http://journal.student.uny.ac.id/ojs/index.php/elektro
EVALUASI PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
BERDASARKAN SISTEM MANAJEMEN K3 (SMK3)
EVALUATION OF IMPLEMENTATION OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY (OHS)
BASED ON MANAGEMENT SYSTEM (OHS-MS)
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan: (1) penerapan K3 berdasarkan sistem manajemen,
(2) faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan sistem manajemen K3 di bengkel Elektro dan
Informatika Balai latihan Pendidikan Teknik (BLPT) Yogyakarta.Penelitian ini merupakan jenis
penelitian evaluasi dengan model evaluasi Countenance Stake yaitu antecedents, transaction, dan
output.Hasil dari penelitian menunjukan bahwa: (1) Antecendents : Tahapan penetapan kebijakan dan
perencanaan K3 mendapatkan kategori sesuai menurut SMK3. Tahapan pelaksanaan K3 mendapatkan
kategori sesuai menurut SMK3. Transaction: Tahap perencanaan K3 mendapatkan kategori sesuai
menurut SMK3. Tahapan pelaksanaan K3 mendapatkan kategori kurang sesuai menurut SMK3. Output:
Tahapan pemantauan dan evaluasi K3 mendapatkan kategori kurang sesuai menurut SMK3. Tahapan
peninjauan dan peningkatan kinerja K3 mendapat kategori kurang sesuai menurut SMK3. (2) Faktor-
faktor yang mempengaruhi penerapan K3 yaitu faktor pendukung adalah dokumentasi; P3K; lingkungan
kerja yang sesuai; tujuan dan program terlaksana; dan faktor penghambat adalah komitmen dan
pengawasan K3 serta tidak berjalannya organisasi/badan khusus yang memiliki tanggung jawab dalam
penerapan K3.
merupakan pendidikan yang menyiapkan BLPT selama bulan November hingga Desember
peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang 2016 berjumlah 45 orang.
tertentu. Hal tersebut menunjukkan peserta
didik balai latihan pendidikan teknik akan selalu Prosedur Penelitian
berhubungan langsung dengan masalah Penelitian ini menggunakan model
keselamatan kerja baik di bengkel praktik evaluasi Countenance Stake. Menurut Suharsimi
maupun di industri kerjanya nanti, sehingga dan Cepi (2014) Penelitian ini menggunakan tiga
dalam kegiatan praktik di bengkel, peserta didik tahapan yaitu antecendents (masukan),
dibudayakan untuk menerapkan pedoman K3. transaction (proses), output (keluaran). Terdapat
Berdasarkan kenyataan yang diperoleh, 5 indikator yang diteliti dalam penelitian ini,
maka perlu dilakukan pengkajian dan evaluasi yaitu penetapan kebijakan K3, perencanaan K3,
penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pelaksanaan K3, pemantauan dan evaluasi K3,
bengkel Elektro dan Informatika di Balai Latihan serta peninjauan dan peningkatan kinerja K3.
Pendidikan Teknik (BLPT) Yogyakarta. Evaluasi
ini berfungsi untuk mengetahui sejauh mana Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
penerapan kesehatan dan keselamatan kerja Data
apakah sudah tercapai sesuai dengan sistem Teknik pengumpulan data pada penelitian
menejemen kesehatan dan keselamatan kerja ini menggunakan metode kuesioner, observasi,
yang ada. dokumentasi dan wawancara. Metode kuesioner
menggunakan skala penilaian Likert dengan
METODE PENELITIAN interval antara 1 sampai dengan 4. Kuesioner ini
digunakan untuk mengetahui indikator penetapan
Jenis Penelitian
kebijakan K3, perencanaan K3, pelaksanaan K3,
Penelitian ini menggunakan jenis
pemantauan dan evaluasi K3. Kuesioner
penelitian Evaluasi.Evaluasi adalah “riset untuk
dibagikan kepada 10 orang instruktur dan 45
mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan
orang peserta diklat jurusan Elektro dan
informasi yang bermanfaat mengenai objek
Informatika BLPT.
evaluasi, menilai dengan membandingkannya
Metode observasi dengan cara
dengan indikator evaluasi dan hasilnya
pengamatan peneliti saja tanpa mengikuti
dipergunakan untuk mengambil keputusan
kegiatan yang dilakukan di bengkel jurusan
mengenai objek evaluasi (Wirawan, 2012). Model
Elektro dan Informatika BLPT. Metode
evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi
wawancara dilakukan digunakan untuk
Countenance Stake.
menanyakan tahapan peninjauan dan peningkatan
kinerja. Adapun pertanyaan ini diajukan kepada
Waktu dan Tempat Penelitian
kepala seksi Elektro dan Informatika berupa audit
Penelitian ini akan dilaksanakan di Balai
internal K3 yang dilaksanakan di BLPT.
Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) Yogyakarta
Dokumentasi dilakukan sebagai
beralamat di jalan Kyai Mojo No.70 Yogyakarta.
pelengkap data yang digunakan dalam penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan
ini.
November - Desember 2016.
menyimpulkan data (Suharsimi dan Cepi, 2014). kepemimpinan yang dilaksanakan sudah sesuai,
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi karena dari kepala BLPT sudah mendorong
untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran warga BLPT untuk menerapkan K3. Kebijakan
terhadap objek yang diteliti melalui data sampel kebijakan yang ada sudah dilaksanakan sesuai
atau populasi sebagaimana adanya, tanpa dengan visi dan misi dari BLPT. Adanya
melakukan analisis dan membuat kesimpulan komitmen ini diwujudkan dengan adanya struktur
yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2014:29). organisasi, papan pengumuman K3, surat
Penelitian ini melalui perhitungan gejala pusat kebijakan K3, serta pembuatan anggaran untuk
(Central Tendency) dan variabel yakni mean atau melaksanakan K3. Berdasarkan hasil observasi,
rerata (M), median (Me atau nilai tengah dan surat kebijakan dan undang-undang yang
Modus (Mo) serta Standar Deviasi (SD). digunakan sudah tercantum dalam surat kebijakan
Perhitungan penelitian ini menggunakan K3 BLPT, pemasangan stuktur organisasi sudah
Microsoft Excell terlaksana, papan pengumuman K3 sudah
dilaksanakan namun belum maksimal, anggaran
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dana K3 terlaksana dengan rincian dana untuk K3
terintegrasi dengan angaran dana kegiatan yang
Hasil penelitian ini ditunjukan dalam 3
dilakukan di BLPT. Berdasarkan hasil
tahapan sebagai berikut:
pengamatan, tahapan penetapan kebijakan dan
A. Antecendents
perencanaan K3 terlaksana dengan kategori
1. Penetapan kebijakan dan perencanaan K3
sesuai SMK3 menurut PP No. 50 tahun 2012
Data kuantitatif yang diperoleh dijabarkan
pasal 7, pasal 8, dan pasal 9. Kategori sesuai
dalam Gambar 1.
diberikan dari hasil kuesioner, observasi, dan
dokumentasi yang menyatakan tahapan penetapan
kebijakan dan perencanaan K3 sesuai menurut
SMK3 PP No.50 tahun 2012. Tahapan penetapan
kebijakan dan perencanaan K3 dapat ditingkatkan
dengan cara sebaiknya pihak BLPT melakukan
pengawasan langsung dari kepala mengenai
komitmen instruktur dan warga BLPT terkait
penerapan K3.Kepala BLPT dapat
memaksimalkan kerja dari organisasi K3 yang
sudah dibentuk. Organisasi K3 dapat melakukan
Gambar 1. Indikator Penetapan Kebijakan dan pengawasan secara berkala, dan dapat melakukan
Perencanaan K3 pelatihan K3 kepada instruktur maupun peserta
diklat. Organisasi K3 ini mampu menanamkan
Tahapan penerapan kebijakan dan komitmen K3 sesuai visi dan misi dari BLPT.
perencanaan K3 berdasarkan data kuesioner yang Organisasi K3 dapat memberikan pelatihan K3
didapatkan, untuk responden instruktur kepada instruktur, sehingga instruktur memiliki
mengkategorikan tahapan penetapan kebijakan ketrampilan dalam pelaksanaan K3. Pelatihan K3
dan perencanaan K3 sesuai dengan nilai rata-rata dibutuhkan agar instruktur memberikan tindakan
31,3 dan untuk responden siswa mengkategorikan dan kebiasaan baik kepada peserta diklat,
sangat sesuai dengan nilai rata-rata 29,49. Data sehingga terciptanya pelaksanaan K3 yang sesuai
kuesioner antara responden instruktur dan peserta sasaran.
diklat menunjukkan perbedaan mencolok. Data
yang diperoleh ini menunjukkan bahwa undang- 2. Pelaksanaan K3
undang yang berlaku serta komitmen dan
Data kuantitatif yang diperoleh dijabarkan cara memilih sesuatu yang diperlukan, atau sesuai
dalam Gambar 2. dengan prinsip dan aturan yang ada. Pemilihan
baik dilakukan dengan manajemen stratifikasi,
dengan membagi secara kelompok keperluan.
Seiton atau penataan, dapat melakukan
perencanaan fungsional, setelah melakukan
statifikasi pada proses pemilihan, setelah itu
didapatkan barang-barang sesuai dengan
keperluannya, sehingga proses penataan lebih
mudah, dan mempermudah pengguna dalam
melakukan pencarian barang. Seiso atau
pembersihan, pembersihan dilakukan untuk
Gambar 2. Indikator Pelaksanaan K3 membuang kotoran atau debu yang ada.
Pembersihan ini dapat memelihara peralatan dan
Tahap pelaksanaan K3, berdasarkan data bengkel dengan baik. Seiketsu atau pemantapan,
yang diperoleh tahapan pelaksanaan K3 mendapat menurut Takasbi Osada (2004) pemantapan
kategori sesuai pada responden instruktur dengan mencakup kebersihan pribadi dan kebersihan
nilai rata-rata 42,4 dan untuk responden peserta lingkungan. Terakhir, Shitsuke atau pembiasaan,
diklat mengkategorikan tahapan pelaksanaan K3 ini merupakan perilaku untuk membiasakan
sesuai dengan nilai rata-rata 44,8. Terdapat langkah langkah 5S seperti yang sudah
perbedaan hasil responden instruktur dan peserta dijabarkan. Pembiasaan ini untuk menciptakan
diklat. Berdasarkan hasil penelitian observasi dan tempat kerja dengan kebiasaan dan perilaku yang
dokumentasi, sub indikator dokumentasi berupa baik. Ergonomic check point berisi aturan atau
peraturan K3, pedoman K3, poster K3 sudah cara mengenai lingkungan kerja, penggunaan
dilaksanakan. Peraturan K3 dan pedoman K3 APD, identifikasi bahaya, cara penggunaan alat,
tertulis dalam kebijakan K3 yang dilaksanakan di penempatan alat dan lain-lain.
BLPT. Poster K3 di letakkan pada setiap bengkel,
masing masing bengkel memiliki 1 poster K3. B. Transactions
Sub indikator P3K seperti peralatan P3K sudah 1. Perencanaan K3
tersedia di setiap masing-masing seksi jurusan, Data kuantitatif yang diperoleh dijabarkan
sedangkan untuk pelatihan dan sertifikat untuk dalam Gambar 3.
tim P3K masih belum tersedia. Lingkungan kerja
bengkel sudah sesuai, dan tujuan dan program
yang dijalankan sudah sesuai dengan kebijakan
K3. Berdasarkan data yang didapatkan dapat
disimpulkan tahapan pelaksanaan K3
sudahterlaksana dan dikategorikan sesuai
menurut data kuesioner, observasi, dan
dokumentasi. Guna meningkatkan kinerja yang
sudah ada, sebaiknya adanya pemeliharaan sarana
dan prasarana. Pemeliharaan sarana dan prasarana
dapat dilakukan dengan menerapkan 5S dan
ergonomic check point. Menurut Takasbi Osada Gambar 3. Indikator Perencanaan K3
(2004) 5S adalah Seiri (pemilahan), Seiton
(penataan), Seiso (pembersihan), Seiketsu Tahap pelaksanaan K3, berdasarkan data
(pemantapan), dan Shitsuke (pembiasaan). yang diperoleh tahapan pelaksanaan K3 mendapat
Langkah Seiri atau pemilahan dilakukan dengan kategori sesuai pada responden instruktur dengan
Prodi Pendidikan Teknik Elektro, Vol.7, No.2, April 2017 : 152-160
157
nilai rata-rata 45,5 dan responden peserta diklat Gambar 4. Indikator Pelaksanaan K3
mengkategorikan tahapan pelaksanaan K3 sesuai
dengan nilai rata-rata 48,04. Terdapat perbedaan Tahap pelaksanaan K3, berdasarkan data
yang signifikan dari hasil responden instruktur yang diperoleh tahapan pelaksanaan K3 mendapat
dan peserta diklat. Berdasarkan hasil data kategori sesuai pada responden instruktur dengan
kualitatif berupa observasi dan dokumentasi, nilai rata-rata 45,5 dan responden peserta diklat
tahapan ini belum terlaksana sepenuhnya seperti mengkategorikan tahapan pelaksanaan K3 sesuai
surat prosedur pelatihan K3 yang belum dengan nilai rata-rata 48,04. Terdapat perbedaan
terlaksana. Surat tugas penanggung jawab K3 dan yang signifikan dari hasil responden instruktur
surat penunjukan instrukutur belum terlaksana. dan peserta diklat. Berdasarkan hasil data
Pengawasan SOP terhadap peserta diklat masih kualitatif berupa observasi dan dokumentasi,
kurang. Dokumen pelaporan masih belum tahapan ini belum terlaksana sepenuhnya seperti
dilaksanakan. Menurut PP No. 50 tahun 2012 surat prosedur pelatihan K3 yang belum
tentang SMK pasal 10, pasal 11, dan pasal 13, terlaksana. Surat tugas penanggung jawab K3 dan
tahapan pelaksanaan K3 kurang sesuai, karena surat penunjukan instrukutur belum terlaksana.
berdasarkan pertimbangan pada data kualitatif Pengawasan SOP terhadap peserta diklat masih
yang diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian yang kurang. Dokumen pelaporan masih belum
didapatkan, untuk mengatasi permasalahan di atas dilaksanakan. Menurut PP No. 50 tahun 2012
sebaiknya pihak BLPT memberikan pelatihan tentang SMK pasal 10, pasal 11, dan pasal 13,
kepada instruktur dan memberikan saksi yang tahapan pelaksanaan K3 kurang sesuai, karena
jelas kepada instruktur untuk melaksanakan berdasarkan pertimbangan pada data kualitatif
pengawasan sesuai dengan SOP yang ada. yang diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian yang
Pelatihan K3 penting untuk dilaksanakan agar didapatkan, untuk mengatasi permasalahan di atas
instruktur mengetahui penerapan K3 yang sesuai, sebaiknya pihak BLPT memberikan pelatihan
serta instruktur sendiri memiliki kualifikasi kepada instruktur dan memberikan saksi yang
dibidang K3. Kualifikasi ini menjadi nilai jelas kepada instruktur untuk melaksanakan
tambahan bagi instruktur sendiri. Selain itu, perlu pengawasan sesuai dengan SOP yang ada.
adanya dokumentasi surat-surat tugas dan Pelatihan K3 penting untuk dilaksanakan agar
penunjukan jabatan, agar garis koordinasi yang instruktur mengetahui penerapan K3 yang sesuai,
ada dapat berjalan dengan baik sesuai kebijakan serta instruktur sendiri memiliki kualifikasi
yang berlaku. dibidang K3. Kualifikasi ini menjadi nilai
tambahan bagi instruktur sendiri. Selain itu, perlu
2. Pelaksanaan K3 adanya dokumentasi surat-surat tugas dan
Data kuantitatif yang diperoleh dijabarkan penunjukan jabatan, agar garis koordinasi yang
dalam Gambar 4 ada dapat berjalan dengan baik sesuai kebijakan
yang berlaku.
C. Output
1. Pemantauan dan Evaluasi K3
Data kuantitatif yang diperoleh dijabarkan
dalam Gambar 5.
(2) Pihak BLPT melakukan pemeliharaan sarana Sugiyono. (2014). Statistika Untuk Penelitian.
dan prasarana bengkel maupun lingungan BLPT. Bandung: Alfabeta
(3) Pihak BLPT mensosialisasikan identifikasi
bahaya setiap alat praktik dan bengkel kepada Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin. (2014).
peserta diklat dan instruktur. Sosialisasi dapat Evaluasi Program Pendidikan Edisi
berupa poster, himbauan ataupun informasi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara
kepada instruktur, peserta diklat dan pengguna
Rina Eviana. (2014). Berita/Kasus kecelakaan di
bengkel. (4) Pihak BLPT memberikan pelatihan Yogyakarta. Diakses pada
kepada instruktur dan memberikan saksi yang www.tribunjogja.com tanggal 8Februari
jelas kepada instruktur untuk melaksanakan 2017.
pengawasan sesuai dengan SOP yang ada. (5)
Pihak BLPT melakukan dokumentasi surat-surat Wirawan. (2012). Evaluasi Teori, Model,
tugas dan penunjukan jabatan, agar garis Standar, Aplikasi, dan Profesi. Depok: PT
koordinasi yang ada dapat berjalan dengan baik Raja Grafindo Persada.
sesuai kebijakan yang berlaku. (6) Pihak BLPT
melakukan rapat khusus terkait audit internal K3
dan mendokumentasikan setiap peningkatan yang
telah dicapai pihak BLPT melakukan rapat
khusus terkait audit internal K3 dan
mendokumentasikan setiap peningkatan yang
telah dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan. (2003). Pedoman
Indikator Indonesia Sehat. Jakarta:
Departemen Kesehatan
International LabourOrganization.(2010).
Ergonomic Checkpoints : Practical and
easy-to-implement solution for improving
safety, health, and working condition.
Geneva: ILO Cataloguing in Publication
Data