PENDAHULUAN
Stroke merupakan gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara
mendadak. Penyebab utama kecacatan dan penyebab kematian kedua
Selama 20 th dari 1990-2019 , insiden meningkat 70%, kematian meningkat
43%, prevalensi meningkat 103%, disabilitas meningkat 143 %.
Sebagian besar adalah jenis Stroke iskemik/ infark (80%) dan akses IV
Trombolisis 5%
Diperlukan diagnosis yang cepat dan penatalaksanaan yang tepat untuk
meminimalisir kematian dan kecacatan
Gangguan Pembuluh Darah Otak memiliki karakteristik klinis yang khas:
- Timbul mendadak
- Gejala neurologis kontralateral terhadap pembuluh darah yang terganggu.
Tampak pada sumbatan sisitem karotis.
- Kesadaran dapat menurun sampai koma, terutama pada stroke perdarahan
ANATOMI OTAK DAN FUNGSINYA
Susunan saraf :
Saraf Pusat :
Otak : Serebrum, Subcortek, B. Otak,
Cerebelum
MS : Cervikal, thoracal,lumbal
Saraf Perifer :
SS Otonom( mengatur alat alat
dalam)
SS Somatik ( mengatur aktivitas)
12 pasang saraf Otak
dan 31 pasang saraf spinal
• Otak besar/ serebrum
Masing masing hemisfer : Lobus Frontalis Lobus Oksipitalis
Lobus Parietalis Lobus Temporalis
Lobus Frontalis : Fungsi luhur, kognitif, pusat bicara motorik, area motorik
Pada keadaan Stroke daerah girus Frontalis inferior maka afasia , pada girus presentralis
terjadi hemeparese
• L. Temporalis berhubungan dengan pusat bicara sensoris/area
temporalis superior, pada kondisi Stroke mengalami Afasia sensorik
• L. Parietalis merupakan pusat sensorik tubuh, pada Stroke bisa terjadi
gangguan sensorik , bisa juga nyeri sentral
• L. Oksipitalis merupakan pusat penglihatan, bila daerah ini terkena
maka akan mengalami buta Sentral
Pembuluh Darah Otak
Sirkulasi anterior :
a cerebri media
a cerebri anterior
Sirkulasi Posterior :
a Basilaris
a cerebri posterior
DEFINISI STROKE
• Tanda- tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak
fokal atau global, dengan gejala berlangsung lebih dari 24 jam atau
menyebabkan kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler
Subtipe Stroke
Stroke iskemik/Infark : Trombotik dan Embolik
Stroke Hemoragik : ICH dan SAH
PATOGENESIS STROKE ISKEMIK:
Stroke infark/iskemik terjadi sumbatan pembuluh darah otak
• Fungsi otak dipelihara oleh Aliran Darah Otak
Normal : 50-55 cc/100mg/menit
Oligemia : 22-35 cc/100g/menit,
Penumbra : 12-22 cc/100g/ menit
kematian sel/ infarc core : <12cc/100mg/menit
PATOGENESIS PERDARAHAN INTRACEREBRAL
F.A.S.T : Face ( mulut merot), Arm (kelemahan tangan dan kaki), Speech
( gangguan bicara)
• 3.3 Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium
-Darah Lengkap rutin: trombositosis, leukositosis
-Kimia Darah: gula darah, RFT, LFT, Profil lipid
- Pemeriksaan Hemostasis: PT, APTT, kadar fibrinogen, D-Dimer,
INR, viskositas plasma
- Neurokardiologi : EKG, CK-MB
• Pemeriksaan Radiologi
1. CT scan Otak : dapat dengan cepat membedakan stroke
iskemik dan perdarahan
MRI : lebih sensitive untuk mendeteksi iskemia otak dan
dapat menjangakau area yang tidak dapat dicapai
dengan CT scan
CTA /DSA : sesuai indikasi
2. Foto Thoraks : apakah ada pembesaran ventrikel , sebagai
tanda hipertensi kronis
3.EKG : kelaianan dari jantung yang dapat merupakan sumber
emboli
Stroke Infark Stroke hemoragik Subarachnoid H
DIAGNOSIS BANDING
• Abces cerebri
• Tumor
• Trauma kepala
• Post Ictal
• Gangguan metabolik
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanan Umum Stroke
- Stabilisasi jalan nafas dan pernafasan
a. Pemantauan status neurologis, TTV dan saturasi oksigen dalam
24 jam pertama
b. Pemberian O2 bila sturasi oksigen < 95%
c. Perbaikan jalan nafas, termasuk pemasangan orofaring
terutama pada penderita tidak sadar
d. Pemasangan endotracheal tube bila pO2< 60mmhg atau pCO2
>50mmhg
• Stabilisasi Sirkulasi/ Hemodinamik
a. Hindari pemberian cairan hipotonik seperti Glukosa
b. Dianjurkan pemasangan kateter vena sentral upayakan CVP 5-
12 mmhg
c. Bila TD sistolik 120mmhg, berikan vasopressor mis, dopamine,
dg target S 140mmhg
d. Cardiac monitoring selama 24 jam pertama.
e. -Bila TD >220/120 pada stroke iskemik nicardipin 5mg, titrasi
2.5mg tiap 5menit, 15 mg/jam
- Stroke Perdarahan/ICH TD S 150-220, diturunkan sampai 140
mmhg masih aman
• Stabilisasi Sirkulasi/ Hemodinamik
a. Hindari pemberian cairan hipotonik seperti Glukosa
b. Dianjurkan pemasangan kateter vena sentral upayakan CVP 5-
12 mmhg
c. Bila TD sistolik 120mmhg, berikan vasopressor mis, dopamine,
dg target S 140mmhg
d. Cardiac monitoring selama 24 jam pertama.
• Pengendalian Peningkatan Tekanan Intrakranial ( TIK)
a. Pada kasus dengan resiko edema serebri lakukan pemantauan
perburukan gejala pada hari hari pertama
• Pengendalian Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)
Penatalaksanaan TIK meningkat
- Meninggikan posisi kepala 20-30 derajat
- Hindari posisi yg bisa menekan vena jugulare
- Hindari penggunaan cairan hipotonik
- Menhindari hipertermia
- Menjaga normovolemia
- Pemberian osmoterapi sesuai indikasi;
Manitol 0,25 – 50 gr/kg selama >20 menit, diulagi
diulangi setiap 4-6 jam
- Intubasi utk menjaga normoventilasi ( pCO2 35-40)
- Drainase ventricular pada hydrocephalus akut akibat stroke
iskemik serebelar
- Bedah dekompresi pada stroke iskemik serebelar yang
menimbulhan efek masa
• Pengendalian Kejang
- Diazepam iv pelan 5-10mg, diikuti pembertian phenytoin 15-20
mg/kg dengan kecepatan maksimum 50mg permenit
• Pengendalian Suhu tubuh
- Pemberian antipiretik dan diatasi penyebabnya
• Tatalaksana Cairan
- Pemberian cairan isotonis nacl 0.9%, RL, R asetat
• Nutrisi
- Pemberian nutrisi enteral paling lambat dalam 48 jam harus sudah
diberikan setelah tes fungsi menelan baik
• Mencegah dan mengatasi Komplikasi
- Dekubitus, infeksi, aspirasi
• Mengatasi Medik Umum lain
- Hiperglikemia
- Hipoglikemia berat <50mg/dl berikan D40% iv atau infus
glukosa 5-10 %
- analgetic dan anti muntah sesui idikasi
- Gelisah bila perlu diberikan tranqualizer
- kosongkan kandung kemih
• Rehabilitasi Medik, sesegera mungkin bila kondisi stabil
• Penatalaksanaan khusus Stroke Infark
- Trombolisis
Melisiskan thrombus dengan trombolitik rTPA iv,
merupakan katalisator konversi plasminogen menjadi
plasmin, yang melisiskan fibrin yang menyumbat
pembuluh darah.
- AHA/ASA memerekomendasikan terapi trombolitk dengan rTPA
/alteplase (0.9mg/kg, maks 90mg) yang diberikan
dalam waktu 3-4,5 jam dari onset ( Klas I Level B)
yang berarti manfaat lebih besar dari resiko
- Diperlukan sarat kusus utk dilakukan trombolisis
Checklist Kandidat / Non Kandidat
Terapi rtPA Intravena
No Kriteria Inklusi/Eksklusi Kandidat Non Kandidat
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
A. Laboratorium