Anda di halaman 1dari 7

Ringkasan jurnal terkait dengan tema proposal penelitian yang diambil

A. Jurnal Sistem dan Manajemen Industri, Desember 2018, Vol 2(2), Hal. 59-66, ISSN

2580-2887. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan aplikasi efektif dari metode

seven tools sebagai salah satu dari quality management tools untuk mengurangi cacat

pada produk. Studi kasus dilaksanakan pada proses produksi white body di PT. XYZ

yang berlokasi di Semarang. Persentase cacat sangat tinggi dianggap sebagai salah satu

penyebab tidak tercapainya target perusahaan. Seven tools yang mencakup check sheet,

stratifikasi, histogram, scatter diagram, peta kendali, Diagram Pareto, dan diagram

sebab-akibat digunakan untuk menganalisis penyebab terjadinya cacat. Berdasarkan

hasil pengolahan data, didapatkan delapan jenis cacat, yaitu: tobi, hage, bakar ulang,

crolling, saya boro, rusak back stamp, hama kake, dan nama kire. Rekomendasi usulan

perbaikan telah diberikan dengan menggunakan analisis 5W+1H untuk memperbaiki

kinerja pengendalian kualitas perusahaan serta meminimalisasi produk yang cacat.

B. Jurnal Media Teknik & Sistem Industri, Oktober 2018, Vol.2 (no.2) hal.43-55, ISSN

2581-056. Penelitian bertujuan untuk mengatehaui prioritas penyebab cacat dan

mengetahui bagaimana cara menurunkan jumlah cacat terkait baju muslim wanita yang

terjadi pada proses cutting sebesar 20 unit dari 1250 unit, proses penjahitan atau

penyatuan baju sebesar 22 unit dari 1250 unit, proses obras sebesar 19 unit dari 1250

unit, dan pada proses pressing sebesar 14 unit dari 1250 unit. Peneliti menggunakan

metode Failure Modes Efect Analysis (FMEA) sehingga didapat mode kegagalan

paling dominan diproses produksi, hasil perhitungan Risk Priority Number (RPN) yang

dihasilkan pada proses pressing dengan nilai RPN 504, proses penjahitan dengan nilai

RPN 448, proses obras jahitan dengan nilai RPN 392, dan pada proses cutting dengan
nilai RPN 384. Dari hasil penelitian didapat beberapa usulan sesuai nilai RPN tertinggi

untuk menurunkan jumlah cacat produk, diantaranya : untuk cacat cutting dengan

melakukan penambahan penerangan serta melakukan perawatan mesin secara berkala,

untuk cacat penjahitan melakukan perawatan mesin secara terjadwal serta penggunaan

komponen yang sesuai standard, untuk cacat pada obras dibuat penjadwalan perawatan

mesin, penggunaan spare part yang sesuai standar, dan menggunakan jarum obras yeng

berbahan kuat, untuk cacat pada proses pressing dengan melakukan perawatan mesin

yang baik serta memberika pelatihan kepada pekerja dengan penggunaan suhu mesin

sesuai jenis kain.

C. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2018, Vol. 7 (2) Hal.2827-2845, ISSN

2302-8203. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi seven tools dan

FMEA di CV. Babypro. Terdapat kecacatan harian yang melebihi batas maksimum

toleransi kecacatan dari CV. Babypro, sebesar 3%. Hasil penelitian menunjukan bahwa

proses produksi belum terkendali dan cacat saat obras menjadi kecacatan tertinggi.

Tindakan korektif berupa membuat SOP, maintenance mesin secara periodik, mengatur

kembali kontrak kerja dengan supplier dan pihak luar sablon, dan mengembangkan

budaya bersih pada pekerja.

D. Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang Raya Vol 6 No 1 Juni 2020, Hal.

1-11. “EVALUASI KERUSAKAN BARANG DALAM PROSES PENGIRIMAN

DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS”. PT. Titipan Mahakam

Express merupakan perusahaan ekspedisi yang merupakan vendor dari Toyota untuk

mengirim suku cadang mobil dari Jakarta ke Balikpapan. Namun dalam pengiriman
barang, seringkali barang mengalami kerusakan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk

mengetahui barang yang mengalami kerusakan pada proses pengiriman dan faktor

penyebab terjadinya kerusakan barang, serta upaya yang dilakukan untuk mengurangi

kerusakan barang. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan

studi dokumentasi. Teknik analisis menggunakan metode Seven Tools dan analisis

5W+1H. Berdasarkan hasil penelitian bahwa barang yang mengalami kerusakan dalam

proses pengiriman yaitu accu, kaca, bumper, kap mesin, dan radiator. Terjadinya

kerusakan barang disebabkan oleh kurangnya jumlah SDM, kurangnya skill

mengemudi, driver mengejar waktu, kualitas material packaging kurang bagus, barang

terguncang saat perjalanan, keterbatasan jumlah armada, biaya transportasi mahal, tidak

adanya pelatihan dan SOP kerja.

E. Jurnal Rekayasa Sistem Industri, Volume 9 No 2 - Juli 2020, Hal. 115-134. ISSN 2339-

1499. “Analisis Risiko Produk Alat Pelindung Diri (APD) Pencegah Penularan

COVID-19 untuk Pekerja Informal di Indonesia”. Salah satu pencegahan COVID-19

yang efektif adalah pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, face shield,

dan sarung tangan. Meskipun efektif, terdapat beberapa potensi risiko APD tersebut

yang dapat membahayakan, seperti pemakaian yang salah atau berlebihan, pembersihan

yang keliru, pemilihan jenis APD yang salah, dan lain-lain. Oleh karena itu, penelitian

ini bertujuan untuk menganalisis risiko rancangan serta penggunaan APD pencegah

penularan COVID-19 dan mengkaji rekomendasi pencegahan risiko. Analisis risiko

menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada produk masker,

face shield, dan sarung tangan terhadap konteks pekerja informal secara umum.

Terdapat 5 aspek yang dianalisis, yaitu rancangan produk, proses persiapan pemakaian,

proses pemakaian, proses penyimpanan, dan proses pembuangan.


F. Jurnal Satuan Tulisan Riset dan Inovasi Teknologi, Vol. 5 No. 3 April 2021, Hal. 252-

262, ISSN 2527 – 9661. “ANALISIS SEVEN TOOLS PADA PENGENDALIAN

KUALITAS PROSES VULKANISIR BAN 1000 RING 20 DI CV CITRA BUANA

MANDIRI SURABAYA” CV.Citra Buana Mandiri merupakan salah satu perusahaan

jasa yang bergerak pada bidang vulkanisir ban bekas yang diolah menjadi ban baru.

Dalam proses produksinya perusahaan masih memiliki tantangan berupa defect pada

produk yang disebabkan oleh faktor eksternal dan internal perusahaan sehingga produk

yang dihasilkan tidak sesuai dengan standart mutu yang ditetapkan oleh perusahaan.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi penyebab defect ban ring 20,

menganalisis apakah defect produk masih dalam batas kendali dan memberikan usulan

perbaikan guna meningkatkan kualitas ban ring 20. Penelitian ini menggunakan metode

seven tools dengan hasil penelitian sebagai berikut, faktor yang menyebabkan defect

ban 1000 ring 20 adalah faktor manusia, mesin, bahan baku, lingkungan dan metode

yang selanjutnya didapatkan 13 kemungkinan akar penyebab permasalahan. Proporsi

defect dalam produk ban 1000 ring 20, dapat disimpulkan bahwa produk tersebut masih

dalam batas kendali namun berdasarkan standart toleransi perusahaan persentase defect

yang ada masih berada di luar standart yang telah di tetapkan yaitu sebanyak 1 persen

dan 13 langkah usulan perbaikan.

G. JKBM (Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen), 7 (2) Mei 2021, Hal 149-166, ISSN

2407-2648. “Disain Mitigasi Risikio Penularan Covid-19 di Lingkungan Industri Padat

Karya Dengan Metode FMEA” Dengan terus terjadinya penularan Covid-19 di area

industri, artikel ini bertujuan untuk mengajukan proposal penerapan desain mitigasi
risiko penu-laran Covid-19 pada industri padat karya dengan metode FMEA, yang

mencangkup layout area kerja, arus pergerakan manusia di area pabrik, dan penerapan

protokol kesehatan dengan harapan dapat membantu in-dustri padat karya dalam

menekan dan mencegah penularan Covid-19. Tujuan penggunaan FMEA adalah

menen-tukan tindakan untuk menghilangkan atau me-ngurangi risiko bahaya terutama

untuk prioritas risiko tertinggi. Prioritas risiko ditentukan dari nilai risiko dalam bentuk

Risk Priority Number (RPN) dengan beberapa faktor. Pendekatan FMEA

mengidentifikasi potensi penularan Covid-19 dengan RPN (Risk Priority Number)

yang didapat dari hasil perhitungan Severity x Occurance x Detectability (Kristyanto et

al., 2013) dan FMEA pada penelitian ini berfokus pada identifikasi jenis area dan

bangunan yang berpotensi menjadi tempat penularan Covid-19 melalui analisa

kapasitas dan intensitas penggu-naannya.

H. JITMI Vol.3 Nomor 2 Oktober 2021, ISSN : 2620 – 5793, Hal. 114-127. “ANALISIS

FAKTOR PRODUK REJECT PADA POLYESTER FILMS TIPE X2RY-31

DENGAN METODE FTA, FMEA DAN ANP DI PT. XYZ”. PT. XYZ adalah

perusahaan manufaktur yang memproduksi lembaran plastik film dengan bahan baku

utama PET (Polyethylene Terephthalate) yang dijual dalam bentuk gulungan. Pada lima

tahun terakhir prosentase product reject melebihi target, sehingga produktifitas

menurun. Oleh karena itu penelitian ini menganalisis faktor produk reject pada

polyester films tipe X2RY-31 dengan metode FTA, FMEA dan ANP di PT. XYZ. Hasil

analisa FTA menghasilkan 42 akar penyebab dari 15 jenis cacat penyebab produkreject.

Berdasarkan hasil analisa FMEA diperoleh 8 RPN dengan resiko kritis (skala sangat

tinggi dan tinggi), yaitu: Hajiki dengan RPN 576, Profile dengan RPN 432, Sukafumark

dan CCD defect dengan RPN 392, Star dengan RPN 343, FD Tensha dan Pimple
dengan RPN 210 dan Wanda dengan RPN 168. Metode ANP mengukur hubungan

ketergantungan antara penyebab dengan kontrol saat ini dariFMEA, dalam bentuk

bobot nilai supermatriks dan mengahasilkan nilai RPE dengan 6 (enam) skala prioritas

resiko, yaitu Hajiki dengan RPE 0,88, Profile, Sukafumark dan CCD Defect dengan

masing-masing RPE 0,67, Star dengan RPE 0,58, FD tensha dengan RPE 0,38, Pimple

dengan RPE 0,36 dan Wanda dengan RPE 0,29. Nilai RPE tersebut sebagai urutan

rekomendasi tindakan perbaikan.

I. Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat, Vol. 5 No. 3 Nopember 2021,

ISSN: 2550-0821. “Deteksi Defect Proses Produksi Sarung Menggunakan ATBM

Berbasis Failure Mode and Effect Analysis”. UKM ACA adalah usaha skala mikro

kecil dan tergolong sebagai suatu industri rumah tangga produksi sarung.

Mempertahankan konsistensi kualitas merupakan permasalahan yang terjadi di

sepanjang lini produksi sarung. Permasalahan kualitas jika tidak diselesaikan akan

mengakibatkan peningkatan biaya pembuatan sarung tersebut.. Studi kasus ini

bertujuan untuk mengetahui pada tahapan proses produksi sarung yang memiliki nilai

kecacatan dan risiko tinggi guna perbaikan kulitas produk sarung muatan lokal. Tahap

awal adalah penentuan tahapan proses pembuatan sarung guna mengidentifikasi pada

proses mana terdapat kecacatan barang setengah jadi. Selanjutnya pengambilan data

produk yang mengalami kecacatan, dan penentuan nilai kejadian, keparahan dan

deteksi hasil brainstorming dengan responden untuk mendapatkan perioritas risiko

setiap penyebab dan analisis kecacatan proses atau produk. Evaluasi kualitas pada lini

produksi berbasis FMEA ini terdapat temuan bahwa skor Risk Priority Number (RPN)

pada peringkat paling tinggi ada tiga. Skor nilai risiko dengan perioritas tertinggi yaitu

warna memudar dengan RPN 84, putus benang dengan RPN 72, motif tak beraturan
dengan RPN 60. Fokus skenario perbaikan yaitu adanya pelatihan cara tepat

pencampuran warna dan kekuatan benang.

J. Jurnal Prosiding IENACO 2020, ISSN : 2337 – 4349. “ANALISIS PENGENDALIAN

KUALITAS PRODUK CELANA DI PT. ALPINA MENGGUNAKAN PETA

KENDALI DAN FMEA”. PT. Alpina merupakan sebuah merk perlengkapan dan

pakaian outdoor di Kawasan cisitu dago bandung. Akan tetapi, terkadang terdapat

kendala yang tidak diinginkan oleh perusahan saat proses produksi berlangsung, seperti

produk yang cacat atau reject diakibatkan oleh beberapa faktor yang dapat terjadi.

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat meminimasi produk celana yang

cacat, maka dilakukan analisa dengan menggunakan peta kendali, menggunakan

diagram pareto, Fishbone Diagram dan Failure Mode Effect and Analysis untuk dapat

mengidentifikasi risiko kegagalan dalam pembuatan celana. Berdasarkan pengumpulan

dan pengolahan data didapatkan bahwa tidak ada proporsi cacat yang keluar dari batas

UCL maupun LCL, jenis cacat yang mempengaruhi banyaknya cacat pada produk

celana di PT. Alpina adalah benang terbuka, resleting macet dan noda. Penyebab

masalah yang menjadi produk cacat celana pada jenis celana panjang cargo karena

faktor man. Risiko kegagalan dalam proses pembuatan produk celana sehingga

mengakibatkan produk cacat, yaitu pada kategori man dengan nilai RPN terbesar yaitu

180 dan rekomendasi yang diberikan ialah menambah operator baru yang trampil.

Anda mungkin juga menyukai