PENDAHULUAN
N0. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tahun 2018, 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja. Sekitar 2,4 juta (86,3 persen) dari kematian ini dikarenakan
penyakit akibat kerja, sementara lebih dari 380.000 (13,7 persen) dikarenakan
kecelakaan kerja. Setiap tahun, sekitar 1000 kali kejadian kecelakaan kerja non-
diperkirakan dialami sekitar 374 juta pekerja setiap tahunnya, dan banyak dari
penurunan secara berkelanjutan. Data kecelakaan kerja pada triwulan I tahun 2018
meningkat
sekitar 5.318 kasus kecelakaan kerja dengan korban meninggal sebanyak 8
pekerja, sebanyak 52 pekerja mengalami cacat dan 1.361 pekerja lainnya sembuh
kecelakaan kerja yang terjadi. Pada tahun 2019 terdapat 114.000 kasus kecelakaan
kerja.
tercatat 7.191 kasus, sedangkan pada tahun 2016 terjadi 8102 kasus dan pada
tahun 2017 tercatat 5.231 kasus kecelakaan akibat kerja (Santoso, 2018). Menurut
data BPJS Ketenagakerjaan Kota Kendari, kasus kecelakaan kerja pada tahun
2015 tercatat sebanyak 45 kasus, tahun 2016 sebanyak 48 kasus, tahun 2017
sebanyak 142 kasus, tahun 2018 sebanyak 178 kasus, tahun 2019 sebanyak 347
kasus, dan tahun 2020 sebanyak 213 kasus. Kasus kecelakaan kerja terus
pekerja/buruh mempunyai hak atas Keselamatan dan Kesehatan Kerja, moral dan
kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta
nilai-nilai agama. Serta pasal 87, menyebutkan bahwa setiap perusahaan wajib
Tempat Kegiatan Konstruksi, dimana pada butir dari salah satu pasalnya
yang bergerak dalam Bidang Jasa Pelaksanaan Kontruksi (Kontraktor) yang pada
saat itu mengambil Sub Bidang Kelas Menengah dengan beberapa Spesialisasi
perkembangan Dunia Ekonomi yang semakin besar PT. Citra Prasasti Konsorindo
Kabupaten Bekasi menjadi Wilayah Industri terbesar se-Asia dan mulailah PT.
Prasasti Konsorindo dengan luas lahan eksisting sebesar ±3,5 HA, sebanyak 17
lantai + top floor dan dalam pelaksanaanya dilakukan secara bertahap, tahap
pertama pada tahun anggaran 2019 dengan capaian pembangunan sampai dengan
lantai 4 dari total 17 lantai. Tahap kedua pada tahun anggaran 2021 sampai
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
demi pencapaian dan pemeliharaan yang berkaitan dengan K3 dalam rangka untuk
terciptanya lingkungan kerja yang nyaman, efektif, serta efisien (Ilham Ibnu
Ahmadi, 2021).
Pelaksanaan rencana K3 yang didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3,
serta sarana dan prasarana. Di bidang sumber daya manusia, proyek pembangunan
rumah sakit jantung memilki sumber daya yang kompeten dan tersertifikasi sesuai
pengendalian risiko. Di samping itu ada lagi dua kegiatan lainnya, yaitu upaya
menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana proyek, serta rencana dan
pembangunan rumah sakit jantung kendari dilakukan secara berulang dan berskala
dengan pengadaan rapat tinjauan oleh pihak manajemen. Hasil yang diharapkan
adalah solusi untuk mengatasi temuan yang memiliki konsekuensi tertentu dalam
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sejak awal mulai
berdirinya perusahaan yaitu sejak tahun 2019. Namun dalam penerapannya masih
ditemui beberapa kendala sehingga dampak dari SMK3 yang telah dilaksanakan
belum begitu maksimal, sehingga setiap tahunnya masih terjadi kecelakaan kerja
tersandung benda, terluka, terjatuh dan lain-lain pernah terjadi namun data-data
kecelakaan kerja ringan ini tidak terdokumentasi dengan baik di PT Citra prasasti
periode Mei 2021-Oktober 2021 adalah rivanol 21 kali, alkohol 4 kali, kain kapas
13 kali, hansaplast 22 kali, betadine 9 kali, dan perban kecil 9 kali, Meskipun
tempat kerja.
menggunakan APD yang telah ditentukan, tidak menggunakan body harness saat
supervisi dan sanksi dari pihak perusahaan terhadap pekerja yang melanggar
aturan, khususnya K3. Adapun sarana seperti pemasangan Alat Pemadam Api
Ringan (APAR) masih tidak sesuai dengan ketentuan prosedur K3. Dengan
Tahun 2021.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Penerapan
Jantung Kendari.
Jantung Kendari.
Konsorindo Pada Proyek Pembangunan Rumah Sakit Jantung Kendari dan untuk
K3, pelaksanaan rencana K3, pemantauan dan evaluasi kinerja K3, dan peninjauan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) PT. Citra Prasasti Konsorindo Pada
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) PT. Citra Prasasti Konsorindo Pada
Proyek Pembangunan Rumah Sakit Jantung Kendari” ditulis oleh Muh. Aan
M.Sc sebagai bimbingan I dan Bapak Putu Eka Meiyana E.,S.KM, M.P.H.
kebijakan dan komtmen perusahaan, pelaksanaan dan disiplin K3, komunikasi dan
pelatihan K3, inspeksi dan penyelidikan kecelekaan kerja dan evaluasi, dalam
Karya. Dari hasil penelitian ini mendapatkan bahwa sebagian besar responden
prosedur standar atau SOP terhadap penerapan SMK3, jika ada pelanggaran akan
diberikan sanksi, memadainya jumlah APD, kualitas yang sesuai standar yang ada
pada Alat Pelindung Diri (APD), adanya pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
peraturan dan SOP K3, adanya sanksi, kualitas dan jumlah APD, ada
aman dan nyaman. Berdasarkan hasil analisis bahwa sebanyak 96,3% menjawab
bahwa kebijakan dan disiplin perusahaan sudah baik. Dari kuesioner yang
menjawab tidak dikarenakan pekerja masih baru yang belum mengetahui prosedur
b. Penelitian yang dilakukan oleh Ilham Ibnu Ahmadi dengan judul Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Di RSUD
Kolaka Timur Tahun 2020.
wawancara secara mendalam dan observasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
(SMK3) yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Kab. Kolaka Timur
dilaksanakan K3 rumah sakit bersama pihak ke-3 ini dikarenakan sumber daya
manusia yang belum memadai dan peralatan dan metode pengujiannya yang
dilaksanakan sudah terlaksana namun masih banyak yang masih belum terpenuhi.
Namun demikian ketika peninjauan dilakukan dan apa bila didapatkan temuan
c. Penelitian yang dilakukan oleh Silvi Tristya Pratiwi dengan judul Gambaran
Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (SMK3)
Di PT Pelindo Iv (Persero) Cabang Kendari Tahun 2020.
area berisiko, dan kegiatan simulasi bencana serta yang bertanggung jawab tim
P2K3.
pemantauan oleh pihak eksternal dan internal setiap enam bulan serta adanya
K3 sangat efektif dan berpengaruh terhadap produktivitas kinerja serta belum ada
Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
total 64 kriteria penerapan tingkat awal. Simpulan dari penelitian ini pencapaian
perusahaan dengan tingkat penilaian penerapan baik (Fitriani & Anik Setyo
Wahyuningsih, 2017).
untuk mengevaluasi sejauh mana penerapan SMK3 yang sudah dilaksanakan oleh
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan yaitu: PT. Indopherin Jaya telah
bahaya, penilaian risiko K3. Pelaksanaan rencana K3 PT. Indopherin Jaya sudah
berjalan baik. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 sudah dilakukan sesuai PP No.
secara rutin dan sesuai ketentuan PP No. 50 Tahun 2012. Penilaian pencapaian
implementasi ada beberapa elemen yang belum diterapkan dengan lengkap yaitu:
seperti cacat dan kematian akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja dalam
hubungannya dengan perlindungan tenaga kerja adalah salah satu segi penting
dari perlindungan tenaga kerja (Suma’mur, 1992). keselamatan kerja adalah
situasi dimana pekerja merasa aman dan nyaman dengan lingkungan kerja dan
dalam diri buruh atau karyawan, apakah buruh merasa nyaman dengan alat
pelindung diri untuk keselamatan kerja, alat-alat yang digunakan, tata letak ruang
kerja dan beban kerja yang diperoleh saat bekerja (Kartikasari & Swasto, 2017).
memastikan kesempurnaan tenaga kerja, keutuhan dan keadaan (dalam segi rohani
ataupun jasmani) disertai peralatan kerja serta hasil karyanya di tempat kerja
yang mengarah pada kondisi fisik maupun mental dan berkaitan dengan upaya
untuk mencegah kecelakaan kerja yang disebabkan berbagai faktor bahaya, yang
berasal dari lingkungan kerja atau tindakan pekerja itu sendiri (Siska Khairani,
2022).
aturan untuk menjaga kondisi karyawan/tenaga kerja dari kejadian atau keadaan
yang dapat merugikan kesehatan buruh/karyawan, baik keadaan yang sehat baik
fiisik ataupun sosial sehingga akan didapat kemungkinan bekerja lebih optimal
dan produktif (Kartikasari & Swasto, 2017).
Kesehatan kerja adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
(PP No. 50 Tahun 2012). Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu
kerja yang ruang lingkupnya telah berkembang sampai pada keselamatan dan
kesehatan kerja. Persyaratan K3 terkait dengan masalah tenaga kerja dan hak asasi
manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek dalam
kesempurnaan atau kesehatan jasmani dan rohani tenaga kerja serta hasil karya
bekerja.
nasional.
(Buntarto, 2015).
(SMK3)
kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (PP No. 50
Tahun 2012).
bagian dari suatu sistem manajemen yang terdiri dari suatu organisasi,
proses dan penentuan sumber daya. Sumber daya sendiri sangat dibutuhkan bagi
harus dilakukan dengan integrasi dengan sistem manajemen lain yang relevan
untuk organisasi, seperti kualitas, lingkungan atau tanggung jawab sosial (Pratiwi
et al., 2021).
Unsur yang terlibat dalam sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja
yaitu tenaga kerja, dan kondisi lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka
mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja, selanjutnya
dapat terbentuk tempat kerja yang aman bagi pekerja dan hasil yang efisien
buruh; serta
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
dan terintegrasi, dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja, dapat menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien,
Kerja (SMK3)
keternagakerjaan
5. Adanya prosedur yang terdokementasi, maka segala aktifitas dan kegiatan yang
terjadi akan terorganisasir, terarah dan berada dalam koridor yang teratur
terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil
kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di
pelaksanaan suatu sistem untuk jangka panjang. Hal yang perlu diperhatikan
e. Hasilnya dijadikan bahan tinjauan manajemen dan tindakan perbaikan (PT Safety
1. Penetapan kebijakan K3
baik,
buruh.
1) Visi;
2) Tujuan perusahaan;
2. Perencanaan K3
Pembina K3, wakil pekerja/buruh, dan pihak lain yang terkait di perusahaan.
2) Skala prioritas,
7) Sistem pertanggungjawaban.
3. Pelaksanaan rencana K3
4) Instruksi kerja.
1) Tindakan pengendalian,
6) Produk akhir,
pengendalian risiko.
kecelakaan.
3) Membuat petunjuk K3 yang harus dipatuhi oleh seluruh pekerja/buruh, orang lain
selain pekerja/buruh yang berada di perusahaan, dan pihak lain yang terkait,
dikomunikasikan kepada semua pihak dalam perusahaan dan pihak terkait di luar
perusahaan.
3) kinerja K3,
3) Izin kerja,
kompeten.
c. Dalam hal perusahaan tidak memiliki sumber daya untuk melakukan pemantauan
perbaikan.
dan evaluasi.
merugikan jiwaDilakukan
manusia,Perbaikan SMK3 proses produksiTidak
terganggunya dan Dilakukan
pencemaran
Perbaikan SMK3
lingkungan kerja. Kerangka teori diambil dari PP No. 50 Tahun 2012 tentang
PERATURAN PEMERINTAH
RI NO.
50 TAHUN 2012
Perencanaan k3
Pelaksanaan rencana
k3
Pemantauan dan
Evaluasi kinerja K3
Identifikasi dan Kerugian Akibat
Evaluasi Kecelakaan
Peninjauan dan
Peningkatan Kinerja
Kerugian Akibat
SMK3
Kecelakaan Kerja
Definisi konsep dalam penelitian ini mengacu pada PP No. 50 Tahun 2012
(SMK3). Kerangka konsep pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas
PERENCANAAN K3
PENETAPAN
KEBIJAKAN
SMK3
PEMANTAUAN DAN
PELAKSANAAN EVALUASI KINERJA K3
RENCANA K3
PENINJAUAN DAN
KINERJA SMK3
Keterangan :
: Variabel terikat
: Variabel bebas
masalah sosial atau manusia. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif artinya data
et al., 2021).
Kendari.
31
Pembangunan Rumah Sakit Jantung Kendari. Penelitian ini dilakukan pada Bulan
Pada penelitian ini peneliti berperan sebagai salah satu instrument. Dimana
dengan orang orang yang diteliti untuk mengumpulkan data. Kehadiran peneliti
prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para informan atau partisipan.
atau menangkap makna dari konteks masalah yang diteliti. Penelitian kualitatif ini
menerapkan cara pandang yang bergaya induktif, berfokus pada makna individual,
dan keselamatan
kerja di perusahaan, dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang baik,
bersedia dan mampu mengemukakan pendapat secara baik dan benar yang
Informan dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci dan informan
Pekerja.
Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan teknik observasi dan
wawancara terhadap objek, yaitu pekerja yang masuk dalam kesehatan dan
Rumah Sakit Jantung Kendari dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disiapkan sebelumnya. Sumber data primer yaitu merupakan data yang diperoleh
peneliti secara langsung dari informan kunci dan informan biasa. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
atau dari sumber yang sudah ada seperti data kecelakaan kerja melalui media
perantara yaitu internet, jurnal, dan data BPJS Ketenagakerjaan. Dalam penelitian
ini data sekunder diambil dari dokumen yang sudah ada seperti data profil PT.
Kendari.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
langsung oleh peneliti yang mengacu pada pedoman wawancara yang telah
tidak kaku, maksudnya bahwa pedoman tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut
sesuai dengan situasi dan informasi yang diperoleh oleh peneliti saat melakukan
wawancara. Alat bantu lain yang digunakan yaitu alat perekam suara berupa
smartphone untuk merekam isi wawancara agar tidak ada informasi yang
terlewatkan.
b. Observasi
langsung untuk melihat Observasi di PT. Citra Prasasti Konsorindo Kota Kendari
tahun 2021.
c. Telaah Dokumen
2021.
Analisa data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
a. Reduksi Data
data dengan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
penting tentang fokus penelitian yang akan diteliti dalam hal ini mengenai
penerapan sistem manajemn kesehatan dan keselamatan kerja di PT. Citra Prasasti
KonsorindoKota Kendari tahun 2021. Diharapkan data yang telah direduksi akan
b. Penyajian Data
pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa teks naratif
berbentuk catatan lapangan, matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Bentuk ini
menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan
mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi,
c. Penarikan Kesimpulan
mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan pola (dalam catatan teori),
namun kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh.
(Djaelani, 2013):
pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun
yang baru guna membentuk hubungan peneliti dengan narasumber akan semakin
baik dan kehadiran peneliti tidak lagi dianggap sebagai orang asing yang
cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut kepastian data dan urutan
peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis, karena peneliti dapat
melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau
tidak.
c. Triagulasi: yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
pertama, triagulasi sumber yaitu untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber misalnya
pemimpin, bawahan dan kerabat. Kedua, triagulasi teknik yaitu untuk menguji
kreadibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
teknik wawancara pada pagi hari, siang hari, dan sore hari biasanya akan berbeda.
d. Analisis kasus negatif: yaitu kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil
penelitian hingga pada saat tertentu. Disini peneliti mencari data yang berbeda
atau bahkan bertentengan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi
data yang berbeda atau bertentangan yang ditemukan, maka data tersebut sudah
dapat dipercaya.
yang telah ditemukan oleh peneliti. Misalnya data hasil wawancara perlu
f. Mengadakan member check, yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh peneliti kepada pemberi data. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh
pemberi data, maka data tersebut dapat dikatakan valid, sehingga semakin