DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
2. SISTEM MANAJEMEN K3 ............................................................................. 2
3. ELEMEN DALAM SISTEM MANAJEMEN K3 ............................................ 3
4. PRINSIP DASAR PELAKSANAAN SMK3.................................................... 4
4.1. Penerapan Komitmen dan Kebijakan K3 ....................................................... 5
4.2. Perencanaan K3.............................................................................................. 6
4.3. Penerapan Terhadap Rencana K3 .................................................................. 10
4.4. Pemeriksaan dan Tindakan Perbaikan ........................................................... 18
4.5. Peninjauan dan Peningkatan Penerapan SMK3 ............................................. 23
4.6. Siklus K3 ........................................................................................................ 24
1
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
1. PENDAHULUAN
Dalam pelaksanaan proses pekerjaan konstruksi dituntut penggunaan tenaga kerja
yang sangat dominan. Pada kenyataannya, tingkat pendidikan pekerja dalam sektor
konstuksi relatif rendah dibandingkan dengan sektor lain, misal sektor manufaktur. Keadaan
ini terjadi di Indonesia pada khususnya, maupun negara-negara lain pada umumnya. Tenaga
kerja ini perlu dilindungi, bukan hanya karena peraturan yang mengharuskan, akan tetapi
karena tenaga kerja adalah modal usaha yang perlu dijaga dan dibina agar dapat memberi
manfaat dan keuntungan perusahaan. Penggunaan tenaga kerja dalam jumlah besar dengan
tingkat penddidikan yang relatif rendah membuktikan bahwa sektor ini merupakan andil
yang cukup dominan dalam hal timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kecelakaan
dan penyakit akibat kerja tersebut umumnya disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya
tingkat pengetahuan pekerja yang melekat pada diri pekerja, kurang disiplin, kondisi tempat
kerja yang kurang terawat baik. Hal ini dapat dicegah, dikendalikan, dinormalisir dan
ditindak lanjuti dengan baik bila perusahaan menggunakan suatu sistem tertentu, berupa
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan
rangkaian proses pekerjaan yang mempunyai siklus yang dimulai dan suatu perencanaan,
dilanjutkan dengan aplikasi, pemantauan terhadap aplikasi dan peninjauan kembali terhadap
perencanaan yang telah dibuat atau biasa dikenal sebagai siklus PDCA (Plan, Do, Check,
Action). Rangkaian tersebut merupakan rangkaian tertutup dan mempunyai semangat
adanya perbaikan berkesinambungan. Bila proses tersebut diperhatikan dengan lebih
seksama, maka akan terlihat adanya perpaduan yang serasi antara pelaksanaan pekerjaan di
lapangan dengan pekerjaan administrasi di atas meja. Pihak-pihak yang berkompeten dalam
bidang K3 telah menyusun Manajemen K3 secara sistematis menjadi suatu Sistem
Manajemen K3 (SMK3). Ada beberapa SMK3 telah diperkenalkan kepada masyarakat luas,
diantaranya:
a. Sistem Manajemen K3 (SMK3) PP No. 50 Tahun 2012
b. Occupational Health and Safety Assesment Series 18001:1999 (OHSAS 188001:1999)
2
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
Tujuan dari penyusunan tulisan ini adalah agar konsep dasar Manajemen K3 dapat
dimengerti dan dipahami oleh semua personil yang terkait dengan kegiatan K3.
2. SISTEM MANAJEMEN K3
2.1. SMK3 menurut PP No. 50/2012
SMK3 PP No. 50 Tahun 2012 adalah suatu Sistem Manajemen K3 yang dirumuskan oleh
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia, yang merupakan penjabaran dari UU No. 1
tahun 1970 dan dituangkan ke dalam suatu Peraturan Menteri. Sistem ini terdiri dari 12 (dua
belas) elemen yang terurai ke dalam 166 kriteria. Penerapan terhadap SMK3 ini dibagi
menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu:
a. Tahap Awal: perusahaan dapat menerapkan sebanyak 64 (enam puluh empat)
kriteria.
b. Tahap Transisi: perusahaan dapat menerapkan sebanyak 122 (seratus dua puluh
dua) kriteria.
c. Tahap Lanjutan: perusahaan dapat menerapkan sebanyak 166 (seratus enam puluh
enam) kriteria.
Keberhasilan penerapan terhadap SMK3 ditempat kerja diukur dengan cara:
a. Untuk tingkat pencapaian penerapan: 0 – 59% dan pelanggaran peraturan perundang-
undangan akan dikenai tindakan hukum.
b. Untuk tingkat pencapaian penerapan 60 – 84% diberikan sertifikat dan bendera
perak.
c. Untuk tingkat pencapaian penerapan 85 – 100% diberikan sertifikat dan bendera
emas.
Sistem ini dapat digunakan untuk semua jenis industri, berupa industri maufaktur, industri
jasa konstruksi, industri produksi, dll.
Manajemen K3 dengan standar tertentu, terhadap institusi tersebut dapat dilakukan audit
serta mendapatkan sertifikatnya. Demikian juga dengan auditornya juga akan mempunyai
standar panduan dalam melaksanakan kegiatan auditnya.
Sistem ISO 45001:2018 dikembangkan kompatibel dengan standar Sistem ISO 9001:2015
(Quality) dan ISO 14001:2015 (Environment), dengan tujuan sebagai fasilitas integrasi
antara quality, environment dan Occupational Health and Safety Management System.
4
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
Perbaikan
berkelanjutan
(continual
improvement)
Kebijakan
(Policy)
Tinjauan Manajemen
(Management Perencanaan
Review) (Planning)
2. Pendokumentasian Strategi
3. Peninjauan Ulang Perancangan (desain) dan Kontrak
4. Pengendalian Dokumen
5. Pembelian
6. Keamanan Bekerja berdasarkan SMK3
7. Standar Pemantauan
8. Pelaporan dan Perbaikan Kekurangan
9. Pengelolaan Material dan Perpindahannya
10. Pengumpulan dan Penggunaan Data
11. Audit Internal SMK3
12. Tinjauan Manajemen
Penjabaran ke 5 (lima) prinsip pedoman pelaksanaan penerapan SMK3 tersebut di atas,
diuraikan dalam penjelasan berikut:
Tinjauan Manajemen
(Management Review)
Umpan Balik
(Feed Back)
KOMITMEN
DAN
KEBIJAKAN
Audit (Pengukuran
Kinerja/Measuring
Performance)
Perencanaan
(Planning)
6
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
Beberapa hal harus diperhatikan berkaitan dengan kebijakan (Policy) organisasi sebagai
berikut:
a. Sesuai dengan iklim organisasi dan tingkat resiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja
organisasi.
b. Mengandung komitmen dalam hal perbaikan berkelanjutan.
c. Mengandung komitmen dalam hal pemenuhan terhadap peraturan perundangan K3 yang
berlaku maupun persyaratan-persyaratan lainnya.
d. Didokumentasikan, diterapkan dalam aktifitas organisasi dan dipelihara.
e. Dikomunikasikan kepada seluruh karyawan secara intensif sehingga seluruh karyawan
peduli terhadap kewajiban-kewajibannya dalam hal K3.
f. Mudah dijangkau oleh pihak-pihak lain/pihak luar organisasi.
g. Dievaluasi secara periodik untuk menjamin bahwa policy organisasi ini masih relevan
dan sesuai dengan aktifitas organisasi.
4.2. Perencanaan K3
Dalam perencanaan K3 haruslah memenuhi Pemenuhan terhadap Kebijakan yang
ditetapkan yang memuat Tujuan, Sasaran dan Indikator Kinerja Penerapan K3 dengan
mempertimbangkan penelaahan awal sebagai bagian dalam mengindentifikasi potensi
bahaya penilaian dan pengendalian resiko atas permasalahan K3 yang ada dalam perusahaan
atau di proyek atau di tempat kegiatan kerja konstruksi berlangsung.
Dalam mengindentifikasi potensi bahaya yang ada serta tantangan yang dihadapi, akan
sangat mempengaruhi dalam menentukan kondisi perencanaan K3 perusahaan.
Untuk hal tersebut haruslah ditentukan oleh isu pokok dalam perusahaan dalam identifikasi
bahaya:
• Frekuensi dan tingkat keparahan kecelakaan kerja
• Kecelakaan lalu lintas
• Kebakaran dan peledakan
• Keselamatan Produk (Product Safetyy)
• Keselamatan Kontraktor
• Emisi dan pencemaran udara
• Limbah industri
7
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
Kebijakan
(Policy)
PERENCANAAN
(PLANNING)
Audit
Penerapan dan
Operasional
8
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
9
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
10
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
Perencanaan K3
(Planning)
PENERAPAN
dan
OPERASIONAL
Audit
Pemeriksaan dan
Tindakan Perbaikan
b. Integrasi
Organisasi menjamin Sistem SMK3 yang dilaksanakan dapat terintegrasi dengan
sistem manajemen perusahaan secara selaras dan seimbang.
11
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
12
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
13
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
b. Pelaporan
Sistem pelaporan internal penerapan SMK3 perlu ditetapkan oleh organisasi untuk
memastikan bahwa SMK3 dipantau dan kinerjanya ditingkatkan. Hal tersebut
untuk menangani:
1. Pelaporan identifikasi sumber bahaya
2. Pelaporan terjadinya insiden
3. Pelaporan ketidaksesuaian
4. Pelaporan kinerja SMK3, dan
5. Pelaporan lainnya yang dipersyaratkan oleh perusahaan maupun oleh peraturan
perundadng-undangan.
c. Pendokumentasian
Organisasi harus membuat dan memelihara informasi dalam bentuk cetak (kertas)
atau elektronik. Dokumen-dokumen disusun sepraktis mungkin, sehingga dapat
mewujudkan efektifitas dan efisiensi dalam bekerja.
d. Pengendalian Dokumen
Organisasi harus membuat dan memelihara prosedur untuk mengontrol seluruh
dokumen dan data-data untuk menjamin:
14
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
b. Penilaian
Penilaian resiko harus dilakukan setelah diketahui identifikasi potensi sumber bahaya.
Penilaian didasarkan pada:
Tingkat kekerapan (frekuensi) terjadinya insiden/kecelakaan kerja.
Tingkat keparahan (consequences) yang terjadi akibat insiden/kecelakaan kerja.
Penilaian resiko ini untuk memastikan dan menentukan adanya prioritas pengendalian
resiko insiden, kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
15
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
c. Tindakan Pengendalian
Organisasi harus mengontrol seluruh aktifitas-aktifitas sesuai dengan identifikasi resiko
yang telah disusun.
Hal ini dapat ditempuh dengan jalan:
Penerapan dan pemeliharaan prosedur, sehingga akan dapat melihat adanya deviasi
terhadap policy, tujuan dan sasaran K3.
Menyusun kriteria-kriteria operasi dalam prosedur
Penerapan dan pemeliharaan prosedur yang berhubungan dengan resiko material,
peralatan kerja dan tenaga kerja, mengkomunikasikan prosedur-prosedur tersebut
kepada pihak terkait.
Penerapan dan pemeliharaan prosedur dalam perencanaan areal kerja, proses dan
instalasi lainnya.
Pengendalian resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja dilakukan juga melalui
metode:
▪ Pendidikan dan pelatihan
▪ Pembangunan kesadaran dan motivasi dengan pemberian penghargaan dapat berupa
insentif/bonus, penghargaan dll.
▪ Evaluasi terhadap hasil inspeksi, audit, analisa insiden dan kecelakaan.
▪ Penegakan hukum dan peraturan-peraturan K3.
▪ Pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi: eliminasi, subsitusi bahaya, isolasi,
ventilasi, hygiene dan sanitasi.
Ada suatu contoh siklus aplikasi K3 yang dibuat oleh Japan Construction Safety and
Health Association (JCSHA) terdiri:
➢ Siklus Harian K3 (Daily Safety Cycle)
➢ Siklus Mingguan K3 (weekly Safety Cycle)
➢ Siklus Bulanan K3 (Monthlu Safety Cycle)
Ketiga siklus di atas penting sekali untuk secara konsisten dilakukan oleh organisasi
proyek, mengingat pelaksanaan proyek konstruksi mempunyai item-item pekerjaan yang
berbeda dan dinamis, berganti dari waktu ke waktu. Satu jenis proyek konstruksi juga
berbeda dengan jenis proyek lainnya, sehingga mempunyai strategi penanganan yang
berbeda pula.
16
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
e. Pengendalian Administratif
▪ Prosedur dan Instruksi Kerja yang dibuat harus mempertimbangkan segala aspek K3
pada setiap tahapan.
▪ Prosedur dan Instruksi Kerja yang dibuat harus terdokumentasi.
▪ Rancangan tinjauan ulang Prosedur dan Instruksi Kerja harus dibuat oleh personil
yang mempunyai kompetensi kerja dengan melibatkan pelaksana yang terkait. Dalam
hal ini, personil yang melaksanakan harus diberikan pelatihan agar memiliki
kompetensi yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.
▪ Prosedur dan Instruksi Kerja yang dibuat harus ditinjau secara berkala, untuk
memastikan bahwa prosedur dan instruksi kerja tersebut terkendali sesuai dengan
perubahan keadaan yang terjadi seperti pada peraturan perundang-undangan,
peralatan, proses atau bahkan bahan baku yang digunakan.
17
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
g. Pembelian
Setiap pembelian barang dan jasa termasuk di dalamnya prosedur pemeliharaan barang
dan jasa harus terintegrasi dalam strategi penanganan pencegahan resiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja.
▪ Dalam sistem pembelian harus menjamin agar produk barang dan jasa, mitra kerja
perusahaan memenuhi persyaratan K3.
▪ Pada saat penerimaan barang dan jasa di tempat kerja, organisasi harus dapat
menjelaskan kepada semua pihak yang akan menggunakan barang dan jasa tersebut
mengenai identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja yang dapat terjadi.
18
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
Penyediaan sarana dan fasilitas P3K yang cukup sesuai tingkatan besarnya organisasi,
guna meyakinkan dapat melaksanakan pertolongan medis dalam keadaan darurat.
Proses perawatan lanjutan setelah insiden/kecelakaan.
Prosedur ini juga mengandung hal-hal dimana tindakan korektif dan tindakan preventif
harus dievaluasi dengan menggunakan proses penilaian resiko sebelum diterapkan.
19
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
Penerapan dan
Operasionil
CHECKING and
CORRECTIVE
Audit ACTION
Tinjauan
Manajemen
20
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
d. Secara reaktif melakukan pengukuran kinerja kecelakaan kerja, sakit akibat kerja,
insiden (termask near-miss) dan bukti-bukti kecelakaan.
Pencatatan data dan hasil pemantauan dan pengukuran kinerja dalam analisa upaya korektif
dan analisa upaya preventif.
21
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
22
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
23
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
Pemeriksaan dan
Tindakan Perbaikan
Faktor
Eksternal
TINJAUAN
MANAJEMEN
Faktor
Internal
Kebijakan
(Policy)
4.6. SIKLUS K3
4.6.1. Siklus Harian (Daily Cycle)
Siklus Harian K3: adalah siklus aktifitas safety yang mempunyai periode ulang setiap hari.
Aktifitas ini sebaiknya dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil pekerja yang menangani
pekerjaan sejenis, dipimpin langsung oleh kepala grup kerja.
24
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
Safety
Morning
Talk
Meeting
Inspection
Final Prior To
Check Strat of
DAILY Work
SAFETY
WORK
CYCLE
Patrol
Site Guidance
Check and
Up Supervision
Secara mudah, Daily Safety Work Cycle diuraikan sebagaimana tabel pada Lampiran-1.
25
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
26
Modul Ahli Muda K3 Konstruksi
M-04 Manajemen dan Administrasi K3
Lampiran – 2
Lampiran – 3
27