Oleh :
Letkol Ckm dr. Prihati Pujowaskito, Sp.JP. (K) M.M.RS
dan
Letkol Ckm (K) Dra Sri Gunarni, M.M.RS
Adalah variabel yang dapat
digunakan untuk
mengevaluasi keadaan atau
status dan memungkinkan
dilakukan pengukuran
terhadap perubahan yang
INDIKATOR terjadi dari waktu ke waktu
MUTU atau tolok ukur prestasi
kuantitatif/kualitatif yang
digunakan untuk mengukur
terjadinya perubahan
terhadap besaran target atau
standar yang telah ditetapkan
sebelumnya
PENGUMPULAN INDIKATOR MUTU
AKRED PERTAMA
DATA BELUM
DIKUMPULKAN
5 Penggunaan Antibiotik dan pengobatan Penulisan resep obat sesuai formularium oleh 100%
lainnya serta pelayanan farmasi dokter
Waktu tunggu pelayanan resep rawat jalan
a. Obat jadi a.≤ 30 menit
b. Obat racik b.≥ 60 menit
6 Kesalahan medikasi dan KNC Kesalahan dispensing obat oleh farmasi
7 Penggunaan anestesi dan sedasi Kejadian mual muntah akibat efek samping ≤ 6%
anestesi
8 Penggunaan darah dan produk-produk darah Kejadian reaksi transfusi pada saat kegiatan ≤ 0,01%
transfusi darah
Monitoring tidak terpakainya produk darah 10%
yang sudah diorder
9 Ketersediaan, isi dan penggunaan catatan Kelengkapan Pengisian Rekam Medik 24 jam ≥ 100%
tentang pasien Sejak Setelah Selesai Pelayanan Rawat Inap
10 Pencegahan dan pengendalian, pengawasan, Angka kejadian dekubitus > 1,5%
serta pelaporan infeksi Phlebitis > 1,5%
ISK > 1,5%
11 Penelitian klinis Kelengkapan borang etik penelitian pada ≥ 80%
informed consent
No Indikator Indikator Penilaian Mutu Standar
1 Accute Myocardial Infraction St Elevasi Myocard Infarct
(AMI) (Stemi) 80%
Non St Elevasi Myocard
80%
Infarct (Nstemi
2 Stroke (STK) Stroke Perdarahan
Intraserebral Dengan 80%
Komplikasi
Stroke Infark Tanpa
80%
Penyulit Tanpa Penyerta
3 Childern’s Asthma Care Asama Pada Anak
80%
(CAC)
4 Perinatal Care (PC) Ikterus Neonatorum 80%
Penyakit Membran Hialin 80%
5 Dengue Haemarogic fever Dengue Haemarogic fever 80%
(DHF) (DHF)
6 Apendicitis Akut Apendicitis Akut 80%
7 Katarak Katarak 80%
No Indikator Indikator Penilaian Mutu Standar
1 Kepuasan pelayanan farmasi Kepuasan pasien terhadap pelayanan farmasi ≥ 80%
2 Pelaporan aktifitas yang diwajibkan Ketepatan waktu pengiriman laporan bulanan ke 100%
oleh peraturan perundang-undangan Kemenkes RI dan Dinkes ≤ tgl 15
B. Dari indikator mutu ditemukan kejadian menonjol yaitu mual muntah akibat efek
samping anestesi sebesar 4,93 % pada periode Januari – April 2014
Definisi Komplikasi
NUMERATOR DENOMINATOR
FORMULA TARGET
N / D x 100% > 90 %
INKLUSI EKSKLUSI
Seluruh pasien yg di Pasien yg di operasi
operasi dengan dengan lokal anestesi
Januari Februari Maret April anesetesi umum
maupun regional
Target 90% 90% 90% 90% mengalami efek
Hasil samping mual dan
95,5% 97% 95,5% 93%
muntah,baik intra
Catatan Standar Menkes < 6%, Realisasi = 4,93% maupun post operasi
Penyebab mual muntah :
1. Pengosongan lambung cukup lama
2. Stimulus dari obat anestesi
3. Pasien sebelumnya ada riwayat gastritis
4. Faktor therapi cairan
5. Manipulasi operasi dan lama operasi
6. Operasi Emergency
7. Penyakit penyerta ( PPOK, ISK )
Program Perbaikan
PLAN 1. Setiap pasien yg dilaksanakan operasi diharapkan dapat berjalan lancar,tanpa mengalami
hambatan serta tdk terjadi komplikasi lainnya
2. Angka kejadian komplikasi anestesi pada pasien yg di operasi dari periode Januari – April 2014
sebesar 4,93 %
3. Dapat meminimalisasi atau menghilangkan angka kejadian mual muntah akibat efek samping
anestesi
DO 1. Setiap pasien yg akan dioperasi harus di persiapkan sesuai prosedur, lama puasa lebih
diperhatikan untuk pasien dewasa puasa tdk > 8 jam dan untuk anak tdk > 4 jam
2. Menggunakan obat2 yg lebih sedikit efek mual muntah
( pethidin,morphin ) pemberian obat dgn pengenceran Pemberian obat2 untuk gastritis
diberikan sebelum pasien dioperasi
a. Therapi cairan diberikan sesuai kebutuhan
b. Berikan obat2an untuk mencegah mual muntah
STUDY 1. INPUT
a. Adanya SPO Tatalaksana mual muntah intra dan pasca bedah
b. Chek lyst daftar tilitk keselamatan operasi ( Chek in, Sign in )
c. Sosialisasi dan pemahaman dokter dan perawat ttg kebijsakan dan SPO kamar operasi
d. Pasien sebelumnya ada riwayat gastritis, mualmuntah dan hipertensi ,atau ada penyakit
penyerta lainnya
2. PROSES
a. Persiapan pre operasi
1). Riwayat gastritis, hipertensi atau penyakit penyerta lainnya
2). Riwayat mual muntah
3). Jenis operasi dan lama operasi
b. Intra operasi
1). Kebutuhan cairan
2). Jumlah perdarahan
3). Jenis dan cara pemberian obat anestesi
c. Post Operasi
1). Gejala mual dan muntah
2). Komposisi muntahan
3). Pembarian obat anti mual & muntah
STUDY 3 OUTPUT
a. Masih ditemukan angka kejadian pasien mual muntah akibat efek samping anestesi sekitar
4,93%
b. Terjadi penurunan angka kejadian mual muntah dibanding dengan tahun 2013 sebesar 0,22%
TERIMA KASIH
RUMAH SAKIT TK. II 03.05.01 DUSTIRA
Identifiksi pasien adalah suatu prosedur
konfirmasi identitas pasien untuk ketepatan
identifikasi agar tidak terjadi kesalahan dan
agar sesuai dengan yang ada di dalam
rekam medik.
1. Pemasangan gelang identitas pasien belum
maksimal.
2. Masih ada pasien yang resiko jatuh belum
memakai gelang kuning.
3. Pemahaman SOP TentangGelang Identifikasi
Pasien belum maksimal.
DEFINISI OPERASIONAL
Pelaksanaan standar identifikasi pasien pada pemberian identitas pasien untuk pasien rawat inap merupakan kegiatan untuk memastikan
identitas pasien dengan menggunakan gelang identifikasi sebagai berikut :
Identitas pada gelang minimal dua informasi yaitu nama lengkap, dan Nomor Rekam medik.
Warna gelang identitas yaitu :
Biru : untuk pasien laki – laki
Pink : untuk pasien perempuan
Kuning : untuk pasien resiko jatuh
Putih : untuk pasien DNR
Semua standar identitas pasien harus dilakukan dengan tepat dan benar ,apabila ada salah satu atau lebih elemen yang tidak
dilaksanakan maka dinyatakan kejadian nyaris cedera ( KNC )
NUMERATOR DENOMINATOR
Jumlah seluruh pasien rawat inap dalam satu bulan ( pasien ) X Jumla seluruh pasien rawat inap dalam 1 bulan
100 % = ……%
FORMULA TARGET
INKLUSI EKSKLUSI
Seluruh pasien rawat inap yang memakai gelang identifikasi Pasien yang dirawat belum terpasang gelang identifikasi pasien
pasien
GRAFIK IDENTIFIKASI PASIEN
TA. 2015
Mengoptimalkan sosialisasi kepada perawat di
Rawat Jalan dan UGD serta Rawat Inap
Segera sosialisasi jika ada perubahan SPO
dari pokja SKP
P Optimalkan sosialisasi kepada bagian
L pendaftaran rawat inap
A Monitoring dan Evaluasi dari Komite
N Keselamatan Pasien
Mengadakan pertemuan antara unit kerja
dengan perawat rawat jalan, UGD dan rawat
inap untuk membahas kendala / hambatan
dalam pemasangan gelang identifikasi.
D Mengadakan sosialisasi secara terus
O menerus kepada petugas di loket pendaftaran
pasien rawat inap.
Mengadakan evaluasi dan monitoring serta
tindak lanjut tentang pemasangan gelang
identifikasi.
INPUT
- Pemasangan gelang identitas pasien sudah maksimal dengan
persentasi 100 %.
- Penyediaan Gelang Identitas Pasien Terpenuhi.
PROSES
- Sosialisasi pemakaian gelang identitas pasien secara terus
S menerus.
- Sosialisasi SOP pemasangan gelang resiko jatuh .
T - Sosialisasi SOP penilaian resiko jatuh kepada seluruh perawat
U Rawat Jalan, IGD dan Rawat Inap.
- Sosialisasi terus menerus kepada petugas bagian pendaftaran
D pasien rawat inap.
Y OUTPUT
- Seluruh pasien yang dirawat dinilai dan di identifikasi serta dipasang
gelang sesuai peruntukannya/ kebutuhannya.
- Seluruh pasien yang di rawat inap yang beresiko jatuh di identifikasi
dan di laporkan ke PMKP.
Pokja SKP mengadakan sosialisasi secara
berkelanjutan.
A Pokja SKP segera melakukan sosialisasi bila
C ada perubahan SPO.
T Kepala Ruangan selalu mengevaluasi
I pemasangan gelang identifikasi pasien setiap
O hari.
N Pokja SKP melakukan monitoring evaluasi
pemasangan gelang identifikasi pasien.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016 2016
No Aktifitas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 12 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Sosialisasi
v v v v v v v v v v v
1 Identitas v v
v v v v v v v v v v
v
Pasien
Evaluasi
v v
2 Identifikasi v v v v v v v v v v
Pasien
Validasi data adalah alat penting untuk
memahami mutu dari data dan penting untuk
menetapkan tingkat kepercayaan (confidence level) dari
pengambil keputusan terhadap data itu sendiri.