HEPATITIS LUPUS
SY. RAEHANA MARDIAH ALAYDRUS
PENDAHULUAN
Hepatitis autoimun, yang sebelumnya disebut juga hepatitis lupus, adalah penyakit
autoimun kronis yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel hati yang
menyebabkan hati meradang. Gejala awal yang umum termasuk kelelahan atau nyeri
otot atau tanda-tanda peradangan hati akut termasuk demam, penyakit kuning, dan nyeri
perut kuadran kanan atas. Orang dengan hepatitis autoimun sering tidak menunjukkan
gejala awal dan penyakit ini dideteksi oleh hasil tes fungsi hati yang tidak normal1.
EPIDEMIOLOGI
Hepatitis autoimun memiliki kejadian 1-2 per 100.000 per tahun, dan prevalensi 10-
20 / 100.000. Seperti kebanyakan penyakit autoimun lainnya, penyakit ini lebih banyak
menyerang wanita daripada pria (70%)2.
Hepatitis autoimun adalah hepatitis kronis dengan etiologi yang tidak diketahui yang
mempengaruhi 100.000-200.000 orang di Amerika Serikat3. Hepatitis autoimun yang juga
disebut “hepatitis lupoid” oleh Mac Kayin 1959, awalnya hanya dialami pada populasi kulit
putih. Namun, hal ini juga terjadi pada kulit hitam, Hispanik, Arab, populasi Jepang dan
akhirnya menyebar di seluruh dunia4,5. Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan,
pada awalnya dewasa, tetapi pada akhirnya mempengaruhi semua usia3. Penyakit ini
dapat muncul tanpa gejala dan sering didapati secara kebetulan setelah diperoleh hasil
tes laboratorium yang abnormal atau dapat bergejala sebagai hepatitis akut, kadang-
kadang fulminan.
ETIOLOGI
Hepatitis autoimun adalah hepatitis kronis dengan etiologi yang tidak diketahui.
Dalam banyak kasus, peningkatan enzim transaminase pada pasien SLE bisa
disebabkan oleh obat hepatotoksik, virus hepatitis atau perlemakan hati. 60% pasien
dengan hepatitis kronis menampilkan gejala mirip hepatitis virus, tetapi tanpa bukti
serologis adanya infeksi virus. Namun saat ini tidak ada bukti konklusif mengenai
penyebab spesifik apa pun6.
PATOFISIOLOGI
Presentasi anomali reseptor MHC kelas II pada permukaan sel hati7, mungkin karena
predisposisi genetik atau infeksi hati akut, menyebabkan respon imun yang dimediasi sel
terhadap hati sendiri, yang menghasilkan hepatitis autoimun. Hepatitis autoimun adalah
hepatitis kronis yang ditandai dengan nekrosis dan peradangan hepatoselular . Respons
imun yang abnormal tersebut yang dapat menyebabkan peradangan hati, sehingga dapat
menimbulkan gejala dan komplikasi lebih lanjut seperti kelelahan dan sirosis8.
GEJALA KLINIK
Hepatitis autoimun dapat muncul sepenuhnya tanpa gejala (12-35% kasus), dengan
tanda-tanda penyakit hati kronis, atau gagal hati akut atau bahkan fulminan 9,10. Penyakit
ini kadang memunculkan satu atau lebih gejala tidak spesifik, kadang-kadang berdurasi
lama, seperti kelelahan, lesu, penurunan berat badan, nyeri perut kuadran kanan atas
ringan, malaise, anoreksia, mual, ikterus atau artralgia yang mempengaruhi sendi kecil.
Jarang terjadi, ruam atau demam yang tidak dapat dijelaskan mungkin muncul. Pada
wanita, amenorea adalah fitur yang sering terjadi. Pemeriksaan fisik mungkin normal,
tetapi juga dapat mengungkapkan tanda dan gejala penyakit hati kronis. Banyak orang
yang hanya mengalami kelainan laboratorium sebagai presentasi gejala awal, yaitu
peningkatan enzim transaminase yang tidak dapat dijelaskan Yang lain telah mengalami
sirosis pada saat diagnosis10. Alkaline phosphatase dan bilirubin biasanya normal.
DIAGNOSIS
Diagnosis hepatitis autoimun paling baik ditegakkan dengan kombinasi gejala
klinis, laboratorium, dan histologis setelah mengecualikan faktor etiologis lainnya
(misalnya virus [seperti virus Epstein-Barr], penyakit keturunan, metabolik, kolestatik, dan
penyakit hati yang diinduksi oleh obat) . Persyaratan untuk pemeriksaan histologis
mengharuskan dilakukannya biopsi hati, biasanya dilakukan dengan jarum melalui jalur
perkutan. Hepatitis autoimun dapat muncul sepenuhnya tanpa gejala (12-35% kasus),
dengan tanda-tanda penyakit hati kronis, atau gagal hati akut atau bahkan fulminan9,10.
Terjadi peningkatan level IgG dan ANA pada AIH dan SLE 3. Antibodi anti-ribosom
adalah serologis penanda yang berguna untuk menegakkan diagnosis hepatitis lupus
atau hepatitis autoimun11. Antibodi ini hanya terlihat pada 10% pasien dengan SLE tanpa
penyakit hati, dan hasil yang positif dikaitkan dengan hepatitis dalam bentuk yang lebih
parah12. Antibodi anti-Smith adalah penanda lain yang berguna untuk menegakkan
diagnose hepatitis lupus. Sekitar 99% pasien dengan anti-SM positif memenuhi kriteria
diagnostik untuk SLE13, tetapi tes ini terbatas oleh karena rendahnya sensitivitas (20-
30%). Antibodi anti-DsDNA positif juga mendukung diagnosis lupus namun dapat pula
meningkat pada AIH walaupun hanya sementara3.
Kriteria diagnostik untuk AIH ditetapkan oleh International Autoimmune Hepatitis
Group (IAHG) pada tahun 1993; kriteria ini direvisi pada tahun 1999 dan pada tahun 2010.
Sistem ini menggunakan penilaian numerik berdasarkan biokimia, temuan serologis dan
histologis. AIH didiagnosis saat semua tanda ini muncul, yaitu imunologi khas
(autoantibodi serum), histologis (interface hepatitis), klinis (gangguan autoimun terkait)
dan biokimia (hipergamaglobulinemia dengan fitur IgG tinggi), dan semua penyebab
penyakit hati lainnya disingkirkan13.
Penderita lupus dan hepatitis aktif bisa memiliki skor tinggi pada kriteria diagnostik
AIHG, tetapi histologi mungkin tidak mendukung penegakkan diagnosis ini. Berdasarkan
pernyataan diatas, menunjukkan bahwa biopsi hati adalah penting dalam menegakkan
diagnosis AIH dan yang mengandalkan IAHG skor dapat memicu terjadinya kesalahan
diagnostik.
HISTOLOGI
TERAPI
Pedoman dari The American Association for the Study of Liver Disease untuk
pengobatan AIH merekomendasikan pengobatan hanya untuk pasien dengan kadar
gamma globulin dua kali lebih besar dari batas atas normal jika kadar amino transferase
setidaknya 5 kali lipat lebih tinggi dari batas atas normal dan tidak merekomendasikan
memberikan pengobatan pada pasien dengan kadar gamma globulin kurang dari dua kali
batas atas normal kecuali amino transferase lebih besar 10 kali lipat lebih tinggi dari batas
atas dari normal14. Pedoman dari British Society of Gastroenterology merekomendasikan
pengobatan AIH diberikan jika kadar serum amino transferase 5 kali lipat lebih tinggi dari
batas atas normal. Protokol pengobatan perlu disesuaikan berdasarkan histologi, usia
pasien dan risiko keparahan lebih lanjut15.
Pengobatan mungkin melibatkan pemberian imunosupresif glukokortikoid seperti
prednison, dengan atau tanpa azathioprine, dan remisi dapat dicapai hingga 60-80%
kasus, walaupun banyak yang pada akhirnya akan mengalami kekambuhan 16.
Dianjurkan untuk memulai terapi prednison 60 mg / hari secara monoterapi yang dosisnya
diturunkan bertahap sampai ke dosis pemeliharaan (maintenance dose). Kombinasi
dosis rendah prednison 30 mg plus azathioprine dapat digunakan pada pasien dengan
risiko mengalami efek samping dengan kortikosteroid terapi. SLE-AIH merespons
dengan cepat terhadap kortikosteroid, dan disfungsi hati dapat membaik secara paralel15.
Budesonide telah terbukti lebih efektif dalam menginduksi remisi daripada
prednison, dan menghasilkan lebih sedikit efek samping17 . Mereka yang menderita
hepatitis autoimun yang tidak menanggapi glukokortikoid dan azatioprin dapat diberikan
imunosupresif lain seperti mikofenolat, siklosporin, siklosporus, tacrolimus, metotreksat,
dll. Transplantasi hati mungkin diperlukan jika pasien tidak menanggapi terapi obat atau
ketika pasien datang dengan gagal hati18.
PROGNOSIS
Hepatitis autoimun bukanlah penyakit jinak. Meskipun respon awalnya baik
terhadap imunosupresi, penelitian terbaru menunjukkan bahwa harapan hidup pasien
dengan hepatitis autoimun lebih rendah19,20,21. AIH simptomatik yang tidak diobati
memiliki prognosis buruk dengan tingkat kelangsungan hidup 5 tahunnya kurang dari
25% pada pasien yang tidak diobati versus 80% pada mereka yang diobati
kortikosteroids22. Selain itu, presentasi dan respons terhadap terapi tampaknya berbeda
sesuai dengan ras. Misalnya, orang Afrika-Amerika tampaknya memiliki penyakit yang
lebih agresif yang dikaitkan dengan hasil yang lebih buruk.23
Remisi lengkap pada pasien ini sangat penting untuk kelangsungan hidup jangka
panjang dan kualitas hidup. Hepatitis autoimun biasanya menunjukkan responnya
terhadap kortikosteroid dan biasanya tanpa komplikasi23.
DAFTAR PUSTAKA