Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH HIGIENE SANITASI PERUSAHAAN DALAM LINGKUNGAN

OPTIK

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6

Muhammad Anugerah (19.034)

AKADEMI REFRAKSI OPTISI SURABAYA

Jl. Jambangan No.78, Jambangan, Kec. Jambangan, Kota SBY, Jawa Timur 60232
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas dari

mata pelajaran Higiene Sanitasi untuk memenuhi tugas kelompok dengan judul

“Makalah Higiene Sanitasi Perusahaan Dalam Lingkungan Optik”. Tujuan penulis

membuat makalah ini, agar pembaca dapat mengetahui informasi yang lebih luas

tentang Higiene dalam Optik.

Tidak lupa penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada :

Bu Retno selaku guru bidang study dan pembimbing.


Optik Alfa Omega yang telah bersedia kami wawancarai.

Teman-teman kelompok, yang telah bekerja keras dalam mengerjakan tugas


makalah Higiene Sanitasi ini. Segenap pembaca yang memanfaatkan ataupun
menjadikan makalah ini menjadi sumber pengetahuan selanjutnya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh


karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik untuk menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini, dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat
bagi semua pihak.

Surabaya, 14 Maret 2020

Penulis
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan lingkungan kerja sering kali dikenal juga dengan istilah Higiene
Industri atau Higiene Perusahaan. Tujuan utama dari Higiene Perusahan dan
Kesehatan Kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Selain
itu kegiatannya bertujuan agar tenaga kerja terlindung dari berbagai macam resiko
akibat lingkungan kerja diantaranya melalui pengenalan, evaluasi, pengendalian
dan melakukan tindakan perbaikan yang mungkin dapat dilakukan.

Melihat risiko bagi tenaga kerja yang mungkin dihadapi di lingkungan


kerjanya, maka perlu adanya personil di lingkungan industri yang mengerti tentang
higiene industri dan menerapkannya di lingkungan kerjanya. Higiene Industri
adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang melakukan
penilaian pada faktor penyebab penyakit secara kualitatif dan kuantitatif di
lingkungan kerja Perusahaan, yang hasilnya digunakan untuk dasar tindakan
korektif pada lingkungan, serta pencegahan, agar pekerja dan masyarakat di sekitar
perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta memungkinkan mengangkat
derajat kesehatan setinggi-tingginya.

1.2 Tujuan

a.Mengetahui tentang pengertian Higiene Industri

b.Mengetahui tentang prinsip dasar Higiene Industri

c.Menambah pengetahuan tentang prosedur Higiene Industri

d. Untuk mengetahui tentang program program Higiene Industri

1.3 Manfaat

a. Menjamin tempat kerja yang bersih

b. Melindungi para pasien dan karyawan dari faktor lingkungan pengolahan dapur
rumah sakit yang dapat merugikan kesehatan fisik maupun mental.

c. Mencegah timbulnya penyakit menular.


d. Mencegah kecelakaan dalam bekerja.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. SEJARAH OPTIK ALFA OMEGA

Berdiri pada tahun 2004

Toko Optik pertama berada di Dukuh Kupang, Raya no. 145, Surabaya

Nama pemilik Optik : Natal Reynaldo

Venna Yulita

Awal mulanya Pak Natal Reynaldo atau akrab dipanggil Pak Yoyong
sebelumnya bekerja di Optik Kakaknya, sebagai Marketing. Setelah beberapa
tahun bekerja ditempat Kakaknya beliau memutuskan untuk keluar dari Optik
Kakaknya dan memulai open table dikantor-kantor. Atau berjualan kacamata
keliling dengan membawa alat refraksi berupa trial dan lensarefraksi.

Dengan semangat dan kegigihannya, beliau bisa membuka Optik sendiri dan
diberi nama Optik Alfa Omega untuk pertama kalinya di Dukuh Kupang Raya no.
145, Surabaya pada tahun 2004.

Setelah berjalan beberapa tahun, sedikit demi sedikit Pak Yoyong membuka
cabang di Surabaya antara lain :

1. Ketintang, Surabaya.

2. Perum Lotus regency Blok D no. 40, Ketintang.

3. Gayungan, Surabaya.

4. Waru, Surabaya.
BAB III PELAKSANAAN SURVEY

3.1 Persiapan

Sebelum melaksanakan survey Higiene Sanitasi Lingkungan Kerja ada baiknya


kita mempersiapkan beberapa elemen penting dalam kelancaran pelaksanaan
survei ini. Beberapa persiapan yang perlu perhatikan adalah sebagai berikut.

 Penetapan Pelaksana
Dilaksanakan oleh Unit Independen, tujuan dari dilimpahkannya
pelaksanaan survei kepada pihak lain adalah untuk menjaga independensi
hasil survei, sehingga hasil survei benar menggambarkan kondisi pelayanan
publik. Unit independen dapat berupa organisasi/badan survei, universitas,
dan lain-lain.
 Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data
Alfa Omega Optical, Jl.Ketintang No. 89, Kota Surabaya, Jatim.

3.2 Pelaksanaan Kegiatan

 Metode yang kami gunakan dalam survei ini adalah Metode Kualitatif.Riset
kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya
melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.

 Survei dilaksanakan dua kali, survei pertama kita mengecek lokasi dan
survei ke dua kita mewawancarai Karyawan Optik Alfa Omega untuk
mendapatkan data.
BAB IV EVALUASI HASIL KERJA

 Air Minum
1. Ketersediaan Air Minum : Ada, Air Galon.
2. Terdapat konteiner airminum yang tertutup bersih.
3. Serta bebas mengambil sesuai dengan kebutuhan.

 Ruang Kerja
1. Volume erorangan 11 m3 /orang : Jumlah Pekerja 3 orang diantanya ; Laki-laki
= 1; Perempuan = 2.

 Fasilitas Sanitasi
1. Tersedia wc.
2. Tersedia tempat cuci tangan.
3. Dilengkapi air mengalir, sabun, pengering tangan, tempat sampah tertutup.
4. Lokasi terjangkau oleh pekerja.
5. Ruang wc dilengkapi exhaust fan.
6. Kondisi wc dan tempat cuci tangan bersih.
7. Ruang wc lantainya kedap air dan tidak licin.
8. Saluran air limbah tertutup.
9. Tempat sampah domestic dan sisa produk terpisah dan sampah tertutup.
10.
 Penerangan
1. Sangat Memadai

Tidak Terdapat Tangga untuk ruang kerja lainnya.

 Ventilasi
1. Terdapat Ac.
2. Udara tidak pengap.

 Akses Jalan Dalam Ruangan


1. Bersih.
2. Bebas dari penghalang.

Akses masuk dan keluar ruangan bersih dan tidak terhalang benda .

 Lantai ruang kerja bersih dan kering.


 Peralatan kerja manual dan portable..
1. Disimpan dengan benar dan aman saat digunakan atau tidak
digunakan.

Tidak terdapat alat pemadam kebakaran.

 Jalan raya dan area parkir .


1. Dalam kondisi baik.
2. Tidak terdapat rambu lalulintas.

 Penyimpanan dan penumpukan barang material


1. Terdapat di area khusus.
2. Ditandai dengan baik.
3. Area bersih dan bebas dari penghalang yang membahayakan.

Tidak terdapat sarana lain.

Teori

1. Penyediaan air bersih/air minum “water supply” ini meliputi pengawasan


terhadap kualitas, kuantitas dan pemanfaatan air.
2. Pengolahan sampah “refuse disposal” ini meliputi cara pembuangan sampah,
peralatan pembuangan sampah dan cara penggunaannya.
3. Pengolahan makanan dan minuman “food sanitation” ini meliputi
pangadaan, penyimpanan, pengolahan dan penyajian makanan.
4. Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat “insect and
rodent control” ini meliputi cara pengendalian serangan dan binatang
pengerat.
5. Kesehatan dan keselamatan kerja, ini melakukan kegiatan K3 meliputi ruang
kerja “misalnya dapur”, pekerjaan, cara kerja dan tenaga kerja.
Contoh Higiene

Berikut ini adalah contoh tindakan personal higiene yaitu:

1. Mencuci tangan hingga bersih setiap kali akan makan.


2. Mandi dan menggosok gigi secara teratur untuk menjaga kebersihan tubuh.
3. Menjaga kebersihan bahan makanan dan juga makanan yang telah diolah.
4. Menjaga kebersihan semua peralatan memasak dan wadah makanan.

Contoh Sanitasi

Berikut ini ialah contoh tindakan sanitasi lingkungan:

 Membuat dan mengatur saluran pembuangan air hujan di pinggir jalan.


 Membuat dan mengatur saluran pembuangan limbah rumah tangga “dapur
dan kamar mandi”.
 Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
 Pengelolaan limbah/sampah dengan baik, teratur dan berkesinambungan,
misalnya dengan memilih sampah plastik, kertas, organik, kaca dan logam.

BAB V KESIMPULAN

Higiene Industri adalah spesialisasi dalam ilmu higiene beserta prakteknya


yang melakukan penilaian pada faktor penyebab penyakit secara kualitatif dan
kuantitatif di lingkungan kerja Perusahaan, yang hasilnya digunakan untuk dasar
tindakan korektif pada lingkungan, serta pencegahan, agar pekerja dan masyarakat
di sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja. Konsep dasar dari higiene
industri adalah agar seorang tenaga kerja berada dalam keserasian sebaik-baiknya,
yang berarti bahwa yang bersangkutan dapat terjamin keadaan kesehatan dan
produktifitas kerjanya secara optimal, maka perlu ada keseimbangan yang positif-
konstruktif, antara unsur beban kerja, beban tambahan akibat dari pekerjaan dan
lingkungan kerja dan kapasitas kerja.

Dasar Hukum higiene industri mengacu pada:

1. ILO No. 112 tahun 1959


2. UU No. 2 Tahun 1966
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1405/Menkes/Sk/Xi/2002 Tentang :
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri

Program higiene industri meliputi:

 Rekognisi Sumber Bahaya


Faktor bahaya seperti faktor fisik, kimiawi, biologi, ergonomi, dan
psikologi.
 Antisipasi Sumber Bahaya
Antisipasi dengan memprediksi potensi bahaya dan risiko ditempat kerja.
 Evaluasi Sumber Bahaya
Evaluasi adalah suatu kegiatan sampling dan mengukur bahaya dengan
metode yang lebih spesifik
 Kontrol Sumber Bahaya

Hasil pengukuran yang melebihi ambang batas dapat dikendalikan, dengan


menggunakan metode hirarki pengendalian atau piramida terbalik meliputi
Eliminasi, Subtitusi. Engineering control, Administrasi control dan APD.

Daftar Pustaka

https://contohdanfungsi.blogspot.com/2012/11/manfaat-hygiene-dan-sanitasi.html

http://safetynet.asia/pengenalan-ruang-lingkup-industrial-hygiene/

https://www.dosenpendidikan.co.id/hygiene-dan-sanitasi/
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai