Anda di halaman 1dari 6

Nama: Siti Hartati. H.

Y
NIM: P17333122497
Kelas: B
Semester/Tingkat: Semester 4/Tingkat 2
Ringkasan PP No. 50 Tahun 2012
Pengertian SMK3

 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) (PP 50 Tahun


2012, Pasal 1 – Ayat 1) adalah komponene dari sistem manajemen perusahaan
secara keseluruhan dengan maksud tujuan pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kegiatan guna upaya
menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
 Audit yaitu proses sistematik, independent dan terdokumentasi untuk
memperoleh bukti audit dan dikaji kembali sesuai realita dengan sudut pandang
objektif untuk mengukur ketercapaian kriteria audit.
 Audit SMK3 (PP 50 Tahun 2012, Pasal 1 – Ayat 7) adalah pemeriksaan secara
sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan
untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan
dalam penerapan SMK3 di perusahaan.
 Auditor SMK3 (PERMENNAKER RI No. 26 2014 Bab I, Pasal 1 – Ayat 3) ialah
tenaga kerja yang telah dipercaya dan ditunjuk oleh seorang Menteri atau
pejabat untuk mengemban tugas bagian teknis keahlian khusus dan independen
untuk melaksanakan Audit SMK3.
 Lembaga Audit SMK3 (PERMENNAKER RI No. 26 2014 Bab I, Pasal 1 – Ayat
4) adalah badan hukum yang yang telah dipercayakan oleh menteri untuk
melaksanakan audit Eksternal SMK3.
 Manajemen adalah sebuah proses kompleks pada kegiatan yang meliputi
planning, organization, pelaksanaan, pengukuran dan tindak lanjut guna
mewujudkan tujuan yang telah di tetapkan dengan memanfaatkan keberadaan
manusia dan tercukupi sumber daya.
 Sistem Manajemen adalah suatu kegiatan manajemen yang bersifat teratur dan
saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Tujuan SMK3 (PP 50 Tahun 2012, Pasal 2)

 Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang


terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi.
 Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat
buruh.
 Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas.

Penerapan SMK3

 Penerapan SMK3 dilakukan berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3.


 Kebijakan nasional tentang SMK3 sebagai pedoman perusahaan dalam
menerapkan SMK3.
 Instansi pembina sektor usaha diberi kesempatan untuk mengembangkan
pedoman penerapan SMK3 sesuai dengan kebutuhan namun tetap sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Kewajiban Penerapan SMK3


Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya. Kewajiban
penerapan SMK3 berlaku bagi perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling
sedikit 100 (seratus) orang; atau perusahaan yang mempunyai tingkat potensi bahaya
tinggi. (Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan). Penerapan SMK3 di suatu perusahaan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan serta memperhatikan pula
konvensi atau standar internasional.

Penerapan SMK3 di Perusahaan

Penetapan Kebijakan K3

Melakukan tinjauan awal kondisi K3, meliputi:

1. Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko;


2. Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain
yang lebih baik;
3. Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan;
4. Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang
berkaitan dengan keselamatan; dan
5. Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.

6. Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-


menerus.

7. Memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat


pekerja/serikat buruh.

Muatan Kebijakan K3 paling sedikit memuat visi; tujuan perusahaan;


komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan; dan kerangka dan program kerja
yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang bersifat umum
dan/atau operasional.

Perencanaan K3

Yang harus dipertimbangkan dalam menyusun rencana K3 yaitu hasil penelaahan awal;
identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko; peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya; dan sumber daya yang dimiliki.

Pelaksanaan Rencana K3
Dalam melaksanakan prinsip-prinsip K3 maka perlu adanya dukungan-dukungan
dari sumber daya manusia di bidang K3, prasarana, dan sarana. Sumber daya
manusia harus memiliki:

1. kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat


2. kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi
dan/atau surat penunjukkan dari instansi yang berwenang.

Prasarana dan sarana paling sedikit terdiri dari:

1. organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3


2. anggaran yang memadai
3. prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian
4. instruksi kerja.

Dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan dalam pemenuhan


persyaratan K3, kegiatan tersebut:
1. Tindakan pengendalian
2. perancangan (design) dan rekayasa
3. prosedur dan instruksi kerja
4. penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
5. pembelian/pengadaan barang dan jasa
6. produk akhir
7. upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri;
8. rencana dan pemulihan keadaan darurat

Penilaian Penerapan SMK3 (PERMENNAKER RI No. 26 2014 Bab IV, Pasal 25)
Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit independen yang ditunjuk
oleh Menteri atas permohonan perusahaan untuk perusahaan yang memiliki potensi bahaya
tinggi wajib melakukan penilaian penerapan SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan hasil audit sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan
SMK3.

 Kategori Kritikal (PERMENNAKER RI No. 26 2014 Pasal 26) ditetapkan


terhadap: temuan pada peralatan/mesin/pesawat/instalasi/bahan, cara kerja, sifat
kerja, lingkungan kerja dan proses kerja yang dapat menimbulkan korban jiwa.
Tindakan koreksi max 1×24 jam.
 Kategori Mayor (PERMENNAKER RI No. 26 2014 Pasal 27) ditetapkan terhadap:
 Tidak terpenuhinya perturan perundangan di bidang K3
 Tidak melaksanakan salah satu prinsip SMK3
 Terdapat temuan minur untuk satu kriteria Audit SMK3 di beberapa lokasi (3
lokasi) Tindakan koreksi max 1 bulan
 Kategori Minor (PERMENNAKER RI No. 26 2014 Pasal 28) ditetapkan terhadap:
ketidakkonsistenan dalam pemenuhan persyaratan peraturan perundang-
undangan, standar, pedoman, dan acuan lainnya.

Penetapan Kriteria Audit (Lampiran II PP. 50 2017, Bagian B)

 Penilaian Tingkat Awal: 64 Kriteria


 Penilaian Tingkat Transisi: 122 Kriteria
 Penilaian Tingkat Lanjutan: 166 Kriteria
Tingkat Pencapaian Penerapan SMK3 (PERMENNAKER RI No. 26 2014 Pasal
30)

 Kurang: 0 – 59%
 Baik: 60 – 84%
 Memuaskan: 85 – 100%

Fungsi Audit SMK3

 Alat manajemen (Management Tool): memantau dan memverivikasi


efektifitas penerapan kebijakan
 Alat untuk menilai kesesuaian (Conformity Assessment), seperti
sertifikasi Eksternal dan Evaluasi rantai pasokan.

Tujuan Audit SMK3 (8)

1. Prioritas Manajemen
2. Tujuan Komersial
3. Persyaratan Sistem Manajemen
4. Persyaratan Kontrak
5. Kebutuhan untuk evaluasi pemasok
6. Persyaratan pelanggan
7. Kebutuhan pihak lain yang berkepentingan
8. Risiko terhadap organisasi

Manfaat Audit SMK3

 Mengetahui kelemahan unsur system operasi sebelum timbul gangguan


 Memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas mengenai status mutu
pelaksanaan K3
 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran terhadap K3
 Meningkatkan citra pengurus perusahaan

Sanksi Administratif
Sesuai Pasal 190 UU No. 13/03, Pelanggaran Pasal 87 dikenakan sanksi administratif,
berupa:

1. Teguran
2. Penghentian sementara sebagian
3. Peringatan tertulis
4. Pembatasan kegiatan usaha
5. Pembekuan kegiatan usaha
6. Pembatalan persetujuan
7. Pembatalan pendaftaran
8. Atau seluruh alat produksi
9. Pencabutan izin

Anda mungkin juga menyukai