Anda di halaman 1dari 10

Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 7 No 2 Desember 2021, 147-156

p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

ANALISIS HUMAN ERROR DENGAN PENDEKATAN METODE


SHERPA DAN HEART PADA PRODUKSI BATU BATA UKM YASIN
Sri Zetli*
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Komputer, Universitas Putera Batam
Email: sri.zetli@puterabatam.ac.id

Artikel masuk : 13-10-2021 Artikel direvisi : 17-11-2021 Artikel diterima : 08-12-2021


*Penulis Korespondensi

Abstrak -- Kesalahan kerja yang terjadi banyak diakibatkan oleh manusia itu sendiri yang disebut
dengan human error. Human error yang sering terjadi dalam kegiatan produksi bisa merugikan
perusahaan dalam mewujudkan efektivitas dan efisiensi produksi. Oleh karena itu maka perlu dilakukan
perbaikan performansi pekerja untuk mengurangi seringnya terjadi kesalahan kerja. Beberapa metode
dalam mengidentifikasi human error diantaranya metode SHERPA dan HEART. SHERPA suatu metode
kualitatif dalam menganalisis human error yang menjadikan task level sebagai dasar inputnya.
Sedangkan HEART adalah metode dalam menentukan resiko human error yang cepat, sederhana dan
gampang dimengerti oleh para engineers dan juga human factors specialists. UKM Yasin merupakan
salah satu UKM yang bergerak dalam produksi batu bata di Kota Batam. Proses pembuatan batu bata
melalui beberapa tahapan yaitu proses pencetakan, proses pengeringan dan proses pembakaran.
Permasalahan yang masih sering terjadi yaitu kesalahan saat melakukan pekerjaan yang berakibat
terhadap kecelakaan kerja dan juga berpengaruh terhadap output produksi batu bata, hal ini disebabkan
oleh human error. Hasil penelitian untuk rekomendasi yang akan diperlukan untuk mereduksi error pada
proses produksi batu bata dengan metode SHERPA yaitu melakukan pemeriksaan secara teliti dan rutin
terhadap masing-masing proses dan memberikan pelatihan secara berkala terhadap pekerja. Peluang
terjadinya error dalam setiap aktivitas pekerjaan pada produksi batu bata dengan menggunakan metode
HEART dimana nilai human error probability yang paling besar yaitu 0.16. Proses yang mungkin
terjadinya human error dalam tahapan proses produksi batu bata di UKM Yasin melalui nilai Human
Error Probability (HEP) tertinggi yaitu 0.544 yang terdapat pada proses pembakaran batu bata.

Kata kunci: Human Error; HEART; SHERPA

Abstract -- Many work errors that occur are caused by humans themselves, called human errors.
Human errors that often occur in production activities can harm the company in realizing the
effectiveness and efficiency of production. It is necessary to improve workers' performance to reduce
the frequent occurrence of work errors. Several methods for identifying human error include the
SHERPA and HEART methods. SHERPA is a qualitative method in analyzing human error using basic
level tasks as input. UKM Yasin is one of the UKM engaged in brick production in Batam City. Making
bricks goes through several stages: the moulding process, drying, and combustion process. The
problem that still often occurs is mistakes when doing work, which results in work accidents and affects
the output of brick production, which is caused by human error. The research results for
recommendations that will be needed to reduce errors in the brick production process with the SHERPA
method are to carry out careful and routine inspections of each process and provide regular training to
workers. The probability of error in every work activity in brick production using the HEART method
where the greatest probability of human error is 0.16. The process that may occur human error in the
stages of the brick production process at UKM Yasin through the highest Human Error Probability (HEP)
value is 0.544, which is found in the brick burning process.

Keywords: Human Error; HEART; SHERPA

DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v7i2.3934 147


Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 7 No 2 Desember 2021, 147-156
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

PENDAHULUAN analisa tersebut dilakukan perbaikan dengan cara


Manusia memiliki peranan penting dalam meningkatkan skill dan tingkat ketelitian operator
hal apapun tidak terkecuali dalam dunia kerja. (Sembiring et al., 2019). Metode SHERPA mampu
Meskipun manusia cerdas, mudah beradaptasi membantu mengidentifikasi 36 kesalahan tindak-
dan memiliki kemampuan untuk belajar dari waktu an, 9 kesalahan pemilihan, 8 kesalahan pencarian
ke waktu, mereka rentan terhadap kesalahan. informasi dan 6 kesalahan pemeriksaan pada
Pada umumnya pekerjaan yang dilakukan oleh proses operasi perakitan. Probabilitas kesalahan
manusia bersifat repetitif yaitu berulang-ulang. manusia tertinggi berdasarkan metode HEART
Pekerjaan yang berulang-ulang inilah salah satu adalah kesalahan terkait geometri. Studi tersebut
yang dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan menunjukkan bahwa instruksi perakitan yang jelas
kerja yang berdampak pada efektivitas dan menawarkan potensi tertinggi untuk pengurangan
performansi suatu sistem. kesalahan dan peningkatan kinerja (Torres et al.,
Kesalahan kerja yang terjadi tidak sedikit 2021).
diakibatkan oleh manusia itu sendiri yang disebut UKM Yasin merupakan salah satu UKM
dengan human error. Human error merupakan yang bergerak dalam produksi batu bata di Kota
tindakan atau perilaku yang dapat mengurangi Batam. Pada proses produksi batu bata melalui
efektifitas, keamanan dan performansi suatu beberapa aktifitas, diantaranya prose pencetakan
sistem (Sanders & McCormick, 1993). Human batu bata, proses pengeringan dan proses
error selain disebabkan oleh manusia, juga bisa pembakaran. Dalam proses produksi batu bata
terjadi karena kesalahan kesalahan dalam masih banyak dilakukan secara manual seperti
perancangan dan prosedur kerja. Human error pengeringan dengan memanfaatkan alam yaitu
yang sering terjadi dalam kegiatan produksi bisa panas dan udara, proses pembakaran dengan
merugikan perusahaan dalam mewujudkan menggunakan kayu panggang, namun pada
efektivitas dan efisiensi produksi. Tingkat pengolahan bahan baku batu bata sudah
kesalahan ini perlu diminimalkan melalui perbaik- dilakukan secara semi mekanis dengan mesin
an pekerja. pengaduk.
Ada beberapa metode dalam mengidentifi- Berdasarkan informasi yang didapat dari
kasi human error diantaranya metode SHERPA pihak pengolah batu bata, masih seringnya terjadi
(Systematic Human Error Reduction and kesalahan pada pekerja yang sangat berpengaruh
Prediction) dan HEART (Human Error kepada keselamatan pekerjanya, selain itu juga
Assessment and Reduction Technique). SHERPA sangat berpengaruh terhadap output produksi
adalah salah satu metode yang bersifat kualitatif batu bata. Dimana dari hasil output produk batu
untuk tujuan menganalisa human error dengan bata, masih banyak terdapat produk cacat salah
cara memakai task level untuk dasar peng- satunya yaitu batu bata yang mudah pecah. Tidak
inputannya. SHERPA sebagai teknik identifikasi ada pembukuan ataupun catatan khusus yang
human error yang menggunakan analisis tugas dibuat oleh UKM Yasin, namun dari wawancara
hirarki dalam hubungannya dengan taksonomi yang dilakukan dengan pihak UKM diperoleh data
kesalahan untuk mengidentifikasi kesalahan bahwa hasil produksi rata-rata tiap bulannya
kredibel yang terkait dengan aktivitas manusia adalah 200.000 pcs. Produksi batu bata juga
(Kirwan, 2017; Utama et al., 2020). Keuntungan berpengaruh terhadap kondisi lingkungan,
SHERPA adalah teknik terstruktur dan biasanya kondisi lingkungan dingin atau hujan
komprehensif yang dapat dengan mudah akan memperlambat proses pengeringan sedang-
diajarkan dan diterapkan, secara substansial lebih kan kondisi lingkungan panas akan mempercepat
hemat waktu daripada metode observasi, dan proses pengeringan. Rata-rata batu bata yang
menghasilkan nilai reliabilitas antar penilai yang mengalami cacat yaitu berkisar 5.000 – 15.000
dapat diterima (Hughes et al., 2015). Sedangkan pcs tiap bulannya.
metode HEART dipakai untuk menentukan Kesalahan yang masih sering terjadi yaitu
besarnya peluang error yang terjadi di setiap seperti proses pencetakan batu bata dimana
aktivitas suatu pekerjaan (Rahmania et al., 2013). pekerja lupa mengecek ukuran potong untuk batu
Implementasi metode SHERPA dan bata sehingga menyebabkan ukuran tidak sesuai
HEART mampu membantu mengidentifikasi dengan ukuran standarnya (16x8.3x4.3) cm. Pada
human error pada proses produksi makanan proses pengeringan, kesalahan yang sering
ringan yaitu cassava chips dan dilakukan terjadi adalah pekerja kurang sigap mengambil
perbaikan untuk meningkatkan standar mutu batu bata siap cetak dari mesin cetak ke gerobak
(Alatas & Putri, 2017). Identifikasi dengan metode sehingga batu bata siap cetak jatuh dan harus
SHERPA mendapatkan aktivitas kritis pada dicetak ulang, pekerja terburu-buru saat me-
proses produksi pintu mexicano dan nilai total nyusun batu bata di tempat pengeringan sehingga
HEP operator dengan metode HEART. Hasil batu bata yang sudah disusun berantakan dan

148 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v7i2.3934


Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 7 No 2 Desember 2021, 147-156
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

terjatuh sehingga menyebabkan beberapa batu pekerja batu bata yaitu untuk mendapatkan data
bata harus dicetak ulang dan pekerja tidak kesalahan kerja pada proses produksi batu bata.
memperhatikan tempat pengeringan batu bata Identifikasi human error dengan melihat
sehingga batu bata terkena hujan saat hujan tiba. hasil dari nilai HEP yang terdapat pada proses
Sedangkan pada proses pembakaran hal yang produksi batu bata berdasarkan nilai HEP yang
sering terjadi adalah kecelakaan-kecelakaan kecil didapatkan. Nilai HEP yang besar menunjukkan
yang mengakibatkan terbakarnya tangan dan bahwa tingkat human error yang terjadi pada
beberapa bagian tubuh pekerja yang diakibatkan proses produksi batu bata tinggi. Sedangkan nilai
tidak adanya alat safety khusus yang dipakai oleh HEP yang rendah menunjukkan bahwa tingkat
pekerja saat pembakaran seperti sarung tangan, human error yang terjadi pada proses produksi
sepatu safety dan baju safety. batu bata rendah.
Pada proses pembakaran ini hanya Metode SHERPA menganalisis kesalah-
menggunakan kayu bakar dalam pembakaran. an manusia yang terdiri dari pertanyaan dan
Dimana batu bata disusun rapi pada sebuah jawaban umum yang membedakan kesalahan
tungku. Tinggi penyusunan batu bata sesuai serupa pada setiap langkah analisis tugas
dengan kesukaan, hal ini tergantung jumlah batu pekerjaan (Ghasemi et al., 2013). Tahapan proses
yang dikeringkan dimana semakin banyak jumlah yang dilakukan dalam mengaplikasikan metode
batu yang kering maka penyusunan tungku akan SHERPA yaitu:
semakin tinggi. Berdasarkan survey yang 1. Menerapkan analisis task ke dalam task yang
dilakukan oleh peneliti, tinggi batu bata yang akan diidentifikasi
dibakar mencapai 5 m dan sudah hampir men- 2. Mengidentifikasi error yang menjadi potensi
capai atap tempat usaha batu bata. Dan informasi terjadinya dari setiap dasar task level
yang didapatkan bahwa hal ini hampir terjadi 3. Mengidentifikasi risiko error and task
kebakaran di tempat usaha, ditambah hampir selanjutnya yang bisa mengantisipasi jika error
semua material tempat usaha ini berbahan kayu, terjadi
begitu juga dengan atap yang berbahan terpal 4. Gunakan tabel SHERPA sebagai tabulasikan
berlapis daun dan seng. Kebakaran pernah error
dialami oleh UKM ini yaitu pada tahun 2009 Pada metode ini model error dilihat
dimana kebakaran tersebut menghabiskan berdasarkan bentuk error pada SHERPA. Dimana
bangunan tempat usaha walaupun tidak meng- ada 5 tipe error dalam SHERPA diantaranya
alami kerugian yang cukup besar, tetapi usaha tindakan (action), pengambilan (retrieval), pe-
yang dilakukan harus berhenti sementata sampai ngecekan (checking), pemilihan (selection) dan
bangunan tempat usaha selesai diperbaiki lagi. information communication (Bin Jake, 2020).
Dari data tersebut diketahui kesalahan Metode HEART merupakan teknik penilai-
yang terjadi berakibat terhadap kecelakaan kerja an keandalan manusia untuk membantu meng-
dan juga berpengaruh terhadap output produksi identifikasi risiko mengidentifikasi pengaruh
batu bata disebabkan oleh human error. Hal ini utama pada kinerja manusia dan kemungkinan
juga erat hubungannya dengan pekerjaan yang kesalahan, dengan cara yang sistematis dan
dilakukan masih banyak secara manual yang berulang-ulang (J C Williams, 2015). HEART
mengakibatkan terjadi kelelahan kerja sehingga adalah metode faktor aditif yang relatif cepat yang
berpengaruh terhadap kesalahan kerja (human mudah digunakan dan dapat diterapkan pada
error). Kelelahan kerja dapat menurunkan kinerja industri mana pun yang mengutamakan
seseorang dan dapat meningkatkan kesalahan keandalan manusia (Bell & Williams, 2018).
kerja (Nurmianto, 2004). Metode ini dimaksudkan untuk menangkap esensi
dari pengaruh yang diketahui pada kinerja
METODE PENELITIAN manusia pada saat melakukan pekerjaan
Populasi dalam penelitian ini adalah 1 (Williams & Bell, 2015). Adapun tahapan proses
orang pemilik usaha dan 4 pekerja pada proses yang dijalankan pada hitungan Human Error
produksi batu bata. Pengambilan sampel Probability (HEP) yaitu memakai metode HEART
menggunakan teknik sampling jenuh dimana (Safitri et al., 2015):
jumlah sampel adalah jumlah populasi. Metode 1. Gunakan Generic Categories sebagai
pengumpulan data dilakukan dengan cara klasifikasi jenis pekerjaan yang ada pada tabel
melakukan pengamatan langsung dengan melihat HEART.
alur proses produksi batu bata dan langkah- Terdapat 8 kategori Generic categories dari
langkah melakukan pekerjaan, dimana area yang HEART (mulai A - H) kemudian dilengkapi
diobservasi adalah seluruh proses produksi batu dengan nilai nominal human unreliability pada
bata. Langkah lain adalah melakukan wawancara setiap kategori. Untuk contohnya pada
langsung dengan pemilik usaha dan beberapa kategori A nilai nominal human unreliability

DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v7i2.3934 149


Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 7 No 2 Desember 2021, 147-156
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

0.55. Maka jenis pekerjaan yang termasuk Proses Pencetakan Batu


kategori A yaitu pekerjaan yang tidak terbiasa Bata

dikerjakan dan dijalankan secara cepat tanpa


1. Mencetak batu
mengetahui kemungkinan akibat yang terjadi. bata
2. Menentukan nilai Error Producing Condition
(EPCs)
1.3. Mencetak
ECPs adalah faktor yang menjadi penyebab 1.1. Mengecek
(memotong) batu
kembali ukuran 1.2. Menggerakan
error. Pada kondisi dilapangan hal yang pada mesin untuk batang pencetak
bata sesuai
dengan ukuran
menjadi faktor penyebab error yang pemotongan batu kebelakang
yang sudah
bata yaitu (penarik mesin)
diklasifikasikan sesuai dengan EPCs. Faktor (16x8.3x4.3) cm
disetting pada
mesin
ini melihatkan kisaran nilai tertinggi dimana
ketidakandalan akan merubah kondisi dari
Gambar 1. HTA Proses Pencetakan Batu Bata
yang baik ke buruk. Masing-masing EPCs
mempunyai nilai berpengaruh tertinggi yang
Proses Pengeringan Batu
memiliki nilai yang ditetapkan setelah Bata
divalidasi oleh Jeremy Williams. EPCs dan
juga nilai pengaruh paling besarnya.
1. Mengangkat batu 3. Pengeringan batu
3. Penentuan nilai proporsi (PoA) bata bata
Nilai ini berada antara 0 - 1 (0 = Low, 1 = High).
Nilai 0 artinya EPCs yang diukur tidak 3.2.
1.2. Memastikan
mempengaruhi terhadap kemungkinan terjadi 1.1. Mengangkat 3.1. selama
error, berada dengan nilai 1 berpengaruh Menyusun batu bata Menunggu pengeringan
batu bata yang ketempat proses batu bata
paling besar terhadap kemungkinan terjadinya sudah dicetak pengeringan pengeringan terhindar dari
error pada EPCs. Proporsi penilaiannya ke gerobak dengan
gerobak
selama 30 hari hujan dan
panas secara
dilakukan oleh para ahli yang bersifat langsung
subyektif.
4. Melakukan perhitungan nilai Human Error 2. Menyusun batu
bata
Probability (HEP)
Rumus untuk nilai HEP pada HEART adalah:
HEP  NHU x AE 1 x AE 2 x AE 3 x AE …n 2.1.
Mengeluarkan
AE  (PoA x (Total HEART Effect - 1) + 1) AE batu bata satu
2.2.
Menyusun
persatu dari
batu bata
= Assessed Effect gerobak untuk
secara
disusun
NHU = Nominal Human Unreliability ditempat
terpisah
pengeringan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Prediksi Human Error dengan Metode Gambar 2. HTA Proses Pengeringan Batu Bata
SHERPA
Proses Pembakaran Batu
Hierarchical Task Analysis (HTA) didasar- Bata
kan pada gagasan bahwa kinerja tugas dapat
dinyatakan dalam hirarki tujuan, operasi dan 1. Mengangkat batu 2. Menyusun batu
rencana. HTA memperlihatkan task/kegiatan yang bata bata

harus dikerjakan oleh pekerja dalam menghasil-


kan sebuah produk. Untuk alur proses produksi 1.1. Meyusun 1.2.
2.1.
2.2.
batu bata yang Mengangkat Mengecek
batu bata di UKM Yasin dapat di lihat pada sudah kering batu bata
Menyusun
batu bata di
kembali
dengan menuju susunan batu
Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3. Pada menggunakan tungku
tungku
bata di tungku
pemangagang
gambar tersebut memperlihatkan task yang harus gerobak pembakaran pemanggang

dilakukan oleh pekerja pada bagian masing-


masing proses produksi batu bata. Sehingga dari 3. Menyalakan api 4. Pembakaran
HTA setiap bagian proses produksi dapat di-
prediksi human error yang mungkin saja terjadi 3.2.
saat pekerja melakukan pekerjaannya. 3.1.
Memasukan
Menyiram 4.1.
4.2.
Memastikan
beberapa 3.3. Menunggu
Human Error Identification (HEI) menentu- kayu
minyak tanah Menyalakan proses
besarnya api
panggang merata untuk
kan mode error yang ada pada tabel SHERPA ketungku
untuk
membantu
api pembakaran
selama 2 hari
semua batu
pemanggang bata
dengan melihat deskripsi Error. HEI untuk masing- hidupkan api

masing proses produksi dapat dilihat pada Tabel


1, Tabel 2 dan Tabel 3. Gambar 4. HTA Proses Pembakaran Batu Bata

150 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v7i2.3934


Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 7 No 2 Desember 2021, 147-156
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

Tabel 1. HEI Proses Pencetakan Batu Bata Tabel 1 menjelaskan deskripsi human error
yang mungkin terjadi pada saat pekerja
No. Mode melakukan pekerjaannya pada proses
Deskripsi Error
Task Error pencetakan batu bata. Berdasarkan kesalahan
Pekerja tidak melakukan kerja yang pernah terjadi di UKM Yasin, kelalaian
1.1 C1 pemeriksaan ukuran mesin pekerja merupakan salah satu penyebab
untuk potongan batu bata terjadinya salah dalam ukuran batu bata sehingga
Pekerja terlalu kencang tidak sesuai dengan standar ukuran batu bata
1.2 A7
menggerakan penarik mesin yaitu (16x8.3x4.3) cm. HEI untuk kelalaian pekerja
Batu bata tidak terpotong yaitu pekerja lupa mengecek ukuran potong untuk
1.3 A7
sesuai dengan ukuran batu bata sehingga menyebabkan ukuran tidak
sesuai dengan ukuran standarnya.
Tabel 2. HEI Proses Pengeringan Batu Bata Tabel 2 menjelaskan deskripsi human error
No. Mode yang mungkin terjadi pada saat pekerja
Deskripsi Error melakukan pekerjaannya pada proses pengering-
Task Error
an batu bata. Berdasarkan kesalahan kerja yang
Pekerja tidak memperhatikan
1.1 C1 pernah terjadi di UKM Yasin, kelalaian pekerja
susunan hasil cetakan
merupakan salah satu penyebab terjadinya
Pekerja tidak mengangkat batu
1.2 A8 pekerjaan ulang dan lama dalam proses
bata siap cetak secara hati-hati
pengeringan. HEI untuk kelalaian pekerja yaitu
Pekerja tidak memperhatikan
pekerja kurang sigap mengambil batu bata siap
2.1 C1 susunan hasil cetakan di
cetak dari mesin cetak ke gerobak sehingga batu
tempat pengeringan
bata siap cetak jatuh dan juga terburu-buru saat
Pekerja tidak menyusun batu
2.2 C1 menyusun batu bata di tempat pengeringan
bata secara terpisah
sehingga batu bata yang sudah disusun
Pekerja tidak memperhatikan
3.1 A1 berantakan dan terjatuh sehingga menyebabkan
waktu pengeringan
beberapa batu bata harus dicetak ulang. Selain itu
Pekerja tidak memperhatikan
pekerja tidak memperhatikan tempat pengeringan
susunan batu bata saat
3.2 C2 batu bata sehingga batu bata terkena hujan saat
pengeringan yang terkena
hujan tiba dan menyebabkan proses pengeringan
hujan secara langsung
menjadi semakin lama.
Tabel 3. HEI Proses Pembakaran Batu Bata Tabel 3 menjelaskan deskripsi human error
yang mungkin terjadi pada saat pekerja
No. Mode melakukan pekerjaannya pada proses pembakar-
Deskripsi Error
Task Error an batu bata. Berdasarkan kesalahan kerja yang
Pekerja menyusun batu bata pernah terjadi di UKM Yasin, kelalaian pekerja
1.1 A8
ke gerobak tidak hati-hati merupakan salah satu penyebab terjadinya bata
Pekerja tidak memperhatikan tidak terbakar sempurna dan juga menyebabkan
1.2 C1
kapasitas berat angkat kecelakaan kerja. HEI untuk kelalaian pekerja
Pekerja menyusun batu bata di yaitu pekerja tidak memperhatikan kapasitas
2.1 A8 tungku melebihi kapasitas tungku sehingga pekerja menyusun batu bata
tungku melebihi kapasitas hal ini pernah menyebabkan
Pekerja tidak mengecek kebakaran karena batu bata yang disusun sudah
2.2 C1
secara teliti susunan batu bata hampir mengenai atap gubuk batu bata. Selain itu
Pekerja tidak memperhatikan juga pekerja tidak memperhatikan besarnya api
3.1 A8 banyaknya kayu panggang sehingga api tidak merata ke semua batu bata dan
yang disusun di tungku menyebabkan beberapa batu bata tidak terbakar
Pekerja terlalu sempurna.
sedikit/kebanyakan Konsekuensi analisis yaitu mengidentifikasi
3.2 A8
kebanyakan menyiram minyak terhadap konsekuensi error dan task yang
tanah untuk memancing api berikutnya sehingga bisa mengantisipasi jika
Pekerja tidak menyalakan api terjadi error. Tabel 4 menjelaskan akibat human
3.3 C1
dengan hati-hati error yang mungkin terjadi saat pekerja
Pekerja tidak memperhatikan melakukan pekerjaannya pada proses pen-
4.1 A1
waktu pembakaran cetakan batu bata. Konsekuensinya yaitu
Pekerja tidak memperhatikan pekerjaan berulang dan ukuran batu bata tidak
4.2 C1
api pemanggangan sesuai standar.

DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v7i2.3934 151


Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 7 No 2 Desember 2021, 147-156
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

Tabel 5 menjelaskan akibat human error Analisis ordinal probabilitas human error
yang mungkin terjadi saat pekerja melakukan dilakukan dengan cara mengelompokan human
pekerjaannya pada proses pengeringan batu error yang terjadi pada setiap proses produksi
bata. Konsekuensinya yaitu pekerjaan menjadi batu bata. High merupakan probabilitas yang
lama, pekerjaan berulang dan kualitas batu bata mempunyai kemungkinan error tertinggi. Sedang-
tidak bagus. kan low merupakan probabilitas yang memiliki
Tabel 6 menjelaskan akibat human error potensi error paling kecil.
yang mungkin terjadi saat pekerja melakukan
pekerjaannya pada proses pembakaran batu Tabel 7. Probabilitas Proses Pencetakan Batu
bata. Konsekuensinya yaitu menimbulkan ke- Bata
celakaan kerja yaitu tempat usaha terbakar,
pekerja terkena apai, batu bata tidak terbakar No. Task Probabilitas
sempurna dan kualitas batu bata tidak bagus 1.1 Low
sehingga mudah pecah. 1.2 Low
1.3 Low
Tabel 4. Konsekuensi Analisis Proses
Pencetakan Batu Bata
Tabel 8. Probabilitas Proses Pengeringan Batu
No. Bata
Konsekuensi
Task No. Task Probabilitas
Ukuran batu bata tidak sesuai 1.1 Low
1.1
standar 1.2 Low
1.2 Pekerjaan menjadi berulang 2.1 Low
Ukuran batu bata tidak sesuai 2.2 Low
1.3
standar 3.1 Low
3.2 Low
Tabel 5. Konsekuensi Analisis Proses
Pengeringan Batu Bata Tabel 9. Probabilitas Proses Pembakaran Batu
No. Bata
Konsekuensi
Task No. Task Probabilitas
1.1 Pekerjaan menjadi lama 1.1 Low
Batu bata jatuh dan harus dicetak 1.2 High
1.2
ulang 2.1 High
Batu bata jatuh dan harus dicetak 2.2 Low
2.1
ulang 3.1 Low
2.2 Proses pengeringan batu bata lama 3.2 Low
Batu bata tidak terlalu kering dan 3.3 Low
3.1
kualitas tidak bagus 4.1 Low
3.2 Proses pengeringan batu bata lama 4.2 Low
Tabel 6. Konsekuensi Analisis Proses Tabel 7 menjelaskan probabilitas human
Pembakaran Batu Bata error yang mungkin terjadi saat melakukan
pekerjaannya pada pekerja bagian proses
No. pencetakan batu bata. Hasilnya terlihat bahwa
Konsekuensi
Task semua task memiliki probabilitas low hal ini
1.1 Batu bata jatuh dan pecah dikarenakan kesalahan kerja yang terjadi selama
Pekerja cepat lelah dan menimbulkan ini hanya sedikit dan bahkan tidak pernah terjadi.
1.2
kecelakaan kerja Tabel 8 menjelaskan probabilitas human
Susunan batu bata menjulang tinggi error yang mungkin terjadi saat melakukan
2.1 sampai ke atap gubuk dan saat pekerjaannya pada pekerja bagian proses
pembakaran gubuk ikut terbakar pengeringan batu bata. Hasilnya terlihat bahwa
2.2 Batu bata tidak terbakar sempurna semua task memiliki probabilitas low hal ini
3.1 Waktu pembakaran menjadi lama dikarenakan kesalahan kerja yang terjadi selama
Terlalu sedikit menyebabkan waktu ini hanya sedikit dan bahkan ada beberapa
3.2
menghidupkan api menjadi lama kesalahan pada task tidak pernah terjadi.
3.3 Pekerja terkena api Tabel 9 menjelaskan probabilitas human
4.1 Batu bata tidak terbakar sempurna error yang mungkin terjadi saat melakukan
4.2 Kualitas batu bata tidak bagus pekerjaannya pada pekerja bagian proses

152 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v7i2.3934


Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 7 No 2 Desember 2021, 147-156
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

pembakaran batu bata. Hasilnya terlihat bahwa 2 semua task memiliki probabilitas low hal ini
task memiliki probabilitas high yaitu task 1.2 dan dikarenakan kesalahan kerja yang terjadi selama
task 2.1, hal ini dikarenakan kesalahan kerja yang ini hanya sedikit dan bahkan ada beberapa
terjadi berulang kali. Sedangkan task lainnya kesalahan pada task tidak pernah terjadi.
memiliki probabilitas low hal ini dikarenakan Tabel 12 menjelaskan probabilitas human
kesalahan kerja yang terjadi selama ini hanya error yang mungkin terjadi saat melakukan
sedikit dan bahkan ada beberapa kesalahan pada pekerjaannya pada pekerja bagian proses
task tidak pernah terjadi. pembakaran batu bata. Hasilnya terlihat bahwa 2
Solusi pada perbaikan dalam proses task memiliki probabilitas high yaitu task 1.2 dan
produksi batu bata bertujuan untuk menghindari task 2.1, hal ini dikarenakan kesalahan kerja yang
human error dan juga terjadi kecelakaan kerja. terjadi berulang kali. Sedangkan task lainnya
Tabel 10. Analisis Strategi Proses Pencetakan memiliki probabilitas low hal ini dikarenakan
Batu Bata kesalahan kerja yang terjadi selama ini hanya
sedikit dan bahkan ada beberapa kesalahan pada
No. task tidak pernah terjadi.
Solusi Untuk Perbaikan
Task
1.1 Melakukan pengecekan secara berkala Probabilitas Terjadinya Human Error dengan
1.2 Melakukan pelatihan secara berkala Metode HEART
1.3 Melakukan pelatihan secara berkala Pada tahapan ini dilakukannya klasifikasi
jenis kegiatan dengan menggunakan tabel
Tabel 11. Analisis Strategi Proses Pengeringan Generic Task Type (GTT). Klasifikasi tersebut
Batu Bata
dilakukan dengan melihat seperti apa jenis dari
No. pekerjaan dilakukan oleh pekerja. Tabel 13, Tabel
Solusi Untuk Perbaikan 14 dan Tabel 15 merupakan tabel yang meng-
Task
1.1 Memberikan pelatihan secara berkala kategorikan jenis pekerjaan dan nilai dari human
1.2 Memberikan pelatihan secara berkala error probability untuk masing-masing proses
2.1 Melakukan pengecekan secara rutin produksi batu bata.
2.2 Menentukan tempat yang tepat Pada Tabel 13 terlihat kategori jenis
3.1 Melakukan pemeriksaan secara rutin pekerjaan dan nilai dari human error probability
3.2 Menentukan tempat yang tepat pada proses pencetakan batu bata. Semua task
memiliki nominal human error probability sebesar
Tabel 12. Analisis Strategi Proses Pembakaran
0.16. Hal ini disebabkan pekerja membutuhkan
Batu Bata
keterampilan dan tingkat pemahaman mengenai
No. ukuran batu bata yang sesuai standar.
Solusi Untuk Perbaikan Pada Tabel 14 terlihat kriteria dari jenis
Task
1.1 Memberikan pelatihan secara berkala pekerjaan dan nilai dari human error probability
Menentukan berat yang sesuai untuk untuk proses pengeringan batu bata. Nilai human
1.2 error probability yang terbesar yaitu 0.16 pada
diangkat
2.1 Membuat standar kapasitas task 3.1. Hal ini disebabkan pekerja membutuh-
2.2 Melakukan pengecekan secara teliti kan keterampilan dan tingkat pemahaman tentang
3.1 Melakukan pengecekan secara berkala mesin, begitu juga dengan perlunya keterampilan
3.2 Membuat standar kapasitas dan pemahaman mengenai waktu pengeringan
3.3 Melakukan pengecekan secara berkala supaya batu bata kering secara sempurna
4.1 Melakukan pengecekan secara berkala sebelum di bakar.
4.2 Melakukan pengecekan secara berkala Tabel 15 menunjukan kategori dari jenis
pekerjaan dan nilai dari human error probability
Tabel 10 menjelaskan probabilitas human
error yang mungkin terjadi saat melakukan untuk proses pembakaran batu bata. Nilai human
pekerjaannya pada pekerja bagian proses error probability paling besar yaitu 0.16 pada task
pencetakan batu bata. Hasilnya terlihat bahwa 2.1, 2.2, 4.1, dan 4.2. Hal ini disebabkan pekerja
semua task memiliki probabilitas low hal ini membutuhkan keterampilan dan tingkat pema-
dikarenakan kesalahan kerja yang terjadi selama haman tentang banyaknya kapasitas pembakaran
ini hanya sedikit dan bahkan tidak pernah terjadi. supaya tidak terjadi kecelakaan kerja, begitu juga
Tabel 11 menjelaskan probabilitas human pekerja juga mesti memiliki keterampilan dan
error yang mungkin terjadi saat melakukan pemahaman mengenai pemerataan api ke setiap
pekerjaannya pada pekerja bagian proses batu bata supaya semua batu bata terbakar
pengeringan batu bata. Hasilnya terlihat bahwa sempurna.

DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v7i2.3934 153


Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 7 No 2 Desember 2021, 147-156
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

Tabel 13. Kategori Pekerjaan Proses semakin gampang probabilitas dari kesalahan
Pencetakan Batu Bata yang terjadi.
Tabel 16, Tabel 17 dan Tabel 18 sebagian
No. Generic Task Nominal Error besar mendapatkan nilai EPC pada nomor 11,
Task Type (GTT) Probability dimana nomor 11 yang berarti kesalahan tersebut
1.1 C 0.16 dipengaruhi oleh ambiguitas dari standar perfor-
1.2 C 0.16 mansi, jadi standar yang ditetapkan perusahaan
1.3 C 0.16 tidak dimengerti dengan pasti oleh pekerja
sehingga masalah tersebut yang menjadi sumber
Tabel 14. Kategori Pekerjaan Proses utama yaitu tidak jelas Standar Operasional
Pengeringan Batu Bata Prosedur (SOP) yang berlaku. Nilai EPC terdapat
pada nomor 16 dengan nilai 3, ini berarti prosedur
No. Generic Task Nominal Error
yang ada tidak memberikan informasi yang
Task Type (GTT) Probability
lengkap. Dan juga ada nilai EPC pada nomor 26,
1.1 E 0.02
dengan nilai sebesar 1.4 bahwa dalam melakukan
1.2 E 0.02
aktivitas tidak ada cara yang jelas pada langkah
2.1 E 0.02
tertentu.
2.2 E 0.02
3.1 C 0.16 Tabel 16. Nilai APOE dan AE untuk Proses
3.2 G 0.0004 Pencetakan Batu Bata
Tabel 15. Kategori Pekerjaan Proses AE ((Max.
Pembakaran Batu Bata No. Nomor Urut Max.
APOE Effect - 1) x
Task (Tabel EPCs) Effect
APOE) + 1
No. Generic Task Nominal Error
1.1 11 5 0.4 2.6
Task Type (GTT) Probability
1.2 11 5 0.2 1.8
1.1 G 0.0004
1.3 11 5 0.2 1.8
1.2 E 0.02
2.1 C 0.16 Tabel 17. Nilai APOE dan AE untuk Proses
2.2 C 0.16 Pengeringan Batu Bata
3.1 E 0.02
3.2 G 0.0004 AE ((Max.
Nomor Urut
3.3 E 0.02 No. Max. Effect - 1)
(Tabel APOE
4.1 C 0.16 Task Effect x APOE) +
EPCs)
4.2 C 0.16 1
1.1 26 1.4 0.3 1.12
Nilai Error Producing Conditions (EPC) 1.2 26 1.4 0.8 1.32
dilihat berdasarkan faktor-faktor yang menjadi 2.1 11 5 0.3 2.2
penentu pemicu terjadinya beberapa kesalah- 2.2 11 5 0.2 1.8
an/error terjadi pada pekerjaan. Sedangkan nilai 3.1 11 5 0.4 2.6
Proportion of Effect (POE) didapat dari hasil 3.2 26 1.4 0.6 1.24
wawancara dengan orang yang dianggap
paham/ahli dalam proses pembuatan batu bata. Tabel 18. Nilai APOE dan AE untuk Proses
Peneliti melakukan wawancara dengan Bapak Pembakaran Batu Bata
Yasin yaitu pemilik dari UKM Batu Bata Yasin.
Nomor Urut AE ((Max.
Proportion ff Effect (POE) ini mempunyai skala 0- No. Max.
(Tabel APOE Effect - 1) x
1, semakin tinggi nilai dari sebuah error, Task Effect
EPCs) APOE) + 1
menyebabkan semakin tinggi nilai Human Error
1.1 26 1.4 0.7 1.28
Probability (HEP) yang berarti akan semakin tinggi
1.2 16 3 0.8 2.6
kemungkinan terjadinya error.
Nilai nilai Error Producing Condition (EPC) 2.1 11 5 0.6 3.4
dan juga nilai Proportion of Effect (POE) 2.2 11 5 0.3 2.2
menunjukan nilai Assessed Proportion of Effect 3.1 26 1.4 0.2 1.08
3.2 26 1.4 0.2 1.08
(APOE). Dimana nilia Assessed Proportion of
3.3 26 1.4 0.2 1.08
Effect (APOE) ini merupakan nilai yang
4.1 11 5 0.2 1.8
memberikan gambaran besarnya kemungkinan
4.2 11 5 0.2 1.8
terjadi sebuah kesalahan, semakin tinggi nilai
APOE maka akan beriring dengan tingginya nilai Dalam menghitung nilai Human Error
HEP (Human Error Probability) dimana berarti Probability (HEP) dapat mengetahui seberapa

154 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v7i2.3934


Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 7 No 2 Desember 2021, 147-156
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

besar peluang yang akan terjadi terhadap proses pembakaran batu bata berada pada task
kegagalan ketika pekerja melakukan pekerja- 2.1 dengan nilai 0.544 yaitu pekerja menyusun
annya. Nilai HEP ini didapatkan dari tabel GTT batu bata di tungku pemanggangan melebihi
dan nilai APOE. standar. Hal ini jika tidak diperhatikan bisa
beresiko besar yaitu bisa membuat tempat usaha
Tabel 19. Nilai HEP untuk Proses Pencetakan ikut terbakar karena tempat usaha pada dasarnya
Batu Bata semua berbahan kayu dan terpal.
Assessed Human
Nominal KESIMPULAN
No. Proportion Error
Error Rekomendasi yang akan diperlukan untuk
Task of Effect Probability
Probability mereduksi error pada masing-masing proses
(APOE) (HEP)
1.1 0.16 2.6 0.416 produksi batu bata dengan menggunakan metode
1.2 0.16 1.8 0.288 SHERPA pada proses pencetakan, pengeringan
1.3 0.16 1.8 0.288 dan pembakaran batu adalah melakukan
pemeriksaan secara rutin dan memberikan
Tabel 20. Nilai HEP untuk Proses Pengeringan pelatihan secara berkala terutama kepada pekerja
Batu Bata baru, menentukan tempat yang tepat untuk
pengeringan agar terhindar dari hujan secara
Assessed Human langsung dan membuat standar kapasitas jumlah
Nominal
No. Proportion Error bata yang bisa dibakar secara maksimal. Peluang
Error
Task of Effect Probability terjadinya error dalam setiap aktivitas pekerjaan
Probability
(APOE) (HEP) pada produksi batu bata dengan menggunakan
1.1 0.02 1.12 0.0224 metode HEART yaitu; Untuk proses pencetakan
1.2 0.02 1.32 0.0264 batu bata semua task memiliki nilai human error
2.1 0.02 2.2 0.044 probability yaitu 0.16. Untuk proses pengeringan
2.2 0.02 1.8 0.036 batu bata nilai human error probability yang
3.1 0.16 2.6 0.416 terbesar yaitu 0.16 pada task 3.1 (pekerja tidak
3.2 0.0004 1.24 0.000496 memperhatikan waktu pengeringan). Pada proses
Tabel 21. Nilai HEP untuk Proses Pembakaran pembakaran batu bata nilai human error
Batu Bata probability yang terbesar yaitu 0.16 pada task 2.1
(pekerja menyusun batu bata di tungku melebihi
Assessed Human kapasitas berat tungku), task 2.2 (pekerja tidak
Nominal
No. Proportion Error mengecek secara teliti susunan batu bata), task
Error
Task of Effect Probability 4.1 (pekerja tidak memperhatikan waktu pem-
Probability
(APOE) (HEP) bakaran), dan task 4.2 (pekerja tidak memper-
1.1 0.0004 1.28 0.000512 hatikan api pemanggangan). Penelitian selanjut-
1.2 0.02 2.6 0.052 nya dapat mengeksplorasi faktor-faktor organisasi
2.1 0.16 3.4 0.544 dan individu dengan menggunakan pendekatan
2.2 0.16 2.2 0.352 yang berbeda sebagai pelengkap Human
3.1 0.02 1.08 0.0216 Reliability Analysis (HRA).
3.2 0.0004 1.08 0.000432
3.3 0.02 1.08 0.0216 DAFTAR PUSTAKA
4.1 0.16 1.8 0.288 Alatas, A. H., & Putri, R. J. K. (2017). Identifikasi
4.2 0.16 1.8 0.288 Human Eror Pada Proses Produksi Cassava
Chips Dengan Menggunakan Metode
Tabel 19 memperlihatkan untuk nilai HEP Sherpa Dan Heart Di PT. Indofood Fritolay
tertinggi untuk proses Pencetakan batu bata Makmur. Penelitian Dan Aplikasi Sistem Dan
berada pada task 1.1 dengan nilai 0.416 yaitu Teknik Industri, 11(1), 98–110.
pekerja tidak memeriksa ukuran pada mesin untuk https://publikasi.mercubuana.ac.id/index.ph
pemotongan batu bata sehingga akan berakibat p/pasti/article/view/1358
terhadap ukuran batu bata tidak sesuai standar. Bell, J. L., & Williams, J. C. (2018). Evaluation and
Tabel 20 memperlihatkan untuk nilai HEP Consolidation of the HEART Human
tertinggi untuk proses pengeringan batu bata Reliability Assessment Principles. In
berada pada task 3.1 dengan nilai 0.416 yaitu International Conference on Applied Human
pekerja tidak memperhatikan waktu pengeringan Factors and Ergonomics (pp. 3–12).
sehingga akan mengakibatkan tidak sempurna Springer. https://doi.org/10.1007/978-3-319-
pengeringan pada batu bata. Tabel 21 60645-3_1
memperlihatkan untuk nilai HEP tertinggi untuk Bin Jake, I. A. (2020). Analisis Probabilitas Human

DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v7i2.3934 155


Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 7 No 2 Desember 2021, 147-156
p-ISSN 2407-781X, e-ISSN 2655-2655

Error Berbasis Sop Pelayanan Operasional Stasiun Shroud PT. X. Jurnal Rekayasa
Pelabuhan Dengan Metode SHERPA dan Sistem Industri, 4(1), 1–7.
HEART.Skripsi. Universitas Hasanuddin. https://doi.org/10.26593/jrsi.v4i1.1388.1-7
http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/1238/ Sanders, M. S., & McCormick, E. J. (1993).
Ghasemi, M., Nasleseraji, J., Hoseinabadi, S., & Human Factors In Engineering and Design.
Zare, M. (2013). Application of SHERPA to McGraw-Hill Education.
Identify and Prevent Human Errors in Control https://books.google.co.id/books?id=wJ0oA
Units of Petrochemical Industry. QAAMAAJ
International Journal of Occupational Safety Sembiring, N., Tambunan, M. M., & Febriani, M.
and Ergonomics, 19(2), 203–209. (2019). Human error analysis on production
https://doi.org/10.1080/10803548.2013.110 process of door products with SHERPA and
76979 HEART method. IOP Conference Series:
Hughes, C. M. L., Baber, C., Bienkiewicz, M., Materials Science and Engineering, 505(1),
Worthington, A., Hazell, A., & Hermsdörfer, 012025. https://doi.org/10.1088/1757-
J. (2015). The application of SHERPA 899X/505/1/012025
(Systematic Human Error Reduction and Torres, Y., Nadeau, S., & Landau, K. (2021).
Prediction Approach) in the development of Classification and Quantification of Human
compensatory cognitive rehabilitation Error in Manufacturing: A Case Study in
strategies for stroke patients with left and Complex Manual Assembly. In Applied
right brain damage. Ergonomics, 58(1), 75– Sciences (Vol. 11, Issue 2).
95. https://doi.org/10.3390/app11020749
https://doi.org/10.1080/00140139.2014.957 Utama, A. S. P., Tambunan, W., &
735 Fathimahhayati, L. D. (2020). Analisis
Kirwan, B. (2017). A Guide To Practical Human Human Error pada Proses Produksi Keramik
Reliability Assessment. CRC Press. dengan Menggunakan Metode HEART dan
https://books.google.co.id/books?id=jwZDD SHERPA. Jurnal INTECH Teknik Industri
wAAQBAJ Universitas Serang Raya, 6(1), 12–22.
Nurmianto, E. (2004). Ergonomi, konsep dasar https://doi.org/10.30656/intech.v6i1.2114
dan aplikasinya. Surabaya: Guna Widya. Williams, J C. (2015). Heart—A Proposed Method
https://onesearch.id/Record/IOS3755.JABA for Achieving High Reliability in Process
R000000000008819 Operation by Means of Human Factors
Rahmania, T., Ginting, E., & Kes, B. M. (2013). Engineering Technology. Safety and
Analisa Human Error Dengan Metode Reliability, 35(3), 5–25.
Sherpa Dan Heart Pada Kecelakaan Kerja https://doi.org/10.1080/09617353.2015.116
Di Pt “Xyz.” Jurnal Teknik Industri USU, 2(1), 91046
58–65. Williams, Jeremy C, & Bell, J. L. (2015).
https://jurnal.usu.ac.id/index.php/jti/article/vi Consolidation of the Error Producing
ew/3702 Conditions Used in the Human Error
Safitri, D. M., Astriaty, A. R., & Rizani, N. C. Assessment and Reduction Technique
(2015). Human Reliability Assessment (Heart). Safety and Reliability, 35(3), 26–76.
dengan Metode Human Error Assessment https://doi.org/10.1080/09617353.2015.116
and Reduction Technique pada Operator 91047

156 DOI: http://dx.doi.org/10.30656/intech.v7i2.3934

Anda mungkin juga menyukai