FAKULTAS PERTANIAN
2022
1
DAFTAR ISI
Hal
DAFTAR ISI...................................................................................................... i
DAFTAR TABEL.............................................................................................. ii
PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
Latar Belakang........................................................................................... 1
Tujuan Percobaan...................................................................................... 2
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................... 3
METODOLOGI................................................................................................ 7
Waktu dan Tempat Percobaan................................................................... 7
Bahan......................................................................................................... 7
Reagensia................................................................................................... 7
Alat ......................................................................................................... 7
Prosedur Percobaan................................................................................... 7
KESIMPULAN.................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 25
LAMPIRAN
i
DAFTAR TABEL
No. Hal
1. Total asam.................................................................................................. 9
2. Total padatan terlarut................................................................................. 10
3. Uji pH........................................................................................................ 11
4. Uji organoleptik hedonik........................................................................... 12
ii
DAFTAR GAMBAR
No. Hal
1. Apel......................................................................................................... 15
2. Hand-refraktometer................................................................................. 21
3. Indikator universal................................................................................... 22
iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
buah yang penting yang berasal dari daerah subtropis dan banyak
cukup dikenal yaitu sari apel. Sari apel merupakan salah satu produk
melakukan pasteurisasi.
sari buah apel. Oleh karena itu, pasteurisasi dapat mematikan sebagian
2
Blansing bertujuan untuk menginaktivasi enzim sehingga dapat
membuat sayuran daun menjadi lebih renyah, dan aroma yakni mengurangi
kandungan zat gizi seperti vitamin C juga penurunan tekstur. Proses blansir
dilakukan dengan mencelupkan bahan pada air dengan suhu di bawah titik
pada bahan. Sehingga, manfaat yang ditimbulkan dari proses ini juga harus
dimekanisasi sedemikian rupa dari parameter suhu dan durasi proses agar dapat
ditimbulkan. Oleh karena itu, pengaruh parameter suhu dan durasi pemanasan
menjadi faktor penting untuk dipertimbangkan agar diperoleh hasil produk yang
maksimal.
Tujuan Percobaan
3
TINJAUAN PUSTAKA
kalori, kilokalori, dan British Thermal Unit (BTU). Satu kalori didefinisikan
253 kalori. Setiap produk pangan memiliki panas spesifik (spesific heat) yang
pasca panen sehingga pengendalian suhu proses pasca panen adalah hal yang
esensial. Suhu produk pasca panen sangat penting untuk mengubah sifat fisik
molekul yang berakibat pada perubahan aktivitas dan kinerja dalam jaringan.
volatilitas molekul aromatik, dan banyak proses lainnya. Peningkatan suhu dalam
rentang tertentu meningkatkan laju perubahan selama periode pasca panen baik
namun hingga suhu bagian pusat (centre) dari sebuah produk (Kays, 1991).
4
merupakan jenis buah yang berwarna merah, hijau, maupun kuning. Buah
dengan mudah menurun seiring proses pengolahan buah mulai dari pengirisan,
menangkal radikal bebas dan melindungi sel dari kerusakan oksidatif yang
semua jariangan ikat seperti pada kulit, urat, gigi, dan tulang rawan (Herlina dan
Dian, 2020).
bertujuan untuk menghasilkan sayuran yang renyah dan berwarna cerah. Blansir
Dalam proses blansir, sayuran dicelupkan ke dalam air mendidih dalam waktu
singkat lalu dimasukkan ke air dingin air es. Durasi pencelupan berkisar
antara 10 menit atau disesuaikan dengan bahan yang digunakan dalam proses
kandungan zat gizi pada bahan pangan. Pasteurisasi merupakan proses termal
dengan suhu sedang (mild heat treatment) dengan tujuan untuk membunuh
5
mikroba vegetatif tertentu dan inaktivasi enzim. Kelebihan pasteurisasi adalah
perubahan sifat sensori dan nilai gizi produk dapat diminimalisir bahkan hampir
tidak berubah karena pemanasan yang dilakukan pada suhu sedang (Estiasih dan
Ahmadi, 2009).
larut dari pati dan menunjukkan ketegasan dalam buah apel karena perlakuan
panas dapat mengurangi dasi zat selulosa dan pektin menjadi monosakarida dan
disakarida. Hasil ini menunjukkan bahwa perlakuan panas buah berdampak pada
metabolisme energi, dan meningkatkan aktivitas enzim dinding sel (Yi, dkk.,
2020).
lama proses pelayuan maka semakin lama reaksi oksidasi vitamin C yang
menguap bersama dengan air. Hal ini disebabkan asam askorbat bersifat sangat
sensitif terhadap pengaruh luar seperti suhu, oksigen, dan katalisator logam.
dehidroasrkorbat yang memiliki sifat asam ini sangat labil sehingga meskipun
pomace kering. Terdapat pula pengaruh yakni hilangnya asam p-courmaric pada
apel. Hasil yang didapat untuk asam p-coumaric menunjukkan bahwa efek
7
METODOLOGI
Utara, Medan.
Bahan
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah apel matang
Reagensia
Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah baskom, beaker
glass, buret, corong, erlenmeyer,gelas ukur, kertas saring, kompor, labu ukur,
panci kukur, piring, pisau, pipit tetes, sendok, waterbath, talenan, termometer
dan tirisan.
Prosedur Percobaan
8
Perlakuan 1. Pengaruh berbagai cara pasteurisasi terhadap
masing-masing 50 ml.
- Dilakukan perlakuan:
a. Tanpa pasteurisasi
perlakuan bahan.
bahan.
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
10
Tabel 2. Total Padatan Terlarut (Apel)
Pas Bahan/perlakuan TSS (°Brix)
1 Susu : - Tanpa pasteurisasi 4,2
- Pasteurisasi suhu 63 °C 30 menit 3,08
- Pasteurisasi suhu 72 °C 15 menit 2,6
- Pasteurisasi suhu 82 °C 15 detik 1,4
2 Pir : - Tanpa perlakuan 10
- Blanshing 10 menit 10,5
- Blanshing 20 menit 11
- Blanshing 30 menit 11
3 Mangga : - Tanpa perlakuan 9,4837
- Blanshing 10 menit 9,9616
- Blanshing 20 menit 9,9795
- Blanshing 30 menit 9,9841
4 Bengkoang : - Tanpa perlakuan 4,194
- Blanshing 10 menit 4,950
- Blanshing 20 menit 4,965
- Blanshing 30 menit 5,488
5 Apel : - Tanpa perlakuan 3,9941
- Blanshing 10 menit 4,9339
- Blanshing 20 menit 7,4206
- Blanshing 30 menit 9,3974
11
Tabel 3. Uji pH (Apel)
Pas Bahan/perlakuan pH
1 Susu : -Tanpa pasteurisasi 5
-Pasteurisasi suhu 63 °C 30 menit 5
-Pasteurisasi suhu 72 °C 15 menit 5,5
-Pasteurisasi suhu 82 °C 15 detik 6
2 Pir : -Tanpa perlakuan 5
-Blanshing 10 menit 5
-Blanshing 20 menit 5
-Blanshing 30 menit 5
3 Mangga : -Tanpa perlakuan 4
-Blanshing 10 menit 4
-Blanshing 20 menit 5
-Blanshing 30 menit 5
4 Bengkoang : -Tanpa perlakuan 5
-Blanshing 10 menit 6
-Blanshing 20 menit 6
-Blanshing 30 menit 6
5 Apel : -Tanpa perlakuan 4
-Blanshing 10 menit 4
-Blanshing 20 menit 5
-Blanshing 30 menit 6
12
Tabel 4. Uji Organoleptik Hedonik (Apel)
Uji Organoleptik
Pas Bahan/Perlakuan Warna Tesktur
a b c d e a b c d e
1 Susu :- Tanpa 4 3 4 3 3 1 2 3 2 3
pasteurisasi
- Pasteurisasi 5 4 3 4 4 5 4 4 4 3
suhu 63 °C 30
menit
- Pasteurisasi 4 3 5 5 4 3 2 5 5 4
suhu 72 °C 15
menit
- Pasteurisasi 4 4 5 4 3 3 2 5 5 4
suhu 82 °C 15
detik
2 Pir :- Tanpa 5 5 5 5 4 3 4 4 4 5
perlakuan
- Blanshing 10 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4
menit
- Blanshing 20 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4
menit
- Blanshing 30 3 3 2 2 2 2 2 3 2 3
menit
3 Mangga :- Tanpa 5 5 5 4 5 3 4 4 5 5
perlakuan
- Blanshing 10 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4
menit
- Blanshing 20 2 2 2 1 1 5 3 3 1 1
menit
- Blanshing 30 3 3 2 2 4 5 2 3 3 2
menit
4 Bengkuang - Tanpa 5 5 5 5 4 2 2 2 2 2
: perlakuan
- Blanshing 10 5 4 4 5 4 3 3 3 3 3
menit
- Blanshing 20 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3
menit
- Blanshing 30 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4
menit
5 Apel :- Tanpa 3 3 2 3 3 2 1 2 2 3
perlakuan
- Blanshing 10 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3
menit
- Blanshing 20 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3
menit
13
- Blanshing 30 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4
menit
Keterangan:
- Warna - Tekstur
1 = Sangat tidak suka 1 = Sangat keras
2 = Tidak suka 2 = Keras
3 = Agak suka 3 = Agak keras
4 = Suka 4 = Lunak
5 = Sangat suka 5 = Sangat lunak
Perhitungan
1. Total Asam
100 100
Faktor Pengenceran= × =100
10 10
¿ FP× ° Brix
¿ ( Berat
Berat bahan )
bahan+20
× ° Brix=(
5,0091 )
5,0091+20
× 0,9=3,9941 ° Brix
¿ FP× ° Brix
¿ ( Berat bahan+20
Berat bahan ) × ° Brix=(
5,0840 )
5,0840+ 20
×1=4,9339° Brix
¿ FP× ° Brix
¿ ( Berat bahan+20
Berat bahan ) × ° Brix=(
5,0670 )
5,0670+ 20
×1=7,4206 ° Brix
¿ FP× ° Brix
¿ ( Berat
Berat bahan )
bahan+20
× ° Brix=(
5,0684 )
5,0684 +20
×1,1=9,3974 ° Brix
15
Pembahasan
manajemen berat badan, kesehatan tulang, asma dan fungsi paru-paru, dan
adalah beberapa polifenol utama yang ditemukan dalam apel.. Apel juga kaya
akan serat, vitamin, dan mineral, yang semuanya bermanfaat bagi kesehatan
membantu dalam netralisasi radikal bebas. Radikal bebas adalah molekul yang
sangat reaktif yang dapat terakumulasi sebagai akibat dari proses alami dan
tekanan lingkungan. Ketika ada terlalu banyak radikal bebas dalam tubuh,
kerusakan sel. Kerusakan sel telah dikaitkan dengan berbagai penyakit, termasuk
kanker dan diabetes. Adapun gambar buah apel dapat dilihat pada Gambar 1. Di
bawah ini.
16
Blansing adalah metode memanaskan makanan dalam air panas yang
terdiri dari tahap pencelupan ke dalam air dengan suhu tinggi di bawah titik didih
air yang umumnya dilakukan pada suhu 75–95 °C selama 10 menit, dan
renyah dan menghilangkan aroma langu. Terdapat beberapa buah yang tidak
membutuhkan proses blansir seperti timun danselada yang cukup dicuci dan
disiram dengan air panas sebelum dikonsumsi. Oleh karena itu, proses
produk, pemanasan awal produk sebelum pemrosesan, dan pembuangan gas dari
blansing menghilangkan gas antar sel dari jaringan tanaman, mengubah panjang
beberapa sayuran. Waktu dan suhu blansing juga berpengaruh pada nilai D
sayuran hijau.
panas. Oleh karena itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan proses
blansing ialah jenis bahan, metode blansing yang digunakan, kombinasi suhu dan
pasca panen adalah hal yang esensial. Suhu produk pasca panen sangat penting
untuk mengubah sifat fisik molekul yang berakibat pada perubahan aktivitas dan
rendah, sebaliknya, menghasilkan waktu proses yang lebih lama daripada kondisi
langsung dengan air panas (Hot Water Blansing), dengan menggunakan uap
1. Blansing dengan air panas (hot water blanching) adalah cara blansing yang
langsung dengan air panas pada temperatur berkisar antara 75–95 °C pada
metode ini. Metode ini sangat sederhana dan murah, tetapi kontak
18
langsung dengan air dapat mengakibatkan hilangnya komponen nutrisi, terutama
bahan pada kondisi kandungan uap yang tinggi (dikukus). Metode ini lebih
disukai daripada metode blansing air panas karena mencegah bahan dari
dalam air. Selain itu, metode ini juga murah dan dapat menahan lebih
banyak mineral dan komponen air, metode ini biasa digunakan dalam
industri makanan. Ini juga efektif untuk efek oksidasi selama proses termal.
lebih banyak.
diketogulonat (DKG). Selain itu, vitamin C juga merupakan vitamin larut air
sehingga ikut menguap bersamaan dengan hilangnya air dari bahan sehingga
penurunan kadar vitamin C lebih besar ditemukan pada metode blansing dengan
air panas. Oksidasi vitamin C disebabkan oleh paparan dengan oksigen sehingga
blansing. Hal ini dikarenakan semakin lama durasi blansing maka semakin
19
banyak air yang keluar dari jaringan buah dan mengalami penguapan. Pengaruh
durasi blansing juga berbanding terbalik pada jumlah gula pereduksi. Hal ini
pengaruh negatif terhadap total fenol apel. Hal ini disebabkan selama proses
oksidase atau fenolase, dan laccase. Apabila enzim tersebut mengalami kontak
komponen fenolik yang ada pada apel sehingga komponen tersebut berubah
menjadi pigmen coklat atau melanin. Namun, suhu blansing diketahui tidak
berpengaruh terhadap total fenol dikarenakan senyawa fenol memiliki titik didih
jauh di atas suhu blansing sehingga tidak mengalami penurunan selama proses
blansing.
16-21 hari sejak dikemas. Metode pasteurisasi yang paling umum adalah High
logam dan air panas untuk menaikkan suhu susu setidaknya 161 °F (71 °C)
selama tidak kurang dari 15 detik, atau 145 °F (62 °C) selama 30 menit, diikuti
lebih singkat. Dengan menggunakan HHST, susu dapat dipanaskan dari suhu 191
°F (89 °C) – 212 °F (100 °C) untuk waktu yang ditentukan. Metode pasteurisasi
populer lainnya adalah Ultra High Temperature (UHT). Proses ini melibatkan
kondisi aseptik ke dalam kemasan yang tertutup rapat. Susu harus dipanaskan
hingga 280 °F (138 °C) setidaknya selama dua detik, lalu didinginkan dengan
cepat. UHT membunuh lebih banyak bakteri (baik dan buruk) dan memberikan
umur simpan lebih lama. Susu UHT tidak perlu didinginkan, sampai dibuka, dan
dapat disimpan setidaknya selama enam bulan. Berbeda dengan UHT, susu Ultra
tidak dianggap steril karena tidak tertutup rapat. Susu dipanaskan hingga 280 °F
(138 °C) setidaknya selama dua detik, lalu didinginkan dengan cepat. Karena
susu tidak tertutup rapat, maka harus didinginkan dengan umur simpan rata-rata
30 – 90 hari.
kemanisan buah. TSS didominasi oleh kandungan gula total dan sebagian kecil
protein terlarut, asam amino dan bahan organik lainnya. Penentuan total padatan
pengujian laboratorium, selain itu metode ini merusak buah. Pengukuran TSS
21
Gambar 2. Hand-refraktometer
detektor. Nilai TSS dinyatakan dengan Brix, nilai yang ditampilkan berdasarkan
rasio kecepatan cahaya dalam ruang hampa dan kecepatan cahaya melalui
(TSS) pada bahan. Hal ini disebabkan karena proses penyimpanan menyebabkan
hilangnya komponen zat gizi pada buah. Di samping itu, aktivitas biologis dan
dalam jaringan.
Pada praktikum ini , digunakan pH meter sebagai alat ukur pH. pH meter
adalah alat yang digunakan untuk mengukur keasaman atau kebasaan suatu
22
Gambar 3. Indikator Universal
Namun, data juga menunjukkan tidak adanya perbedaan total asam antara
blansing yang dilakukan. Hal ini disebabkan oleh hilangnya asam p-courmaric
pada apel. Hasil yang didapat untuk asam p-coumaric menunjukkan bahwa efek
proses pengeringan. Penurunan total asam juga dapat disebabkan oleh rusaknya
senyawa-senyawa asam yang tidak tahan panas seperti asam askorbat (Ramirez,
2012)
padatan terlarut hingga 3(tiga) kali lipat. Hal ini disebabkan oleh jumlah air pada
23
jumlah air pada bahan berubah yang menyebabkan konsentrasi meningkat.
penurunan pada jumlah air yang menguap akibat pemanasan (Yi, dkk., 2021).
terhadap kesukaan konsumen. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
tekstur apel. Perubahan tekstur ini dikaitkan dengan metabolisme energi yang
konten ATP puncak dan energi yang lebih tinggi dalam buah apel. Dengan
demikian, perlakuan panas menurunkan pelepasan gula pereduksi larut dari pati
dan menunjukkan tekstur dalam buah apel karena perlakuan panas dapat
mengurangi ikatan zat selulosa dan pektin menjadi monosakarida dan disakarida
24
KESIMPULAN
menggunakan suhu di bawah titik didih air yakni 70–80oC. Blansing dan
berwujud cair seperti susu sedangkan blansing pada bahan berwujud padat.
2. Proses blansing dapat dilakukan dengan dua cara menggunakan air panas
bagian yatu LTLT (Low Temperature Long Time), HTST (High Temperatur
Short Time), HHST (Higher-Heat Shorter Time), dan UHT (Ultra High
Temperature)
bahan tertentu.
Vitamin C yang terkandung dalam apel merupakan vitamin larut air yang
25
mudah rusak akibat perlakuan panas seperti blansing.
yang mengalami kenaikan yakni 4,4,5,6. Pada pengujian total asam didapati
yang bersifat mudah rusak terhadap panas seperti asam malat yang
rata tertinggi yakni 4,2 (suka) pada blansing 30 menit. Namun terdapat
penurunan tekstur bahan dengan skor rata-rata 4,4 (sangat lunak) pada
26
DAFTAR PUSTAKA
27