AUTOIMUN
Disusun Oleh:
1.
Riska Indriati S
2.
Hasid Cholief A
3.
Nur Hasiyah
4.
Luluk Safitri
(P1337434114056)
(P1337434114062)
(P1337434114066)
(P1337434114078)
Pendahuluan
Hepatitis autoimun lebih dominan
pada usia muda dengan
perbandingan wanita dengan lakilaki 3,6:1, dan bisa terjadi pada
semua etnik. Data epidemiologi
rata-rata insiden hepatitis
autoimun di Norwegia dan Swedia
1-2 kasus per 100.000 penduduk
pertahun, dengan prevalensi 1117 tiap 100.000 penduduk
pertahun ( Werner M, 2008)
Laporan kasus
Seorang pasien laki-laki usia 22 tahun dirujuk ke Rumah
Sakit Saiful Anwar karena disfungsi hati dengan peningkatan
kadar serum transaminase, AST 757 IU/L dan ALT 345 IU/L.
Hasil temuan histologis setelah biopsi hati menunjukkan
kesesuaian dengan hepatitis autoimun. Pasien sebelumnya
dirawat di rumah sakit dua bulan yang lalu dan didiagnosis
hepatitis akut, akan tetapi kadar serum transaminase terus
meningkat. Hasil pemeriksaan seromarker hepatitis negatif,
dengan hipergammaglobulinemia dan biopsi hati yang sesuai
dengan hepatitis autoimun. Penegakan diagnosis dengan
sistem skoring International Autoimmune Hepatitis Group dari
the American Association for the Study of Liver Disease
(AASLD) 2010 juga menunjukkan kemungkinan diagnosis
autoimun hepatitis. Pengobatan dengan metilprednisolon oral
16 mg perhari dan hepatoprotektor menghasilkan penurunan
kadar serum transaminase dan perbaikan gejala klinis.
Sigit Triyus Priyantoro, Harijono Achmad. Diagnosis of Autoimmune Hepatitis
using International Autoimmune Hepatitis Group Scoring. Volume 14, Number
AIH tipe 2
AIH tipe
3
Patofisiologis Hepatitis
Autoimun
Secara genetik hepatitis autoimun, infeksi
virus pada hati yang bersifat hepatotropik
atau non-hepatotropik mengakibatkan suatu
respon
sel
T
yang
menyebabkan
hepatotoksisitas dan menstimulasi respon
sel B terhadap virus-mediated surface
neoantigens. Selanjutnya NK cells dan MHC
unrestricted
CD8+
killer
cells
akan
mengenali dan membunuh autoantibodycoated liver cells oleh antibody-dependent
cellular cytotoxicity (ADCC), sehingga terjadi
apoptosis hepatosit (Mabee, 2000).
Patofisiologis Hepatitis
Autoimun
Kerusakan hati pada penderita dengan hepatitis
autoimun merupakan hasil dari serangan cell
mediated autoimun. Serangan ini ditujukan pada
hepatosit
yang
secara
genetik
mudah
terpengaruh/rentan. Gambaran aneh dari human
leukocyte antigen (HLA) kelas 2 pada permukaan
hepatosit memfasilitasi presentasi sel hati normal
dipilih untuk proses antigen sel. Aktivasi sel ini ,
secara bergiliran, menstimulasi ekspansi klonal
dari
autoantigen-sensitized
cytotoxic
T
lymphocytes. T limfosit sitotoksik menginfiltrasi
jaringan hati, mengeluarkan cytokines dan
merusak sel hati (Raghuraman, 2002).
Patofisiologis Hepatitis
Autoimun
Penyebab dari gambaran aneh dari
HLA masih belum jelas. Ini mungkin
dicetuskan oleh faktor genetik, infeksi
virus (mis. hepatitis akut A atau B, virus
Epstein-Barr) dan bahan kimia (mis.
interferon, melatonin, alfa metildopa,
oksifenisatin,
nitrofurantoin,
asam
tienilik). Reseptor asialoglikoprotein dan
sitokrom mono-oksigenase P-450 IID6
ditengarai
sebagai
pencetus
autoantigen (Raghuraman, 2002).
Patofisiologis Hepatitis
Autoimun
Pendapat terbaru tentang mekanisme
kerusakan hati autoimun adalah secara
tak langsung melibatkan interaksi
antara CD4+ T limfosit dengan suatu
self-antigenic peptide (Sukerek, 2002).
Penyebab Hepatitis
Autoimun
Penyebab pasti dari AIH belum
diketahui, tetapi diperkirakan adanya
ketidakseimbangan aktifitas limfosit T
CD4 dan CD8. Faktor genetik merupakan faktor predisposisi yang penting
dalam patogenesis AIH.
Virus, bakteri, bahan kimia, obat dan
faktor
genetik
merupakan
faktor
pencetus terjadinya proses autoimun
pada AIH.
Pemeriksaan
Tes laboratorium untuk
mendiagnosa dan
memantauhepatitis dapat
dilakukan dengan cara:
Autoimmune darah serologi
penanda virus Hepatitis
Tes fungsi hati
Biopsi hati untuk memeriksa
kerusakan hati
Pengobatan
Regimen standar yang
direkomendasikan AASLD pada tahun
2002 untuk pengobatan AIH adalah
Prednison atau Predni-solon, dengan
atau tanpa Azathioprine. Kortikosteroid
dan Azathioprine, tunggal atau
kombinasi, memberikan hasil yang baik
saat digunakan sebagai maintenance
regimen pada anak dan dewasa, tetapi
efek samping dan intolerabilitas kedua
obat ini harus diperhatikan.
Transplantasi Hati
Transplantasi hati dipilih bila penyakit
berkembang menjadi penyakit hati
stadium akhir, sirosis dekompensata,
atau bentuk AIH fulminan atau berat,
penderita yang intoleran ataupun
resisten terhadap semua jenis obat.
Bila penderita tidak mencapai remisi
dalam 4 tahun terapi secara terusmenerus, yang beresiko tinggi untuk
mengalami gagal hati sebaiknya
dievaluasi untuk transplantasi hati.
Sumber Pustaka
Werner M, Prytz H, Ohlsson B, Almer S, Bjornsson E,
BergquistA,et al. Epidemiology and the initial presentation of
autoimmune hepatitis in Sweden: a nationwide study. Scand J
Gastroenterol 2008;43:1232-40.
Czaja AJ. Diverse manifestations and evolving treatments of
autoimmune hepatitis. Minerva GastroenterolDietol
2005;51:313-33.
Kogan J, Safadi R, Ashur Y, Shouval D, Ilan Y. Prognosis of
symptomatic versus asymptomatic autoimmune hepatitis: a
study of 68 patients. J ClinGastroenterol 2002;35:75-81.
Vergani D, Choudhuri K, Bogdanos DP, Mieli-Vergani G.
Pathogenesis of autoimmune hepatitis. Clin Liver Dis
2002;6:727-37.
Czaja AJ. Autoimmune hepatitis. Part A: pathogenesis. Expert
RevGastroenterolHepatol 2007;1:113-28.
Czaja AJ. Current Concepts in Autoimmune Hepatitis. Annals of
Hepatology, 2005; 4(1): p 6-24.