Anda di halaman 1dari 7

Tugas Besar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Bab 3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


Kelompok 9

BAB 3
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA

3.1 Definisi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah proses menintegritas
prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja kedalam suatu proyek atau
pekerjaan maupun operasi perusahaan. Sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja (SMK3) adalah suatu upaya guna memperkembangkan kerja
sama, saling pengertian, dan partisipasi efektif dari pengusaha atau pengurus dan
tenaga kerja dalam tempat-tempat kerja untuk melaksanakan tugas, dan kewajiban
bersama dibidang kesehatan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
melancarkan usaha berproduksi yang aman, efisien dan produktif.
Sistem manajemen keleselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari system
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptannya tempat kerja yang
aman,efisien, dan produktif (Peraturan Pemerintah No.50/2012).
Secara filosofi sistem keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan suatu
pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah
maupun tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya.
Secara hukum, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai “suatu upaya
perlindungan agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja
senantiasa dalam keadaan yang sehat dan selamat serta sumber-sumber proses
dalam produksi dapat dijalankan secara aman, efisien dan produktif”.
Kesehatan kerja adalah peningkatan dan memelihara derajat kesehatan tenaga
setinggi-tingginya, baik fisik, mental maupun social, mencegah dan melindungi
tenaga kerja terhadap gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja dan faktor-
faktor lain yang berbahaya, menempatkan tenaga kerja dalam suatu lingkungan
yang sesuai dengan jiwa serta pendidikannya, meningkatkan efisiensi kerja dan
produktivitas, serta mengusahakan agar masyarakat lingkungan sekitar perusahaan
terhindar dari bahaya pencemaran akibat proses produksi, bahan bangunan, dan
sisa produksi (menurut Widodo Siswowardojo 2003).

16
Tugas Besar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 17
Bab 3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Kelompok 9

3.2 Prinsip Dasar SMK3


Menciptakan suatu sistem K3 di tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan PAK serta terciptanya tempat
yang aman, effisien dan produktif (Permenaker No. 05/1996). Menciptakan suatu
sistem keselamatan dan kesehatan kerja harus banyak melibatkan beberapa aspek
yang harus diperhatikan dengan benar-benar terintegrasi dalam mencegah adanya
suatu kecelakan kerja dan PAK dalam kelangsungan suatu proyek. Memastikan
bahwa pengolahan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan telah
dilaksanakan sesuai ketentuan pemeritah, standar teknis yang telah ditentukan,
standar keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku dan serta kebijakan yang
sudah ditentukan oleh manajemen perusahaan.

3.3 Proses Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Tahap proses dalam SMK3 bersifat siklus, yaitu harus terjadi proses perbaikan
yang berkelanjutan (continual improvement). Yaitu mulai dari proses
pengebangan komitmen dan kebijakan – perencanaan – pelaksanaan /
penerapan – pengukuran dan evaluasi – peninjauan utang dan peningkatan oleh
manajemn dan seterusnya sehingga terjadi proses perbaikan sistem secara
interen, sebagaimana digambarkan dalam bagan, sebagai berikut:

Gambar 3. 1 Siklus Proses SMK3 Menurut PERMENAKER


No:PER.05/MEN/1996
(Sumber : Peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PERS.05/MEN/1996)
Tugas Besar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 18
Bab 3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Kelompok 9

3.4 Aspek dalam SMK3 (Menurut PERMENAKER


PER.05/MEN/1996)
Klausa serta elemen pada SMK3 sebagaimana terdapat pada lampiran I
PERMENAKER NO:PER.05/MEN/1996 sebagai berikut:
a. Komitmen dan kebijakan, meliputi kepemimpinan dan kebijakan, tinjauan
awal K3, serta kebijakan K3.
b. Perencanaan, meliputi perencanaan identifikasi bahaya, penilaian dan
pengendalian resiko, peraturan perundangan serta persyaratan lainnya, tujuan
dan sasaran dari K3, indikator kinerja, dan perencanaan awal dan
perencanaan kegiatan yang sedang berlangsung.
c. Penerapan, meliputi jaminan kemampuan, kegiatan pendukung, serta
identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian resiko.
d. Pengukuran dan evaluasi, meliputi inspeksi dan pengujian, audit SMK3,
tindakan perbaikan dan pencegahan.
e. Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak manajemen meliputi evaluasi
penerapan kebijakan SMK3, tujuan sasaran serta kinerja K3, hasil temuan
audit SMK3, serta evaluasi efektifitas penerapan SMK3 dan kebutuhan untuk
mengubahnya.

3.5 Audit K3 dan Inspeksi K3


Sistem audit K3 dan Inspeksi meliputi:
a. Audit merupakan pemeriksaan secara sistematis dan independen, untuk
menentukan suatu kegiatan dan hasil-hasil yang berkaitan sesuai dengan
prosedur yang direncanakan, dan dilaksanakan secara efektif, cocok untuk
mencapai kebijakan serta tujuan perusahaan.
b. Tujuan audit adalah untuk membuktikan dan mengukur tingkat keberhasilan
pelaksanaan dan penerapan SMK3 di tempat kerja.
c. Jenis
1) Audit internal yang dilakukan secara berkala oleh petugas internal
perusahaan yang berkompeten melakukan audit secara independen.
2) Audit eksternal yang dilakukan paling sedikit tiga tahun sekali oleh auditor
dan badan audit independen yang ditunjuk pemerintah (Depnaker).
Tugas Besar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 19
Bab 3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Kelompok 9

d. Syarat
1) Dilakukan secara sistematik & independen
2) Frekuensinya berkala
3) Petugasnya mampu dan ahli
4) Metodeloginya obyektif berdasarkan fakta
5) Memperhatikan hasil dari audit sebelumnya dan sumber bahayanya
e. Pelaksanaan audit SMK3, meliputi 12 elemen kriteria, yakni:
1) Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen
2) Strategi pembangunan
3) Tinjauan ulang perancangan & kontrak
4) Pengendalian dokumen
5) Pembelian
6) Keamanan bekerja berdasarkan SMK3
7) Standar pemantauan
8) Pelaporan dan perbaikan kekurangan proyek
9) Pengelolaan material dan perpindahannya
10) Pengumpulan dan penggunaan data
11) Audit SMK3
12) Pengembangan keterampilan dan kemampuan
f. Inspeksi K3 adalah kegiatan memeriksa/mengecek/mengukur segala
sesuatudan mencatat apakah sesuai atau tidak terhadap standar K3.
g. Tujuan Inspeksi K3Umum :
1) Mengidentifikasi masalah potensial.
2) Mengidentifikasi kekurangan sarana kerja
3) Mengidentifikasi kinerja K3 di suatu bagian/wilayah
4) Mengidentifikasi akibat suatu perubahan
5) Menilai hasil kerjaKhusus :
1) Memeriksa hasil pelaksanaan setiap rincian program K3
2) Memeriksa sarana-sarana baru
3) Mengukur hasil usaha dan peranan supervisor terhadap K3
Tugas Besar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 20
Bab 3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Kelompok 9

h. Klasifikasi Inspeksi, meliputi :


1) Inspeksi Umum Berkala, dilakukan bersama berbagai disiplin
2) Inspeksi Sewaktu-waktu/Mendadak, karena suatu sebab yang perlu
3) Inspeksi Berkelanjutan pada kegiatan konstruksi dari awal s/d akhir
4) Inspeksi Khusus
i. Perbedaan antara Audit dan Inspeksi
Tabel 3. 1 Perbedaan antara Audit dan Inspeksi
Audit Inspeksi
a. Upaya mencari ketidaksesuaian di a. Upaya menemukan sumber
dalam sistem dimana kegiatan bahaya dengan memeriksa
dilakuan terhadap area standar yang berhubungan
keseluruhan sistem K3 yang adadi dengan bahaya tersebut
perusahaan b. Menemukan kesesuaian dari
b. Mengukur efektifitas dari suatu objek
pelaksanaan suatu sistem c. Difokuskan terhadap suatuobjek
c. Difokuskan terhadap suatu sistem d. Penekanan terhadap hasil akhir
d. Penekanan terhadap proses e. Metode pelaksanaan: Pengujian
e. Metode pelaksanaan: Tinjauan secara teknis dan
Ulang, Mencari Kesesuaian, dan mendetail
Observasi
j. Hubungan Elemen Audit dan Siklus SMK3
Tabel 3. 2 Hubungan Elemen Audit dan Siklus SMK3
Elemen-elemen SMK3 Siklus SMK3
Pembangunan dan pemeliharaan komitmen Leadership & Komitmen
tinjauan awal kebijakan
Strategi pendokumentasian Perencanaan
Peninjauan ulang perancangan dan kontrak Perencanaan
Pengendalian dokumen Penerapan
Pembelian Penerapan
Keamanan bekerja berdasarkan sistem
Penerapan
manajemen K3
Standar pemantauan Pengukuran & Evaluasi
Pelaporan dan perbaikan kekurangan Manajemen Review dan
Improvement
Tugas Besar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 21
Bab 3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Kelompok 9

Lanjutan Tabel 3.2.


Pengelolaan material dan perpindahannya Penerapan
Pengumpulan dan penggunaan data Pengukuran & Evaluasi
Audit SMK3 Pengukuran & Evaluasi
Pengembangan keterampilan dan Manajemen Review &
kemampuan Improvement

3.6 Tujuan dan Sasaran SMK3


Tujuan penerapan SMK3 adalah untuk menciptakan suatu Sistem Manajemen
Keselamatan dan kesehatan Kerja (SMK3) di tempat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan yang terintegrasi dalam
rangka.
3.6.1 Tujuan SMK3 di Proyek Pembangunan Revetment Kali Anyar Hilir
Tirtonadi
Adapun Tujuan dari SMK3 antara lain:
a. Menempatkan ketenagakerjaan sesuai dengan porsi atau kemampuan serta
harkat dan martabatnya sebagai sesama manusia didalam dunia pekerjaan.
b. Meningkatkan komitmen karyawan dan pegawai supaya mematuhi dan
melaksanakan keselamatan dan peraturan kerja.
c. Meningkatkan efisien serta produktivitas tenaga kerja.
d. Proteksi / perlindungan terhadap industri dalam negeri.
e. Meningkatkan ketrampilan dan sumber daya manusia supaya dapat
bersaingdan berkompetisi dalam dunia kerja internasional.
f. Meningkatkan pencegahan kecelakaan dengan pendekatan sistem.
g. Mengantisipasi kecelakaan atau pelanggaran dalam pekerjaan yang dapat
berakibat fatal.
Tugas Besar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) 22
Bab 3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Kelompok 9
3.6.2 Sasaran SMK3 di Proyek Pembangunan Revetment Kali Anyar Hilir
Tirtonadi
Adapun Sasaran dari SMK3 antara lain:
a. Tingkat kecelakaan kerja rendah.
b. Penggunaan Material Bahan Berbahaya dan Beracuan (B3) tidak mencemari
lingkungan di sekitar lokasi proyek serta peralatan kerja yang beresiko tinggi
dengan kecelakaan kerja.
c. Environment Management Implementation Level (EMSL)
d. Sampah atau limbah hasil produksi tidak mencemari lingkungan sekitar
e. Menjaga dan merawat lingkungan kerja ataupun disekitar area kerja tetap
bersih dan steril serta nyaman untuk bekerja.
f. Memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, terkait dengan
peraturan kerja, keselamatan kerja dan lingkungan kerja.
g. Tidak ada dampak sosial negative terhadap masyarakat sekitar terkait
dengan pembangunan proyek.
h. Penghematan sumber daya listrik dan air
i. Mengantisipasi kegiatan – kegiatan diluar kerja yang dapat mengganggu
prosesproduktivitas kerja.
3.7 Manfaat Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka instansi DPU akan
dapat memperoleh manfaat sebagai berikut :
a. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.
b. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen.
c. Menghindari dan mengurangi kerugian material dan jiwa akibat
kecelakaandalam kerja.
d. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah
karena menurunnya pengajuan klaim.
e. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra
perusahaan.
f. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya secara substansial.
g. Meningkatkan sudut pandang yang baik bagi perusahaan.
h. Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.

Anda mungkin juga menyukai