Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PEMDAHULUAN

STROKE

OLEH :
Kelompok 6

PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN (NERS)


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES MITRA LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015
LAPORAN PENDAHULUAN
STROKE
1. Definisi
Stroke adalah kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang
disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan dapat
terjadi pada siapa saja dan kapan saja (Muttaqin, 2008)
Stroke adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
terhentinya suplay darah ke bagian otak, (Smeltzer et all, 2002)
Stroke adalah gangguan peredaran otak yang menyebabkan defisit
neurologis mendadaqk sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi
saraf otak (Sudoyo aru, dkk. 2009).
2. Klasifikasi
Stroke dibagi menjadi 2 jenis yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.
A. Stroke iskemik (Non Hemoragik) yaitu tersumbatnya pembuluh darah
yang mengakibatkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan
terhenti. 80% stroke adalah stroke iskemik.
1. Stroke trombotik : proses terbentuknya trombus yang membuat
penggumpalan
2. Stroke embolik : tertutupnya pembuluh darah arteri oleh bekuan
darah
3. Hipoperfusion Sistemik : berkurangnya aliran darah keseluruh
tubuh karna adanya gangguan denyut jantung.
B. Stroke Hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi
pada penderita hipertensi. Stroke hemoragik ada 2 jenis yaitu:
1. Hemoragik intraserebral : perdarahan yang terjadi di dalam
jaringan otak
2. Hemoragik Subaraknoid : perdarahan yang terjadi pada ruang
subarakhnoid ( ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan
jaringan yang menutupi otak.
(Nurarif, 2013)
3. Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian :
1. Trombosis
Bekuan darah didalam pembuluh darah otak dan leher.
2. Embolisme Serebral
Bekuan darah atau meterial lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh
yang lain
3. Iskemik
Penurunan aliran darah ke otak
4. Hemoragik serebral
Pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan ke dalam
jaringan otak atau ruang sekitar otak.
(Smeltzer, 2002)

Faktor – faktor yang menyebabkan Stroke


1. Faktor yang tidak dapat dirubah (Non Reversible)
Jenis Kelamin : pria lebih sering ditemukan menderita stroke
dibandingkan dengan wanita
Usia :makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke
Keturunan : adanya riwayat keluarga yang terkena stroke
2. Faktor yang dapat di rubah
- Hipertensi
- Penyakit jantung
- Kolestrol tinggi
- Obesitas
- Diabetes mellitus
- Poliselemia
- Stress, emosional
3. Kebiasaan hidup
- Merokok
- Peminum alkohol
- Obat-obatan terlarang
- Aktivitas yang tidak sehat, kurang oahraga, makanan berkolesterol
(Nuarif, 2013)
4. Manifestasi Klinis
a. Tiba – tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan sebagaian badan
b. Tiba –tiba hilang rasa peka
c. Bicara cedal atau pelo
d. Gangguan bicara dan bahasa
e. Gangguan penglihatan
f. Mulut menceng atau tidak simetris ketika menyeringai
g. Ganguan daya ingat
h. Nyeri kepala hebat
i. Kesadaran menurun
j. Gangguan fungsi otak
(Nurarif, 2013)
5. Pathway

Stroke hemoragik Stroke non hemoragik

Trombus/Emboli di serebral
Peningkatan tekanan sistemik
Vasospasme Arteri serebral/
saraf serebral
Suplai darah ke jaringan otak
Aneurisma/APM tidak adekuat
Iskemik/infark

Perdarahan araknoid/Ventrikel Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak


Defisit neurologis

Hematoma serebral
Hemisfer kiri
Hemisfer kanan

Peningkatan TIK/Herniasi serebral


Hemiparase/ plegi kiri Hemiparase/plegi kanan
Penurunan Kesadaran
Defisit perawatan diri Kerusakan intergitas kulit Gangguan mobilitas fisik

Penekanan saluran
pernafasan
Kerusakan intergitas kulit
Pola nafas tidak efektif

Area gocca
Kurang pengetahuan

Kerusakan fungsi N VII &


N XII

Kerusakan komunikasi
verbal
Resiko aspirasi Resiko trauma Resiko jatuh

(Nurarif & Kusuma, 2013)


6. Komplikasi
a. Dini (0 – 48 jam pertama)
Edema serebri, Defisit neurologis cenderung memberat, dapat
meningkatkan TIK, Herniasi dan akhirnya menimbulkan kematian.
Infark miokard penyebab kematian mendadak pada stroke stadium
awal.

b. Jangka Pendek
(1 – 14 hari)
- Pneumonia akibat immobilisasi lama
- Infark miokard
- Emboli paru cenderung terjadi 7 – 14 hari pasca stroke, sering kali
terjadi pada saat penderita mulai mobilisasi

c. Jangka Panjang
- Infark miokard
- Gangguan vaskuler lain : penyakit vaskuler perifer

7. Pemeriksaan Penunjang
1. Angiopati Serebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik. Seperti
perdarahan atau obstruksi arteri adanya oklusi atau ruptur.
2. CT Scan
Memperlihatkan adanya edema, hematoma, iskemia dan adanya infark
3. Pungsi Lumbal
Menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada trombosis,
emboli serebral dan TIA. Tekanan meningkat dan acairan yang
mengandung darah menunjukkan adanya hemoragik subaraknoid atau
perdarahan intrakranial. Kadar protein meningkat pada kasus
trombosis sehubungan dengan adanya proses inflamasi.
4. MRI
Menunjukkan daerah yang mengalami infark, hemoragik, malformasi
arteriavena (MAV)
5. Ultrasonografi
Mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah sistem arteri karotis)
(aliran darah/muncul plak, arterosklerosis)
6. EEG
Mengidentifikasi masalah di dasarkan pada gelombang otak dan
mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik
7. Sinar X Tengkorak
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal daerah yang
berlawanan dari masa yang meluas.
(Doenges, 2000)
8. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Aktivitas/Istirahat
Kaji kesulitanuntuk malkukan aktivitas karena kelemahan, kehilangan
sensasi atau paralisis (hemiplagia)
2. Sirkulasi
Kaji adanya riwayat penyakit jantung, polisitemia, riwayat hipotensi
postural.
3. Intergitas Ego
Kaji perasaan tidak berdaya, perasaan utus asa
4. Eliminasi
Perubahan pola berkemih, seperti inkontinensia urine, anuria, distensi
abdomen ( distensi kandung kemih berlebihan), bising usus negatif
(illeus pralitik)
5. Makanan/cairan
- Nafsu makan hilang
- Mual mntah selama fase akut (peningkatan TIK)
- Kehilangan sensasi (rasa kecap) pada lidah, pipi dan tenggorokan,
disfagia
- Adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam darah
- Kesulitan menelan (gangguan pada reflek palatum dan faringeal),
obesitas.
6. Neurosensasi
- Sinkope/pusing
- Sakit kepala akan sangat berat dengan adanya perdarahan intraserebral
atau subaraknoid
- Kelemahan/kesemutan/kebas (biasanya terjadi selama fase serangan
TIA, yang ditemukan dalam berbagai derajat pada stroke jenis yang
lain) ; sisi yang terkena terlihat seperti mati/lumpuh.
- Penglihatan menurun seperti buat total, kehilangan daya lihat sebagian,
(kebutuhan monokuler), penglihatan ganda (diplopia) atau gangguan
yang lain
- Sentuhan : hilangnya rangsang sensorik kontralateral (pada sisi tubuh
yang berlawanan) pada ekstremitas dan kadang kadang pada psilateral
(yang satu sisi) pada wajah.
- Status Mental/ tingkat kesadaran : biasanya terjadi koma pada tahap
awal hemoragis, ketidaksadaran biasanya akan tetap sadar jika
penyebabnya adalah trombosis yang bersifat alami. Gangguan tingkah
laku (seperti letargi, apatis, mengerang), gangguan fungsi kognitif
( seperti penurunan memori, pemecahan masalah). Ekstremitas :
kelemahan/paralisis (kontralateral pada semua jenis stroke),
genggaman tidak sama,reflek tendon melemah secara kontralateral.
- Afasia
- Kemampuan untuk mengenali/menghayati masuknya rangsangan
visual
- Ukuran/reaksi pupil tidak sama, dilatasi atau miosis pupil ipsilateral
(perdarahan/herniasi)

7. Nyeri/ Kenyamanan
- Sakit kepala dengan intensitas yang berdeda – beda (karna arteri
karotis yang terkena)
- Kaji tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot/fasia

8. Pernafasan
Ketidakmampuan menelan/batuk/hambatan jalan nafas
Timbulnya sulit bernafas
Suara nafas terdengan ronchi (aspirasi sekret)
9. Keamanan
- Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
- Perubahan persepsi terhadap tempat tubuh (stroke kanan)
- Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan
tidak sabar/kurang kesadaran diri
10. Interaksi sosial
Masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral
2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan neuromuskular
3. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan
neuromuskular
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas fisik
5. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan neuromuskular
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Perubahan perfusi Setelah dilakukan 1. Catat status neurologis 1.
jaringan serebral asuhan keperawatan
diharapka perubahan
perusi jaringan dapat
teratasi dengan
kriteria hasil:
- Mempertahankan
tingkat kesadaran
- Fungsi kognitif
dan sensorik
membaik

Anda mungkin juga menyukai