Anda di halaman 1dari 30

RADANG

disusun oleh :
1. Febriyani Wulaningsih

(P1337434114049)

2. Eka Lintang Prameswari

(P1337434114057)

3. Inayatul Maula (P1337434114058)


4. Oryza Krismayunianti

(P1337434114060)

5. Nur Hasiyah (P1337434114065)

DIII Analis Kesehatan Semarang


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
Tahun Ajaran 2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Patofisiologi yang berjudul Radang.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Patofisiologi. Dalam penulisan makalah ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan segala ketulusan hati, kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya.
2. Ibu Dr. Faiza yang telah memberikan bimbingan serta pengetahuan kepada saya.
3. Kepada Ayah dan Ibu yang tiada hentinya memberikan doa dan dukungan kepada saya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih banyak kekurangan. Saran dan kritik yang diberikan sangat berharga dalam
penyelesaian Makalah ini sehingga menjadi lebih baik . Penulis berharap Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca.
Semarang, Maret 2015
Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Kata Pengantar.............................................. ii
Daftar Isi.
iii
Sistem Penulisan.. 1
Bab I Pendahuluan . 2

a. Latar Belakang . 3
b. Tujuan Penulisan 4
c. Manfaat Penulisan 5
Bab II Pembahasan 6
Bab III Penutup .
23
Daftar Pustaka ..
26
Lampiran.
27

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR
BELAKANG
Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi
dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin, bradikinin, serotonin,
leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator
radang di dalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran
infeksi.
Reaksi peradangan merupakan reaksi defensif (pertahanan diri) sebagai respon
terhadap cedera berupa reaksi vaskular yang hasilnya merupakan pengiriman cairan, zatzat yang terlarut dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial pada daerah
cedera atau nekrosis. . Hasil reaksi peradangan adalah netralisasi dan pembuangan agen
penyerang, penghancuran jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan yang dibutuhkan
untuk perbaikan dan pemulihan.

B. RUMUSAN MASALAH

a)

Apakah definisi dari radang?

b)

Apa saja terminoologi terkait radang?

c)

Apakah fungsi dan peran penting radang dalam perlawanan


terhadap infeksi?

d)

Apa saja patofisiologi dan macam macam radang?

e)

Bagaimana proses terjadinya radang akut dan kronik?

f)

Bagaimana tanda-tanda dan gejala radang?

g)

Apa saja penyebab radang?

h)

Bagaimana reaksi dari sel radang?

i)

Apa saja akibat dari radang?

j)

Bagaimana proses dari pemulihan jaringan radang?

C. TUJUAN PENULISAN
a)

Untuk mengetahui definisi dari radang

b)

Untuk mengetahui terminologi terkait radang

c)

Untuk mengetahui apa saja fungsi dan peran penting radang dalam
perlawanan terhadap infeksi

d)

Untuk mengetahui patofisiologi dan macam-macam dari radang

e)

Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya radang akut dan kronik

f)

Untuk mengetahui bagaimana tanda-tanda dan gejala radang

g)

Untuk mengetahui apa saja penyebab radang

h)

Untuk mengetahui apa saja reaksi dari sel radang

i)

Untuk mengetahui akibat dari radang

j)

Untuk mengetahui bagaimana proses dari pemulihan jaringan radang?

D. MANFAAT
PENULISAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah Patofisiologi sekaligus sebagai pengetahuan tambahan bagi
mahasiswa atau pembaca yang ingin menambah wawasan yang
mencakup tentang peradangan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Radang

Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu organisme


terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa rangkaian
reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera, seperti
karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari
respon utama system kekebalan terhadap infeski dan iritasi.

B. Terminologi Terkait Radang

Edema : cairan yang berlebihan dalam jaringan interstisial atau rongga tubuh; dapat berupa
eksudat ataupun transudat.
Eksudat : cairan radang ekstravaskular dengan kadar protein yang tinggi dan debris seluler, berat
jenisnya di

atas 1,020.

Eksudasi : ekstravasasi cairan, protein, dan sel-sel darah dari pembuluh darah ke dalam jaringan
interstisial atau

rongga tubuh.

Pus : nanah; eksudat radang yang purulen & banyak mengandung sel-sel neutrofil serta debris.
Transudat : cairan ekstravaskular dengan kadar protein yang rendah dan berat jenis di bawah
1,012; pada hakekatnya, transudat merupakan ultrafiltrat plasma darah yang terbentuk karena
kenaikan tekanan

cairan atau penurunan tekanan osmotik di dalam plasma.

C. Fungsi dan Peran


Radang

FUNGSI :

PERAN :

o Melokalisasi dan mengisolasi jaringan

Radang mempunyai tiga peran penting

yang mengalami jejas melindungi

dalam perlawanan terhadap infeksi

jaringan sekitar yang sehat

o Memungkinkan penambahan molekul

o Menetralisasi dan inaktifasi zat-zat


toksis yang dihasilkan oleh faktor
humoral dan enzim
o Merusak dan membatasi
pertumbuhan mikroorganisme yang
menginfeksi
o Mempersiapkan daerah yang sakit
untuk penyembuhan dan perbaikan

dan sel efektor ke lokasi infeksi untuk


meningkatkan performa makrofaga
o Menyediakan rintangan untuk
mencegah penyebaran infeksi
o Mencetuskan proses perbaikan untuk
jaringan yang rusak.

D. Patofisiologi radang
1 . Radang Tenggorokan
Penyakit ini ditandai dengan rasa nyeri di tenggorokan sehingga
si penderita susah sekali saat menelan makanan. Radang
tenggorokan atau faringitis akut sering diikuti dengan gejala
flu seperti demam, sakit kepala, pilek, dan batuk. Disebarkan
oleh virus EBV atau kuman Strep.

10

2. Radang Usus Buntu


(Appendisitis)

11

Radang usus buntu merupakan peradangan pada usus buntu, yaitu


sebuah usus kecil yang berbentuk jari yang melekat pada usus besar di
sebelah kanan bawah rongga perut. Usus buntu yang mengalami
peradangan

kadang-kadang

pecah

terbuka,

yang

menyebabkan

peradangan selaput perut (peritonitis).


Peradangan selaput perut adalah peradangan yang gawat dan
mendadak pada selaput yang melapisi dinding dalam rongga perut atau
pada kantong yang membungkus usus. Peradangan ini terjadi kalau usus
lainnya pecah atau robek. Penyebab umum radang usus buntu adalah
adanya benda kecil atau keras (faecaliths) yang berada di appendix dan
tidak bisa keluar.

3 . Radang
Kulit
Radang kulit, dermatitis, merupakan suatu gejala pada kulit saat
jaringan terinfeksi oleh bakteri atau virus. Ada beberapa tipe radang
kulit, yaitu:
sebhorrheic dermatitits
atopic dermatitis (eczema)
Kedua tipe tersebut sangat bervariasi tergantung dari penyebab
dan gejala yang terjadi.Penyakit ini tidak merupakan penyakit seumur
hidup dan hanya akan menimbulkan rasa yang tidak nyaman dan
mengurangi penampilan diri. Kombinasi antara perawatan kesehatan
mandiri dan pengobatan medis akan menghilangkan radang kulit.

12

4. Radang Sendi
Sendi, osteoarthritis, adalah salah satu arthritis yang disebabkan oleh berkurangnya
cartilage terutama di daerah persendian. Cartilage sendiri merupakan substansi protein yang
menjadi semacam oli bagi tulang dan persendian. Ketika cartilage mengalami penurunan dalam
jumlah, selanjutnya struktur tulang akan tergerus. Penyakit ini sering menyerang mereka yang
sudah berusia lanjut pada bagian sendi dan jemari. Persentase tertinggi bangsa yang paling
banyak menderita radang sendi adalah: Jepang, Afrika Selatan, dan China bagian Selatan.
Penyebab radang sendi adalah bertambahnya kandungan air pada cartilage sehingga
membuat jumlah proteinnya berkurang drastis. Komplikasi yang mengikuti radang sendi adalah:
1. Obesitas
2. Trauma yang berulang-ulang
3. Rasa nyeri pada tulang
4. Diabetes mellitus
5. Kelainan hormonal

13

E. Proses Terjadinya Radang Akut dan Kronik

14

Proses Peradangan Akut


a. Perubahan vascular pada radang akut
Urutan peristiwa yang terjadi adalah sebagai berikut
o Mula- mulakan terjadi vasokonstriksi yaitu penyempitan pembuluh darah terutam pembuluh darah kecil
(arteriol).
o Kemudain akan terjadi vasodilatasi yang dimulai dari pembuluh arteriol yang tadinya menyempit lalu diikuti
oleh bagian lain pembuluh darah itu. Akibat dilatesi itu,maka aliran darah akan bertambah sehingga pembuluh
darah itu penuh berisi darah dan tekanan hidrostatiknya meningkat, yang selanjutnya dapat menyebabkan
keluarnya cairan plasma dari pembuluh darah itu.
o Aliran darah menjadi lambat. Karena permeabilitas kapiler juga bertambah, maka cairan darah dan protein
akan keluar dari pembuluh darah dan mengakibatkan darah menjadi kental.
o Marginasi leukosit.

b. Reaksi selular pada radang akut

15

Pada fase awal yaitu 24 jam pertama, sel yang paling banyak bereaksi ialah sel
neutrofil atau leukosit PMN. Setelah fase awal yang bisa berlangsung selama 48 jam,
mulailah sel makrofag dan sel yang berperan dalam system kekebalan tubuh seperti
limfosit dan sel plasma beraksi. Urutan kejadian yang dialami oleh leukosit adalah
sebagai berikut:
o Penepian, leukosit bergerak ketepi pembuluh (margination)
o Pelekatan, leukosit melekat pada dinding pembuluh darah
leukosit keluar dari pembuluh darah (emigrasi)
o Fagositosis, leukosit menelan bakteri dan debris jaringan

(sticking) Diapedesis,

Proses Terjadinya Peradangan Kronik


Dapat terjadi setelah radang akut, baik karena rangsang pencetus yang terus-menerus ada,
maupun karena gangguan penyembuhan.Adanya radang akut yang berulang
Radang kronik yg mulai secara perlahan tanpa didahului radang akut klasik akibat dari :
Infeksi persisten oleh mikroba interseluler yang mempunyai toksisitas rendah tapi sudah
mencetuskan reaksi imunologik.
Kontak dengan bahan yg tdk dpt hancur ( zat nondegradable) silikosis & asbestosis pada
paru
Reaksi imun terhadap jaringan tubuh itu sendiri (autoimun)

16

F. Tanda-tanda dan Gejala Radang

17

Tanda-Tanda Radang
o

Rubor : Warna merah

rubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yangmengalami peradangan. Saat reaksi peradangan
timbul, terjadi pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan. Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti,
menyebabkan warna merahlokal karena peradangan akut
o

Kalor : Panas

Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan akut. Kalordisebabkan pula oleh sirkulasi darah yang
meningkat.
o

Tumor : Pembengkakan

Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan olehpengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi
darah ke jaringan-jaringan interstitial.
o Dolor : Rasa nyeri
Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsangujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamin
atau zat bioaktif lainnya dapatmerangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi akibatpembengkakan
jaringan yang meradang
o

Fungsio laesa,atau perubahan fungsi merupakan perubahan yang lazim pada reaksi peradangan. Sepintas mudah dimengerti,
bagian yang bengkak, nyeri disertai sirkulasi abnormal dan lingkungan kimiawi lokal yang abnormal.
bagaimana fungsi jaringan yang meradang itu terganggu tidak dipahami secara terperinci.

Akan tetapi, ara

Gejala Radang

18

Radang kadang-kadang dapat menimbulkan gejala systemic misalnya :


1) Fever/demam
Yang merupakan akibat dari pelepasan zat pirogen endogen yang berasal dari neutrofil dan makrofag. Selanjutnya
zat tersebut akan memacu pusat pengendali suhu tubuh yang ada dihypothalamus.
2) Perubahan hematologis.
Rangsangan yang berasal dari pusat peradangan mempengaruhi proses maturasi dan pengeluaran leukosit dari
sumsum tulang yang mengakibatkan kenaikan suatu jenis leukosit, kenaikan ini disebut leukositosis. Perubahan
protein darah tertentu juga terjadi bersamaan dengan perubahan apa yang dinamakan laju endap darah.
3) Gejala konstitusional.
Pada cedera yang hebat, terjadi perubahan metabolisme dan endokrin yang menyolok. Akhirnya reaksi peradangan
local sering diiringi oleh berbagai gejala konstitusional yang berupa malaise, anoreksia atau tidak ada nafsu makan
dan ketidakmampuan melakukan sesuatu yang beratnya berbeda-beda bahkan sampai tidak berdaya melakukan
apapun.
4) Leukositosis
jumlah leukosit dalam darah bertambah, kadang-kadang sangat banyak bisa 50.000 per mm 3 . tidak semua radang
member leukositosis, misalnya :
lymkphositosis : infections mononucleosis, batuk rejan, mumps

eosinofilia : terutama penyakit alergi seperti : asthma, bronchiale, hay-fever, infeksi parasit

leucopenia : jumlah lekosit , dari pada normal. missal : infeksi karena virus atau salmonella
5) Lain-lain seperti : pusing, malise, tidak nafsu makan, berat badan berkurang.

G. Penyebab Radang
Berbagai macam agen dapat mengakibatkan peradangan, yaitu :
Fisik ( Trauma, Panas atau dingin, Radiasi )
Kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan prostaglandin)
Infeksi ( Bakteri, Virus dan Parasit )
Imun (Reaksi antigen-antibodi, Reaksi yang diperantarai sel)

19

H. Reaksi Dari Sel Radang


Leukositosis terjadi bila ada jaringan cedera atau infeksi sehingga pada tempat cedera
atau radang dapat terkumpul banyak leukosit untuk membendung infeksi atau menahan
microorganisme menyebar keseluruh jaringan. Leukositosis ini disebabkan karena produksi
sumsum tulang meningkat, sehingga jumlahnya dalam darah cukup untuk emigrasi pada
waktu terjadi cedera atau radang. Karena itu banyak leukosit yang masih muda dalam
darah, dalam pemeriksaan laboratorium dikatakan pergeseran ke kiri.
Jenis-Jenis Leukosit :
Granulosit : neutrofil, eosinofil, dan basofil.
Monosit
Limposit

20

I. Akibat Dari Radang

21

Akibat utama radang adalah perubahan jaringan, dapat


berupa degenerasi, lisis jaringan, dan proliferasi
jaringan.
Keuntungan Radang :

Kerugian Pada Radang :

o Pengenceran toxin.

o Jaringan normal dirusak.

o Antibodi masuk jaringan

o Sembab: epiglotis, rongga.

ekstravaskular.

o Nyeri: gangguan fungsi.

o Transportasi obat.

o Ruptura organ.

o Pembentukan fibrin.

o Fistula.

o Penyaluran nutrien.

o Reaksi imun kurang tepat.

o Stimulasi respons imun.

o Akibat penyakit: Glomerulonefritis,

o Lokasi jaringan yang rusak.

arthritis, bronchitis.

o Persiapan untuk pemulihan jaringan.

o Fibrosis berlebihan: keloid, obstruksi


usus, steril

J. Proses Dari Pemulihan Jaringan Radang


Pemulihan dengan penyambungan primer : pemulihan dengan pembentukan jaringan ikat.
Pemulihan dengan penyambungan sekunder : hilangnya jaringan mencegah penyambungan primer
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemulihan :
1) Pengaruh sistemik
o) Nutrisi
o) Gangguan pada darah
o) Diabetes mellitus
o) Hormon steroid
2)Pengaruh lokal
o) Aliran darah lokal
o) Infeksi
o) Benda asing
o) Imobilisasi luka
o) Lokasi terjadinya jejak

22

23

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Radang atau inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.
Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan
prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator radang di dalam system
kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari penyebaran infeksi.
Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai berikut :
1. Tumor atau membengkak
2. Calor atau menghangat
3. Dolor atau nyeri
4. Rubor atau memerah
5. Functio laesa atau daya pergerakan menurun.

24

B. SARAN
Sebaiknya jika terjadi peradangan pada kita, kita segera merawatnya
dengan memberikan Antibiotic , Analgesik dan Antipiretik

Dengan mengetahui gejala-gejala awal

peradangan kita dapat

mengantisipasi dari awal jka terjadi peradangan pada pasien ataupun


orang terdekat kita
Dengan mengetahui penyebab-penyebab pada peradangan maka kita
dapat mencegah lebih awal sebelum terjadinya penyakit yang lebih
parah.
Seharusnya mahasiswa dan pembaca makalah ini lebih mengetahui
tentang radang

25

DAFTAR PUSTAKA

26

https://fetybyanstec.wordpress.com/2011/06/22/radangpengertianmacamperantanda2fak
tor-pengaruhaspek-cairan-seluler-peradangandlllll/
http://sitiholisoh.blogspot.com/2014/07/makalah-radang.html
http://jenispenyakit.blogspot.com/2009/07/penyakit-radang.html
http://irwansyah-hukum.blogspot.com/2011/09/makalah-patologi-umum-radang.html
Price,Sylvia A, dan Lorraine M.Wilson.2002.PATOFISIOLOGI,Konsep klinik Proses-

Proses Penyakit.Jakarta: Buku Kedokteran,EGC, edisi 6, vol.1, halaman 56-79

THANK YOU
disusun oleh :
1. Febriyani Wulaningsih

(P1337434114049)

2. Eka Lintang Prameswari


3. Inayatul Maula

(P1337434114058)

4. Oryza Krismayunianti
5. Nur Hasiyah

(P1337434114057
(P1337434114060)

(P1337434114065)

DIII Analis Kesehatan Semarang


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
Tahun Ajaran 2014/2015

Anda mungkin juga menyukai