Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/363878265

HAZARDS AND RISK CONTROL OF WORKING AT HEIGHTS BASED ON NEBOSH


STANDARDS

Conference Paper · September 2022

CITATIONS READS

0 118

1 author:

Andreas Silalahi
Universitas Pelita Harapan
11 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Linear Programming Method of Calculation View project

Cost Component Analysis of SMKK Banten Stadium Development Project According to Permen PUPR Number 10 Year 2021 View project

All content following this page was uploaded by Andreas Silalahi on 27 September 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


BAHAYA DAN PENGENDALIAN RISIKO BEKERJA DI KETINGGIAN
BERDASARKAN STANDAR NEBOSH

HAZARDS AND RISK CONTROL OF WORKING AT HEIGHTS


BASED ON NEBOSH STANDARDS

Andreas Partogi Silalahi

Universitas Pelita Harapan


The Plaza Semanggi, Jl. Jend. Sudirman No.50, Jakarta Selatan

Abstrak

Kecelakaan konstruksi menjadi katastropi dalam proyek konstruksi. Menurut data Kementerian
PUPR tahun 2017, sektor konstruksi merupakan penyumbang kasus kecelakaan terbesar di
Indonesia dengan rata-rata kejadian sekitar 32% setiap tahunnya. Salah satu faktor risiko tinggi
yang menyebabkan kecelakaan kerja di bidang konstruksi adalah pekerjaan yang berhubungan
dengan ketinggian. Berdasarkan penelitian Siti Riptifah Tri Handari (2021) survey dari 110
responden pekerja konstruksi di proyek Jalan Tol Serpong-Cinere memberikan hasil bahwa 74,5%
pekerja pernah mengalami kejadian kecelakaan kerja pada saat bekerja di ketinggian. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kecelakaan jatuh merupakan salah satu risiko tinggi dalam
proyek konstruksi. Paper ini bertujuan untuk mengenali bahaya dan pengendalian risiko bekerja di
ketinggian berdasarkan standar The National Examination Board in Occupational Safety and
Health (NEBOSH) di Inggris. Metode penyusunan paper adalah studi literatur dan pengumpulan
data dari berbagai jurnal, standar internasional dan buku mengenai kecelakaan jatuh pada
konstruksi, yang kemudian disusun secara sistematis menjadi panduan yang aplikatif dalam bidang
konstruksi. Hasil paper ini adalah panduan untuk meminimalkan risiko jatuh pada pekerjaan di
ketinggian yang dimulai dengan health and safety by design, method statement, hierarki kontrol
risiko, panduan bekerja di tangga dan perancah.
Kata kunci: kecelakaan konstruksi, bekerja di ketinggian, health and safety by design, NEBOSH

Abstract

Construction accidents become catastrophic in construction projects. According to data from the
Ministry of PUPR in 2017, the construction sector is the largest contributor to accident cases in
Indonesia with an average incidence of around 32% annually. One of the high risk factors that
cause work accidents in the construction sector is work related to heights. Research Based on Siti
Riptifah Tri Handari (2021) a survey of 110 respondents of construction workers on the Serpong-
Cinere Toll Road project showed that 74.5% of workers had experienced work accidents while
working at heights. The results of this study indicate that accidents are one of the high risks in
construction projects. This paper aims to identify the hazards and risks of working at heights based
on the standards of The National Examination Board in Occupational Safety and Health (NEBOSH)
in the UK. The method of preparing the paper is a literature study and data collection from various
journals, international standards and books on accidents in construction, which are then
systematically compiled into an applicable guide in the construction field. The result of this paper
is a guide to minimise risk in work at height starting with health and safety by design, method
statements, control hierarchies, guidelines for working on stairs and scaffolding.
Keywords: construction accident, work at height, health and safety by design, NEBOSH

1
1. PENDAHULUAN kemudian disusun secara sistematis
Kecelakaan konstruksi pada proyek-proyek menjadi panduan yang aplikatif dalam
pembangunan infrastruktur di Indonesia bidang konstruksi.
masih terhitung tinggi. Berdasarkan data
yang dihimpun oleh Sekretariat Komite 2. TINJAUAN PUSTAKA
Keselamatan Konstruksi, terdapat 30 Sebuah studi tentang data kecelakaan jatuh
kecelakaan konstruksi yang terjadi pada dari ketinggian oleh departemen HSE di
tahun 2018-2020. Inggris menekankan pentingnya desain
Menurut data Kementerian PUPR tahun yang aman (safe design) dalam mengurangi
2017, sektor konstruksi merupakan bahaya/risiko pekerjaan di ketinggian.
penyumbang kasus kecelakaan terbesar di
Indonesia dengan rata-rata kejadian sekitar
32% setiap tahunnya. Berdasarkan data dari
Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
(BPJS), kecelakaan kerja di konstruksi
meningkat dari 114.000 di tahun 2019
menjadi 177.000 kecelakaan di tahun 2020. Gambar 1. Data Kecelakaan Konstruksi di
Inggris 2011-2016
Berdasarkan penelitian Siti Riptifah Tri Sumber: (HSE, 2020)
Handari (2021) survey dari 110 responden
pekerja konstruksi di proyek Jalan Tol Health and Safety by Design
Serpong-Cinere memberikan hasil bahwa Health and safety by design adalah
74,5% pekerja pernah mengalami kejadian proses mengelola risiko kesehatan dan
kecelakaan kerja pada saat bekerja di keselamatan sepanjang siklus hidup
ketinggian. Paper ini bertujuan untuk struktur, pabrik, bahan atau produk lainnya.

mengenali bahaya dan pengendalian risiko Desainer/perancang berada dalam posisi

bekerja di ketinggian berdasarkan standar yang kuat untuk membuat pekerjaan


The National Examination Board in menjadi aman sejak awal dari proses desain.
Occupational Safety and Health Mengelola risiko dalam tahap desain suatu
(NEBOSH) di Inggris. Metode penyusunan produk adalah cara yang efektif dalam
paper adalah studi literatur dan memberikan perlindungan terbaik. Ini lebih
pengumpulan data dari berbagai jurnal, efektif dari pada perkuatan struktur/
standar internasional dan buku mengenai bangunan di kemudian hari dalam siklus

kecelakaan jatuh pada konstruksi, yang hidupnya (Worksafe, 2018).

2
Desain yang berdasarkan prinsip health perencanaan dan survei harus
and safety by design berpotensi mengurangi dikendalikan, misalnya penanganan
kebutuhan untuk perkuatan, alat pelindung aspal panas.
diri, pemantauan kesehatan, paparan, 5. Peralatan apa yang akan
pemantauan dan pemeliharaan seperti yang dibutuhkan.
tergambar dalam bagan Symberszki. 6. Kompetensi dan/atau pelatihan apa
yang dibutuhkan.
7. Siapa yang akan mengawasi
pekerjaan di lokasi.
8. Bagaimana perubahan dalam
pekerjaan akan ditangani tanpa
mempengaruhi kerja yang aman.
9. Siapa yang akan memeriksa bahwa
Gambar 2. Bagan Symberszki sistem pengendalian risiko telah
diterapkan dengan efektif.
Method Statement
Method statement adalah cara yang
berguna untuk mengidentifikasi potensi
bahaya yang mungkin muncul dalam
pekerjaan konstruksi, khususnya pekerjaan
di ketinggian. Hal-hal yang diidentifikasi
dalam pembuatan method statement
termasuk (HSE, 2020):
Gambar 3. Hierarki Kontrol Risiko
1. Bagaimana bahaya jatuh harus
dicegah atau jika tidak
Pada bangunan gedung, pabrik, gudang,
memungkinkan diminimalkan
kantor dan bangunan publik, tinggi
akibatnya.
minimum untuk pagar pengaman (railing)
2. Bagaimana mengendalikan pekerja,
adalah 110 cm. Untuk melindungi pekerja
peralatan dan material yang
di ketinggian dari cedera serius diperlukan
berpotensi jatuh.
hierarki kontrol sebagai berikut (Phil
3. Bagaimana risiko terhadap
Hughes, 2016):
kesehatan akan dikendalikan.
1. Menghindari bekerja di ketinggian
4. Bagaimana risiko lain yang
jika memungkinkan.
diidentifikasi pada tahap
3
2. Menggunakan tempat kerja yang 2. Saat pekerjaan dilakukan di
aman dan terlindungi. ketinggian, tim kontraktor harus
3. Menyediakan peralatan kerja untuk memasang pagar pengaman standar
pencegahan bahaya jatuh. di area kerja.
4. Mengurangi jarak dan konsekuensi 3. Tim kontraktor melakukan langkah-
dari bahaya jatuh. langkah untuk meminimalkan jarak
5. Instruksi, pelatihan dan supervisi dan konsekuensi dari jatuh seperti
kepada pekerja konstruksi. airbag atau safety net.
Penilaian risiko untuk bekerja di
ketinggian harus terlebih dahulu
mempertimbangkan hal-hal berikut (Phil
Hughes, 2016):
1. Sifat dan lamanya pekerjaan.
2. Kompetensi semua yang terlibat
dengan pekerjaan dan persyaratan
pelatihan yang diperlukan.
3. Pengawasan yang diperlukan.
4. Penggunaan pagar pengaman,
papan kaki, platform kerja, akses
Gambar 4. Hierarki Bekerja di Ketinggian
dan jalan keluar.
5. Alat pelindung diri (APD) yang
Tim proyek diharapkan untuk
diperlukan, seperti: helm dan
menerapkan tiga tahap kontrol untuk semua
harness.
pekerjaan di ketinggian untuk menghindari
6. Adanya sistem penahan jatuh,
pekerjaan di ketinggian, pencegahan
seperti safety net atau soft landing
pekerja agar tidak jatuh dan mitigasi akibat
systems.
pada pekerja jika terjadi jatuh, sebagai
7. Status kesehatan pekerja.
berikut:
8. Kondisi cuaca yang mendukung.
1. Pekerjaan tidak dilakukan di
Jatuh dari ketinggian adalah penyebab
ketinggian namun untuk
paling umum dari cedera serius bahkan
pelaksanaan pekerjaan tersebut
kematian dalam industri konstruksi.
secara lebih aman seperti perakitan
Bekerja di ketinggian mengharuskan semua
komponen dilakukan di area bawah.
pihak memastikan bahwa:

4
1. Semua pekerjaan di ketinggian lantainya harus kering dan bebas
direncanakan dan diatur dengan slip.
baik. 2. Tangga harus stabil saat digunakan
2. Tim yang terlibat dalam pekerjaan dengan kemiringan harus sedekat
di ketinggian memiliki kompetensi mungkin dengan rasio optimal (1:4).
yang disyaratkan. 3. Tangga harus diikat untuk
3. Manajemen risiko dari pekerjaan di mencegahnya tergelincir.
ketinggian sudah dilakukan oleh 4. Kondisi cuaca harus sesuai (tidak
tim. ada angin kencang atau hujan lebat).
4. Risiko bekerja pada permukaan 5. Kedekatan dengan listrik aktif harus
yang rapuh telah dikelola dengan diperiksa.
baik. 6. Tangga harus dilengkapi dengan
5. Peralatan yang digunakan untuk kaki anti slip.
bekerja di ketinggian sudah 7. Tangga harus diperiksa khususnya
diperiksa dan dipelihara dengan untuk anak tangga yang rusak atau
baik. hilang dan dipelihara pada secara
Ada beberapa jenis peralatan akses di teratur.
ketinggian seperti berikut ini:
1. Tangga
2. Perancah tetap
3. Perancah mobile

Bekerja dengan Tangga


Penyebab utama kecelakaan saat Gambar 5. Panduan Penggunaan Tangga
menggunakan tangga antara lain gerakan
tangga saat digunakan, tergelincir, tangga
yang rusak dan tersengat listrik pada tangga
logam.
Faktor-faktor berikut ini yang harus
dipertimbangkan saat menggunakan
tangga:
1. Lokasi penempatan tangga perlu Gambar 6. Panduan Bekerja dengan
diperiksa di area dinding dan Tangga

5
Tangga akses ke perancah harus diikat,
dan diperpanjang setidaknya 1 m di atas
titik pendaratan untuk memberikan
pegangan yang aman seperti gambar
berikut.
Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi stabilitas suatu perancah
antara lain:
1. Perakitan perancah yang buruk,
Gambar 7. Bekerja dengan Tangga
tidak kompeten dan/atau inspeksi
yang kurang teratur.
Bekerja dengan Perancah
2. Kekuatan tanah pendukung atau
Perancah harus mampu menopang
pondasi.
pekerja bangunan, peralatan, bahan,
3. Jarak perancah dari pekerjaan
peralatan, dan sampah bangunan yang
galian.
terkumpul. Kecelakaan jatuh dari perancah
4. Efek air permukaan yang
sering disebabkan oleh platform kerja yang
mempengaruhi kekuatan pondasi
dibangun dengan buruk, pagar pengaman
perancah.
yang tidak memadai atau memanjat bagian
5. Perubahan susunan perancah oleh
luar sebuah perancah. Jatuh juga terjadi
pekerja yang tidak kompeten.
selama perakitan atau proses
6. Penggunaan alat yang salah atau
pembongkaran.
rusak selama perakitan perancah.
7. Kelebihan beban perancah.
8. Kondisi cuaca buruk.
9. Dampak lalu lintas kendaraan yang
padat.
Semua jenis perancah harus memiliki
rencana perakitan, penggunaan dan
pembongkaran. Supervisor/engineer akan
memastikan bahwa semua komponen
perancah telah dirakit sesuai dengan standar
dan layak digunakan. Semua perancah
Gambar 8. Panduan Pemasangan Tangga harus diperiksa setiap hari untuk
pada Perancah
6
memastikan kondisinya aman dan laik tersandung, terpeleset dan terjatuh
fungsi serta akses ke perancah hanya untuk akibat benda-benda yang tidak
pekerja yang berkepentingan saja. Semua perlu.
perancah hanya boleh didirikan oleh
scaffolder yang kompeten dan Peralatan Penahan Jatuh
berpengalaman. Tiga jenis peralatan penahan jatuh yang
paling umum adalah safety harnesses,
safety nets and air bags.
Safety harnesses hanya boleh
digunakan ketika perlindungan pagar
pengaman/railing tidak bisa digunakan
dengan persyaratan sebagai berikut:
1. Lanyard dilengkapi dengan
peredam kejut untuk mengurangi
efek kejut pada pekerja dengan
batas jatuh bebas sekitar 2 m.
Gambar 9. Perancah Mandiri 2. Pekerja harus terikat pada titik
jangkar yang aman dengan lanyard
Working platform adalah bagian dari
harus selalu dipasang di atas posisi
perancah di mana pekerja berjalan dan
pekerja.
berdiri harus dirancang agar bisa membawa
3. Hanya pekerja terlatih dan
pekerja, alat dan bahan kerja dengan aman.
kompeten yang memasang lanyard
Kriteria working platform seperti berikut
ke titik jangkar dan bekerja di sabuk
ini:
pengaman.
1. Memiliki lebar minimum 60 cm
Jaring pengaman (safety nets)
untuk memungkinkan pekerja lewat
digunakan untuk menahan pekerja, alat dan
dengan peralatan atau material.
bahan jatuh dari ketinggian. Jaring
2. Tidak ada lubang yang berbahaya
digunakan untuk pekerjaan atap dan untuk
dan trip hazard.
beberapa pekerjaan perbaikan. Jaring
3. Memiliki cover pelindung untuk
pengaman memiliki aplikasi terbatas karena
mencegah puing atau alat jatuh
tidak cocok saat digunakan di pekerjaan
menimpa orang di bawahnya.
konstruksi tingkat rendah dimana jarak
4. Kerapian dan kebersihan yang baik
bebas yang tidak mencukupi. Jaring harus
untuk mencegah pekerja
7
diposisikan sehingga pekerja tidak akan (NEBOSH) di Inggris dan referensi
jatuh lebih dari 2 meter. internasional lainnya serta penyusunan
Air bags digunakan jika penggunaan panduan praktis untuk kegiatan konstruksi
jaring pengaman sulit untuk memposisikan yang aman.
area titik jangkar keselamatan. Saat
menggunakan air bags penting untuk 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
memastikan kekuatan dan tekanan udara Dari hasil studi literatur yang bersumber
yang cukup tinggi, supaya orang yang jatuh dari jurnal, standar internasional, penelitian
tidak menyentuh tanah. yang dilakukan sebelumnya dan buku
mengenai HSE dapat diketahui beberapa
3. METODE PENELITIAN faktor penting yang bisa menjadi panduan
Metode penelitian ini dengan melakukan dalam melaksanakan kegiatan konstruksi
studi literatur dan pengumpulan data dari yang aman khususnya bekerja di
berbagai jurnal, standar internasional dan ketinggian.
buku mengenai kecelakaan jatuh pada Health and safety by design akan
konstruksi, yang kemudian disusun secara memberikan solusi yang lebih efisien dan
sistematis menjadi panduan yang aplikatif efektif untuk mengelola risiko dalam fase
dalam bidang konstruksi. desain daripada melakukan perbaikan di
fase konstruksi dengan mempertimbangkan
hal-hal berikut ini:
 Penggunaan material yang kurang
berbahaya.
 Menghindari proses yang
menghasilkan asap, uap, debu,
kebisingan, atau getaran berbahaya.
 Penggunaan bahan yang mudah
ditangani/diangkat/dipindahkan.
Gambar 10. Diagram Alir Penelitian
 Desain area kerja yang rata untuk

Paper ini bertujuan untuk mengenali memungkinkan penanganan dengan

bahaya dan pengendalian risiko bekerja di alat mekanis dan peletakan unit.

ketinggian berdasarkan standar The  Merancang akses area yang

National Examination Board in mengakomodasi peralatan kerja di

Occupational Safety and Health ketinggian.

8
Manfaat health and safety by design 5. KESIMPULAN
cukup signifikan dan berpotensi terjadi Bahaya jatuh dari ketinggian
pengurangan biaya untuk pemilik dan merupakan salah satu penyebab tertinggi
kontraktor, pengurangan waktu konstruksi, dalam kejadian kecelakaan konstruksi di
dan peningkatan mutu produk konstruksi Indonesia. Resiko/bahaya jatuh berpotensi
(Behm, 2014). terjadi pada lokasi di area perancah, tepi
Method statement adalah dokumen lantai, alat pengangkut dan area galian.
yang menjelaskan prosedur yang benar, Peran engineer/konsultan perancang
tindakan pencegahan keselamatan dan sangatlah besar dalam mencegah resiko
persyaratan kerja suatu proyek, khususnya jatuh pekerja konstruksi dari sisi desain,
proyek-proyek berisiko tinggi, yang berisi karena desain konstruksi yang memikirkan
deskripsi bagaimana menyelesaikan keselamatan pekerja akan signifikan
komponen-komponen tertentu dari suatu kontribusinya terhadap berkurangnya
proyek dengan aman dan efisien. kecelakaan kerja jatuh dari ketinggian.
Method statement sangat penting dalam Dalam mengurangi risiko jatuh dari
proses konstruksi dan merupakan salah satu ketinggian secara efektif dan efisien dalam
cara untuk mengidentifikasi potensi bahaya kegiatan konstruksi adalah dengan
dan risiko di awal sebelum pekerjaan menghilangkan atau mengurangi pekerjaan
dimulai sehingga pekerjaan yang di area ketinggian. Hal in dapat dilakukan
dikerjakan akan lebih aman untuk tim dengan safety design pada konstruksi saat
pelaksana proyek (Borys, 2012). mendesain sebuah bangunan, seperti:
Dalam hierarki kontrol risiko bisa pemasangan guardrail, penutup lubang
dilakukan dengan tahapan seperti: skylight, angkur atap dan jalur permanen ke
eliminasi, minimalisasi, substitusi, isolasi, atap bangunan.
tindakan pengendalian teknik, tindakan Bila dalam desain tidak bisa
pengendalian administratif dan penggunaan menghindari faktor bekerja di ketinggian,
APD. Dengan penerapan hierarki kontrol maka diperlukan alat bantu untuk
tersebut maka risiko bisa diidentifikasi dan melindungi pekerja konstruksi dan bila
dilakukan tindakan pencegahan yang dimungkinkan memperkecil jarak jatuh
terukur sehingga tim pekerja proyek untuk mengurangi efek cidera pada pekerja
konstruksi lebih aman dalam bekerja (Phil dengan sistem penahan jatuh, seperti safety
Hughes, 2016). net atau soft landing systems.

9
Sistem manajemen QSHE dalam HSE UK. (2015). Managing Health and
Safety in Construction -
kegiatan konstruksi juga mutlak diperlukan
Construction (Design and
setiap penyelenggara konstruksi mulai dari Management) Regulations 2015
L153. London: Crown.
pemilik proyek, konsultan perencana,
Kementerian PUPR. (2018). Buletin
kontraktor dan konsultan pengawas untuk Parampara Edisi 08. Jakarta: Media
Komunikasi BPSDM Kementerian
menargetkan kinerja kegiatan konstruksi
PUPR.
menjadi no defect dan no accident (Silalahi, Nurhijrah. (2018). Pencegahan Resiko
Kecelakaan Jatuh dari Ketinggian
2022).
pada Pekerjaan Industri Konstruksi
di Indoensia. Palopo: PENA
TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
UCAPAN TERIMA KASIH
Teknik Vol.3.
Ucapan terima kasih kepada Universitas Phil Hughes, E. F. (2016). Introduction to
Health and Safety in Construction
Pelita Harapan beserta tim pengajar yang
Fifth Edition. Oxon: Routledge.
telah membagikan ilmu dan pengalaman Setiyadi. (2012). Analisis Faktor Risiko
Penyebab Kecelakaan Kerja Jatuh
pada setiap pertemuan kuliah. Terima kasih
pada Proyek Konstruksi di
secara khusus kepada Bapak Jack Jabodetabek. Depok: Universitas
Indonesia.
Widjajakusuma, Bapak Akhmad Suraji dan
Silalahi, A. P. (2022). A Conceptual
Bapak Michael Sofian atas bimbingan pada Framework for Integrating QSHE in
Construction. EACEF2022, 2-10.
mata kuliah mengenai mutu dan HSE
Siti Riptifah Tri Handari, M. S. (2021).
sehingga penulis bisa lebih memahami Faktor-Faktor Kejadian Kecelakaan
Kerja pada Pekerja Ketinggian di
pentingnya mutu dan HSE dalam kegiatan
PT. X Tahun 2019. Jurnal
konstruksi. Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17,
No. 1, 2-8.
Worksafe. (2018). Health and Safety by
DAFTAR PUSTAKA Design. Wellington: New Zealand
Government. Retrieved from Health
Behm, M. (2014). Construction Safety and and safety by design: an
Health through Design. Research introduction:
Gate, 20-25. https://www.worksafe.govt.nz/topic
Borys, D. (2012). The role of safe work -and-industry/health-and-safety-by-
method statements in the Australian design/health-and-safety-by-
construction industry. Safety design-gpg/
Science, 2-12. Zalaya, Y. (2012). Implementasi prosedur
Hill, D. C. (2014). Construction Safety bekerja di ketinggian di PT. BBS
Management and Engineering, 2nd Indonesia (WTC 2 Project) tahun
Ed. New York: American Society of 2012. Depok: Universitas
Safety Engineers. Indoensia.
HSE. (2020). Health and Safety in Roof
Work (Fifth Edition). Norwich: TSO
(The Stationery Office).

10

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai