LAPORAN PENDAHULUAN
1.1.2. Etiologi
1) Hemoragi
Perdarahan intracranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang subaraknoid atau
ke dalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi akibat arterosklerosis dan
hipertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah ke dalam
parenkim otak yang dapat menyebabkan penekanan, pergeseran, dan pemisahan jaringan
otak yang berdekatan sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan sehingga
terjadi infark otak, edema, dan mungkin herniasi otak
2. Lobus Parietal
Dominan
1) Defisit sensori antara lain defisit visual (jaras visual terpotong sebagian besar pada hemisfer
serebri), hilangnya respon terhadap sensasi superfisial (sentuhan, nyeri, tekanan, panas dan
dingin), hilangnya respon terhadap proprioresepsi (pengetahuan tentang posisi bagian tubuh).
2) Defisit bahasa/komunikasi
a) Afasia ekspresif (kesulitan dalam mengubah suara menjadi pola-pola bicara yang dapat
dipahami)
b) Afasia reseptif (kerusakan kelengkapan kata yang diucapkan)
c) Afasia global (tidak mampu berkomunikasi pada setiap tingkat)
d) Aleksia (ketidakmampuan untuk mengerti kata yang dituliskan)
e) Agrafasia (ketidakmampuan untuk mengekspresikan ide-ide dalam tulisan)
Non Dominan
Defisit perseptual (gangguan dalam merasakan dengan tepat dan menginterpretasi
diri/lingkungan) antara lain :
a) Disorientasi (waktu, tempat dan orang)
b) Apraksia (kehilangan kemampuan untuk mengguanakan obyek-obyek dengan tepat)
c) Agnosia (ketidakmampuan untuk mengidentifikasi lingkungan melalui indra)
d) Kelainan dalam menemukan letak obyek dalam ruangan
e) Kerusakan memori untuk mengingat letak spasial obyek atau tempat
f) Disorientasi kanan kiri
3. Lobus Occipital: Deficit lapang penglihatan penurunan ketajaman penglihatan, diplobia
(penglihatan ganda), buta.
1.1.7. Penatalaksanaan
a. Menstabilkan TTV:
1) Mempertahankan saluran nafas yang paten dengan pemasangan oropharingeal tube dan
penghisapan lender/muntahan
2) Mengendalikan tekanan darah berdasarkan kondisi pasien termasuk usaha memperbaiki
hipertensi dan hipotensi
3) Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung
4) Memperbaiki kadar gula darah
5) Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat (menghindari fleksi kepala)
b. Pengobatan Konservatif
1) Terapi antiagregasi thrombosit (aspirin) diberikan untuk menghambat reaksi pelepasan
agregasi thrombosit yang terjadi setelah ulserasi alteroma.
2) Anti koagulan diberikan untuk mencegah terjadinya atau memberatnya thrombosis atau
embolisasi dari tempat lain.
3) Vasodilator : untuk meningkatkan aliran darah serebral
1.1.8. Komplikasi
1) Infeksi pernafasan
2) Paralisis: dislokasi sendi, dekubitus, kontraktur
3) Epilepsy
4) Hidrosefalus