Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS IMPLEMENTASI SMK3 DENGAN METODE GAP ANALYSIS

PADA PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA


Aldias Pratomo Aji*),Novie Susanto

Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak

Pada penelitian ini menyajikan usulan terkait perbaikan penerapan SMK3 pada PT TMMIN yang
saat ini masih kurang maksimal. Oleh karena itu dilakukan lah evaluasi terhadap penerapan SMK3
dengan menggunakan data berupa hasil rapat antara kepala divisi yang berupa check sheet audit
SMK3. Perbandingan akan dilakukan dengan cara membandingkan keadaaan asli dengan standar
yang ditetapkan oleh DEPNAKER yang diatur dalam beberpa peraturan pemerintah sep erti pada
UU No. 1 th 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan kerja, UU No. 13 th.2003 tentang
Ketenagakerjaan, PP No.50 th 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Perbdandingan dilakukan dengan metode Gap Analysis. Gap analysis didefinisikan oleh IT
Infrastructure Library (ITIL) sebagai aktivitas yang membandingkan dua macam data dan
mengidentifikasi perbedaanya. Gap analysis biasa digunakan untuk membandingkan suatu set
persyaratan. Gap analysis umumnya terstruktur pada satu set area , topik atau kategori, sehingga
membuat gap analysis efisien untuk mengetahui sector atau bidang mana yang perlu diperbaiki.

Kata Kunci : Evaluasi , SMK3 , Peraturan pemerintah, Gap Analysis, usulan perbaikan.

Abstract

[Analysis Of SMK3 Implementation With Gap Analysis Method In PT TMMIN] This research
presents suggestions related to the improvement of the application of SMK3 at PT Toyota Motor
Manufacturing Indonesia, which is currently not optimal. Therefore, an evaluation of the
implementation of SMK3 was carried out using data in the form of meeting results between division
heads in the form of an SMK3 audit check sheet. Comparisons will be made by comparing the original
conditions with the standards set by DEPNAKER which are regulated in several government
regulations such as in Law no. 1 th 1970 concerning occupational safety and health, Law no. 13
th.2003 concerning Employment, PP No.50 of 2012 concerning the Occupational Safety and Health
Management System. Comparisons were made using the Gap Analysis method. Gap analysis is
defined by the IT Infrastructure Library (ITIL) as an activity that compares two types of data and
identifies the differences. Gap analysis is commonly used to compare a set of requirements. Gap
analysis is generally structured on a set of areas, topics or categories, thus making an efficient gap
analysis to find out which sectors or areas need improvement.

Key Word : Evaluation, SMK3, Goverment Regulation , Gap Analysis, Improvement


1. PENDAHULUAN aman, efisien dan produktif.”Penerapan SMK3
Pada era yang modern ini banyak industri sebagai Sistem Manajemen Kesehatan dan
manufaktur otomotif. Persaingan yang cukup Keselamatan dalam suatu perusahaan memang bukan
kompetitif pada manufaktur otomotif menununtut hal yang baru, seperti pada PT Toyota Motor
perusahaan manufaktur otomotif untuk meningkatkan Manufacturing Indonesia yang telah melakukan
efektifitas dan efisiensi dalam memproduksi produk. Sertifikasi SMK3. Pada bagian safety di PT TMMIN
Seiring dengan perkembangan industri manufaktur ini mereka melakukan evaluasi secara berkala setiap
otomotif yang ada, maka tidak menutup 1 tahun sekali pada bulan januari untuk melihat
kemungkinan akan mempengruhi kualitas manusia penerapan safety apakah berjalan lancar dengan
sebagai sumber daya. Berkembangnya teknologi juga menggunakan checksheet yang akan di cek oleh
akan banyak menyebabkan menurunnya sumber daya KEMNAKER. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa
manusia seperti berakibat pada kecelakaan kerja. Era penerapan safety masih dilanggar oleh karyawan PT
globalisasi dan pasar bebas yang akan yang sedang TMMIN, seperti ada beberapa divisi yang tidak
terjadi sekarang ini membuat kesehatan dan melakukan pengecekan alat safety yang sudah tidak
keselamatan kerja (K3) merupakan salah satu memenuhi persyaratan secara berkala. Akibat dari
prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi tidak dilakukan pengecekan berkala pada alat safety
perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus adalah meningkatakan risiko kecelmengurangi
dipenuhi oleh seluruh negara anggota. Pembangunan peluang terjadinya kecelakaan saat melakukan kerja
nasional bangsa Indonesia adalah pembangunan karena kerusakan alat bantu. Berdasarkan pernyataan
disegala bidang kehidupan yang dilaksanakan secara yang diperoleh, maka perlu dilakukan pengkajian dan
menyeluruh dan berkesinambungan, termasuk bidang evaluasi terhadap penerapan SMK3 pada PT Toyota
kesehatan dan keselamatan kerja. Pembangunan Motor Manufacturing Indonesia. Berdasarkan hasil
kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, dari audit SMK3 pada 29 Januari sampai 31 Januari
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap 2020 PT TMMIN memperoleh predikat memuaskan
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat dengan pencapaian 96,38 % (baik). Meskipun
yang optimal. ILO ((International Labour mendapat nilai yang baik, PT Toyota Motor
organisation), sebagai salah satu badan PBB yang Manufacturing Indonesia selalu menanamkan nilai
fokus pada masalah Pekerja di seluruh dunia, ILO kaizen atau continuous improvement dalam setiap
memperkirakan bahwa tiap tahun sekitar 24 juta kegiatan yang dilakukan baik perbaikan kecil maupun
orang meninggal karena kecelakaan dan penyakit di perbaikan besar oleh karena itu perlu dilakukan
lingkungan kerja termasuk didalamnya 360.000 evaluasi lagi terhadap penerapan SMK3 pada PT
kecelakaan fatal dan diperkirakan 1,95 juta Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah
disebabkan oleh penyakit fatal yang timbul di meminimalisir kecelakaan kerja sekecil mungkin.
lingkungan kerja. Menurut Staff Ahli Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 2. TINJAUAN PUSTAKA
Firdaus Ali, Kecelakaan kerja di sektor industri A. Evaluasi
manufaktur sebesar 31,6 persen dan ini menjadi kan Evaluasi secara harfiah berasal dari bahasa
industri manufaktur sebagai industri memiliki Inggris dengan kata evaluation yang berarti penilaian
persentase terbesar ke 2 setelah industri konstruksi atau penaksiran (Echols Dan Shadily, 2003).Evaluasi
yakni 32 persen. menurut (Poerwodarminto, 2014) berarti penilaian atau
Berdasarkan masalah yang ada maka pemerintah menilai. Menurut (Suharsimi dan Cepi, 2010) evaluasi
melakukan upaya untuk menurunkan angka adalah “kegiatan untuk mengumpulkan informasi
kecelakaan kerja. Usaha yang dilakukan adalah tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi
dengan adanya perwujudan keselamatan dan tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang
kesehatan kerja merupakan bagian penting dalam tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Sehingga
bidang manufaktur seperti dijelaskan dalam peraturan evaluasi perlu dilakukan secara berkala dan terus
pemerintah republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 menerus untuk menentukan pengambilan sebuah
pasal 1 ayat 1 yang berbunyi : “Sistem manajemen keputusan yang tepat
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya
disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem B. Sistem Manajemen Keselamatan dan
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam Kesehatan Kerja (SMK3)
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan
kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang kerja merupakan bagian dari sistem manajemen
organisasi yang digunakan untuk mengembangkan dan Tabel 1 Score Gap Analysis
menerapkan kebijakan K3 dan mengolah resiko
(OHSAS 18001, 2007). Menurut peraturan pemerintah Score Pengertian
No.50 tahun 2012 Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 1 Jika organisasi atau perusahaan tidak
adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan memahami apa yang diperlukan dan
secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko tidak melakukan hal tersebut.
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya 2 Jika organisasi atau perusahaan
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Jadi memahami pentingnya aktivitas tersebut
sistem manajemen K3 adalah sistem manajemen yang namun tidak melakukannya.
3 Jika organisasi atau perusahaan
mengelola K3 sehingga tercapai tujuan dari K3.
memiliki dokumen tetapi belum
Peraturan pertama tentang SMK3 diatur dalam diterapkan atau dilakukan tapi tidak
Undang-Undang (UU) No. 1 Tahun 1970 Tentang dicatat.
Keselamatan Kerja lalu dikeluarkan lagi Peraturan 4 Jika organisasi atau perusahaan
Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-05/MEN/1996 melakukan aktivitas tetapi tidak
tentang Sistem Manajemen K3 kemudian peraturan konsisten.
tersebut diperbaharui menjadi Peraturan pemerintah 5 Jika organisasi atau perusahaan
No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen K3. melakukan aktivitas dengan baik
Pokok pokok bahasan SMK3 adalah penetapan (dilakukan secara konsisten).
kebijakan, perencanaan K3, pelaksanaan K3, • Penilaian gap
pemantauan dan evaluasi kinerja K3, peninjauan dan
Penilaian gap bertujuan untuk melihat
peningkatan kinerja SMK3. Adapun pokok bahasan
seberapa besar gap yang ada pada perusahaan.
tersebut memiliki sub bab yang menjelaskan tentang
Nilai persentase diperoleh dengan
ketentuan ketentuan yang ada.
menjumlahkan score per variabel dan
membaginya dengan nilai maksimal pada
C. Gap Analisis variabel tersebut. Semakin kecil gap yang ada
Gap analysis didefinisikan oleh IT Infrastructure maka semakin baik. Untuk mengukur kesiapan
Library (ITIL) sebagai aktivitas yang Nilai persentase yang dihasilkan menunjukan
membandingkan dua macam data dan kesiapan perusahaan dalam
mengidentifikasi perbedaanya. Gap analysis biasa pengimplementasian SMK3 .
digunakan untuk membandingkan suatu set Tabel 2 Range Gap Analysis
persyaratan. Gap analysis umumnya terstruktur pada
satu set area, topik atau kategori, sehingga membuat Persentase Uraian
gap analysis efisien untuk mengetahui sector atau 75%-100% Organisasi siap melakukan
bidang mana yang perlu diperbaiki. Gap analysis sertifikasi SMK3
menjadi efektif karena checklist yang dibuat
terstruktur dan sesuai dengan topiknya. Checklist
akan mencakup semua persyaratan yang ada dan 50% - 74% Organisasi masih harus
dibuat secara hirarki dalam pengkajiannya, hal ini memperbaiki sistem K3 untuk
akan mencakup pertanyaan umum dan memberikan persiapan SMK3
gambaran mengenai topik atau kategori yang akan 1%-49% Divisi K3 organisasi sangat
dinilai. Pertanyaan–pertanyaan pada checklist dibuat butuh perbaikan karena
secara lengkap, detail dan membuat penilaian berbeda jauh dari SMK3 .
terhadap setiap individu persyaratan jika diperlukan.
Setiap pertanyaan berhubungan dengan pertanyaan
lain untuk memastikan ketertelusurannya (Picard, 3. METODE PENELITIAN
dkk, 2016). Berikut merupakan langkah – langkah A. Studi Pendahulun
dalam melakukan gap analysis : Tahapan ini merupakan tahap untuk mengenali
• Penentuan Score topik dari penelitian. Identifikasi masalah dilakukan
Score yang digunakan pada gap analysis melalui studi pendahuluan yang meliputi studi
ditunjukan pada tabel 2.1 di bawah ini : lapangan dan studi pustaka. Studi lapangan berupa
peninjauan langsung ke area pabrik pada PT.TMMIN.
Sementara studi pustaka dilakukan dengan mencari
teori-teori yang relevan dengan penerapan SMK3 dibobotkan skor 1-5 dengan persentasinya masing-
pada jurnal-jurnal penelitian, buku, maupun sumber masingdan kemudia dibuat range kesiapan
lainnya yang terkait dengan SMK3 dan teori terkait perusahaan dalam pengimplementasian.range
Gap Analysis. tersebut didapatkan dari para ahli. Gap – gap yang ada
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah akan ditentukan prioritas dan perbaikannya
dilakukan sebelumnya, tahap selanjutnya adalah berdasarkan persentase paling besar.
perumusan masalah. Adapun rumusan masalah yang 4. Pengolahan Data
digunakan pada penelitian ini adalah penerapan Analisis penerapan SMK3 pada PT TMMIN
SMK3 pada PT TMMIN terkait list kepatuhan dilakukan dengan Gap analysis menggunakan checklist
terhadap persyaratan lisensi atau kualifikasi sesuai yang didasarkan atas persyaratan SMK3 yang ditetapkan
dengan peraturan perundangan untuk melaksanakan oleh peraturan pemerintah No.50 tahun 2012. Data
tugas khusus, melaksanakan pekerjaan atau diambil dengan wawancara kepala divisi Safety PT
mengoperasikan peralatan. Maka dilakukan analisis TMMIN, obeservasi langsung, dan dokumen. Berikut ini
terkait faktor internal dan eksternal yang dapat merupakan perhitungan kesesuaian penerapan SMK3 di
mempengaruhi kelelahan pada pekerja. PT TMMIN :
Setelah merumuskan masalah tersebut, penulis
menetapkan tujuan dari penelitian. Tujuan penelitian
ini adalah untuk Mengidentifikasi permasalahan
penerapan SMK3 pada PT Toyota Motor
Manufacturing Indonesia. Menganalisis masalah
pada kriteria yang belum optimal dengan metode gap
analysis tentang penerpan SMK3. Memberikan
Solusi atas permasalahan yang dianalisis pada kriteria
terpilih. Proses pengumpulan data dilakukan pada
bagian Safety PT. TMMIN pada periode Kerja
Praktek. Pengumpulan data dilakukan dengan
pengamatan langsung dan wawancara. Data-data
yang dikumpulkan merupakan data primer dan data
sekunder. Data Primer yang digunakan adalah
Berupa wawancara. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui kondisi pada PT TMMIN untuk
mengetahui apakah semua kriteria SMK3 sudah
lengkap. Data didapat dari hasil rapat antar setiap
bagian yang ada pada pabrik TMMIN terkait SMK3.
Proses wawancara dilakukan langsung oleh kepala
bagian safety kepada setiap perwakilan tiap bagian
yang ada di lantai pabrik. Perwakilan dari setiap divisi
pada pabrik adalah masing-masing kepala divisi
terkait. Kemudia Data Sekunder adalah data yang
langsung didapatkan dari Perusahaan PT Toyota
Motor Manufacturing Indonesia yaitu dokumen-
dokumen terkait K3 yang dibuat langsung oleh pihak
toyota. Dokumen yang digunakan adalah induk
dokumen dan checksheet audit SMK3.

B. Gap Analysis
Pada tahap ini, merupakan tahap pengolahan data
yang sudah didapatkan pada proses sebelumnya.
Pengolahan data menggunakan Gap analysis. Dengan
cara melakukan benchmarking tiap elemen SMK3
yang diterapkan di PT TMMIN dengan pedoman PP
No. 50 th.2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan & Kesehatan Kerja kemudian akan
Tabel 3 Gap Analysis
Klausul Item Audit Pencapaian Skor Skor Kumulatif skor maksimal (%)

Perusahaan
mengkomunikasikan ~ Kebijakan
Kebijakan K3 kepada perusahaan
1.1.3 seluruh tenaga kerja, (ditempel di oasis)
tamu, kontraktor,
pelangan dan pemasok
dengan cara yang tepat 5
~ Bukti sosialisasi
(format dari safety) 5
Pimpinan unit kerja
dalam suatu perusahaan Struktur organisasi
bertanggung jawab atas & Job desc safety di
1.2.3 divisi (Safety
kinerja keselamtan dan
kesehatan kerja pada Officer)
unit kerjanya. 5
Action Plant Divisi
Pengusaha atau terkait factor Safety
pengurus bertanggung FY17 + Evaluasi 5
1.2.4 jawab secara penuh Action Plant
untuk menjamin Divisi terkait
pelaksanaan SMK3. factor Safety
FY18 5
Terdapat prosedur yang
memudahkan konsultasi
mengenai perubahan-
1.4.2 Member voice
perubahan yang
mempunyai implikasi
terhadap K3. 5
Dibentuk kelompok-
kelompok kerja dan
dipilih dari wakil-wakil
tenaga kerja yang
ditunjuk sebagai Struktur PGD
1.4.10 penanggung jawab K3 divisi &
di tempat kerjanya dan pelatihannya.
kepadanya diberikan
pelatihan sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan 5
Susunan kelompok- ~ Tempel Struktur
kelompok kerja yang PGD di all oasis 5
1.4.11
telah terbentuk
~ Bukti sosialisasi
didokumentasikan dan 5 45 45 100
untuk keperluan tertentu
diberi tanda khusus

~ Contoh file
expired
* Zat Kimia
[Persyaratan
MSDS & Label]
*Jasa [Spesifikasi
Teknis Sesuai
Persyaratan K3
SS/SR, JIS,
dievaluasi dan menjadi standard TMC, ISO,
5.1.5
pertimbangan dalam dll]
seleksi pembelian ~ List MSDS
~ Copy MSDS 16
Kriteria + bahasa
~ Tempel MSDS di
dekat B3 5 5 5 100
- Report
Improvement /
Apabila upaya Dokumen WRA
pengendalian risiko step 3 mengikuti
Tahapan
diperlukan, maka upaya
6.1.2 Pengendalian
tersebut ditetapkan [Eliminasi,
melalui tingkat Substitusi,
pengendalian Rekayasa Teknik,
Administrasi
Control, APD] 5
Terdapat sistem izin Flow/SOP
6.1.5 kerja untuk tugas pekerjaan berbahaya
berisiko tinggi di divisi 5
Alat pelindung diri - Dokumen STD
disediakan sesuai APD telah disahkan
kebutuhan dan - Visualisasi STD
6.1.6 digunakan secara benar APD (tempel di area
kerja)
serta selalu dipelihara
dalam kondisi layak - Check sheet APD
pakai - Aktual pemakaian 5
Dilakukan pengawasan - Schedule patrol
untuk menjamin bahwa - Resume meeting
setiap pekerjaan (distribusi) +
dilaksanakan dengan kehadiran
6.2.1 - Check sheet
aman dan mengikuti
prosedur dan petunjuk patrol / temuan
kerja yang telah - Grafik progress
ditentukan perbaikan temuan 5 140 145 96,55
- Terdapat rambu
- rambu
peringatan 5
Genba : (contoh
Tersedianya fasilitas
ke Line I)
dan layanan di tempat Tempat minum
6.4.3 kerja sesuai dengan
karyawan
standar dan pedoman
(gelas/botol +
teknis
dispenser) 5
Genba kesesuaian
rambu dengan
Rambu-rambu K3 harus standard K3 /
dipasang sesuai dengan pedoman teknis
6.4.4
standar dan pedoman [SS/SR] :
teknis * Limbah B3
* Penyimpanan
material B3, dll 5
Penjadualan
pemeriksaan dan
pemeliharaan sarana
produksi serta peralatan Schedule &
mencakup verisifikasi Cheksheet TPM &
6.5.1 alat-alat pengaman serta Peralatan Mesin
persyaratan yang Produksi (ada &
ditetapkan oleh update)
peraturan perundangan,
standar dan pedoman
teknis yang relevan.. 5
Semua catatan yang
memuat data-data secara
rinci dari kegiatan
pemeriksaan, Semua dokumen-
daftar riwayat
6.5.2 pemeliharaan, perbaikan
alat/mesin
dan perubahan yang
pemeliharaan
dilakukan atas sarana
produksi harus disimpan
dan dipelihara. 5
Sarana dan peralatan ~ Sertifikasi
produksi memiliki Crane
sertifikat yang masih ~ Sertifikasi Hoist
berlaku sesuai dengan (>500kg)
6.5.3 ~ Sertifikasi FL
persyaratan peraturan
perundang-undangan ~ Sertifikasi
dan standar. (Pesawat Towing
Alat & Angkut) ~ Sertifikasi 5
pemeliharaan, perbaikan
dan perubahan.

Terdapat penanggung
jawab untuk menyetujui
bahwa sarana dan A. Dokumen
Serah Terima Dari
peralatan produksi telah
6.5.10 M/T ke Produksi
aman digunakan setelah
(MM Press -
proses pemeliharaan,
Overhaul)
perawatan, perbaikan
atau perubahan. 5
Terdapat penanggung
jawab untuk menyetujui
A. Dokumen
bahwa sarana dan
peralatan produksi telah Serah Terima Dari
6.5.10 M/T ke Produksi
aman digunakan setelah
(MM Press -
proses pemeliharaan,
Overhaul)
perawatan, perbaikan
atau perubahan. 5
Instruksi/prosedur
keadaan darurat dan Bukti visualisasi
hubungan keadaan struktur kondisi
darurat diperlihatkan darurat &
6.7.5 secara jelas dan Emergency Call.
menyolok serta (Update A.
diketahui oleh seluruh Bumantolo -
tenaga kerja di GASHE)
perusahaan. 5
Prosedur untuk
pemulihan kondisi
tenaga kerja maupun
sarana dan peralatan
produksi yang
Prosedure restart
mengalami kerusakan
6.9.1 produksi
telah ditetapkan dan
(GASHE).
dapat diterapkan
sesegera mungkin
setelah terjadinya
kecelakaan dan penyakit
akibat kerja. 3
Pemeriksaan/inspeksi * Patrol Safety di
7.1.1
terhadap tempat kerja area kerja 5 25 25 100
Terdapat prosedur
terdokumentasi yang Ada di Gashe
4
menjamin bahwa semua
kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja,
kebakaran atau
8.2.1 Sosialisasi
peledakan serta kejadian
berbahaya lainnya di Informasi
tempat kerja dicatat dan kecelakaan kerja
dilaporkan sesuai
dengan peraturan
perundang-undangan. 5
Isi laporan
Laporan pemeriksaan
kecelakaan kerja
dan pengkajian berisi
berisi sebab dan
tentang sebab dan akibat
akibat serta
8.3.3 serta rekomendasi/saran rekomendasi/saran
dan jadwal waktu
dan jadwal waktu
pelaksanaan usaha
pelaksanaan usaha
perbaikan.
perbaikan. 5
Tindakan perbaikan
diinformasikan kepada
Yokoten
8.3.5 tenaga kerja yang
kecelakaan kerja.
bekerja di tempat
terjadinya kecelakaan. 5
Terdapat prosedur untuk
menangani masalah
keselamatan dan Prosedure
8.4.1 kesehatan yang timbul penanganan
dan sesuai dengan problem di Gashe
peraturan perundang-
undangan yang berlaku. 3
Terdapat prosedur untuk
mengidentifikasi potensi
bahaya dan menilai SOP & WRA
9.1.1 risiko yang proses handling
berhubungan dengan B3
penanganan secara
manual dan mekanis. 5
Terdapat prosedur untuk
penanganan bahan Prosedure / SOP
meliputi metode penanganan
9.1.4
pencegahan terhadap Tumpahan /
kerusakan, tumpahan kebocoran B3.
dan/atau kebocoran. 5 30 30 100
Pelatihan diberikan
kepada tenaga kerja
apabila di tempat
12.3.2 Sosialisasi
kerjanya terjadi
perubahan sarana
produksi atau proses 2
~ Data Pemegang
Lisensi Crane
depnaker 4
~ Data Pemegang
Lisensi FL
depnaker 4
~ Data Petugas
K3 - P3K
depnaker 4
Perusahaan mempunyai ~ Data Petugas
Sistem untuk menjamin K3 - Fire kls C
kepatuhan terhadap depnaker 4
persyaratan lisensi atau ~ Data Petugas
kualifikasi sesuai K3 - Fire kls D
dengan peraturan depnaker 4
12.5.1
perundangan untuk ~ Data Petugas
melaksanakan tugas K3 - Confined
khusus, melaksanakan space 4
pekerjaan atau ~ Data Petugas
mengoperasikan K3 - High place
peralatan. work 4
~ Data Pemegang
Lisensi Towing
internal 4
~ Data Pemegang
Lisensi Genie
boom internal 4
~ Aktual Lisensi
dipakai & masih
berlaku 4
5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Perbaikan pada klausul 4
Perbaikan yang disarankan untuk klausul 8 adalah
membuat sistem informasi manajemen yang terintegrasi.
Menurut Effendy(1989), sistem informasi manajemen
adalah suatu pendekatan yang terorganisir dan terencana
untuk memberikan bantuan informasi yang memberikan
kemudahan bagi proses manajemen. Sehingga nantinya
diharapkan dapat membantu mengintegrasikan dokumen
yang ada., Contoh konkritnya adalah menggunakan Gambar 2 Contoh Tampilan SOP
software data base . Ada beberapa alternatif program
database. Berikut ini merupakan contoh software yang 2. Bagian Atas SOP
bisa digunakan untuk pembuatan database : Berisi informasi tentang nomor dokumen,tanggal
1. MICROSOFT ACCESS revisi , nama SOP dan orang yang bertanggung
Microsoft access adalah sebuah software yang dibuat jawab atas SOP tersebut.
oleh microsoft untuk berbagai jenis kebutuhan .
Microsoft Access dapat membuat data menjadi
terintegrasi. Sehingga dapat memperbaiki penyimpanan
Gambar 3 Bagian atas SOP
data agar nanti nya data lebih mudah dicari dan di update
3. Bagian tengah SOP
sesuai keinginan Berikut ini merupakan contoh tampilan
Berisi informasi prosedur yang dilakukan dan
dari Microsoft Access :
ilustrasi dari Prosedur itu sendiri . Bagian ini
dibuat oleh bagian/divisi yang terkait SOP
tersebut.

Gambar 1 Contoh Tampilan Microdoft Access

B. Perbaikan pada klausul 6


Usulan perbaikan pada klausul 6 yang pertama
adalah segera dibuat prosedur untuk pemulihan
kondisi tenaga kerja maupun sarana dan peralatan
produksi yang mengalami kerusakan dengan cara
mengumpulkan divisi yang terkait. Prosedur yang
dimaksud adalah pembuatan SOP untuk pemulihan Gambar 4 Bagian Tengah SOP
kondisi tenaga kerja dan peralatan produksi yang 4. Bagian bawah SOP
mengalami kerusakan. Pada kasus ini divisi yang Bagian ini berisi keterangan dari simbol -simbol
terakait adalah safety and audit section. Pembuatan yang ada di bagian tengah atau diatas SOP.
prosedur pemulihan kondisi tenaga kerja itu sangat
penting karena akan mempengaruhi proses
produksi. Ketika karyawan memiliki kondisi
tenaga yang baik dan sarana/peralatan produksi
baik, tentu saja akan memudahkan proses produksi.
Berikut ini merupakan contoh dan penjelasan
tentang SOP yang nanti akan dibuat:
1. Tampilan keseluruhan SOP
Berikut ini merupakan contoh tampilan dari SOP.
dilakukan pada PT TMMIN usulan perbaikan yang
diberikan adalah membuat sistem informasi
manajemen yang terintegrasi. Pada klausul 6 adalah
segera dibuat prosedur untuk pemulihan kondisi
tenaga kerja maupun sarana dan peralatan produksi
yang mengalami kerusakan dengan cara
mengumpulkan divisi yang terkait. Kemudian untuk
klausul 8 usulan perbaikannya adalah dengan
diadakan audit internal secara intense. Dan yang
terakhir pada klausul 12 memiliki usulan membuat
pelatihan terkait lisensi atau kualifikasi sesuai dengan
peraturan perundangan untuk melaksanakan tugas
Gambar 5 Bagian Bawah SOP khusus pekerjaan atau mengoperasikan peralatan.
Dan setelah dibuat pelatihan terkait lisensi kemudian
C. Perbaikan pada klausul 8 dibuat evaluasi pelatihan lisensi.
Usulan perbaikan pada sub klausul 8 adalah
dengan diadakan audit internal secara intense. Audit Daftar Pustaka
internal harus dilakukan oleh kepala divisi safety and Dwivedi, R.S. 1981. Dynamics of Human Behavior at
audit section karena kepala divisi yang bertanggung Work. New Delhi: Oxford & IBH Publishing
jawab Menurut Sawyer (2005) audit internal adalah Co.
sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang Effendy, O.U. (1989). Kamus Komunikasi. Bandung:
dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol PT Mandar Maju
yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan Grandjean, E. 1991. Encyclopaedia of Occupational
apakah hal – hal sebagai berikut : Health and Safety. Geneva: International
1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan Labour Office.
dapat diandalkan Picard, M., Renault, A., Barafort, B., dan Cortina, S.
2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah (2016). Measuring readiness for
diidentifikasi dan diminimalisasi compliance: A gap analysis tool to complete
3. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur the TIPA process assessment
internal yang bisa diterima telah diikuti framework. Springer international
4. Kriteria operasi yang memuaskan telah di penuhi publishing Switzerland¸ 633(2016), 106 –
5. Sumber daya telah digunakan dan ekonomis 1 16.
6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif Sawyer’s, Lawrence B, Mortimer A. Dittenhofer, &
Audit internal harus dilakukan oleh kepala James H. Scheimer. 2003. ” Sawyer’s
divisi safety and audit section karena kepala divisi Internal Auditing.” Fifth Edition.
yang bertanggung jawab dan dia yang paham Diterjemahkan Oleh Desi
secara komprehensif mengenai penerapan K3 Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan
dalam perusahaan tersebut. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: Alfabeta.
D. Perbaikan pada klausul 12 Suma’mur, P.K. 1994. Hygiene Perusahaan dan
Usulan perbaikan pada klausul 12 adalah Keselamatan Kerja. Jakarta: CV. Haji
membuat pelatihan terkait lisensi dari DEPNAKER atau Mas Agung
kualifikasi DEPNAKER sesuai dengan peraturan Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan,
pemerintah seperti UU No.1 th 1970 tentang Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta:
keselamatan dan kesehatan kerja, UU No.13 th.2003 UNIBA PRESS.
tentang ketenagakerjaan, PP No 50 th. 2012 tentang Wignjosoebroto, S. 2003. Ergonomi, Studi Gerak dan
Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan
Dan setelah dibuat pelatihan terkait lisensi kemudian Produktivitas Kerja. Surabaya: Guna Widya.
dibuat evaluasi agar bisa mengetahui pencapaian setelah
dilakukannya pelatihan.

6. Kesimpulan
Dari pengolahan dan analisis yang telah

Anda mungkin juga menyukai