Anda di halaman 1dari 3

Nama : Valentina Ayuwandy

NIM : 051001600116

Tugas : Resume Webinar LPJK Nasional

Teknologi Konstruksi

Evaluasi Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Proyek Infrastruktur


Jalan Pada Penerapa Terintergrasi SMK3 dan K4 (SMKK)

Pembicara : Ir. Desiderius Viby Indrayana, MM., MT., IPM

Sektor konstruksi adalah salah satu sector dengan risiko kecelakaan kerja yang tinggi, tidak
hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia (Charoenloetet al., 2011; Manu et al., 2018).

Salah satu tujuan standar dari industry berisiko tinggi seperti industry konstruksi adalah
beroperasi dengan cara yang aman (Dienet al., 2012).

Pada tanggal 1 Juli 2007 telah tebit standard baru Occupational Health and Safety
Assessment Series OHSAS 18001 : 2007 yang menggantikan OHSAS 18001 :1999. ISO
45001 : 2018 dipublikasikan pada tanggal 12 Maret 2018 oleh International Organization for
Standardization (ISO) yang menjadikan strukturnya sama dengan Sistem Manajemen lain dan
berlaku untuk seluruh dunia tanpa memandang ukuran dan jenis dari organisasi apakah itu
UKM, menengah atau bahkan Organisasi Besar.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat SMK3
adalah bagian dari system manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif (PP 50 -2012).

Tujuan Penerapan SMK3 :

1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan Kesehatan kerja yang terencana,


terukur, terstruktur, dan terintegrasi
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.
Penerapan SMK3 :

(Psl. 4-2) Instansi pembina sector usaha dapat mengembangkan pedoman penerapan
SMK3 sebagaimana dimaksud pada ayat(1) sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang - undangan.

(Psl. 5-1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.

(Psl. 6-1) SMK3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal.3 ayat (1) meliputi : penetapan
kebijakan K3; perencanaan K3; pelaksanaan rencana K3; pemantauan dan evaluasi
kinerja K3; peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.

(Psl. 16-1) Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh Lembaga audit independent yang
ditunjuk oleh Menteri atas permohonan perusahaan.

(Psl. 18-1) Pengawasan SMK3 dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan pusat provinsi
dan/atau kabupaten / kota sesuai dengan kewenangannya.

(Psl. 19-1) Instansi pembina sector usaha dapat melakukan pengawasan SMK3 terhadap
pelaksanaan penerapan SMK3 yang dikembangkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang undangan.

Perusahaan harus mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja SMK3 guna


menentukan keberhasilan atau untuk melakukan identifikasi Tindakan perbaikan.
Terlebih saat ini dunia industry tengah memasuki Era Revolusi Industri 4.0. Pada era ini,
muncul sejumlah jenis pekerjaan baru seiring pendekatan digital. Dengan munculnya
jenis pekerjaan baru, maka akan timbul potensi – potensi bahaya baru yang perlu
dilakukan pengendalian agar tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK).

Tingginya kecelakaan kerja merupakan indikasi penerapan SMK3 yang begitu buruk.
Perlu menilai dan mengukur pencapaian penerapan SMK3 di setiap perusahaan untuk
mengetahui keefektifannya. Melalui penilaian penerapan SMK3 atau audit SMK3 akan
diketahui apakah program K3 yang telah dilaksanakan sesuai dengan regulasi.

 Publikasi Jurnal Nasional & Internasional


 Pengambilan Data Primer dan Sekunder
1. Purposive Sampling
2. Pilot Survey Kuesioner
3. Distribusi Kuesioner dan Indepth Interview
 Pengolahan Data
Tabulasi Total Data (SPSS. Ver.22) Analisa Indikator Variabel (SEM Amos.
Verr.22, one stage approach atau hybrid (full SEM model).
 Output Analisis SEM Amos

Anda mungkin juga menyukai