.

Pada kondisi bergerak :


mengangkat alis, amati gerakan alis dan derajat
kerutan dahi, menutup mata, mengerutkan alis,
mengembungkan pipi, bersiul, tersenyum.
26
27
Pemeriksaan rasa 2/3 anterior lidah
28

Dengan cairan Bornstein : 4% glukosa utk manis, 1%


asam sitrat utk asam, 2.5% sodium klorida utk rasa asin,
dan 0.075% quinine HCl utk pahit
Aplikator dicelupkan ke zat (gula) kemudian di oleskan
disatu sisi lidah kemudian diratakan. Pasien akan
mengidentifikasikan rasa ini dalam kurang dari 10 detik.
Diantara tiap tes pasien diminta berkumur.
Pemeriksaan fungsi sekresi
29

Tes Schirmer
Lakmus merah ukuran 5x50 mm ditempatkan di

kantung konjuntiva inferior dan dibiarkan selama 5


menit. Kemudian diukur panjang lakmus yang basah
dalam satuan millimeter.
Normal : lakmus berubah menjadi biru 20-30 mm
Pemeriksaan Reflek
30

Refleks stapedius
Stethosscope loudness balance test
Dilakukan dgn memasang stetoskop pd telinga
penderita, kemudian dilakukan pengetukan lembut
diafragma stetoskop atau dgn menggetarkan frekuensi
256Hz di dekat stetoskop
Nervus Vestibulocochlearis (Nervus VIII)
31

Pemeriksaan pendengaran
Pemeriksaan keseimbangan
Pemeriksaan pendengaran
32

Untuk menilai adanya tuli konduksi atau tuli


persepsi
Dilakukan dgn :
Suara bisik
Arloji
Garputala :
Tes weber
Tes rinne
Tes schwabach
Tes Weber

Tes Rinne

33
Pemeriksaan keseimbangan
34

Vertigo dengan hallpike maneuver


Nistagmus dengan hallpike maneuver
Tes kalori :
Dingin menggunakan suhu 30oC dan hangat dengan
suhu 42oC
Timbul nistagmus dg rangsangan dingin : fase cepat ke
sisi kontralateral, sdgkn rangsangan hangat nistagmus
searah dengan rangsangan (COWS)
hallpike maneuver

35
Nervus Glossopharyngeus dan Nervus Vagus
(Nervus IX dan X)
36

Inspeksi oropharing dalam keadaan istirahat


Inspeksi orofaring dlm keadaan berfonasi
Vernet Rideau Phenomenon
Refleks:
Refleks muntah
Refleks oculo-cardiac
Refleks carotico-cardiac

Sensorik pengecapan 1/3 bagian belakang lidah


Suara (serak/parau)
Menelan
37
38
Nervus Accesorius (nervus XI)
39

Pemeriksaan m. trapezius :
Penderita
disuruh mengangkat bahu dan pemeriksa
menahannya

Pemeriksaan m. sternokleidomastoideus:
Penderita memalingkan kepala ke arah kanan utk
memeriksa strenokleidomastoideus kiri dengan tangan
penderita menahannya.
Nervus XII
40

m. Trapezius m. sternokleidomastoideus
Nervus Hipoglossus (nervus XII)
41

Pemeriksaan otot lidah dalam keadaan :


Diam :

Bila terdapat paresis sisi kiri, maka lidah akan deviasi


ke kanan yaitu ke sisi sehat
Bergerak :
Saat menjulurkan lidah, pd parese kiri maka otot lidah
akan deviasi ke kiri
42
43 Pemeriksaan Sensorik
Sensasi Eksteroseptif
44

Sensasi Nyeri Dan Suhu


Nyeri :
Alat yg dipakai berupa jarum biasa, peniti, jarum pentul
Mata penderita tertutup
Tekankan pda kulit penderita seminimal mungkin spy tidak
terjadi perlukaan
Penderita ditanya apakah anda merasakan ini? Apakah
ini runcing?
Rangsangan dilakukan dg ujung dan kepala jarum
bergantian, penderita diminta utk menyatakan sensasinya
Juga ditykan apakah terdpat perbedaan intensitas pd
daerah yg berbeda.
Sensasi Nyeri Dan Suhu.
45

Suhu :
Alat yg dipakai : tabung yg diisi air dingin dan air
panas, dingin dg suhu 5 10o C ; panas suhu 40-45o C
Penderita sebaiknya berbaring
Mata penderita tertutup
Tabung dicobakan terlebih dahulu pd pemeriksa
Tabung ditempelkan pada kulit penderita dan
penderita diminta untuk menyatakan apakah yg terasa
dingin atau panas
46

Sensasi Taktil
Alat yg dipakai : kuas halus, kapas, bulu, tissue
Stimuli harus seringan mungkin, jangan memberi
tekanan pada jaringan subkutan
Penderita diminta utk menyatakan ya atau tidak
apabila ia merasakan atau tidak merasakan
rangsangan, dan pederita juga diminta utk
menyatakan bagian tubuh mana yg dirangsang.
47

Nyeri Taktil
Propioseptik
48

Gerak /posisi
Tes dilakukan dalam keadaan mata tertutup
Pd saat memberikan instruksi pasien dlm keadaan
mata terbuka utk melihat respon yg diharapkan sblm
diberikan tes.
Pemeriksa memegang jari yg rileks dan menjauhkan dr
jari yg lain sejajar dgn bidang gerak
Kemudian jari digerakkan naik atau turun, dan pasien
diminta untuk menentukan arah gerakan dari posisi
semula
49
50

Getar
Alat yg dipakai : garpu tala frekuensi 128 Hz atau
256 hz
Getarkan gapu tala
Kemudian pangkal garpu tala segera ditempelkan
pada bagian tubuh tertentu dan dipertahankan hingga
pasien tidak merasakan getaran
lakukan pemeriksaan pada sisi satunya yang homolog
51
Propioseptik..
52

Tekan
Alat yang dipakai : benda tumpul atau menggunakan
ujung jari
Penderita berbaring dgn mata tertutup
Benda tumpul ditempelkan atau disentuhkan lebih kuat
terhadap kulit
Penderita diminta untuk menyatakan apakah ada
tekanan dan sekaligus diminta utk mengatakan daerah
mana yg ditekan
Fungsi Sensoris Cerebral / Kombinasi
53

Stereognosis
Barognosis
Graphestesia
Two point tactile discrimination
Sensory Extinction atau Innatention
Loss of body image
54

Stereognosis Graphestesia
55

Two Point atau Spasial Discrimination


kemampuan untuk membedakan dalam keadaan mata
tertutup adanya stimulasi satu titik atau dua titik pada
kulit
Dilakukan penusukan pd 2 tempat pd saat yg
bersamaan dgn menggunakan alat two-point
diskriminator atau klip berbentuk V
Ditanyakan apakah satu atu dua titik
56

Sensory Extinction
Adalah hilangnya kemampuan utk merasakan dua
stimuli sensoris yg bersamaan
Pd saat bersamaan, pd sisi tubuh yg sepadan,
kemudian tanyakan kpd pasien, bag mana yg dia
rasakan.
Extinction tjd bila salah satu tdk dirasakan
57

Loss of body image


Adalah ketidakmampuan mengidentifikasikan bag
tubuh, orientasi bag tubuh, pemahaman hubungan tiap
bagian tubuh.
Kita tanyakan tangannya ada berapa, kakinya, pd
pasien dg Loss of body image akan menjawab satu
saja neglect / pengabaian
A. Hilangnya hemisensoris karena adanya lesi di hemisfer
B. Hilangya sensoris nyeri dan suhu yang menyilang karena
lesi di medula lateral
C. Lesi di spinal cord setinggi midthoracic
D. Hilang nya sensori nyeri dan suhu karena siringomielia
58
E. Hilangnya sensoris distal, simetris disebabkan karena
neuropati perifer
F. Brown sequard syndrome.
G. Hilangnya sensoris dermatomal karena radikulopati cervical
H. Hilangnya sensoris dermatomal karena radikulopati
lumbosakral
59
60 Pemeriksaan Motorik
Motorik
61

Observasi dan palpasi


Tonus :
Penderita harus rileks, untuk mendapatkan kondisi tsb,
dapat dikerjakan dengan mengajak penderita
berbincang sambil dilakukan pemeriksaan tonus
Kekuatan otot
Table Grading of muscle power according to the system
suggested by the Medical Research Council.
62

Grade Muscle Power

5 Normal power

4 Active movement against resistance and gravity

3 Active movement against gravity but not


resistance
2 Active movement possible only with gravity
eliminated
1 Flicker or trace of contraction

0 No contraction
Pemeriksaan Deltoid.
Pasien diminta
mengabduksi
lengannya melawan
tahanan, kontraksi otot
dapat dilihat dan
diraba

Musculus Deltoid
diinervasii oleh C5
lewat nervus axillary

63
Pemeriksaan Biceps
Brachii. Dilakukan fleksi
lengan bawah melawan
tahanan. Kontraksi dapat
dilihat dan diraba
Musculus Biceps Brachii
diinervasi oleh C5 dan
C6 melalui nervus
Muskulokutaneus

64
Pemeriksaan Brachioradialis.
Dilakukan fleksi lengan bawah
yang semipronasi (jempol
keatas) melawan tahanan.
Kontraksi otot dapat diamati
dan diraba.
M.Brachioradialis diinervasi oleh
nervus radialis dari akar syaraf
C5 dan C6

65
Ekstensi Lengan bawah.
Lengan bawah disedikit
fleksikan , kemudian
diekstensikan melawan
tahanan. Kontraksi otot
triseps dapat dilihat dan
diraba. Otot Triseps
diinvervasi oleh C6-C7
melalui nervus Radialis

66
Fleksi dari pergelangan.
Fleksi telapak tangan pd
pergelangan melawan
tahanan, tendon dari
fleksor carpi radialis
dan flexor carpi ulnaris
dapat terlihat dan
teraba

67
Pemeriksaan Fleksor paha atas.
Pasien diminta memfleksikan
paha atas melawan tahanan
dan lutut difleksikan dan
tungkai berada pada tangan
pemeriksa.
Otot hamstring diinervasi oleh
L5-S1 melalui nervus Sciaticus

68
Pemeriksaan Sartorius.
Dengan paha fleksi dan
berotasi lateral dan lutut
setengah fleksi, pasien
diminta memfleksikan lagi
melawan tahanan

69
Pemeriksaan ekstensi tungkai pada lutut. Pasien
berbaring telentang diminta untuk
mengekstensikan tungkai pada lutut melawan
tahanan. Kontraksi quadricep femoris dapat
dilihat dan diraba
Diinervasi oleh L3-L4 memlui nervus femoralis
70
Pemeriksaan plantar fleksi kaki. Pasien diminta
plantar fleksi kaki pada sendi tumit dengan
melawan tahanan, kontraksi gastroknemeus dan
otot yang terkait dapat dipakai dan diraba.
Diinervasi oleh L4-L5 melalui nervus peroneus

71
Pemeriksaan dorso fleksi (ekstensi) kaki. Pasien
diminta mendorsofleksikan kaki melawan tahanan.
Kontraksi dari tibialis anterior dapat di lihat dan
diraba. Diinervasi oleh S1-S2 melalui nervus tibialis

72
Pemeriksaan Refleks
73

Reflek Superfisial (Kulit)


Deep Tendon and Muscle Stretch Refleks
Reflek Patologis
Refleks Superfisial
74

Refleks dinding perut


Refleks Superfisial
75

Reflek Cremaster
Reflek ini dihasilkan dengan mencoret atau
menggores ringan atau mencubit kulit pada paha
atas bagian dalam
Respon : normal terjadi kontraksi otot kremaster
dengan elevasi homolateral testis
Inervasi : saraf ilioinguinal dan genitofemoral (L1-
L2).
Reflek ini dapat menghilang pada laki-laki tua,
penderita hidrocele atau varicocele, atau pada
orchitis atau epididymitis.
Refleks Superfisial
76

Reflek Gluteal
Dihasilkan dengan menggores kulit pada pantat

Respon : kontraksi otot-otot gluteal

Inervasi : otot-otot gluteal diinervasi oleh nervus gluteus


inferior( L4-S2), dan kulit disekelilingnya diinervasi oleh
cabang cutaneus dari rami posterior nervus lumbal dan
sacral.
77

Reflek Plantar
Dengan menggores permukaan telapak kaki dari tumit
ke atas
Respon : normal pada individu usia lebih dari 12-18
bulan, diikuti plantar fleksi dari kaki dan jempol kaki
Refleks Superfisial
78

Reflek Superficial Anal


Dilakukan dengan menggores kulit atau membran
mukosa di regio perianal
Respon : kontraksi dari spinkter eksterna
Inervasi : reflek ini dimediasi nervus hemorroidal
inferior ( S2-S5)
Deep Tendon and Muscle Stretch Refleks
79

Nilai Respon

0 Tidak ada gerakan sendi dan kontraksi

+1 Bila terdapat kontraksi saja

+2 Terdapat kontraksi dan gerakan sendi

+3 Respon sama dg +2 lebih meningkat dan


ada perluasan
+4 Sama dengan +3 dan terdapat klonus
80

Refleks bisep Refleks Trisep


81

Refleks Brachioradialis
82

Reflek Patella
83

Reflek Achiles
Refleks Patologis
84

Ekstremitas Atas

Hoffman dan Tromner sign


85

Reflek Grasp (menggenggam)


Jari pemeriksa ditempatkan pada tangan pasien,
khususnya diantara jempol dan telunjuk
akan terjadi fleksi lambat dari jari-jari. Jari-jari
pasien akan mengelilingi jari pemeriksa dengan
menggenggam lembut yang masih bisa direlakskan
dengan perintah
86

Reflek Palmomental
Refleks ini dibangkitkan dengan cara menorehkan
benda tumpul pada thenar eminence, bisa dari arah
pergelangan menuju jempol atau sebaliknya
Positif bila ada kontraksi otot-otot orbicularis oris dan
mentalis dengan sedikit retraksi dan peningkatan sudut
mulut sebagai respon dari goresan atau torehan dari
telapak tangan dari tangan ipsilateral
Ekstremitas Bawah
87

Babinski Rossolimo
88

Klonus
89 PEMERIKSAAN FUNGSI CEREBELLUM
Pemeriksaan Koordinasi
90

Disinergia
Menyuruh ps menggambil gelas, menggambar
lingkaran
Disdiadokokinesia :
Tidak dapat melakukan gerakan bolak balik
Dismetria
Tidak mampu mengukur ketepatan gerakan
Tes finger to nose, finger to finger
Rebound phenomenon
Scanning speech
Pemeriksaan keseimbangan
91

Sikap duduk : trunkal ataxia


Sikap berdiri :
Wide base
Romberg

Berjalan
Tandem walking

Tonus : pendular
Tremor : intention tremor, tremor terjd pd akhir
gerakan
92
Finger to nose test
Figure 2: Finger-to-nose test. A. Normal: Smooth trajectory throughout
movement. B. Cerebellar hemisphere dysfunction: Tremor increases in
amplitude as finger approaches target. C. Parkinsonian: Tremor may be
present at initiation of movement, but smoothes out as finger
approaches target. D. Essential tremor: Low-amplitude fast tremor
93 throughout trajectory, may worsen as finger approaches target.
Heel to shin test

94
95
Pendular sign
Rebound phenomenon
96
Tandem gait

97
Romberg test
98
99 Pemeriksaan Sistem Otonom
Sistem otonom
100

hipotensi ortostatik,
keringat yang abnormal,

disfungsi gastrointestinal dan atau traktus


genitourinari.
Tes Perspirasi
101

Tujuan : menentukan letak topis lesi di medula spinalis


Persiapkan ruangan , alat dan bahan

Ruangan suhu 37o C dan kelembaban 40-50o C

Sediakan alat penutup badan khusus

Solusio yodium 2%, tepung amilum, tablet


parasetamol
Pasien melepas seluruh pakaian

Tubuh penderita diolesi dengan yodium 2% dan

tunggu sampai kering


102

Setelah kering, tubuh penderita ditaburi tepung amilum


Penderita minum tablet parasetamol 500mg
Penderita dimasukkan ke dalam alat khusus penutup
badan selama 60 menit
Normal : tjd perubahan warna tepung amilum menjadi
warna ungu pd daerah yang diolesi yodium 2% dan
ditaburi tepung amilum.
Interpretasi :
Jk terjadi ggn berkeringat, tdk terjadi perub warna
Perbatasan warna putih dan ungu merupakan topis lesi yg
dicari
103

Anda mungkin juga menyukai