Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan merupakan salah satu kebutuhan primer dari setiap manusia. Setiap
hari manusia makan sebanyak tiga kali, dalam setiap makan manusia mempunyai
banyak pilihan jenis dan menu makanan. Tujuan manusia makan bukan hanya
sekedar untuk mengatasi rasa lapar namun juga untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
yang terkandung dalam makanan tersebut. Jadi untuk menjaga zat gizi dalam
makanan tidak hilang perlu diperhatikan pada saat mengolah bahan makanan
menjadi suatu makanan yang sehat. Pengolahan bahan makanan dimulai dari
pembelian, persiapan, pengolahan dan penyajian makanan. Setiap tahap
mempunyai peranan penting agar dapat tersaji makanan yang enak dan sehat.

Menurut Departemen Kesehatan (2003), higiene adalah upaya kesehatan


dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu subjeknya.

Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan dan


keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit pada
manusia. Adapun tujuan yang sebenarnya dari upaya higiene sanitasi makanan
menurut Chandra (2006) adalah:

a. Menjamin keamanan dan kebersihan makanan

b. Mencegah penularan wabah penyakit

c. Mencegah beredarnya produk makanan yang merugikan masyarakat

d. Mengurangi tingkat kerusakan atau pembusukan pada makanan

PT. Windublambangan Sejati adalah suatu industri yang bergerak di bidang


makanan. Selain pengolahan /pembekuan ikan, udang, gurita dan hasil tangkapan
laut lainnya PT. Windu Blambangan Sejati juga menyediakan jasa pembekuan (air
blast freezer) dan jasa pergudangan /penyimpanan ikan beku (cold storage). PT.

1
2

Windublambangan Sejati dalam kegiatan produksi masih manual yaitu


menggunakan bantuan manusia sehingga memperkerjakan beberapa karyawan
untuk mengelolah produk belum jadi menjadi poduksi siap pakai oleh konsumen.

Dalam proses produksi masih banyak terdapat ketidaksesuaian penerapan


higiene sanitasi makanan tahap pengolahan oleh karyawan sehingga sangat mudah
terkontaminasi oleh bakteri . Beberapa aspek antara lain: jarang mencuci tangan
saat memasuki ruang produksi, tidak memakai sarung tangan, dalam keadaan sakit
saat bekerja dan lain sebagainya. Dari beberapa pelanggaran diatas tentunya
disebabkan oleh suatu hal yaitu fasiltas yang kurang dari perusahaan sendiri.
Beberapa keluhan yang sering dialami karyawan antara lain sepatu yang disediakan
perusahaan sobek, kelengkapan seragam kurang dll. Maka dari itu selain dari faktor
penjamah makanan, kepuasan karyawan atas fasilitas yang diberikan oleh
perusahaan jasa industri makanan juga penting untuk menerapkan sanitasi hiegene
tetap terlaksana dengan baik. Penyediaan kotak saran karyawan untuk
menyampaikan aspirasinya juga belum tersedia di perusahaan, maka dari itu penulis
dalam praktek kerja lapangan ini ingin menyampaikan beberapa keluhan karyawan
terhadap perusahaan dan membantu menyelesaikan masalah yang terjadi.

Dari uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis dalam
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini ingin mengetahui bagaimana kepuaasan
karyawan dengan fasilitas perusahaan yang diberikan, oleh karena itu dalam
laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini penulis mengambil judul “ANALISIS
TINGKAT KEPUASAN KARYAWAN UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS SANITASI DAN HIGIENE DENGAN METODE IMPORTANCE
PERFORMANCE ANALYSIS (IPA) DI PT. WINDUBLAMBANGAN
SEJATI”.
3

1.2 Materi Kerja Praktek

Pada pelaksanaan kerja praktek yang telah dilakukan, materi dan tugas yang
diberikan oleh institusi adalah tentang kepuasan karyawan terhadap fasilitas
perusahaan yang diberikan untuk meningkatkan sanitasi hegiene di PT.
Windublambangan Sejati menggunkan metode Importance Performance Analysis
(IPA). Adapun tahap – tahapnya yaitu :

a. Observasi
Pengamatan yang dilakukan peneliti secara langsung dalam menganalisa
proses operasional perusahaan terutama di area preparasi produk.
b. Interview dan Quisoner
Penggalian data dengan karyawan guna mendapatkan pengetahuan lebih luas
dan mengetahui permasalahan yang dihadapi karyawan karyawan dalam
bekerja dilanjutkan dengan pembuatan kuisoner.
c. Studi Lapangan
Setelah interview penulis langsung mengikuti kegiatan langsung di lapangan
di area preparasi produk dan turut membantu kegiatan proses produksi, untuk
mengetahui sendiri cara kerja dan hasil di lapangan.
d. Studi Literatur
Penggalian teori dan data yang menunjang dalam penelitian yang berasal dari
buku referensi dan data di lapangan.
e. Tahap Pengolahan Data dan Analisa Data
Dalam tahap ini data yang telah dikumpulkan di olah untuk selanjutnya
menjadi input untuk menganalisa dan mengolah data control.
f. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data untuk menunjang pemecahan
masalah yang ada di perusahaan PT Windublambangan Sejati, data yang
didapat dari kuisoner yang telah disisi oleh responden yaitu karyawan tentang
fasilitas sanitasi higiene yang disediakan perusahaan.
g. Tahap Kesimpulan dan Saran
4

Setelah analisa dilakukan dapat diperoleh kesimpulan dari penelitian ini dan
diajukan beberapa saran atau rekomendasi yang nantinya akan menunjang
pelaksanaan alternative solusi terpilih dan menjadikan saran yang akan di
usulkan kepada perusahaan.

1.3 Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dari kerja praktek ini antara lain :

a. Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan karyawan PT.


Windublambangan Sejati.
b. Menganalisis tingkat kepuasan karyawan untuk meningkatkan sanitasi hegiene
di PT. Windublambangan Sejati menggunakan metode Importance Performance
Analysis (IPA).
c. Memperbaiki tingkat kepuasan karyawan di PT. Windublambangan Sejati.

Manfaat dari praktek kerja lapangan ini adalah :

1. Bagi Perusahaan
Memberikan masukan dalam memecahkan permasalahan yang ada di
perusahaan. Dimana akan menjadi satu refrensi untuk perusahaan sebagai
bahan pertimbangan untuk perkembangan perusahaan di masa yang akan
datang.
2. Bagi Universitas
Dapat menambah referensi dan pengetahuan tentang bagaimana suatu
perusahaan.
3. Bagi Peneliti
Dapat menjadi penerapan dan aplikasi ilmu-ilmu yang dapat di bangku
perkuliahan ke dalam permasalahan yang ada di perusahaan.

1.4 Sistematika Penulisan

Secara umum, sistematika penulisan Laporan Praktek Kerja yang disusun oleh
penulis terdiri dari lima bab, yaitu :
5

a. BAB I
Pendahuluan, yang memuat latar belakang, materi kerja praktek, tujuan dan
manfaat, sistematika penulisan
b. BAB II
Yang memuat tentang, sejarah perusahaan, tempat dan kedudukan perusahaan,
bidang pekerjaan perusahaan, bidang pekerjaan departement tempat kerja
praktek, dan struktur organisasi perusahaan
c. BAB III
Kegiatan kerja praktek, yang meliputi jadwal kerja praktek, cara / teknik kerja
praktek, laporan aktifitas harian PKL dan flow chart penelitian.
d. BAB IV
Yang memuat landasan teori, pengumpulan data, pengolahan dan analisis hasil.
e. BAB V
Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penulis selama melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Windublambangan Sejati

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II

LINGKUP TEMPAT KERJA PRAKTEK

2.1 Sejarah Perusahaan

PT. Windublambangan Sejati berdiri pada tahun 1989 didirikan di


Banyuwangi, Jawa Timur. Tepatnya di Jalan Gatot Subroto km 5 No 18 , Kabupaten
Banyuwangi. PT. Windublambangan Sejati mulai beropersi pada tahun 1998.
Perusahaan ini bejalan dibidang pengolahan /pembekuan ikan, udang, gurita dan
hasil tangkapan laut lainnya. Selain itu PT. Windu Blambangan Sejati juga
menyediakan jasa pembekuan (air blast freezer) dan jasa pergudangan
/penyimpanan ikan beku (cold storage). Pada tahun 2006 perusahaan berhenti
beroperasi sampai tahun 2008, ditahun 2008 perusahaan beropersi kembali dengan
pihak manajemen yang baru, sehingga perusahaan berproduksi dengan baik sampai
sekarang.

2.2 Tempat Dan Kedudukan Perusahaan

PT. Windu Blambangan Sejati merupakan adalah perusahaan pengolahan


/pembekuan ikan, udang, gurita dan hasil tangkapan laut lainnya. Perusahaan ini
terletak di Keluruhan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Jalan Gatot Subroto km 5 No
18 , Kabupaten Banyuwangi, tepatnya bersebelahan dengan pabrik semen bosowa.
Untuk nomor telepon perusahaan yaitu (0333) 423035 sedangkan email-nya
windublambangansejati@ymail.com.

2.3 Bentuk Dan Badan Hukum Perusahaan

Berdasarkan akte pendiriannya PT. Windublambangan Sejati merupakan


perseroan terbatas (PT). Yang memiliki struktur organisasi yang jelas dan setiap
organisasi dapat menjalankan kewajibanya dengan baik. Di PT. Windublambangan
Sejati mempunyai dua manajemen yaitu Sea Cold dan PT Windublambangan Sejati
sendiri.

6
7

2.4 Bidang Pekerjaan Perusahaan

Bidang pekerjaan dalam PT. Windublambangan Sejati terdiri dari beberapa


bidang yaitu pengolahan /pembekuan ikan, udang, gurita dan hasil tangkapan laut
lainnya. Selain itu PT. Windu Blambangan Sejati juga menyediakan jasa
pembekuan (air blast freezer) dan jasa pergudangan /penyimpanan ikan beku (cold
storage).

2.5 Bidang Pekerjaan Departemen Tempat Kerja Praktek

Penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang merupakan tugas guna
memenuhi syarat untuk menempuh tugas akhir di Universitas 17 Agustus 1945
Banyuwangi dan ditempatkan di bidang pengendalian kualitas di PT .
Windublambangan Sejati. Penulis ditugasi oleh PT Windublambangan Sejati untuk
melakukan pengontrolan hegiene dan sanitasi dalam proses produksi dengan
mengukur tingkat kepuasan karyawan itu sendiri terhadap faslitas perusahaan yang
diberikan yang bertujuan agar produk yang dihasilkan lebih berkualitas dan
mengurangi produk yang terkontaminasi. Penulis diberi kesempatan oleh pimpinan
perusahaan untuk mengetahui hal apa saja yang berkaiatan dengan penyusunan
laporan praktek kerja lapangan yang akan penulis susun. Penulis juga diberikan
tanggung jawab untuk menjaga hubungan baik dengan tenaga kerja PT.
Windublambangan Sejati dan tentu saja nama baik perusahaan.

2.6 Struktur Organisasi

Struktur organisasi perusahaan merupakan kerangka yang menunjukkan


pembagian fungsi-fungsi didalam organisasi, dimana pembagian ini memisahkan
secara formal antar bagian-bagian masing-masing yang ada dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Struktur organisasi yang dimiliki oleh
PT. Windublambangan Sejati cukup sederhana yaitu struktur organisasi fungsional,
yaitu struktur yang membagi perusahaaan berdasarkan pada fungsi-fungsinya.
Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
8

Gambar 2.1 Struktur Orgaisasi PT. Windublambangan Sejati


BAB III
KEGIATAN KERJA PRAKTEK

3.1 Jadwal Kerja Praktek

Kerja praktek dimulai pada tanggal 26 November 2018 sampai dengan 26


Desember 2018. Waktu pelaksanaan kerja praktek sebagai berikut :

Senin – Kamis : pkl 08.00 – 16.00

Jumat : pkl 08.00 – 16.30

Sabtu : pkl 08.00 – 14.00

Minggu : libur

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Kerja Praktek.


Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
No Kegiatan
I II III IV V
Sosialisasi kepada para
karyawan dan pengenalan
1 
tempat-tempat ruang di
perusahaan
Praktek Kerja,
Pengamatan, wawancara
2 terhadap karyawan dan    
mencari masalah yang
ada
Praktek Kerja ,
3 Pembagian Kuisoner    
kepada Karyawan
Praktek Kerja tahap
4 Analisis data yang   
didapat
Penyusunan Laporan
5  
PKL
Perpisahan dengan semua
6 
karyawan

9
10

3.2 Cara / Teknik Kerja Praktek

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kerja praktek di PT.


Windublambangan Sejati ini adalah sebagai berikut :

a. Observasi
Pengamatan yang dilakukan peneliti secara langsung dalam menganalisa
proses operasional perusahaan terutama di area preparasi produk.
b. Interview dan Quisoner
Penggalian data dengan karyawan guna mendapatkan pengetahuan lebih luas
dan mengetahui permasalahan yang dihadapi karyawan karyawan dalam
bekerja dilanjutkan dengan pembuatan kuisoner.
c. Studi Lapangan
Setelah interview penulis langsung mengikuti kegiatan langsung di lapangan
di area preparasi produk dan turut membantu kegiatan proses produksi, untuk
mengetahui sendiri cara kerja dan hasil di lapangan.
d. Studi Literatur
Penggalian teori dan data yang menunjang dalam penelitian yang berasal dari
buku referensi dan data di lapangan.
e. Tahap Pengolahan Data dan Analisa Data
Dalam tahap ini data yang telah dikumpulkan di olah untuk selanjutnya
menjadi input untuk menganalisa dan mengolah data control.
f. Pengumpulan Data
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data untuk menunjang pemecahan
masalah yang ada di perusahaan PT Windublambangan Sejati, data yang
didapat dari kuisoner yang telah disisi oleh responden yaitu karyawan tentang
fasilitas sanitasi higiene yang disediakan perusahaan.
g. Tahap Kesimpulan dan Saran

Setelah analisa dilakukan dapat diperoleh kesimpulan dari penelitian ini dan
diajukan beberapa saran atau rekomendasi yang nantinya akan menunjang
pelaksanaan alternative solusi terpilih dan menjadikan saran yang akan di usulkan
kepada perusahaan
11

3.3 Peta Proses Operasi (PPO)


udang
0-1 Bahan baku diterima
5 mnt
air
Pencucian lalu penimbangan
3 mnt 0-2
dan pencucian kembali

pe
Larutan
garam 10 mnt 0-3 Kepala udang dipotong dengan
tangan

2 mnt 0-4 Pencucian lalu penimbangan

20 mnt 0-5 Sortir menggunakan tangan

2 mnt 0-6 penimbangan dan pencucian


kembali

10 mnt 0-7
Kulit dibuang menggunakan
tangan

2 mnt 0-8
penimbangan dan pencucian
kembali

0-9
soaking
3 jam

2 mnt 0 - 10 Pencucian lalu penimbangan

5 mnt 0 - 11
Disusun lalu pembekuan

3 mnt 0 - 12 Glazing lalu pendektesian


logam

Penyimpanan
Gambar 3.1 Peta Proses Operasi (PPO)
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Landasan Teori


4.1.1 Pengertian Sanitasi dan Hegiene

Menurut Sri Mulyanti (2012), beberapa pengertian sanitasi ialah sanitasi


adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha
kesehatan lingkungan hidup manusia. Ruang lingkup kegiatan sanitasi meliputi
aspek sebagai berikut: Penyediaan air bersih/ air minum (water supply), Pengolahan
sampah (refuse disposal), Pengolahan makanan dan minuman (food sanitation),
Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat ( insect and rodent
control ), Kesehatan dan keselamatan kerja.

Pengertian hegiene Di dalam buku The Theory of Cathering yang dikutip


oleh Suwantini (2004) disebut bahwa ” hygiene is the study of health and the
preventation of the deases ” ini berarti hygiene adalah ilmu kesehatan dan
pencegahan timbulnya penyakit. Hegiene sangat erat hubungannya dengan
makanan dan minuman serta individu. Makanan dan minuman yang di masak oleh
penjamah makanan/individu yang sehat maka akan mempengaruhi hasil makanan
dan minuman dapat terhindar dari penyakit. Kesehatan penjamah makanan saat
pengolahan makanan sangat perlu diperhatikan, bila terjadi sakit akibatnya adalah
makanan yang diolah memungkinkan terdapat suatu penyakit.

4.1.2 Pengertian Dimensi Kualitas Pelayanan

Berdasarkan di interprestasikan ISO 9000 pengertian kualitas adalah


perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan sejauh mana keluaran
dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan (Tjiptono, Chandra dan
Andriana:2008).

12
13

Parasuraman et al (1988) mengemukakan 5 dimensi pokok kualitas jasa yaitu:


a. Reliabilitas (reliability) berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan
apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.

b. Daya tanggap (responsiveness) berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan


para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka,
serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa
secara tepat.

c. Jaminan (assurance) yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan


kepercayaan pelangan terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa
aman bagi para pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu
bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan
untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.

d. Bukti fisik (tangible) berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan
dan material yang digunakan perusahaan serta penampilan karyawan.

e. Empati (empathy) berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan


bertindak demi kepentingan pelanggan serta memberikan perhatian personal
kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.

4.1.3 Kepuasan Karyawan

Menurut Taufik Noor Hidayat (104263213) kepuasan karyawan dimana


keadaan emosional yang menyenangkan dengan para karyawan memandang
pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya. Ini dampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan
segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerja.
14

4.1.4 Kuisoner

Menurut Hasan (2002) kuisioner adalah teknik pengumpulan data dengan


menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh
responden. Sebuah kuisioner yang baik adalah sebuah kuisioner yang mengandung
pertanyaan yang baik pula, dalam arti sedemikian sehingga tidak menimbulkan arti
yang lain pada diri responden. Berdasarkan jenis pertanyaan kuisioner dapat
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu: 1. Pertanyaan terbuka, adalah pertanyaan –
pertanyaan yang member pilihan – pilihan respon terbuka kepada responden. 2.
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan-pertanyaan yang membatasi atau menutup
pilihan-pilihan respon yang tersedia bagi responden.

 Petunjuk –petunjuk yang harus diikuti saat memilih bahasa untuk


kuesoner adalah sebagai berikut :
a. Gunakan bahasa responden kapanpun bila mungkin. Usahakan agar kata-
ukatanya tetap sederhana
b. Pertanaan harus singkat
c. Berikan pertanyaan kepada responden yang tepat (maksudnya orang –orang
yang mampu merespon). Jangan berasumsi mereka tahu banyak
d. Pastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut secara teknis cukup aurat
sebelum menggunakannya.
 Skala Dalam Kuesioner

Perskalaan adalah proses memetapkan nomo-nomor atau simbol-simbol


terhadap suatu atribut atau karakteristik yang bertujuan untuk mengukur atribut atau
karakteristik tersebut. Ada empat bentuk skala pengukuran yaitu :

a. Nominal

Skala nominal digunakan untuk mengklasifikasikan sesuatu. Skala niminal


merupakan bentuk pengukuran yang paling lemah, umumnya semua analis bisa
menggunakannya untuk memperoleh jumlah total untuk setiap klasifikasi

b. Ordinal
15

Skala ordinal sama dengan skala nominal, perbedaanya adalah dalam ordinal juga
menggunakan susunan posisi

c. Interval

Skala interval memiliki karakteristik dimana interval diantara masing-masing


nomor adalah sama. Berkaitan dengan karakteristik ini, operasi matematisnya bisa
ditampilkan dalam data-data kuesioner.

d. Rasio

Skala rasio hampir sama dengan skala interval dalam arti interval-interval di antara
nomor diasumsikan sama. Skala rasio memiliki nilai absolut nol.

 Skala Likert

Dalam pengukuran bidang pendidikan skala likert juga sering digunakan, dalam
penggunaan skala likert, terdapat dua bentuk pertanyaan yaitu bentuk pertanyaan
positif untuk mengukur skala positif, dan bentuk pertanyaan negatif untuk
mengukur skala negatif. Pertanyaan positif diberi skor 5, 4, 3, 2, dan 1 sedankan
untuk pertanyaan negatif diberi skor 1, 2, 3, 4, dan 5. Bentuk jawaban skala likert
antara lain sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan tidak setuju. Selain itu,
jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert bisa juga
mempunyai gradasi dari sangat positif samapai sangat negatif, yang dapat berupa
kata-kata antara lain : sangat penting, penting, ragu-ragu, tidak penting dan sangat
tidak penting.

Skala likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan
atupun negatif terhadap suatu pertanyaan. Empat skala pilihan juga kadang
digunakan untuk kuesioner skala likert yang memaksa orang memilih salah satu
kutub karena pilihan “netral” tak tersedia. Mengutup dari buku Nazir M. “Metode
Penenlitian”, Ghalia Indonesia, Bogor, tahun 2005, dalam membuat skala likert,
ada beberapa langkah prosedur yang harus dilakukan peneliti antara lain :
16

a. Peneliti mengumpulkan item-item yang cukup banyak, memiliki relevansi


dengan masalah yang sedang diteliti dan terdiri dari item yang cukup jelas
disukai dan tidak disukai
b. Kemudian item – item itu dicoba kepada kelompok responden yang cukup
representatif dari populasi yang ingini diteliti
c. Responden diatas diminta untuk mengecek tiap item, apakah ia menyenangi (+)
atau tidak menyukai(-). Respo tersebut dikumpulkan dan jawaban yang
memberikan indikasi menyenangi diberi skor tertinggi. Tidak ada masalah untuk
memberikan angka 5 untuk yang tertinggi dan skor 1 untuk yang terendah atau
sebaliknya. Yang penting adalah konsistensi dari arah sikap yang diperlihatkan.
Demikian juga apakah jawaban “setuju” atau “tidak setuju” disebut yang
disenangi, tergantung dari isi pertanyaan dan isi dari item-item yang disusun.

Sewaktu menangggapi pertanyaan dalam skala likert, responden meentukan tingkat


persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari
pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti:

Pertanyaan Positif (+)

- Skor 1. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)


- Skor 2. Tidak (setuju/baik/kurang)
- Skor 3. Netral /cukup
- Skor 4. (setuju/baik/suka)
- Skor 5. Sangat (setuju/baik/suka)

Pertanyaan Negatif (-)

- Skor 1. Sangat (setuju/baik/suka)


- Skor 2. (setuju/baik/suka)
- Skor 3. Netral /cukup
- Skor 4. Tidak (setuju/baik/kurang)
- Skor 5. Sangat (tidak setuju/buruk/kurang sekali)
d. Total skor dari masing-masing individu adalah penjumlahan dari skor masing-
masing item dari individu tersebut
17

e. Respon dianalisis untuk mengetahui item-item mana yang sangat nyata batasan
antara skor tinggi dan skor rendah dalam skala total. Misalnya responden pada
upper 25% dan lower 25% dianalisis untuk melihat sampai berapa jauh tiap item
dalam kelompok ini berbeda. Item-item yang tidak menunjukkan beda yang
nyata, apakah masuk dalam skor tinggi atau rendah juga dibuang untuk
mempertahankan konsistensi internal dari pertanyaan.
 Merancang Kuesioner

Merancang formulir-formulir untuk input data sangat penting, demikian juga


merancang format kuesioner juga sangat penting dalam rangka mengumpulkan
informasi mengenai sikap, keyakinan, perilaku dan karakteristik.

4.1.5 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang


terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan


karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik sampling menggunakan
nonprobability sampling dengan teknik non probability sampling accidental, yaitu
suatu teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan yang sama bagi setiap
unsur populasi atau anggota populasi untuk menjadi sampel dan diambil secara
kebetulan. Untuk penentuan jumlah sampel dapat dihitung dengan menggunakan
rumus dari Slovin:

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

Dimana :

n : ukuran sampel

N : ukuran populasi

e : persen kesalahan
18

Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel


sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini penulis
menggunakan total sampling karena menurut Sugiyono (2007) jumlah populasi
yang kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya.

4.1.6 Uji Validitas

Valid berarti insrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak
diukur (Ferdinand, 2006). Variabel dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel dan
bernilai positif. Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Person
Product Moment. Rumusnya adalah sebagai berikut:

𝑛(∑𝑋𝑌) − (∑𝑋)(∑𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑋)2 }{𝑛∑𝑌 2 − (∑𝑌 )2 }

Keterangan :

r xy = Koefisien korelasi

ΣX = Jumlah skor item X

ΣY = Jumlah skor total (seluruh item)

N = Jumlah responden

4.1.7 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas atau kepercayaan mengandung pengertian apakah sebuah


instrumen dapat mengukur sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke
waktu. Data dikatakan relibel jika jika nilai Cronbach Alpha hitung > Cronbach
Alfa Tabel. Berikut rumus untuk menghitung reliabilitas:

𝐾 1− ∑Ϭb2
𝑅 11 =( )( )
𝐾−1 Ϭt2

Keterangan :

R = koefisien reliabilitas instrumen (Cronbach Alpha), Ϭt2 = total varians

K = banyaknya butir pertanyaan , ∑Ϭb2 = total varians butir


19

Skala dikelompokkan dalam lima kelas dengan range yang sama dapat dilihat pada
tabel.

Tabel 4.1 Pengelompokan Reliabilitas (Sugiyono, 2010)

Alpha Tingkat reliabilitas


0,00 s.d 0,20 Kurang reliabel
0,20 s.d 0,40 Agak reliabel
>0,40 s.d 0,60 Cukup reliabel
>0,60 s.d 0,80 Reliabel
>0,80 s.d 1,00 Sangat reliabel

4.1.8 Metode Importance Performance Analysis (IPA)

Menurut Nasaputra (2014), Importance Performance analysis (IPA) adalah


suatu metode yang digunakan untuk mengetahui kepuasan pelanggan dengan cara
mengukur tingkat kepentingan (ekspetasi) dan tingkat pelaksana annya (presepsi).
Analisis tingkat kepentingan dan kepuasan menghasilkan suatu diagram kartesius
yang menunjukkan letak unsur-unsur yang dianggap mempengaruhi
kepuasan.Menurut J Supranto (1997), sumbu mendatar (X) dalam diagram kartesius
memuat nilai rata-rata skor kepuasan (performance), sedangkan sumbu tegak (Y)
memuat nilai rata-rata skor kepentingan (importance) yang dirumuskan sebagai
berikut:

∑Xi ∑Yi
Xi = dan Yi =
𝑛 𝑛

Dimana:

Xi : rata-rata skor tingkat kepuasan faktor ke-i

Yi :rata-rata skor tingkat kepentingan faktor ke-i

∑Xi : total skor untuk tingkat kepuasan faktor ke-i

∑Yi : total skor untuk tingkat kepentingan faktor ke i

n : jumlah koresponden
20

Dimana X merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepuasan seluruh


atribut dan Y merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan dari
seluruh atribut yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.

Harapan
Prioritas utama Pertahankan prestasi

Hight Y A B

Y
Prioritas rendah Berlebihan

C D
Hight
Low

X X pelaksanaan

Gambar 4. 1 Diagram IPA ( Tjiptono, 2005)


Keterangan :
A : menunjukan faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi
kepuasan karyawan termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap penting,
namun manajemen belum melaksanakannya sesuai dengan keinginan
karyawan sehingga mengecewakan/tidak puas.
B : Menunjukan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan. Untuk
itu wajib dipertahankannya. Dianggap sangat penting dan sangat
memuaskan.
C : Menunjukan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya bagi
karyawan. Pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja. Dianggap
kurang penting dan kurang memuaskan.
D : Menunjukkan faktor yang mempengaruhi karyawan tetapi kurang
penting, akan tetapi pelaksanaanya berlebihan. Dianggap kurang penting
tetapi sangat memuaskan (J. Supranto, 2006)
21

4.2 Pengumpulan Data


4.2.1 Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap beberapa orang karyawan PT. Windu


Blambangan Sejati. Adapun tujuan dari wawancara ini adalah untuk menggali
variabel – variabel yang akan digunakan dalam penyusunan kuisoner. Wawancara
bersifat terbuka dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan cara
pelayanan PT. Windublambangan Sejati. Hasil wawancara terhadap karyawan
tersebut dirangkum untuk kemudian menjadi kuisoner.

4.2.2 Kuisoner

Setelah melakukan survei awal, maka selanjutnya disusun kuisoner yang akan
disebarkan kepada responden yaitu karyawan PT. Windublambangan Sejati dengan
langkah sebagai berikut :

 Kuisioner disebarkan kepada 20 responden untuk dilakukan uji coba terlebih


dahulu. Uji coba ini dinamakan pre sampling. yang merupakan karyawan dari
PT. Windu Blambangan Sejati. Tujuan dari pre sampling ini untuk
mengavaluasi apakah pertanyaan yang diajukan sudah dimengerti atau tidak olah
responden. Setelah itu lakukan sampling kepada karyawan PT.
Windublambangan Sejati dengan jumlah sampel sebanyak 60 responden(total
sampling).
4.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Pre-Sampling

Tujuan dilakukan uji validitas untuk mengetahui apakah pertanyaan dari


kuisoner itu mampu mengungkap sesuatu yang diukur oleh angket tersebut.
Sedangkan tujuan uji reabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi jawaban
terhadap jawaban responden terhadap pertanyaan dari waktu ke waktu. Suatu data
dikatakan valid jika besar nilai dari corrected item total correlation-nya lebih besar
dari 0,4438 (nilai r tabel) dan dikatakan reliabel jika nilai α lebih besar dari 0,5
(umar, 2002).
22

Hasil uji validitas dan reliabilitas pre sampling dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Tabel 4.2 Uji Validitas pre sampling tehadap tingkat kepentingan

Variabel Nilai F hitung Nilai F tabel (N=20 ,α= 0,05) Keterangan


Variabel 1 0,709 0,4438 Valid
Variabel 2 0,545 0,4438 Valid
Variabel 3 0,539 0,4438 Valid
Variabel 4 0,611 0,4438 Valid
Variabel 5 0,804 0,4438 Valid
Variabel 6 0,477 0,4438 Valid
Variabel 7 0,699 0,4438 Valid
Variabel 8 0,473 0,4438 Valid
Variabel 9 0,682 0,4438 Valid
Variabel 10 0,845 0,4438 Valid
Variabel 11 0,752 0,4438 Valid
Variabel 12 0,677 0,4438 Valid
Variabel 13 0,784 0,4438 Valid
Variabel 14 0,645 0,4438 Valid
Variabel 15 0,782 0,4438 Valid

Tabel 4.3 Uji Validitas pre sampling tehadap tingkat kepuasan

Variabel Nilai F hitung Nilai F tabel (N=20 ,α= 0,05) Keterangan


Variabel 1 0,481 0,4438 Valid
Variabel 2 0,497 0,4438 Valid
Variabel 3 0,700 0,4438 Valid
Variabel 4 0,772 0,4438 Valid
Variabel 5 0,662 0,4438 Valid
Variabel 6 0,482 0,4438 Valid
Variabel 7 0,558 0,4438 Valid
Variabel 8 0,428 0,4438 Valid
Variabel 9 0,700 0,4438 Valid
Variabel 10 0,480 0,4438 Valid
Variabel 11 0,662 0,4438 Valid
Variabel 12 0,520 0,4438 Valid
Variabel 13 0,684 0,4438 Valid
Variabel 14 0,737 0,4438 Valid
Variabel 15 0,735 0,4438 Valid
23

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas pre sampling tehadap tingkat kepentingan

Nilai harapan
Variabel Cronbach Alpha(α) Nilai standart Cronbach Alpha(α) Keterangan
Variabel 1 0,747 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 2 0,752 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 3 0,753 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 4 0,747 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 5 0,744 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 6 0,756 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 7 0,748 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 8 0,752 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 9 0,748 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 10 0,741 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 11 0,745 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 12 0,747 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 13 0,743 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 14 0,749 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 15 0,745 0,600 - 0,800 Reliabel

Tabel 4.5 Uji Reabilitas pre sampling tehadap tingkat kepuasan

Nilai harapan
Variabel Cronbach Alpha(α) Nilai standart Cronbach Alpha(α) Keterangan
Variabel 1 0,747 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 2 0,746 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 3 0,739 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 4 0,732 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 5 0,736 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 6 0,746 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 7 0,747 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 8 0,752 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 9 0,739 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 10 0,749 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 11 0,736 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 12 0,746 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 13 0,735 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 14 0,734 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 15 0,741 0,600 - 0,800 Reliabel
24

Dari tabel diatas ,dapat dilihat bahwa pada keseluruhan variabel mempunyai nilai
corerected item total correlation yang lebih besar dari 0,4438 sehingga dapat
dikatakan valid. Unuk nilai α (alpha) diperoleh nilai lebih besar dari 0,5 sehingga
data yang ada reliabel.
Oleh karena itu kuisoner telah dinyatakan valid dan reliabel baik untuk
tingkat kepentingan maupun kepuasan, maka kuisoner tersebut sudah layak
disebarkan kepada responden sebenarnya untuk mengadakan tahap penelitian
selanjutnya.

4.2.4 Sampling

Dalam penelian ini menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik


pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi (sugiyono,
2007). Total sampling dilakukan karena jumlah populasi yang kurang dari 100
seluruh populasi diajidikan sampel penelitian semuanya.

4.2.5 Uji Validitas Dan Reliabilitas Sampling

Setelah penyebaran kuisoner telah selesai dilakukan, langkah selanjutnya


adalah melakukan uji validitas dan reliabilitas. Suatu data dapat dikatakan valid
jika nialai corerected item total correlation yang lebih besar dari 0,2542 (nilai r
tabel) dan dikatakan reliabel jika nilai α (alpha) diperoleh nilai lebih besar dari 0,5
(umar, 2002)

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadapa karyawan PT.


Windublambangan Sejati untuk mengetahui tigkat kepentingan dan tingkat
kepuasan dan masing-masing terbagi menjadi 5 dimensi yaitu Tangible,
Reabilitas, Responsiviness, assurance, dan emphaty.
25

Hasil dari uji validitas dan reliabilitas sampling dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Tabel 4.6 Uji Validitas Sampling terhadap tingkat kepentingan

Variabel Nilai F hitung Nilai F tabel (N=60 ,α= 0,05) Keterangan


Variabel 1 0,576 0,2542 valid
Variabel 2 0,513 0,2542 valid
Variabel 3 0,549 0,2542 valid
Variabel 4 0,460 0,2542 valid
Variabel 5 0,649 0,2542 valid
Variabel 6 0,536 0,2542 valid
Variabel 7 0,425 0,2542 valid
Variabel 8 0,564 0,2542 valid
Variabel 9 0,500 0,2542 valid
Variabel 10 0,414 0,2542 valid
Variabel 11 0,619 0,254k valid
Variabel 12 0,496 0,2542 valid
Variabel 13 0,642 0,2542 valid
Variabel 14 0,625 0,2542 valid
Variabel 15 0,556 0,2542 valid

Tabel 4.7 Uji Validitas Sampling terhadap tingkat kepuasan

Variabel Nilai F hitung Nilai F tabel (N=60 ,α= 0,05) Keterangan


Variabel 1 0,422 0,2542 valid
Variabel 2 0,459 0,2542 valid
Variabel 3 0,709 0,2542 valid
Variabel 4 0,603 0,2542 valid
Variabel 5 0,522 0,2542 valid
Variabel 6 0,436 0,2542 valid
Variabel 7 0,428 0,2542 valid
Variabel 8 0,412 0,2542 valid
Variabel 9 0,541 0,2542 valid
Variabel 10 0,440 0,2542 valid
Variabel 11 0,478 0,2542 valid
Variabel 12 0,518 0,2542 valid
Variabel 13 0,638 0,2542 valid
Variabel 14 0,670 0,2542 valid
Variabel 15 0,448 0,2542 valid
26

Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Sampling terhadap tingkat kepentingan

Nilai harapan Cronbach


Variabel Alpha(α) Nilai standart Cronbach Alpha(α) Keterangan
Variabel 1 0,732 0,600 - 0,800 Reliabel

Variabel 2 0,734 0,600 - 0,800 Reliabel


Variabel 3 0,733 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 4 0,736 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 5 0,729 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 6 0,733 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 7 0,737 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 8 0,733 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 9 0,734 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 10 0,737 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 11 0,728 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 12 0,736 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 13 0,727 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 14 0,729 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 15 0,729 0,600 - 0,800 Reliabel

Tabel 4.9 Uji Reliabilitas Sampling terhadap tingkat kepuasan

Nilai harapan Cronbach


Variabel Alpha(α) Nilai standart Cronbach Alpha(α) Keterangan
Variabel 1 0,731 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 2 0,731 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 3 0,722 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 4 0,725 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 5 0,727 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 6 0,731 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 7 0,735 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 8 0,731 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 9 0,726 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 10 0,731 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 11 0,728 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 12 0,724 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 13 0,723 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 14 0,72 0,600 - 0,800 Reliabel
Variabel 15 0,73 0,600 - 0,800 Reliabel
27

Dari tabel diatas ,dapat dilihat bahwa pada keseluruhan variabel mempunyai nilai
corerected item total correlation yang lebih besar dari 0,2542 sehingga dapat
dikatakan valid. Unuk nilai α (alpha) diperoleh nilai lebih besar dari 0,5 sehingga
data yang ada reliabel.
Oleh karena itu kuisoner telah dinyatakan valid dan reliabel baik untuk
tingkat kepentingan maupun kepuasan, maka kuisoner tersebut sudah siap dianalisis
pada tahap penelitian selanjutnya.

4.3 Pengolahan Data dan Analisis Hasil

Dalam melakukan pengolahan data secara statistik, penelitian ini menggunakan


bantuan perangkat lunak komputer yaitu dengan progam SPSS Version 16.0 for
Windows16.0 for windows. Adapun analisis yang digunakan antara lain ada;ah
analisis dengan menampilkan frekuensi jawaban karyawan terhadap semua bagian
dan dalam bentuk mean (rata-rata).

4.3.1 Data Deskriptif

Dilakukan pengklasifikasian data sehingga diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.10 Variabel demografi kuisoner sampling

Keterangan Jumlah Persentase


Responden
Laki – laki 9 15%
Jenis kelamin
Perempuan 51 85%
Usia 17 – 24 tahun 5 8%
25 – 34 tahun 35 58%
35 – 44 tahun 15 25%
45 – 54 tahun 5 8%
>54 tahun 0 0%
Pendidikan terakhir SMA 40 67%
D3 15 25%
Perguruan tinggi (S1) 5 8%
Pasca sarjana (S2) 0 0%
28

a. Jenis kelamin

Responden dalam penelitian ini terdiri dari 9 orang (15%) laki-laki dan 51 orang
(85%) perempuan. Adapun bentuk chart adalah sebagai berikut :

Pie Chart Jenis Kelamin

15%
Jenis kelamin Laki – laki

Jenis kelamin
Perempuan
85%

Gambar 4.2 Pie Chart Jenis Kelamin

b. Usia

Untuk usia dari responden yang mengisi kuesioner adalah 17-24 tahun 5 orang
(8%), 25-34 tahun 35 orang (58%), 35-44 tahun 15 orang (25%), 45-54 tahun 5
orang (8%), Adapun bentuk chart adalah sebagai berikut :

Pie Chart Usia

8% 8%
0% Usia 17 – 24 tahun
Usia 25 – 34 tahun
25%
Usia 35 – 44 tahun
Usia 45 – 54 tahun
59%
Usia >54 tahun

Gambar 4.3 Pie Chart Usia


29

c. Pendidikan

Latar belakang pendidikan dari responden yang mengisi kuesioner dalam penelitian
ini antara lain SMA 40 orang (67%), D3 15 orang (25%), dan Perguruan tinggi (S1)
5 orang (8%). Adapun bentuk chart adalah sebagai berikut :

Pie Chart Pendidikan


Pendidikan terakhir
SMA
8%
Pendidikan terakhir
0% D3
Pendidikan terakhir
25% Perguruan tinggi (S1)
Pendidikan terakhir
67% Pasca sarjana (S2)

Diagram 4.4 Pie Chart Pendidikan

Tabel 4.11 Hasil Kuisoner Tingkat Kepentingan

Sangat
Sangat Cukup Tidak
No Variabel Penting tidak
penting penting penting
penting
Perusahaan menyediakan perlengkapan 28 32 0
1 personal hegiene meliputi seragam, masker,
47% 53% 0%
sepatu, sarung tangan dan celemek.
Adanya ruang ganti pakaian, cuci tangan, dan 18 40 2
2
toilet karyawan yang selalu bersih. 30% 67% 3%
Peralatan yang disediakan digunakan untuk 4 44 12
3 karyawan bekerja selalu dalam keadaan
7% 73% 20%
bersih.
18 40 2
Perusahaan memiliki kemampuan mengolah
4 makanan sesuai standart (GMP) yang
30% 67% 3%
dimiliki perusahaan .
30

Tabel 4.11 Hasil Kuisoner Tingkat Kepentingan (lanjutan)

Sangat
Sangat Cukup Tidak
No Variabel Penting tidak
penting penting penting
penting
Kemampuan perusahaan menjaga kebersihan 26 34 0
5 lingkungan ruang produksi dengan adanya
43% 57% 0%
bagian sanitasi (SSOP).
Kemampuan pengolahan limbah hasil poses 28 32 0
6
produksi secara cepat dan tepat. 47% 53% 0%
Penanganan cepat jika ada penyimpangan 20 38 2
7
tentang kebersihan (sanitasi hegine) 33% 63% 3%
Perusahaan (kepala produksi) mempunyai 2 44 12
respon yang baik ketika ada keluhan
8
karyawan mengenai kebutuhan bekerja 3% 73% 20%
(peralatan sanitasi).
Perusahaan (kepala produksi) memberikan 6 44 10
9 arahan jika terdapat pelanggaran pemakaian
10% 73% 17%
peralatan .
Rutin dilakukan pengecekan kesehatan 16 40 4
10
karyawan tiap setiap hari. 27% 67% 7%
Perusahaan memberikan pelayanan 2 34 24
11 kesehatan dengan diikutkan jaminan
3% 57% 40%
kesehatan BPJS bagi setiap karyawan
Karyawan diberikan pelatihan kerja tentang 12 46 2
12
sanitasi hegiene dan K3 secara berkala. 20% 77% 3%
Perusahaan memberikan hak yang sama 2 32 26
13 kepada para karyawan terhadap pemakaian
3% 53% 43%
peralatan sanitasi hegiene
Perusahaan memberikan perhatian yang sama 2 39 19
14 tanpa memandang status sosial (tenaga kerja
3% 65% 32%
borongan, harian dan bulanan maupun tetap).
Kesadaran seluruh karyawan tentang 16 37 7
15 kebersihan (sanitasi dan hegiene)di
27% 62% 12%
lingkungan kerja.
31

Tabel 4.12 Hasil Kuisoner Tingkat Kepuasan

Sangat
Sangat Cukup Tidak
No Variabel Puas tidak
puas puas puas
puas
1 Perusahaan menyediakan perlengkapan 7 39 14
personal hegiene meliputi seragam,
masker, sepatu, sarung tangan dan 12% 65% 23%
celemek.
2 Adanya ruang ganti pakaian, cuci tangan, 15 41 4
dan toilet karyawan yang selalu bersih. 25% 68% 7%
3 Peralatan yang disediakan digunakan 12 44 4
untuk karyawan bekerja selalu dalam
20% 73% 7%
keadaan bersih.
4 Perusahaan memiliki kemampuan 12 42 6
mengolah makanan sesuai standart (GMP)
20% 70% 10%
yang dimiliki perusahaan .
5 Kemampuan perusahaan menjaga 14 40 6
kebersihan lingkungan ruang produksi
23% 67% 10%
dengan adanya bagian sanitasi (SSOP).
6 Kemampuan pengolahan limbah hasil 2 29 29
poses produksi secara cepat dan tepat. 3% 48% 48%
7 Penanganan cepat jika ada penyimpangan 12 48 0
tentang kebersihan (sanitasi hegine) 20% 80% 0%
8 Perusahaan (kepala produksi) mempunyai 8 39 13
respon yang baik ketika ada keluhan
karyawan mengenai kebutuhan bekerja 13% 65% 22%
(peralatan sanitasi).
9 Perusahaan (kepala produksi) 15 39 6
memberikan arahan jika terdapat
25% 65% 10%
pelanggaran pemakaian peralatan .
10 Rutin dilakukan pengecekan kesehatan 6 39 15
karyawan tiap setiap hari. 10% 65% 25%
11 Perusahaan memberikan pelayanan 18 36 6
kesehatan dengan diikutkan jaminan
kesehatan BPJS bagi setiap karyawan 30% 60% 10%
32

Tabel 4.12 Hasil Kuisoner Tingkat Kepuasan (lanjutan)


Sangat
Sangat Cukup Tidak
No Variabel Penting tidak
penting penting penting
penting
12 Karyawan diberikan pelatihan kerja 9 28 23
tentang sanitasi hegiene dan K3 secara
15% 47% 38%
berkala.
13 Perusahaan memberikan hak yang sama 15 40 5
kepada para karyawan terhadap
25% 67% 8%
pemakaian peralatan sanitasi hegiene
14 Perusahaan memberikan perhatian yang 18 36 6
sama tanpa memandang status sosial
(tenaga kerja borongan, harian dan 30% 60% 10%
bulanan maupun tetap).
15 Kesadaran seluruh karyawan tentang 7 39 14
kebersihan (sanitasi dan hegiene)di
12% 65% 23%
lingkungan kerja.
4.3.2 Analisis Tingkat Kepentingan Karyawan

Hasil kepentingan data pada bagian ini berasal dari hasil kuisoner kemudian
dicari rata – rata dan digolongkan menjadi tiga asumsi sebagai berikut (Mulyono,
2005:116) :

 1,00 – 2,33 : tingkat kepentingan rendah


 2,34 – 3,66 : tingkat kepentingan sedang
 3,67 – 5,00 : tingkat kepentingan tinggi

Tabel 4.13 Skor Mean Tingkat Kepentingan

Tingkat
Dimensi Variabel Mean
kepentingan relatif
Perusahaan menyediakan perlengkapan personal
hegiene meliputi seragam, masker, sepatu, sarung 4,47 tinggi
Tangible tangan dan celemek.
Adanya ruang ganti pakaian, cuci tangan, dan toilet
4,27 tinggi
karyawan yang selalu bersih.
33

Tabel 4.13 Skor Mean Tingkat Kepentingan (lanjutan)

Tingkat
Dimensi Variabel Mean
kepentingan relatif
Peralatan yang disediakan digunakan untuk
3,87 tinggi
karyawan bekerja selalu dalam keadaan bersih.
Perusahaan memiliki kemampuan mengolah
makanan sesuai standart (GMP) yang dimiliki 4,27 tinggi
perusahaan .
Kemampuan perusahaan menjaga kebersihan
Reabilitas
lingkungan ruang produksi dengan adanya bagian 4,43 tinggi
sanitasi (SSOP).
Kemampuan pengolahan limbah hasil poses
4,47 Tinggi
produksi secara cepat dan tepat.
Penanganan cepat jika ada penyimpangan tentang
4,30 Tinggi
kebersihan (sanitasi hegine)
Perusahaan (kepala produksi) mempunyai respon
Responsiviness yang baik ketika ada keluhan karyawan mengenai 3,80 Tinggi
kebutuhan bekerja (peralatan sanitasi).
Perusahaan (kepala produksi) memberikan arahan
3,93 Tinggi
jika terdapat pelanggaran pemakaian peralatan .
Rutin dilakukan pengecekan kesehatan karyawan
4,20 Tinggi
tiap setiap hari.
Perusahaan memberikan pelayanan kesehatan
Assurance dengan diikutkan jaminan kesehatan BPJS bagi 3,63 Sedang
setiap karyawan
Karyawan diberikan pelatihan kerja tentang sanitasi
4,17 Tinggi
hegiene dan K3 secara berkala.
Perusahaan memberikan hak yang sama kepada para
karyawan terhadap pemakaian peralatan sanitasi 3,60 Sedang
hegiene
Perusahaan memberikan perhatian yang sama tanpa
Emphaty
memandang status sosial (tenaga kerja borongan, 3,72 Tinggi
harian dan bulanan maupun tetap).
Kesadaran seluruh karyawan tentang kebersihan
4,15 Tinggi
(sanitasi dan hegiene)di lingkungan kerja.
Rata –rata 4,08
34

Kepentingan
5,00 4,47 4,27
4,50 4,27 4,43 4,47 4,30 4,20 4,17 4,15 4,08
3,87 3,80 3,93 3,63 3,60 3,72
4,00
3,50
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00

Gambar 4.5 Chart Tingkat Kepentingan

Data diatas menunjukkan bahwa tingkat kepentingan karywan rata-rata mempunyai


tingkat kepentingan tinggi, sedangkan yang tertinggi adadalah pada variabel nomer
1 dan 6 dengan mean 4,47.

4.3.3 Analisis Tingkat Kepuasan Karyawan

Hasil kepuasan data pada bagian ini berasal dari hasil kuisoner kemudian
dicari rata – rata dan digolongkan menjadi tiga asumsi sebagai berikut (Mulyono,
2005:116):

 1,00 – 2,33 : tingkat kepuasan rendah


 2,34 – 3,66 : tingkat kepuasan sedang
 3,67 – 5,00 : tingkat kepuasan tinggi
 Tabel 4.14 Skor Mean Tingkat Kepuasan

Tingkat kepuasan
cDimensi Variabel Mean
relatif
Perusahaan menyediakan perlengkapan personal
hegiene meliputi seragam, masker, sepatu, sarung 3,88 tinggi
Tangible tangan dan celemek.
Adanya ruang ganti pakaian, cuci tangan, dan toilet
4,18 tinggi
karyawan yang selalu bersih.
35

Tabel 4.14 Skor Mean Tingkat Kepuasan (lanjutan)

Tingkat kepuasan
Dimensi Variabel Mean
relatif
Peralatan yang disediakan digunakan untuk
4,13 tinggi
karyawan bekerja selalu dalam keadaan bersih.
Perusahaan memiliki kemampuan mengolah
makanan sesuai standart (GMP) yang dimiliki 4,10 tinggi
perusahaan .
Kemampuan perusahaan menjaga kebersihan
Reabilitas
lingkungan ruang produksi dengan adanya bagian 4,13 tinggi
sanitasi (SSOP).
Kemampuan pengolahan limbah hasil poses
3,55 sedang
produksi secara cepat dan tepat.
Penanganan cepat jika ada penyimpangan tentang
4,20 tinggi
kebersihan (sanitasi hegine)
Perusahaan (kepala produksi) mempunyai respon
Responsiviness yang baik ketika ada keluhan karyawan mengenai 3,92 tinggi
kebutuhan bekerja (peralatan sanitasi).
Perusahaan (kepala produksi) memberikan arahan
4,15 tinggi
jika terdapat pelanggaran pemakaian peralatan .
Rutin dilakukan pengecekan kesehatan karyawan
3,85 tinggi
tiap setiap hari.
Perusahaan memberikan pelayanan kesehatan
Assurance dengan diikutkan jaminan kesehatan BPJS bagi 4,20 tinggi
setiap karyawan
Karyawan diberikan pelatihan kerja tentang sanitasi
3,77 tinggi
hegiene dan K3 secara berkala.
Perusahaan memberikan hak yang sama kepada para
karyawan terhadap pemakaian peralatan sanitasi 4,17 tinggi
hegiene
Perusahaan memberikan perhatian yang sama tanpa
Emphaty
memandang status sosial (tenaga kerja borongan, 4,20 tinggi
harian dan bulanan maupun tetap).
Kesadaran seluruh karyawan tentang kebersihan
3,88 tinggi
(sanitasi dan hegiene)di lingkungan kerja.
Rata – rata 4,02
36

Kepuasan
4,40
4,18 4,20 4,20 4,17 4,20
4,20 4,13 4,10 4,13 4,15
4,02
4,00 3,88 3,92 3,88
3,85
3,77
3,80

3,60 3,55

3,40

3,20

Gambar 4.6 Chart Tingkat Kepuasan

Data diatas menunjukkan bahwa tingkat kepuasan karyawan rata-rata mempunyai


tingkat kepuasan tinggi, sedangkan yang tertinggi adalah pada variabel nomer 7,
11, dan 14 dengan mean 4,20

Tabel 4.15 Skor Kepuasan Karyawan Berdasarkan Peringkat

Skor Skor
No Pernyataan
Kepuasan Kepentingan Total
Perusahaan menyediakan perlengkapan personal
1 hegiene meliputi seragam, masker, sepatu, sarung 3,88 4,47 -0,58
tangan dan celemek.
Adanya ruang ganti pakaian, cuci tangan, dan
2 4,18 4,27 -0,08
toilet karyawan yang selalu bersih.
Peralatan yang disediakan digunakan untuk
3 4,13 3,87 0,27
karyawan bekerja selalu dalam keadaan bersih.
Perusahaan memiliki kemampuan mengolah
4 makanan sesuai standart (GMP) yang dimiliki 4,10 4,27 -0,17
perusahaan .
Kemampuan perusahaan menjaga kebersihan
5 lingkungan ruang produksi dengan adanya bagian 4,13 4,43 -0,30
sanitasi (SSOP).
37

Tabel 4.15 Skor Kepuasan Karyawan Berdasarkan Peringkat (lanjutan)

Skor Skor
No Pernyataan
Kepuasan Kepentingan Total
Kemampuan pengolahan limbah hasil poses
6 3,55 4,47 -0,92
produksi secara cepat dan tepat.
Penanganan cepat jika ada penyimpangan tentang
7 4,20 4,30 -0,10
kebersihan (sanitasi hegine)
Perusahaan (kepala produksi) mempunyai respon
8 yang baik ketika ada keluhan karyawan mengenai 3,92 3,80 0,12
kebutuhan bekerja (peralatan sanitasi).
Perusahaan (kepala produksi) memberikan
9 arahan jika terdapat pelanggaran pemakaian 4,15 3,93 0,22
peralatan .
Rutin dilakukan pengecekan kesehatan karyawan
10 3,85 4,20 -0,35
tiap setiap hari.
Perusahaan memberikan pelayanan kesehatan
11 dengan diikutkan jaminan kesehatan BPJS bagi 4,20 3,63 0,57
setiap karyawan
Karyawan diberikan pelatihan kerja tentang
12 3,77 4,17 -0,40
sanitasi hegiene dan K3 secara berkala.
Perusahaan memberikan hak yang sama kepada
13 para karyawan terhadap pemakaian peralatan 4,17 3,60 0,57
sanitasi hegiene
Perusahaan memberikan perhatian yang sama
14 tanpa memandang status sosial (tenaga kerja 4,20 3,72 0,48
borongan, harian dan bulanan maupun tetap).
Kesadaran seluruh karyawan tentang kebersihan
15 3,88 4,15 -0,27
(sanitasi dan hegiene)di lingkungan kerja.

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat diketahui bahwa masih ada atribut yang
memiliki nilai negatif yang berarti bahwa setiap atribut tersebut belum memenuhi
harapan karyawan. Dari data tersebut maka perlu analisis lebih lanjut untuk
menentukan skala prioritas dalam usaha perbaikan dari setiap atribut yang ada,
38

adapun cara untuk menentukan skala prioritas pembenahan yang ada adalah dengan
menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA)

4.3.4 Importance Performance Ananlysis (IPA)

Pada bagian ini dibahas tentang pemetaan dari nilai kepuasan (x) dan
kepentingan (y), dari hasil tersebut maka akan terbentuk matriks yang terdiri dari
empat buah kuadran yang masing-masing kuadran menggambarkan skala prioritas
dalam mengambil kebijakan baik berupa peningkatan kinerja atau mempertahankan
kinerja perusahaan. Berikut adalah data sebaran kepuasan dan kepentingan
karyawan.

Gambar 4.7 Diagram Kartesius Pengukuran Kepuasan Karyawan


39

Dari gambar tersebut maka dapat diinterprestasikan sebagai berikut :

1. Kuadran A
Menunjukkan atribut yang dianggap penting oleh karyawan namun tidak
terlaksanakan dengan baik oleh perusahaan. Variabel yang termasuk dalam
kuadran ini adalah :
a. Perusahaan menyediakan perlengkapan personal hegiene meliputi
seragam, masker, sepatu, sarung tangan dan celemek (1).
b. Kemampuan pengolahan limbah hasil poses produksi secara cepat dan
tepat (6).
c. Rutin dilakukan pengecekan kesehatan karyawan setiap hari(10).
d. Karyawan diberikan pelatihan kerja tentang sanitasi hegiene dan K3
secara berkala (12).
e. Kesadaran seluruh karyawan tentang kebersihan (sanitasi dan hegiene)
di lingkungan kerja (15).
2. Kuadran B
Menunjukan atribut yang dianggap penting dan memuaskan karyawan yang
sudah dilaksakan dengan baik oleh perusahaan. Variabel yang termasuk dalam
kuadran ini adalah :
a. Adanya ruang ganti pakaian, cuci tangan, dan toilet karyawan yang selalu
bersih (2).
b. Perusahaan memiliki kemampuan mengolah makanan sesuai standart
(GMP) yang dimiliki perusahaan (4).
c. Kemampuan perusahaan menjaga kebersihan lingkungan ruang produksi
dengan adanya bagian sanitasi (SSOP) (5).
d. Penanganan cepat jika ada penyimpangan tentang kebersihan(sanitasi
hegiene) (7).
3. Kuadran C
Menunjukan atribut yang dianggap kurang penting oleh karywan dan tidak
terlaksana dengan baik oleh perusahaan. Variabel yang termasuk dalam kuadran
ini adalah :
40

a. Perusahaan (kepala produksi) mempunyai respon yang baik ketika ada


keluhan karyawan mengenai kebutuhan bekerja (peralatan sanitasi (8).
4. Kuadran D
Menunjukan atribut yang dianggap kurang penting dan tidak terlalu diharapkan
sehingga perusahaan fokus terhadapa faktor – faktor lain yang mempunyai
prioritas penanganan lebih tinggi masih butuh peningkatan.

4.3.5 Action Plan

Setelah mengetahui faktor – faktor kelemahan kepuasan karyawan yang ada di


PT. Windublambangan Sejati maka selanjutnya yaitu menyusun rencana kerja
(Action Plan ) perbaikan yang harus segera dilakukan oleh perusahaan guna
menigkatkan kepuasan karyawan sebagai berikut :

Tebel 4.16 Action Plan

Realisasi
No Uraian Perbaikan Jadwal
Belum Sudah
Perusahaan menyediakan perlengkapan Perusahaan secara berkala
personal hegiene meliputi seragam, mengganti perlengkapan Januari
1 √
masker, sepatu, sarung tangan dan Personal Hegiene dengan 2019
celemek yang baru
Kemampuan pengolahan limbah hasil Perusahaan menambah
poses produksi secara cepat dan tepat kapasitas daya tampung
2 √ 2019
limbah dengan
membangun IPAL baru
Rutin dilakukan pengecekan kesehatan Melakukan pengecekan
Januari
3 karyawan setiap hari kesehatan karyawan lebih √
2019
rutin setiap hari
Karyawan diberikan pelatihan kerja Perusahaan menambah
4 tentang sanitasi hegiene dan K3 secara jadwal pelatihan setiap 3 √ 2019
berkala bulan
Kesadaran seluruh karyawan tentang Perusahaan dan karyawan
kebersihan (sanitasi dan hegiene) di bekerja sama untuk saling Januari
5 √
lingkungan kerja mengingatkan satu sama 2019
lain
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pergitungan kepuasan karyawan yang dilakukan meliputi


variabel tangible, reabilitas, responsiveness, assurance, dan emphaty di PT
Windublambangan Sejati dapat disimpulkan :

1. Atribut yang memiliki nilai terbaik menurut karyawan adalah


a. Perusahaan memberikan pelayanan kesehatan dengan diikutkan jaminan
kesehatan BPJS bagi setiap karyawan.
b. Perusahaan memberikan perhatian yang sama tanpa memandang status sosial
(tenaga kerja borongan, harian dan bulanan maupun tetap).
2. Dengan metode analisis Importance Performance Analisis (IPA) maka dapat
diketahui masih ada hal yang harus ditingkatkan oleh perusahaan yang berada
pada kuadran A yaitu:
a. Perusahaan menyediakan perlengkapan personal hegiene meliputi seragam,
masker, sepatu, sarung tangan dan celemek (1).
b. Kemampuan pengolahan limbah hasil poses produksi secara cepat dan tepat
(6).
c. Rutin dilakukan pengecekan kesehatan karyawan tiap sebulan sekali(10).
d. Karyawan diberikan pelatihan kerja tentang sanitasi hegiene dan K3 secara
berkala (12).
e. Kesadaran seluruh karyawan tenng kebersihan (sanitasi dan hegiene)di
lingkungan kerja (15).

5.2 Saran

Perusahaan harus lebih mempertahankan dan meningkatkan kuaitas


pelayan agar karyawan merasa aman dan puas oleh fasilitas yang diberikan oleh
perusahaan sehingga tingkat sanitasi dan hiegiene juga meningkat.

41
42

DAFTAR PUSTAKA

Chandra . 2006. “Tujuan dari upaya higiene sanitasi makanan”.

Departemen Kesehatan. 2003. “higiene adalah upaya kesehatan dengan cara


memelihara dan melindungi kebersihan individu subjeknya”.

Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Banyuwangi. 2018. Buku


Panduan Penulisan Laporan Praktek Kerja Lapangan.

Ferdinand. 2006. “Valid berarti insrumen yang digunakan dapat mengukur apa
yang hendak diukur”.

Hasan. 2002. “ Kuisioner adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan


atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden”.

Hidayat, Taufik Noor. (104263213). “Kepuasan karyawan dimana keadaan


emosional yang menyenangkan dengan para karyawan memandang
pekerjaan mereka”.

M, Nazir. 2005. “Metode Penenlitian”, Ghalia Indonesia:Bogor.

Mulyanti, Sri. 2012. “Pengertian sanitasi ialah sanitasi adalah suatu usaha
pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia”.

Mulyono. 2005. “Penggolongan tingkat kepuasan karyawan menjadi 3 tingkat”. Hal


116.

Nasaputra. 2014. “Importance Performance analysis (IPA) adalah suatu metode


yang digunakan untuk mengetahui kepuasan pelanggan dengan cara
mengukur tingkat kepentingan (ekspetasi) dan tingkat pelaksana annya
(presepsi)”.

Parasuraman et al . 1988. “5 dimensi pokok kualitas jasa”.


43

Riadi, Slamet. 2017. Analisis Kepuasan Pelanggan di PT. X dengan Metode Service
Quality. Teknik Industri Universitas Mercubuana Jakarta.

Sugiyono. 2007. “Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana jumlah
sampel sama dengan populasi”.

Sugiyono. 2010. “Pengelompokan Reliabilitas”.

Sugiyono. 2010. “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas


obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Hal 117.

Sugiyono. 2010. “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut”. Hal 118.

Supranto, J. 1997. “sumbu mendatar (X) dalam diagram kartesius memuat nilai
rata-rata skor kepuasan (performance), sedangkan sumbu tegak (Y) memuat
nilai rata-rata skor kepentingan (importance)”.

Supranto, J. 2006. “Kuadran D mempengaruhi karywan tetapi kurang penting”.

Suwantini. 2004. The Theory of Cathering. ” hygiene is the study of health and the
preventation of the deases ”.

Syaifudin , M. 2018. Analisa Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan


Konsumen Dengan Menggunakan Integrasi Metode Importance
Performance Analysis (IPA) dan Quality Function Deployment (QFD) pada
PT PLN (PERSERO) Rayon Muncar. Fakultas Teknik Industri Universitas
17 Agustus 1945 Banyuwangi.

Tjiptono, Chandra dan Andriana. 2008. “Berdasarkan di interprestasikan ISO 9000


pengertian kualitas adalah perpaduan antara sifat dan karakteristik yang
menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan
pelanggan”.

Tjiptono. 2005. “Diagram IPA”.


44

Umar. 2002. “Suatu data dikatakan valid jika besar nilai dari corrected item total
correlation-nya lebih besar dari 0,4438 (nilai r tabel) dan dikatakan reliabel
jika nilai α lebih besar dari 0,5”.

Anda mungkin juga menyukai