ARMEN PATRIA
INTRODUCTION
Stroke atau gangguan peredaran darah otak
merupakan penyakit neurologis yg sering
dijumpai dan harus ditangani secara cepat
dan tepat
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang
timbul mendadak yang disebabkan karena
peredaran darah diotak dan bisa terjadi pada
siapa saja dan kapan saja
Stroke menurut WHO adalah tanda-tanda
klinis yang berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal (global) dengan
gejala2 yang berlangsung selama 24 jam
atau lebih yang menyebabkan kematian
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler
INTRODUCTION
Stroke atau cerebrovaskuler accident (CVA)
adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke
bagian otak
Stroke adalah disfungsi neurologis akut yang
disebabkan oleh gangguan aliran darah yang
timbul secara mendadak dengan tanda atau
gejala sesuai dengan daerah lokal pada otak
yang terganggu
Stroke mrpk penyakit paling sering
menyebabkan cacat berupa kelupuhan anggota
gerak,ggn bicara,proses berpikir,daya ingat
dan bentuk kecacatan lain bentuk akibat ggn
fungsi gerak
ETIOLOGI
Trombosis serebral: terjadi pada pembuluh darah yang
mengalami oklusi sehingga menyebabkan iskemi jaringan
otak yang menimbulkan edema dan kongesti
disekitar.penyebab trombosis (aterosklerosis,
hiperkoagulasi/polisitemia, artritis, emboli)
Hemiparese ++ +/-
Stroke
hemorrhagic:
> subarachnoid
> intracerebral
>
(intraventriculer)
PATOFISIOLOGI
ANEURISMA, MALFORMASI
FAKTOR RESIKO ARTERIOVENOUS
KATUP JANTUNG RUSAK, MIOKARD
INFARK, FIBRILASI, ENDOKARDITIS
PERDARAHAN
ATEROSKLEROSIS/ INTRASEREBRAL PENYUMBATAN PEMBULUH
HIPERKOAGULASI ARTESIS DARAH OTAK OLEH BEKUAN
DARAH, LEMAK DAN UDARA
STROKE
Identitas klien: nama, umur (biasanya pada
orang tua), jenis kelamin, alamat,pekerjaan,
agama, suku, tanggal MRS, no Reg dan
diagnosa medis
Keluhan utama: kelemahan anggota gerak
sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
berkomunikasi dan penurunan tingkat
kesadaran
Lanjutan………….
Riwayat penyakit sekarang: sering kali terjadi secara
mendadak, pada saat klien beraktifitas, biasanya ada
nyeri kepala, mual, muntah, bahkan kejang sampai
tidak sadar selain ada kelumpuhan dan gangguan
fungsi otak lain. Adanya penurunan atau perubahan
tingkat kesadaran
Riwayat penyakit dahulu: adanya hipertensi, stroke
sebelumnya, DM, penyakit jantung, anemia, trauma
kepala, kontrasepsi oral, pengguna obat, merokok,
alkoholis
Lanjutan………….
Riwayat penyakit keluarga: adakah yang menderita
hipertensi, DM, dan stroke
Pengkajian psikososial:mekanisme koping dan
respon emosi klien dengan penyakitnya, perubahan
peran klien dalam keluarga dan masyarakat. Takut
akan kecacatan dan cemas dengan prognosis
penyakitnya,status ekonomi karena sebagai anggota
keluarga
PEMERIKSAAN FISIK
B1(BREATHING): klien batuk, peningkatan produksi
sputum, sesak nafas dan peningkatan RR dan
auskultasi adanya ronchi, pada klien dengan kesadaran
CM tidak ada kelainan pengkajian breathing
Lanjutan……………
Status mental: observasi penampilan, tingkah laku,
gaya bicara, ekspresi wajah dan aktifitas motorik
klien
Fungsi intelektual: penurunan daya ingat dan
memori jangka panjang dan pendek kemampuan
berhitung, kadang tidak bisa memberikan
pendapat perbedaan dan persamaan
Kemampuan bahasa: adanya disartria(kesulitan
bicara), disfasia( tidak bisa memahami bahasa lisan
dan tulisan), apraksia (ketidakmampuan melakukan
tindakan yang dipelajari sebelumnya)
Lobus Frontal: kerusakan fungsi kognitif dan
efek psikologis. Lapang perhatian terbatas,
kesulitan dalam pemahaman, lupa, dan
kurang motivasi. Emosi labil, depresi,
Hemisfer: stroke hemisfer kanan didapatkan
hemiparese kiri, dan stroke hemisfer kiri
didapatkan hemiparese kanan perilaku
lambat dan sangat hati-hati, kelainan lapang
pandang, disfagia global, afasia dan mudah
frustasi
PENGKAJIAN SARAF
KRANIAL
Nervus II: disfungsi persepsi visual
Nervus III,IV dan VI. Jika stroke
mengakibatkan paralisis satu sisi otot-otot
okularis didapatkan kemampuan gerakan
konjugat disisi yang sakit
Nervus V: penurunan kemampuan koordinasi
mengunyah, penyimpangan rahang bawah
kesisi ipsilateral dan kelumpuhan satu sisi
Nervus IX dan X: kemampuan menelan
kurang baik dan kesulitan membuka mulut
NERVUS / SARAF
NERVUS I : OLFAKTORI (PENCIUMAN)
NERVUS II : OPTIK (VISUAL)
NERVUS III : OKULOMOTOR (MATA)
NERVUS IV : TROKLEAR (MOTORIK PD MATA)
NERVUS V : TRIGEMINAL (OFTALMIK, MAKSILA, DAN
MANDIBULA)
NERVUS VI : ABDUSEN (F.MOTORIK PD MATA)
NERVUS VII : FASIALIS (WAJAH)
NERVUS VIII : VESTIBULOCOCHLEAR (PENDENGARAN DAN
KESEIMBANGAN)
NERVUS IX : GLOSSOFARINGEAL (MERASAAKAN DAN
MENELAN)
NERVUS X : VAGUS (OTAK LIDAH TENGGOROKAN JANTUNG
SISTEM PENCERNAAN)
NERVUS XI : AKSESORIS TULANG BELAKANG (MOTORIK
OTOT DGN GERAKAN KEPALA, LEHER DAN BAHU)
NERVUS XII : HIPOGLOSUS (MOTORIK MENGGERAKKAN
PENGKAJIAN SISTEM MOTORIK
Inspeksi umum: didapatkan hemiplegia (paralisis
pada salah satu sisi)
Fasikulasi: pada otot ekstremitas
Tonus otot meningkat.
Kekuatan otot : pada sisi yang sakit didapatkan
penurunan sampai 0
Keseimbangan dan koordinasi: mengalami
gangguan karena hemiplegia dan hemiparese
PENGKAJIAN REFLEK
Refleks profunda, pengetukan pada tendon,
ligamentum dan periosteum respon normal
Refleks patologis: sisi yang lumpuh akan hilang
PENGKAJIAN SISTEM
SENSORIK
aneurisma
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko tinggi TIK b/d adanya peningkatan volume
intrakranial, penekanan jaringan otak dan edema
serebral
Perubahan perfusi jaringan otak b/d perdarahan
intraserebral, oklusi otak. Vasospasme dan edema otak
Ketidakefektifan jalan nafas b/d akumulasi sekret,
kemampuan batuk menurun, penurunan mobilitas fisik
sekunder dan perubahan tingkat kesadaran
Hambatan mobilitas fisik b/d hemiparese/hemiplegia,
kelemahan neuromuskuler ekstremitas
Resiko tinggi terjadinya cedera b/d penurunan luas
lapang pandang, penurunan persepsi sensori
Resiko gangguan integritas kulit b/d tirah baring lama
Lanjutan…………
Defisit perawatan diri b/d kelemahan
neuromuskuler, kesadaran, kehilangan kontrol
Kerusakan komunikasi verbal b/d efek dari
kerusakan area hemisfer otak dan kehilangan
kontrol otot fasia atau oral
Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
b/d kelemahan otot mengunyah dan menelan
Takut b/d kondisi penyakit
Gangguan konsep diri b/d perubahan persepsi
Ketidak patuhan b/d perubahan status kognitif
dan kurangnya informasi
Lanjutan…………
Gangguan persepsi sensori b/d penurunan
sensori, dan penglihatan
Gangguan eliminasi alvi b/d imobilisasi dan
asupan cairan kurang
Gangguan eliminasi urine (inkontinesia urine)
b/d lesi pada area UMN
Resiko penurunan pelaksanaan ibadah spiritual
b/d dengan kelemahan neuromuskular pada
ekstremitas
Perubahan proses keluarga yang b/d perubahan
status sosial, ekonomi dan harapan hidup
Kecemasan klien dan keluarga b/d dengan
prognosis penyakit yang tidak menentu
INTERVENSI I
Kaji faktor penyebab dari situasi/keadaan
individu/penyebab koma/penurunan fungsi jaringan dan
kemungkinan penyebab peningkatan TIK
Memonitor TTV tiap 4 jam
Evaluasi pupil
Monitor temperatur dan pengaturan suhu lingkungan
Pertahankan kepala/leher pada posisi netral, usahakan
dengan sedikit bantal
Berikan periode istirahat antara tindakan perawatan dan
batasi lamanya prosedur
Kurangi rangsangan ekstra dan berikan rasa nyaman
seperti massase punggung, lingkungan yang tenang,
sentuhan yang ramah, dan suasana/pembicaraan yang
tidak gaduh
Lanjutan….
Bantu dan hindari terjadi VALSAVA MANUVER
Bantu klien jika batuk atau muntah
Kaji peningkatan istirahat dan tingkah laku pagi
hari
Palpasi pada pembesaran/pelebaran bladder,
pertahankan drainase urine, pantau konstipasi
Berikam penjelasan pada klien (jika sadar) dan
keluarga tentang sebab akibat TIK meningkat
Observasi tingkat kesadaran dengan GCS
Kolaborasi pemberian oksigen
Berikan cairan intravena sesuai indikasi
Berikan obat diuretic atau furosemide, steroid,
narkotik, anti hipertensi, antipiretik
Glassgow Coma Scale (GCS)
Tampakan Skala
E(EYE) 4.Spontan
3.Dipanggil
2.Rangsang nyeri
1.Tidak ada respon
V(VERBAL)
5.Orientasi baik
4.Jawaban kacau
3.Kata-kata tak patut
2.Bunyi tak berarti
1.Tidak bersuara