GLOMERULOPATI
Glomerulopati Glomerulonefritis
Proses inflamasi pada glomeruli dengan
etiologi, patogenesis dan patofisiologi,
perubahan histopatologi ginjal berlainan
dengan presentasi klinis hampir seragam
Penyebab utama gagal ginjal terminal
GN primer : penyakit dasar pada ginjal
GN sekunder : kelaianan ginjal akibat
penyakit sistemik, mis: SLE
Etiolo
gi
Primer
Glomerulonefritis membranosa
SN kelainan minimal
FSGS
GN membranoproliferatif
GN proliferatif lainnya (fokal,
mesangial, Nefropati Ig A)
Sekunder (Penyakit Sistemik)
DM, Amiloidosis, SLE
Anak
95 %
Dewasa
60%
5
65
10
10
10
30 40
10 15
15 35
7 10
15- 25
5%
40 %
35 %
5%
klasifikasi
Klasifikasi Klinis
Kelainan urin tanpa keluhan
Sindrom nefrotik
Sindrom nefritik akut
Sindrom nefritik kronik (glomerulonefritis
kronik)
Sindrom rapidly progresive
glomerulonephritis (RPGN)
klasifikasi
Klasifikasi Lesi histopatologi ginjal
Lesi
Lesi
Lesi
Lesi
Lesi
Lesi
Lesi
Lesi
minimal
Glomeroloskelorosis fokal segmental
mesangioproliferatif
proliferatif akut
membranoproliferatif
membranosa
bulan sabit
glomeruloskelorosis
klasifikasi
Klasifikasi etiologi dan patogenesis
glomerulopati
Penyakit imunologi
Penyakit metabolik
Penyakit vaskular
Disseminted intravascular coagulopathy
(DIC)
Penyakit herediter
Patogenesis tidak diketahui
IMUNOPATOGENESIS
circulating immune complex
atau
terbentuknya
deposit
kompleks imun secara in-situ pd
membran basal glomerulus dan
cell- mediated immunity
KERUSAKAN GLOMERULUS: bisa
akibat; sel inflamasi, mediator
inflamasi, komplemen dan akibat
imunitas selular mel sel T yg
tersensitisasi
urinalisis
fungsi ginjal
serum albumin
profil lemak
gula darah.
Pem serologi sesuai kecurigaan: ASTO, C3, C4,
ANA dan Anti ds DNA, antibodi anti-GBM. Bila
diperlukan jg trhdp Virus Hep B atau C dll.
kdg-kdg diperlukan USG ginjal atu biopsi ginjal
dan histopatologis atas indikasi
TATALAKSANA GN
Sindrom NEFROTIK
SN : suatu sindrom klinik yang ditandai dg
1.
proteinuria masif ( 40 mg/m2
LPB/jam
atau ratio protein kreatinin pada urin
sewaktu > 2mg/ml atau dipstik 2+
2. Hipoalbuminemia 2,5 gr/dL
3.
Edema
4.
dapat disertai kolesterolemia
ETIOLOGI
1. Kongenital:
SN yang timbul dalam umur < 3 bulan
2. Primer/idiopatik:
SN yang berhubungan dengan penyakit glomerular, tidak
diketahui sebabnya, tidak menyertai penyakit sistemik
3. Sekunder:
SN yang diketahui penyebabnya atau bagian penyakit
sistemik:
penyakit keturunan dan metabolik
penyakit imunologis (lupus eritematosus sistemik,
purpura Henoch
Schoenlein)
infeksi (hepatitis B, malaria, sifilis, streptokokus),
toksin dan alergen
neoplasma (tumor paru, limfoma malignum, dll),
lain lain.
13
KLASIFIKASI
Pengobatan awal SN: prednison
Respons pengobatan berbeda klasifikasi SN
berdasarkan respons terhadap steroid.
Klasifikasi:
- sindrom nefrotik sensitif steroid (SNSS)
- sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS)
Remisi:
minggu
Relaps:
16
17
18
20
Pada SN
disfungsi limfosit T sistemik yang
mengeluarkan
sitokin toksik terhadap MBG
(Shalhoub,1974)
Sitokin menyebabkan:
perubahan muatan negatif heparan sulfat
proteoglikan dan ukuran pada MBG
hilangnya
reaksi penolakan MBG terhadap
protein plasma
distorsi atau lepas foot processes podosit.
kelainan epitel fokal aliran plasma
melewati
MBG gundul menyebabkan proteinuria
Kelainan nefrin dan neph1 kelainan
integritas
21
GAMBARAN KLINIS
Sindrom nefrotik ditandai:
proteinuria
edema: palpebra atau pretibia
skrotum
asites
efusi pleura
oliguria
nafsu makan berkurang
hematuria
hipertensi
Hipertensi disebabkan sekresi renin,
aldosteron, hormon vasokonstriktor sebagai
respons terhadap hipovolemia
22
Proteinuria:
Lepasnya foot processes podosit dari MBG
aliran plasma melewati MBG tanpa foot
processes.
Pengurangan muatan anion MBG pasase
protein plasma bermuatan negatif melalui
filter
Pembesaran ukuran slit pore, menurunnya
muatan anionik MBG, atau kombinasi
permeabilitas kapiler glomerulus
akibat perubahan sawar filtrasi glomerulus.
23
Hipoalbuminemia:
albuminuria
katabolisme albumin
masukan albumin dan
IgG
transferin
antitrombin III
plasminogen
antiplasmin
faktor B
high density lipoprotein (HDL)
lecithine-cholesterol acyltransferase
vitamin D binding protein
thyroxin binding globulin
metal binding protein
transkortin, dll
24
EDEMA
25
Hiperlipidemia:
kadar kolesterol, trigliserida, fosfolipid, asam
lemak
low density lipoprotein (LDL) dan very low density
lipoprotein (VLDL)
high densilty lipoprotein (HDL) plasma: biasanya
normal
akibat
26
Laboratorium:
Proteinuria massif (proteinuria > 40 m/m2LPB/jam
atau rasio protein/kreatinin > 2 mg/mg
atau dipstik protein > 2+)
Hipoalbuminemia (albumin < 2,5 g/dL)
dengan rasio albumin/globulin terbalik
Hiperkolesterolemia
Fungsi ginjal: umumnya normal
kreatinin dan ureum darah: 32%
Hemokonsentrasi: Hb dan Ht:
Trombositosis: 3%
Hematuria: 25%
Lipiduria
27
KOMPLIKASI
Hipovolema
Syok
Gagal ginjal akut
Infeksi
Trombosis
Gangguan elektrolit
Malnutrisi
Pertumbuhan terlambat
28
Infeksi
Strep. Pneumonia dan bakteri Gram negatif.
Selulitis:
- paling sering pada SN, diikuti peritonitis & bakteremia
- kuman stafilokokus
30
Trombosis:
Risiko tinggi trombosis vaskular, terutama v.
renalis
Insidens pada dewasa sekitar 5-54%
Penyebab multifaktor:
- hiperkoagulabilitas
- hipovolemia, imobilisasi, infeksi,
- aggregasi trombosit
- hiperfibrinogenemia
- kelainan zimogen dan kofaktor proses pembekuan
- faktor V, VII, VIII, X, dan XIII
- konsentrasi antitrombin III
- faktor penghambat koagulasi, faktor XI dan XII,
protein C dan S,
- komponen sistem fibrinolitik (aktivator plasminogen
jaringan
dan inhibitor aktivator plasminogen)
- trombositosis
31
Pertumbuhan terlambat
Pemberian steroid mempengaruhi kondrosit
Steroid mempengaruhi aktivitas somatomedin
dan menimbulkan efek inhibitor terhadap
metabolisme
kolagen menghambat
pertumbuhan
Kadar IGF 1 dan 2 plasma rendah tetapi
peranannya dalam hambatan
pertumbuhan
belum jelas
Sekresi hormon pertumbuhan dan gonadotropin
32
Hiperlipidemia:
Faktor risiko aterosklerosis
Malnutrisi:
Terjadi karena hilangnya protein melalui urin
Gangguan elektrolit:
PENGOBATAN SN
1. Pengobatan Inisial
Sindrom Nefrotik
38
4 minggu
4 minggu
Remisi (+)
Proteinuria (-)
Edema (-)
Dosis alternating
(AD)
39
2. SN Relaps
40
SN Relaps
Remisi
FD
AD
41
3. SN Relaps Sering
dan
SN Dependen Steroid
1. Siklofosfamid dan prednison alternating
2. Steroid jangka panjang
3. Levamisol
4. Siklosporin
Cari fokus infeksi: tbc, infeksi di gigi,
kecacingan.
42
Remisi
FD
AD 8 minggu
43
Remisi
FD
AD 12 minggu
1
Tapering off
4
5
6
atau
FD
AD 12 minggu
Tapering off
12 minggu
selang
45
(1)
Relaps pada
Prednison > 1 mg/kgbb AD
atau
Efek samping steroid meningkat
CPA 2-3 mg/kgbb
8-12 hari
Relaps
prednison standar
4. SN Resisten Steroid
47
Prednison AD 6 bulan
Tap off
CPA oral 3 6 bulan
atau
Prednison AD 6 bulan
Tap off
CPA puls 6 bulan
48
Indikasi Rawat
SN dengan:
-
syok
edema anasarka
hipertensi berat
muntah-muntah
gagal ginjal
infeksi berat: peritonitis
49
hematuria nyata
hipertensi
kreatinin dan ureum plasma meninggi
komplemen plasma menurun
PROGNOSIS
Prognosis:
respons thp steroid > patologi anatomi.
Prognosis selama 20 tahun (ISKDC,1978):
SNKM : hanya 4-5% menjadi GGT
GSFS : 25% menjadi GGT dalam 5 tahun
Fakhouri dkk.(2003):
kohort pada SN sensitif steroid:
51
Terima
kasih
NEFRITIS
Definisi : klinis & lab menunjukkan
kerusakan glomerulus hematuria &
hipertensi
Simptom :
Hematuria
Proteinuria
Oliguria
Hipervolemia - Hipertensi
Mediator Imunologi
Glomerular Injury
Etiologi
Didahului oleh infeksi Streptokokus
hemolitikus Grup A
Saluran nafas : tipe M 1, 2, 4, 12, 18, 25
Kulit : tipe M 49, 55, 57, 60.
Nefritogenik : tipe M 12, 25, dan 49
Patogenesis
Aktivasi Komplemen
Manifestasi Klinis
Didahului oleh infeksi sal nafas atau kulit
oleh kuman streptokokus strain
nefritogenik
Onset GNAPS mendadak, masa laten
antara faringitis dan timbul GNAPS 10
hari (1-2 mgg). Pada peny kulit 21 hari
(3-6 mgg)
Gejala sangat bervariasi
Manifestasi Klinis
Edema
Sebagian besar tampak di sekitar mata
Tidak masif seperti SN
Hanya bbp hari, bs menetap 2 mgg
Hipertensi
Hipertensi ringan-sedang 60-80%,
muncul pada awal sakit
5 % hipertensi ensefalopati
Hipertensi ensefalopati
Gejala prodromal, terjadi 12-48 jam
sebelumnya sakit kepala hebat, mual
muntah, gangguan penglihatan berupa
kabur, diplopia sampai buta, kejang umum
atau fokal, bahkan penurunan kesadaran
yang makin berat.
Bisa terdapat defisit neurologik
Bersifat sementara
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisis
- sangat penting untuk diagnosis
- proteinuria berkisar +1 sampai +4
- hematuria mikroskopik (99,3%),
makroskopik (53,6%). Urin merah
kecoklatan seperti coca cola
- mikroskopik eritrosit, leukosit,
epitel renal, torak eritrosit
sel
Darah
- Darah rutin anemia normositik normokrom
- Fungsi ginjal sbgn besar ureum kreatinin
meningkat
- Komplemen C3 rendah
- ASTO, CRP positif atau meningkat
- Elektrolit normal
Penatalaksanaan
Prognosis
GNAPS biasanya sembuh sempurna
Sekitar 1-5% menjadi RPGN
Edema menghilang dlm 5-10 hari
Proteinuria menghilang dlm 2-3 bulan
pertama bs sampai 6 bulan
Hematuria makroskopik (1-3 mgg),
mikroskopik bisa sampai 6 bulan
Kadar C3 normal dlm 8-10 minggu
Terima
kasih