Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 7

KONSELING TRAUMA
“Post Traumatic Stres Disorder (PTSD)”

Dosen Pengampu :

Drs. Taufik, M.Pd, Kons

Disusun Oleh

Atikah Rahma Shofia (20006054)

DEPARTEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


A. Pengertian PTSD .................................................................................................................. 1

B. Efek PTSD Bagi Otak........................................................................................................... 1

C. Systom Pada Aspek Fisik, Emosi, Mental, Aspek Spritual ................................................. 2

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 4

i
Post Traumatic Stres Disorder (PTSD)”
A. Pengertian PTSD
Post Traumatic Stress Disorder atau yang biasa dikenal dengan sebutan PTSD adalah
kondisi masalah mental yang terjadi karena seseorang mengalami kejadian traumatis.
Kejadian traumatis yang umumnya menyebabkan PTSD adalah kecelakaan, pelecehan
seksual, mengalami kekerasan fisik, dan lain sebagainya.
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) merupakan sindrom kecemasan, labilitas
otonomik, dan mengalami kilas balik dari pengalaman yang amat pedih setelah stress
fisik maupun emosi yang melampaui batas ketahanan orang biasa. Selain itu, PTSD dapat
pula di definisikan sebagai keadaan yang melemahkan fisik dan mental secara ekstrem
yang timbul stelah seseorang melihat, mendengar, atau mengalami suatu kejadian trauma
yag hebat dan atau kejadian yang mengancam kehidupannya (Sadock, B.J.
& Sadock, V.A., 2007 dalam Hidayah 2018)
Post-traumatic stress disorder atau PTSD (gangguan stres pascatrauma) adalah
kondisi mental di mana seseorang mengalami serangan panik yang dipicu oleh trauma
pengalaman masa lalu. Sedangkan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) yaitu
gangguan kecemasan yang dialami oleh individu pada suatu peristiwa tragis dan luar
biasa (Sulistyaingsih, 2002; Retnowati, 2012; Sunardi). Post Traumatic Stress Disorder
(PTSD) dapat terbentuk dari peristiwa traumatik yang mengancam keselamatan (Rohmah,
2014).

B. Efek PTSD Bagi Otak

Efek PTSD tak hanya berdampak pada perilaku yang cemas saja. Lebih parah,
efek PTSD bagi otak benar-benar mengerikan. Efek PTSD bagi otak mampu
mengubah volume otak, bahkan menyebabkan peradangan dan kerusakan struktur
jaringan dalam studi tentang dampak trauma otak ini, peneliti menunjukkan beberapa
lingkaran yang berbeda ukurannya, dengan salah satu ukurannya dihubungkan dengan
ancaman atau bahaya. Seluruh proses ini direkam menggunakan MRI. Hasilnya,
pasien yang memiliki PTSD menunjukkan sinyal otak yang lebih rendah antara
hipokampus dan mekanisme yang aktif ketika belajar dan bertahan. Hipokampus
adalah bagian otak yang bertanggung jawab atas emosi dan ingatan. Selain itu, sinyal
otak pada amigdala dan bagian otak yang aktif ketika seseorang sedang tidak fokus
juga sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa pasien dengan PTSD tidak memiliki

1
kemampuan untuk membedakan lingkaran yang diberikan. Pada kehidupan nyata,
mereka akan cenderung menyimpulkan semua kejadian sebagai sesuatu yang
berbahaya bagi mereka dan harus dihindari.
Trauma psikis yang berkepanjangan kemungkinan besar dapat mempengaruhi
sistem saraf hingga menurunkan daya ingat. Hal ini dikarenakan ketika seseorang
stres, 3 area otak yang meliputi amigdala (yang mempengaruhi emosional),
hipokampus (yang mempengaruhi daya ingat), dan korteks prefrontal (yang
mempengaruhi perilaku) akan aktif secara berlebihan, sehingga akan mempengaruhi
daya ingat juga.
Pada sebuah penelitian, ketika bagian amigdala aktif saat sedang emosional,
bagian hipokampus cenderung mengecil sehingga mengganggu kemampuan
mengingat jangka panjang, dan menyebabkan seseorang menjadi mudah lupa terhadap
hal yang baru saja dialami. Selain itu, ketika mengalami stres, dapat memicu hormon
kortisol atau hormon stres yang dapat merusak atau menghancurkan sel hipokampus,
yang juga mempengaruhi daya ingat.

C. Systom Pada Aspek Fisik, Emosi, Mental, Aspek Spritual

Menurut Ifdil (2019), symptom pada Aspek Fisik, Emosi, Mental dan Aspek
Spritual, yaitu:
1. Symptom pada Aspek Fisik
Symptom PTSD pada aspek fisik meliputi: suhu badan meninggi, menggigil,
badan terasa lesu, mual-mual, pusing, ketidakmampuan menyelesaikan masalah,
sesak nafas, dan panik. Symptom ini menandakan gangguan psikis pada aspek
gejala fisik.
2. Symptom pada Aspek Emosi
Symptom pada aspek emosi meliputi iritasi, hilangnya gairah hidup, ketakutan,
dikendalikan emosi, dan merasa rendah diri. Symptom ini menandakan jika gejala
tersebut lambat diatasi maka akan berefek pada kestabilan mental.
3. Symptom pada Aspek Mental
Symptom pada aspek mental meliputi kebingungan, tidak dapat berkonsentrasi,
tidak mampu mengingat dengan baik, dan tidak dapat menyelesaikan masalah.
4. Symptom pada Aspek Spiritual

2
Symptom pada aspek spiritual meliputi putus asa, hilang respon, menyalahkan
Tuhan, berhenti beribadah, tidak berdaya, meragukan keyakinan, tidak tulus, dll.
Symptom pada aspek spiritual ini bisa diketahui kekuatan keimanan dan ibadah
seseorang. Jika seseorang sudah terbiasa taat beribadah ketika terjadi PTSD, ia
akan tetap sabar dan mampu menghadapinya, serta mampu memaknai berbagai
musibah yang dirasakan

3
DAFTAR PUSTAKA
Hidayah, N. I. (2018). Gambaran Post Traumatic Stress Disorder Korban Bencana Tanah
Longsor Di Dusun Jemblung Kabupaten Banjarnegara (Doctoral Dissertation,
Universitas Muhammadiyah Purwokerto).
Ifdil. (2019). Konseling Trauma. Jakarta: Redwhite Press.

Rohmah, U. (2014). Resiliensi dan Sabar sebagai Respon Pertahanan Psikologis dalam
Menghadapi Post-Traumatic. Jurnal Ilmu Dakwah, 6(2), 312-330.

Anda mungkin juga menyukai