Anda di halaman 1dari 14

WARTA ARDHIA

Jurnal Perhubungan Udara

Analisis Kesehatan Kerja Personel di Lingkungan Bandar Udara Tjilik Riwut -


Palangkaraya

Analysis of Personnel Occupational Health in Tjilik Riwut Airport - Palangkaraya

Yuke Sri Rizki1) dan Jeni Sartika Damanik2)


Pusat Litbang Perhubungan Udara, Jl. Merdeka Timur No.5, Jakarta Pusat 10110
Email: sartikajeni@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRACT / ABSTRAK

Histori Artikel: Air transportation demand is continously increase. Therefore airports as air
Diterima: 22 September 2015 transport infrastructure has a significant function in providing the facilities
Direvisi: 16 Nopember 2015 and human resources for the operation of air transport services. This research
Disetujui: 23 Desember 2015 concern to analyse the personnel occupation health for human resources and
personnel involved in the airport operation. This assessment uses a qualitative
Keywords:
approach, which at the end of the analysis produces conclusions and
airport, personnel health, factor
analysis recommendations addressed to the personne / officers and airport organizer
related to the development of occupational health personnel, especially the
Kata kunci: activity at the air side of the airport. From the results of data collection and
bandar udara, kesehatan direct observations the peronnel health conditions in the area airside and
personil, analisis faktor equipment / protective equipment are pretty well. From the analysis of the
factor analysis, there are four (4) factors from (10) existing indicators to
explain 66.203% of the total variance. This presentage is quite high because it
is able to explain more than 50% of the variance of the ten (10) existing
indicators.
Transportasi udara pada saat ini semakin banyak diminati masyarakat.
Oleh karena itu bandar udara sebagai prasarana penerbangan memiliki
fungsi yang sangat penting dalam menyediakan fasilitas dan SDM untuk
pengoperasian angkutan udara. Banyaknya SDM dan petugas yang terlibat
pekerjaan di lingkungan bandara menjadikan masalah kesehatan kerja di
lingkungan bandara sangat perlu diperhatikan. Tujuan pengkajian ini adalah
untuk mengetahui kondisi kesehatan kerja personel yang bekerja di bandar
udara. Pengkajian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dimana pada akhir
analisis menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi yang ditujukan kepada
personel/ petugas dan penyelenggara bandar udara terkait peningkatan
kesehatan kerja personel yang khususnya beraktifitas di sisi udara bandar
udara. Dari hasil pengumpulan data dan pengamatan langsung yang
dilakukan dapat diketahui secara garis besar kondisi kesehatan personel di
area airside dan perlengkapan/peralatan pelindung bagi personel cukup
baik. Dari hasil analisis dengan analisa faktor terbentuk 4 (empat) faktor dari
10 (sepuluh) indikator yang ada dan mampu menjelaskan 66,203% dari total
varian. Angka ini cukup besar karena mampu menjelaskan lebih dari 50%
varian dari 10 (sepuluh) indikator yang ada.

Analisis Kesehatan Kerja Personel di Lingkungan Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya,
(Yuke1) dan Jeni2))
233
PENDAHULUAN dilakukan suatu kajian mengenai kesehatan
Angkutan udara di Indonesia pada saat ini kerja personel di lingkungan bandar udara.
bukan merupakan transportasi yang
eksklusif lagi seperti beberapa tahun yang TINJAUAN PUSTAKA
lalu. Kondisi perekonomian yang semakin Kesehatan Kerja
kondusif serta pendapatan masyarakat yang K3 atau Kesehatan dan Keselamatan Kerja
meningkat lebih baik menjadikan masyarakat adalah suatu sistem program yang dibuat
menengah ke bawah telah dapat menikmati bagi pekerja maupun pengusaha sebagai
perjalanan menggunakan pesawat udara. upaya pencegahan (preventif) timbulnya
Meningkatnya jumlah penumpang dan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
barang yang diangkut pesawat udara hubungan kerja dalam lingkungan kerja
menjadikan fungsi bandar udara sebagai dengan cara mengenali hal-hal yang
prasarana penerbangan adalah sangat berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
penting terutama pada bandar udara yang dan penyakit akibat hubungan kerja, dan
besar dengan pergerakan pesawat tinggi tindakan antisipatif bila terjadi hal tersebut.
dimana dalam pengoperasiannya harus Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah
menyediakan fasilitas yang lengkap dalam untuk mengurangi biaya perusahaan apabila
upaya menyediakan kemudahan dan timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat
pelayanan yang prima kepada calon hubungan kerja. Namun patut disayangkan
penumpang dan pengunjung. tidak semua perusahaan memahami arti
Bandar udara merupakan tempat pentingnya K3 dan bagaiman
bertemunya banyak orang dari berbagai mengimplementasikannya dalam lingkungan
tempat. Selain itu juga tempat berkumpulnya perusahaan.
banyak orang yang melakukan kegiatan dan K3 adalah hal yang sangat penting bagi
bekerja untuk menunjang operasi setiap orang yang bekerja dalam lingkungan
penerbangan yang lancar, aman, nyaman dan perusahaan, terutama yang bergerak di
selamat baik bagi pesawat yang mendarat bidang transportasi udara, untuk
maupun yang tinggal landas. kepentingannya sendiri atau untuk
Sehubungan banyaknya pekerja dan meningkatkan kinerja dan mencegah potensi
petugas yang terlibat pekerjaan di dalam dan kerugian bagi perusahaan.
di lingkungan bandar udara, maka masalah Tujuan pemerintah membuat aturan K3
kesehatan kerja yang terkait lingkungan di tentang keselamatan kerja yaitu:
bandar udara sangat perlu diperhatikan. 1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
Beberapa kondisi yang dapat menimbulkan 2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan
gangguan kesehatan pada pekerja dan kebakaran.
petugas yang beraktifitas di bandar udara 3. Mencegah dan mengurangi bahaya
antara lain kebisingan, gangguan gelombang peledakan.
mikro, debu radio aktif, sinar x dan bahan 4. Memberi kesempatan atau jalan
kimia. Sebagaimana diketahui faktor-faktor menyelamatkan diri pada waktu
di atas dapat menimbulkan gangguan kebakaran atau kejadian-kejadian lain
kesehatan bagi para personel / pekerja yang yang berbahaya.
setiap hari beraktifitas langsung di pusat air 5. Memberikan pertolongan pada
side. kecelakaan.
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 6. Mencegah dan mengendalikan timbul
Tahun 1992 tentang Kesehatan (Bagian atau menyebar luaskan suhu,
keenam, pasal 23) tentang Kesehatan Kerja kelembaban, debu, kotoran, asap, uap gas,
pada ayat (3) menyebutkan “setiap tempat hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi,
kerja wajib menyelenggarakan kesehatan suara dan getaran.
kerja” sehubungan hal tersebut perlu

Analisis Kesehatan Kerja Personel di Lingkungan Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya,
(Yuke1) dan Jeni2)) 234
7. Memberi alat-alat perlindungan diri pada kesehatan tenaga kerja maupun orang lain
pekerja. yang berada atau di sekitar bandara. Faktor-
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya faktor tersebut adalah:
penyakit akibat kerja baik fisik maupun 1. bising;
psikis peracunan, infeksi dan penularan. 2. bahan kimia;
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan 3. debu atau bahan radioaktif;
sesuai. 4. gelombang mikro dan sinar X;
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab 5. polusi udara.
udara yang baik. Bising yang terdapat di bandara terutama
11. Menyelenggarakan penyegaran udara berasal dari mesin pesawat yang mempunyai
yang cukup. frekuensi tinggi dan intensitas besar, yaitu
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan 90-110 dBA atau lebih. Menurut Kepmenaker
ketertiban. No. Kep 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang
13. Memperoleh keserasian antara tenaga Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja bahwa
kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan untuk NAB kebisingan adalah 85 dBA untuk
proses kerjanya. pemajanan 8 jam sehari. Artinya tenaga kerja
14. Mengamankan dan memperlancar dapat bekerja dengan intensitas kebisingan
pengangkutan orang, binatang maupun sebesar 85 dBA maksimal hanya 8 jam.
tumbuhan. Sedangkan kebisingan di bandara yang
15. Mengamankan dan memelihara segala mencapai 90-100 dBA hanya boleh di alami
jenis bangunan. tenaga kerja maksimal selama 2 jam. Untuk
16. Mengamankan dan memperlancar itu tenaga kerja harus memakai alat
pekerjaan bongkar-muat, perlakuan dn pelindung diri, karena intensitas pekerjaan
penyimpangan barang. hampir selama 24 jam.
17. Mencegah terkena aliran listrik yang Akibat bising yang paling penting adalah
berbahaya. menurunnya pendengaran dan dapat terjadi
International labour organization (ILO) tuli permanen (sensoric deafness). Hampir
dan World Health Organitation (WHO) 15% dari awak darat airline mengalami
Committee on occupational health pada tahun gangguan ini secara tak langsung. Dalam
1990 telah menetapkan secara garis besar hubungannya dengan pesawat tersebut
batasan dan tujuan kesehatan kerja, antara karyawan dibagi dalam golongan, yaitu:
lain: 1. Golongan I : Mereka yang bekerja dekat
1. Memberikan pemeliharaan peningkatan sekali dengan pesawat (kurang dari 8
derajat kesehatan pada tingkat yang meter) selama runs up.
setinggi-tingginya baik fisik, mental, 2. Golongan II : Mereka yang relatif dekat (8
maupun kesejahteraan sosial masyarakat – 50 m) pesawat, misalnya maintenance
pekerja di semua kalangan. personnel, starting crew, dan trouble line
2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan personnel.
masyarakat yang diakibatkan oleh kondisi 3. Golongan lII : Mereka yang kadang-
atau keadaan lingkungan kerjanya. kadang harus bekerja tidak jauh dari
3. Memberikaan perlindungan bagi pekerja pesawat (50 – 120 m), misalnya
dalam pekerjaan dan factor yang pramugari darat, personel kargo, dsb.
membahayakan kesehatannya. Menurut tingkatan bising (noise level)
4. Menempatkan dan memelihara pekerja daerah sekitar pesawat dibagi menjadi 4
disuatu lingkungan pekerja yang sesuai (empat) zona yaitu:
dengan kemampuan fisik dan psikis. 1. Zona A
Aspek kesehatan di bandara juga perlu Daerah dengan tingkatan bising antara
mendapat perhatian. Karena banyak sekali 150 dB. Zone ini jangan dimasuki sama
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sekali.

235 Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal. 232-245


2. Zona B tertelan atau terhirup dapat terjadi
Daerah dengan tingkatan bising antara intoksikasi yang membahayakan. Oleh
135 – 150 dB. Di daerah ini orang harus karena itu perlu dicegah dengan cara :
berusaha sesingkat mungkin dan harus 1. Memakai sarung tangan dan pakaian
memakai ear muff. kerja, bila perlu masker.
3. Zona C 2. Disediakan tempat cuci tangan, kamar
Daerah dengan tingkatan bising antara mandi dan kamar ganti pakaian.
115 – 135 dB. Semua orang yang bekerja 3. Ventilasi kerja harus baik.
di sini harus memakai ear muff. Bila hanya 4. Penyuluhan tentang kesehatan kerja.
sebentar boleh memakai ear plug. 5. Pemeriksaan kesehatan berkala (1–2
4. Zone D tahun sekali).
Daerah dengan tingkatan bising antara Selain itu perlu juga diketahui nilai
100 – 115 dB. Mereka yang bekerja di sini ambang batas bahan kimia yang
harus mekakai ear plug terus menerus. diperbolehkan sebagai upaya pengendalian.
Untuk mencegah/mengurangi akibat Peraturan yang mengatur tentang bahan
gangguan bising perlu dilakukan Hearing kimia adalah SE Menaker No. SE
Conservation Program, dengan cara: 01/MEN/1997 tentang NAB faktor kimia di
1. Pemeriksaan audiometris secara berkala udara lingkungan kerja dan juga Kepmenaker
pada karyawan tersebut di atas. No. KEP 187/MEN/1999 tentang
2. Dilakukan usaha-usaha pencegahannya, pengendalian bahan kima berbahaya di
di antaranya ialah memakai: tempat kerja. Di dalamnya diatur tentang
a. Helmet. Dipakai bila bekerja dekat Nilai Ambang Batas bahan kimia dan juga
sekali dengan pesawat yang run-up. mencegah kecelakaan dan penyakit akibat
Diperkirakan sebagian bising diserap kerja, akibat penggunaan bahan kimia
oleh tulang-tulang kepala, jadi perlu berbahaya di tempat kerja maka perlu diatur
helmet. pengendaliannya.
b. Ear muff. Dibuat dari plastik atau Dalam pengoperasian radar digunakan
karet dengan ukuran small, medium gelombang mikro dan sinar X. Gangguan yang
dan large. ditimbulkan gelombang ini akan dirasakan
c. Golongan I memakai helmet dan ear terutama oleh teknisi radar, jarang pada
plug. operator radar. Gelombang mikro dapat
d. Golongan II memakai ear muff. merusak lensa mata dan terjadilah katarak,
e. Golongan III cukup memakai ear plug. atau dapat juga merusak kelenjar testis,
Dalam pemeriksaan audiometri, dibuat akibatnya adalah kemandulan. Oleh karena
Base Line Audiogram untuk frekuensi 250, hal-hal tersebut perlu dilakukan usaha
500, 1000, 2000, 4000, dan 8000 c/s, yang pencegahannya. Dalam Kepmenaker No. Kep
terpenting adalah frekuensi 500, 1000, dan 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas
2000 c/s. Bila ada seorang dengan hearing Faktor Fisika di Tempat Kerja menyatakan
loss 15 dB atau lebih, perlu dibuat audiogram bahwa NAB untuk gelombang mikro .
ulangan setelah 48 jam bebas dari bising. Sinar X juga dapat menimbulkan gangguan
Pemeriksaan audiometris secara berkala kesehatan, yaitu dapat menyebabkan mutasi
pada karyawan yang terpapar bising, gen, munculnya kanker dan lain sebagainya.
dilakukan tiap 2 – 4 tahun sekali. Dalam penanganannya, ada beberapa cara
Para tenaga kerja atau karyawan di darat yaitu:
juga dihadapkan pada bahan kimia, seperti 1. Mengatur waktu pemajanan dengan
bahan bakar (bensin, bensol, avtur) minyak memberikan jam istirahat.
hidrolik, larutan desinfektans, insektisida 2. Isolasi sumber sinar X.
dsb. Bahan-bahan tersebut dapat 3. Bekerja dengan menggunakan remote
menyebabkan dermatitis kontak, dan bila control.

Analisis Kesehatan Kerja Personel di Lingkungan Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya,
(Yuke1) dan Jeni2)) 236
4. Tenaga kerja harus menggunakan APD. daerah. Dengan kondisi tersebut dibutuhkan
Petugas ground handling kadang-kadang peningkatan standar layanan bandar udara
harus menangani muatan yang berisi bahan dengan meperhatikan kualitas sarana dan
radioaktif. Bila terjadi kebocoran dalam prasarananya, tidak terkecuali personelnya
pengepakan dapat membah`ayakan baik kuantitas maupun kualitasnya, karena
sekitarnya. Dan pesawat udara secara tingkat kesehatan personel mendukung
berkala diperiksa untuk mengetahui kegiatan operasi bandar udara, terutama
keretakan pada bagian-bagiannya. Kedua personel yang beraktifitas rutin di area
radiasi ini dapat membahayakan kesehatan airside, diantaranya AMC (Apron Movement
dan perlu dilakukan usaha pencegahannya. Controller), teknisi pesawat, petugas Ground
Polusi udara terjadi karena asap yang keluar Handling dan lain-lain.
dari mesin pesawat, kendaraan ground Beberapa kondisi yang dapat
handling, dan mobil yang lalu lalang. Juga mempengaruhi kesehatan adalah:
hembusan yang kuat (jet blast) yang keluar 1. Kebisingan
dari exhaust pesawat menyebabkan debu Kebisingan paling tinggi terjadi di area
beterbangan; ini akan menambah tingkat apron yang ditimbulkan oleh mesin
polusi yang sudah ada. Untuk itu perlu usaha pesawat yang memiliki frekuensi tinggi
pencegahan yaitu: dan intensitas besar, yaitu sekitar 90 –
1. pemakaian masker; 110 dbA atau lebih. Dalam keputusan
2. Sarung tangan; Menteri Tenaga Kerja Nomor KEP
3. Baju pelindung; 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang
4. Penyuluhan kesehatan bagi tenaga kerja. Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja, yaitu
Masalah hygiene dan sanitasi di bandara untuk NAB Kebisingan 85 dBA untuk
juga perlu di perhatikan sesuai dengan pemajanan 8 jam/hari dengan arti bahwa
Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tenaga kerja dapat bekerja dengan
tentang Ketentuan-ketentuan Pokok intensitas kebisingan sebesar 85 dBA
Pengelolaan Lingkungan Hidup. maksimum 8 jam per hari. Kebisingan di
Pemeliharaan dan peningkatan hygiene dan bandara yang mencapai 90 -100 dBA
sanitasi di bandar udara akan menyangkut hanya boleh dialami tenaga kerja
empat masalah, yaitu: maksimum 2 jam. Untuk itu harus
1. penyediaan air (water supply); menggunakan pelindung diri apabila
2. kebersihan makanan (food hygiene); intensitas pekerjaan hampir 24 jam.
3. pembuangan sampah dan kotoran (waste Akibat kebisingan yang dialami secara
disposal); terus menerus akan menimbulkan
4. pemberantasan serangga/binatang yang menurunnya pendengaran dan dapat
dapat menularkan penyakit (vector menjadi tuli permanen (sensoric
control); deafness). Dalam penyelidikan
5. hygiene dan sanitasi di bandar udara diperkiraan hampir 15 % dari awak darat
harus ditangani dengan sungguh- maskapai penerbangan mengalami
sungguh, karena bila tidak, dapat gangguan ini secara tidak langsung.
membahayakan keselamatan Kebisingan yang dialami awak pesawat,
penerbangan dan orang lain di lingkungan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) golongan:
bandara. Golongan I : Bekerja dekat pesawat 7 s.d
8 m selama runs up
Kesehatan Personel di Bandar Udara Golongan II : Relatif dekat (8 s.d 50 m),
Transportasi udara adalah salah satu maintenance pesawat,
transportasi favorit saat ini. Dengan starting crew dan trouble
demikian bandar udara memiliki peranan line personal.
penting sebagai fasilitator dan penghubung

237 Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal. 232-245


Golongan III : Kadang-kadang bekerja, kendaraan ground handling, mobil yang
jauh dari pesawat melintas di area airside, dan terjadinya jet
(antara 50 s.d 120 m) blush pesawat. Untuk menghindari
diantaranya pramugari gangguan kesehatan, diupayakan hal-hal
darat, personel kargo sebagai berikut:
dan sebagainya. a. menggunakan masker;
2. Bahan Kimia b. menggunakan sarung tangan/baju
Yang termasuk bahan kimia adalah bahan pelindung;
bakar, bensol, aftur, minyak hydrolik,
larutan desinfektan dan sebagainya. METODOLOGI
Untuk melindungi bahaya bahan kimia Kebutuhan Data
perlu dilakukan upaya antara lain: Terdiri dari kebutuhan data sekunder dan
a. menggunakan sarung tangan, baju data primer
kerja dan masker; a. Data Sekunder
b. tersedia tempat cuci tangan agar - peraturan dan ketentuan yang terkait
petugas setiap saat dapat kajian;
membersihkan tangan; - perkembangan produksi angkutan
c. apabila bekerja dalam ruangan, udara di bandar udara lokasi survei
ventilasi harus baik; (pergerakan pesawat, penumpang,
d. pihak penyelenggara bandara bagasi dan kargo) 5 tahun terakhir;
melakukan penyuluhan terkait bahan - artikel, laporan, penelitian lainnya
kimia yang dapat mengganggu yang terkait dengan kajian;
kesehatan; - buku dan literatur yang menunjang
e. melakukan pemeriksaan kesehatan kajian.
secara keseluruhan tiap tahun. b. Data Primer
3. Pengoperasian Radar Berupa hasil wawancara dan pengisian
Dalam pengoperasian radar di bandara kuesioner serta observasi di lapangan.
mengakibatkan terjadinya gelombang
mikro dan sinar X. Paparan gelombang Metode Pengumpulan Data
mikro dan sinar X menimbulkan Untuk menganalisa dan mengevaluasi pokok
gangguan pada teknisi radar karena dapat permasalahan dalam penelitian, dilakukan
merusak kesehatan yaitu dapat merusak pengumpulan data sebagai berikut :
mata, terjadi katarak pada mata dan a. Data Primer adalah data yang diperoleh
merusak kelenjar testis (untuk pria). dari wawancara, pengisian kuesioner dan
Demikian juga dapat menimbulkan pengamatan langsung di lapangan.
mutasi gen, kanker dan sebagainya. Untuk Responden dalam pengumpulan data
menghindari paparan akibat primer adalah penyelenggara bandar
pengoperasian radar, dapat dilakukan udara dan unit/teknisi di airside;
hal-hal sebagai berikut: b. Data sekunder merupakan data primer
a. mengatur waktu pemajanan dengan yang telah diolah lebih lanjut dan
pemberian jam istirahat sesuai disajikan oleh pihak pengumpul berupa
ketentuan; laporan, hasil penelitian, literatur,
b. mengisolasi sumber sinar X; peraturan/kebijakan, studi kepustakaan
c. bekerja menggunakan remote control; dan lain-lain.
d. tenaga kerja dilengkapi dengan APD.

4. Polusi Udara
Polusi udara di bandara ditimbulkan oleh
asap yang keluar dari mesin pesawat,

Analisis Kesehatan Kerja Personel di Lingkungan Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya,
(Yuke1) dan Jeni2)) 238
Metode Analisis Data Handling.
Pembahasan dan analisis masalah dalam Ada beberapa personel yang memiliki
pengkajian ini menggunakan pendekatan gula darah di atas normal (4 dari 76 pasien),
kualitatif yaitu analisis yang bersifat kolesterol di atas normal (6 dari 76 pasien),
naratif/deskriptip dengan pemaparan dan asam urat di atas normal (9 dari 76 pasien).
penjelasan secara rinci berdasarkan Data di atas adalah hasil pemeriksaan
kompilasi data primer dan sekunder yang tahunan pada 11 Februari 2014.
telah diolah dan analisis faktor.
Pendapat Personel yang Beraktifitas
PEMBAHASAN Sehari-hari di Sisi Udara
Kondisi Kesehatan Personel di Bandara a. Dari jawaban kuesioner yang terdiri dari
Tjilik Riwut – Palangkaraya personel teknisi pesawat, ground handling
Dalam era globalisasi saat ini pelaksanaan dan AMC yang berjumlah 45 orang
kesehatan dan keselamatan kerja perlu dengan aktifitas sehari-hari yang lebih
dikembangkan dalam upaya menekan banyak berada di airside. Hal ini dapat
seminim mungkin gangguan kesehatan yang dilihat dari grafik di bawah ini.
timbul sebagai upaya meningkatkan
produktifitas dan efisiensi. Dalam Undang-
undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang
kesehatan, pada pasal 23 disebutkan bahwa
upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan
pada setiap tempat kerja, khususnya tempat
kerja yang mempunyai resiko bahaya yang
besar bagi pekerjanya, agar dapat bekerja
secara sehat tanpa membahayakan diri
sendiri dan sekelilingnya. Salah satu tempat
kerja yang perlu mendapat perhatian adalah
bandar udara.
Personel bandara meliputi personel di sisi
darat dan sisi udara. Beberapa penyebab
Gambar 1. Pendapat Personel terhadap
yang dapat menimbulkan gangguan
lingkungan di airside
kesehatan bagi personel yang bekerja di
bandar udara (khususnya yang melakukan Dari Gambar 1 diketahui bahwa
kegiatan di air side) adalah kebisingan, personel di lingkungan airside
paparan bahan kimia, paparan akibat mengeluhkan kondisi yang kurang
pengoperasian radar, dan polusi udara. nyaman. Sebagian besar yang mereka
Masukan yang diperoleh surveyor dari keluhkan antara lain adalah panas yang
poliklinik kantor kesehatan Pelabuhan yang ditimbulkan matahari dan panas yang
berada di areal bandar udara, belum ada ditimbulkan pesawat udara baik yang
personel yang mengalami gangguan serius ditimbulkan pesawat udara yang tinggal
disebabkan faktor-faktor di atas. Pada landas maupun yang mendarat, kemudian
umumnya keluhan karyawan tersebut adalah berturut-turut yang menjadikan
sakit kepala akibat terik matahari karena ketidaknyamanan tubuh dalam bekerja
pekerjaan yang harus berkeliling di apron, adalah kondisi silau, angin dan debu serta
kelelahan dan kurang minum yang bising yang disebabkan pesawat udara.
mengakibatkan kulit kering dan mata perih. Personel yang bekerja di lingkungan
Keluhan tersebut di atas kebanyakan diderita bandar udara umumnya, dan personel
oleh personel AMC (Apron Movement yang beraktifitas di daerah airside
Control), teknisi pesawat dan petugas Ground khususnya merupakan unsur utama

239 Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal. 232-245


dalam pengoperasian angkutan udara Kondisi kebisingan atau polusi udara
karena terciptanya safety, security, service di apron pada saat pesawat landing dan
dan compliance ada ditangan personel menjelang berangkat sangat
tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi pendengaran orang-orang
menyebabkan kinerja meningkat adalah yang berada disekitarnya, meskipun pada
faktor kondisi kesehatan mereka yang pengukuran terakhir untuk kebisingan
prima dan terjaga dengan baik. Dari masih berada di bawah ambang batas
jawaban kuesioner untuk 45 sampel yang tingkat kebisingan. Untuk mengantisipasi
diambil di personel yang bekerja di hal tersebut, para personel yang bertugas
lingkungan airside Bandara Tjilik Riwut di lapangan terutama teknisi, petugas
Palangkaraya, keluhan yang sering pengisi bahan bakar, petugas ground
dialami personel tersebut adalah kepala handling dan sebagainya telah
pusing, gangguan mata (terasa perih dan menggunakan peralatan pengaman yang
berkunang-kunang), kulit kering, dipasang di telinga yaitu ear plug.
gangguan pendengaran dan sesak napas, Polusi debu terutama di airside sangat
persentase hasil pengumpulan data dapat berpengaruh untuk kesehatan dan
dilihat pada Gambar 2. keselamatan pesawat udara. Polusi debu
terutama pada saat posisi pesawat
Gangguan Kesehatan yang sering dialami
Gangguan landing/take off (taxing) dan saat jet blush
pendengara
n akan menerbangkan pasir dan debu yang
Kulit kering 7%
akan menyebabkan sesak nafas dan mata
15%
perih bila masuk ke mata. Polusi debu
Pusing
Mata 49% juga akan mempengaruhi keselamatan
perih/berku penerbangan karena menimbulkan
nang-kunang
18% “koda”.
Cahaya yang ditimbulkan matahari
Sesak Nafas
4%
Lemas
(silau) tidak mempengaruhi kesehatan
7%
secara signifikan, namun sinar dan cahaya
Gambar 2. Gangguan kesehatan yang sering yang ditimbilkana saat pesawat landing
dialami personel di lingkungan airside
atau akan take off terasa silau di mata
terutama karena pantulan dari aspal
b. Dari jawaban kuesioner diketahui bahwa
(runway)/apron dan lampu pesawat.
program kesehatan kerja bagi personel
Kondisi ini memicu timbulnya kepala
bandar udara yang diselenggarakan oleh
pusing. Untuk kondisi ini para petugas
pihak pengelola bandar udara adalah
GSE (Ground Support Equipment) perlu
check kesehatan di klinik atau rumah
menggunakan kacamata anti radiasi.
sakit yang telah ditunjuk yang
Untuk mengantisipasi berbagai gejala
diselenggarakan setiap 3 (tiga) bulan
yang mempengaruhi kesehatan para
sekali. Apabila ternyata ada personel yang
personel bandara, pengelola bandara
menderita sakit dan perlu ditangani lebih
telah menyediakan poliklinik kesehatan
serius maka personel tersebut akan
secara gratis bekerjasama dengan
dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar
Kementerian Kesehatan yang ada di
dan lebih lengkap peralatannya untuk
setiap bandar udara namun untuk
dilakukan perawatan dan penanganan
kunjungan dokter harus berdasarkan
yang lebih intensif. Selain check kesehatan
permintaan. Sejauh ini sesuai informasi
yang diselenggarakan oleh pengelola
yang dihimpun sebagian besar personel
bandar udara, seluruh
terutama yang bekerja di lingkungan
karyawan/personel yang bekerja di
airside tidak pernah mengalami gangguan
bandar udara Tjilik Riwut dilindungi oleh
kesehatan yang serius. Pada umumnya
asuransi PT. Jamsostek.

Analisis Kesehatan Kerja Personel di Lingkungan Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya,
(Yuke1) dan Jeni2)) 240
hanya sekali-kali menderita demam, Beberapa masukan yang disampaikan
pusing dan batuk. kepada tim survey adalah sebagai berikut:
Pembagian shift personel di airside - Kebersihan lingkungan kerja lebih
diatur sesuai dengan peraturan yang diperhatikan terutama sampah di
dikeluarkan oleh Manager Teknik yaitu 4 airside;
(empat) hari bekerja, 2 (dua) hari libur. - Pemeriksaan secara rutin di
Untuk shift harian adalah shift pagi jam lingkungan airside oleh otoritas
05.00 wib s.d 14.00 wib, siang jam 13.00 bandara untuk terselenggaranya
wib s.d selesai (pesawat terakhir aktifitas yang berjalan baik dan lancar
mendarat). sesuai dengan ketentuan;
Beberapa jenis peralatan pelindung - Agar dibuat/ diketahui masa pakai
yang tersedia bagi personel terutama untuk peralatan pelindung agar efektif
yang beraktifitas dilingkungan airside di digunakan (misalnya earplug);
bandar udara antara lain: - Untuk menjaga kesehatan dan
- sepatu boot (safety shoes) untuk keselamatan diri, agar peralatan
melindungi kaki; pengaman dan keselamatan diri
- rompi bergaris orange / kuning digunakan sebagaimana mestinya.
(mengeluarkan garis terang) sebagai Untuk mengetahui indikator yang paling
tanda adanya petugas terutama pada mempengaruhi kesehatan kerja dari 10
malam hari/life glow; (sepuluh) indikator tersebut maka dilakukan
- kacamata anti radiasi; analisis faktor. Data yang diperoleh dari
- jaket pelindung tubuh; lapangan diolah dengan menggunakan
- topi pelindung kepala; program SPSS. Hasil analisis faktor dengan
- sarung tangan; program SPSS seperti terlihat pada Tabel 1
- pelindung telinga (ear plug) yang berikut ini.
melindungi telinga dari kebisingan, Pada Tabel 1 menyajikan analisis korelasi
benda-benda asing, debu dan angin; matriks antara indikator-indikator yang ada
- jas hujan dan payung. untuk mengetahui apakah indikator-
indikator tersebut layak dianalisis dengan
analisa faktor dengan persyaratan harga
KMO and Barlett”s Test lebih besar dari 0,5.
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa harga KMO
and Barlett”s Test sebesar 0,605, maka
memenuhi syarat untuk kecukupan untuk
analisis faktor sehingga proses analisis faktor
Gambar 3. Perlengkapan personel di lingkungan bisa dilanjutkan.
airside

Tabel 1. KMO and Bartlett's Test (Korelasi matriks antara indikator)

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,605


Bartlett's Test of Approx. Chi-Square 88,091
Sphericity df 45
Sig. ,000
Sumber : hasil pengolahan data

241 Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal. 232-245


Tabel 2. Total Variance Explained dari 10 (sepuluh) Indikator

Compone Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings


nt Total % of Cumulative Total % of Cumulative
Variance % Variance %
di 1 2,302 23,015 23,015 2,302 23,015 23,015
m 2 1,766 17,665 40,680 1,766 17,665 40,680
en 3 1,359 13,587 54,267 1,359 13,587 54,267
si 4 1,194 11,935 66,203 1,194 11,935 66,203
on 5 ,962 9,618 75,821
0 6 ,847 8,470 84,291
7 ,559 5,593 89,883
8 ,407 4,073 93,957
9 ,344 3,444 97,400
10 ,260 2,600 100,000

Sumber : hasil pengolahan data

Tabel 3. Component Matrix dari 10 (sepuluh) Indikator

Component
1 2 3 4
Perlindungan terhadap ,773 ,194 ,068 -,383
bahaya kebakaran
Peralatan perlindungan ,680 -,319 ,400 ,100
Poliklinik di lingkungan ,606 ,441 ,120 -,308
kerja
Program kesehatan kerja ,600 -,064 ,055 ,454
Sinar/cahaya -,527 -,121 ,163 ,041
Pembagian shift kerja -,029 ,810 ,040 ,369
Kebisingan/polusi suara -,198 ,680 ,322 ,378
Polusi debu -,149 ,066 ,788 -,168
Pengecekan kesehatan ,291 ,277 -,646 ,105
persone;
Antisipasi pihak ,299 -,462 ,086 ,645
penyelenggara

Sumber : Hasil pengolahan data


lebih dari 50% varian dari 10 (sepuluh)
Tabel 2 di atas menjelaskan tentang indikator yang ada.
besarnya varian yang dapat dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk. Bila total initial Dari Tabel 3 Componen Matrix ini dapat
aigenvalue ≥ 1 maka faktor tersebut dapat memberikan informasi indikator mana yang
menjelaskan indikator dengan baik, masuk pada faktor pertama, faktor kedua dan
sebaliknya bila initial aigenvalue < 1 faktor seterusnya. Dari Tabel 2 dapat disimpulkan
tersebut tidak dapat menjelaskan indikator bahwa yang termasuk:
dengan baik. Dari Tabel 2 tersebut diketahui  Faktor 1 : Perlindungan terhadap
bahwa initial aigenvalue ≥ 1 sehingga bahaya kebakaran, Peralatan
terbentuk 4 (empat) faktor yang mampu perlindungan, poliklinik di
menjelaskan 66,203% dari total varian dari lingkungan kerja, program
10 (sepuluh) indikator yang ada. Angka ini kesehatan kerja bagi
cukup besar karena mampu menjelaskan

Analisis Kesehatan Kerja Personel di Lingkungan Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya,
(Yuke1) dan Jeni2)) 242
personel, pengecekan kesehatan kerja personel di airside;
kesehatan personel h. Polusi debu mempengaruhi kesehatan
 Faktor 2 : Pembagian shift kerja, personel di airside;
kebisingan / polusi suara i. Pembagian shift kerja;
yang mempengaruhi j. Poliklinik di lingkungan kerja yang
personel, dilengkapi dengan tenaga medis (dokter)
 Faktor 3 : Polusi debu, sinar/cahaya dan obat-obatan yang lengkap.
yang ditimbulkan oleh Dari penyebaran kuesioner pada personel
pesawat udara di lingkungan airside diketahui bahwa faktor
 Faktor 4 : Antisipasi pihak yang sangat mempengaruhi kesehatan
penyelenggara personel adalah poliklinik di lingkungan
kerja. Persentase dari faktor-faktor yang
Pendapat Personel di Lingkungan Airside mempengaruhi kesehatan personel di
terhadap Faktor yang Mempengaruhi lingkungan airside dapat di lihat pada
Kesehatan Kerja Gambar 4.
Kesehatan kerja personel di lingkungan Dari gambar (a) dan (b) di atas diketahui
airside sangat penting karena keamanan dan bahwa faktor yang sangat berpengaruh
keselamatan penerbangan sangat terhadap kesehatan personel adalah poliknik
dipengaruhi oleh kondisi dari personel di lingkungan kerja dan perlindungan
tersebut. Dari pengkajian ini ada beberapa personel terhadap bahaya narkoba yaitu
faktor yang mempengaruhi kesehatan sebesar 67%. Dari gambar (c) dan (d)
personel di lingkungan airside, antara lain: diketahui bahwa faktor berikutnya yang
a. Program kesehatan kerja bagi personel berpengaruh yaitu pembagian shift kerja
yang bekerja di lingkungan bandara sebesar 49 % dan peralatan perlindungan
(airside); sebesar 44%. Dari gambar (e) diketahui
b. Antisipasi yang dilakukan pihak bahwa 42% personel beranggapan bahwa
penyelenggara bandara terhadap kondisi program kesehatan kerja di lingkungan
yang mempengaruhi kesehatan personel; bandara sangat pengaruh, dan faktor
c. Pengecekan kesehatan personel berikutnya adalah polusi udara/ debu
dilaksanakan pihak penyelenggara sebesar 40%. Selajutnya dari gambar (g) dan
bandar udara secara berkala; (h) diketahui bahwa personel beranggapan
d. Peralatan pelindung yang digunakan bahwa bising/ polusi suara dan antisipasi
dalam melakukan aktifitas kerja sehari- pihak penyelenggara bandara yang
hari; mempengaruhi kesehatan personel yaitu
e. Perlindungan personel terhadap bahaya sebesar 27% dan 13%. Dari gambar (i) dan
narkoba; (j) diketahui personel beranggapan bahwa
f. Kondisi kebisingan/polusi suara pengecekan kesehatan personel oleh
mempengaruhi personel yang bekerja penyelenggara bandara dan sinar/ cahaya
terutama di airside; yang ditimbulkan pesawat merupakan faktor
g. Sinar/cahaya yang ditimbulkan oleh yang mempengaruhi kesehatan personel
pesawat udara mempengaruhi kondisi yaitu sebesar 9% dan 4%.

(a) (b)
Gambar 4. Persentase faktor poliklinik di lingkungan kerja dan faktor perlindungan
personel terhadap bahaya narkoba

243 Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal. 232-245


(c) (d)
Gambar 5. Persentase faktor pembagian shift kerja dan faktor
peralatan perlindungan yang digunakan

(e) (f)
Gambar 6. Persentase program kesehatan kerja dan faktor polusi udara/debu

(g) (h)
Gambar 7. Persentase faktor bising/polusi udara dan faktor antisipasi
penyelenggara bandara

(i) (j)
Gambar 8. Persentase faktor pengecekan kesehtan personel dan
faktor sinar/cahaya yang ditimbulkan pesawat

Dari pengamatan, hasil kuesioner dan gangguan pendengaran (telinga berdering),


analisis yang telah dilakukan di bandara badan terasa lemas dan sesak nafas ringan.
Tjilik Riwut Palangkaraya, secara umum Kondisi di sisi udara:
kondisi kesehatan para personel cukup baik. 1. Kebisingan saat pesawat mendarat dan
Penelusuran yang dilakukan di Poliklinik saat lepas landas (belum melampaui
Kantor Kesehatan Pelabuhan menghasilkan ambang batas);
hal-hal sebagai berikut: beberapa karyawan 2. Polusi debu pada saat pesawat mendarat
didiagnosa memiliki gula darah di atas dan lepas landas, disertai angin kencang;
normal, kolesterol dan asam urat di atas 3. Udara panas dari matahari dan hawa
normal. panas yang disebabkan pergerakan
Khusus untuk personel yang bekerja di sisi pesawat udara;
udara, gangguan kesehatan yang timbul 4. Silau karena cahaya terik matahari dan
seperti kepala pusing, mata terasa perih dan silau pada saat pesawat mendarat dan
berkunang-kunang, kulit kering dan kusam, lepas landas.

Analisis Kesehatan Kerja Personel di Lingkungan Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya,
(Yuke1) dan Jeni2)) 244
Untuk mengantisipasi kondisi tersebut di ketentuan;
atas, perlu dilakukan berbagai upaya sebagai 2. agar dapat dilakukan isolasi pada sumber
berikut: peralatan yang mengeluarkan sinar X;
1. Kebisingan 3. Petugas pengoperasian radar/teknisi
a. Petugas yang berada pada jarak sampai radar menggunakan alat pelindung diri
dengan 8 meter dari pesawat seperti kacamata pengaman dan masker
dihimbau agar menggunakan helmet (face shield);
atau ear plug; 4. Apabila memungkinkan bekerja dengan
b. Petugas yang bekerja pada jarak 8m menggunakan remote control;
s.d 50m dari pesawat dihimbau 5. Polusi Udara
menggunakan ear muff; Untuk melindungi kesehatan petugas dari
c. Untuk petugas yang bekerja pada jarak polusi udara yang terjadi di bandar udara
lebih dari 50 m, dihimbau khususnya di airside, diupayakan hal-hal
menggunakan ear plug; sebagai berikut:
2. Paparan Bahan Kimia a. menggunakan masker;
a. Untuk menghindari paparan bahan b. menggunakan baju
kimia akibat kegiatan pengoperasian pelindung/jaket/rompi;
pesawat udara di bandar udara, c. menggunakan kacamata dan masker
penyelenggara bandar udara (penutup hidung).
hendaknya menyediakan berbagai Dari beberapa faktor yang disajikan
peralatan pelindung diri bagi petugas dalam kuesioner yang disebarkan kepada
yang beraktifitas dekat dengan bahan- personel di airside maka dapat diketahui
bahan kimia, yaitu: kacamata, sarung bahwa faktor yang sangat berpengaruh besar
tangan yang tidak tembus cairan, dalam menjaga kesehatan kerja personel di
masker dan baju kerja berupa baju lingkungan airside adalah poliklinik di
celana terusan tangan panjang yang lingkungan bandara, perlindungan personel
berbahan tebal sehingga cairan sulit terhadap bahaya narkoba, pembagian shift
tembus; kerja, pengecekan kesehatan personel. Untuk
b. Tersedia tempat-tempat cuci tangan itu diharapkan pada penyelenggara bandar
pada lokasi stategis dan mudah di udara agar poliklinik yang sudah ada saat ini
jangkau oleh para petugas; lebih dilengkapi baik itu dari penambahan
c. Apabila petugas bekerja dalam persediaan obat-obatannya, penambahan
ruangan, maka perputaran perlengkapan dan peralatan kesehatan dan
udara/ventilasi harus baik sehingga penambahan tenaga medis, dan diharapkan
petugas terhindar dari menghirup lokasi/poliklinik dapat dipindah/ diperluas
bahan kimia. dari keadaan sebelumnya.
3. Paparan Akibat Pengoperasian Radar Selain itu juga perlu diadakan
Paparan gelombang mikro dan sinar X pemeriksaan personel terhadap pemakaian
akibat pengoperasian radar dapat narkoba yang dilakukan secara bertahap.
menimbulkan gangguan kesehatan
berupa terjadinya katarak pada mata dan KESIMPULAN
dapat merusak kelenjar testis pria, mutasi Dari pengumpulan data yang dilakukan
gen dan kanker apabila terpapar secara diketahui bahwa kondisi lingkungan di area
terus menerus. airside kurang nyaman, hal ini dikarenakan
Untuk menghindari gangguan tersebut, udara yang panas, angin/debu, bising.
diupayakan agar: Gangguan kesehatan yang paling sering
1. dilakukan pengaturan waktu kerja dialami personel di area airside antara lain
dengan aturan / shift kerja dan pusing, mata perih/berkunang-kunang, kulit
pelaksanaan jam istirahat sesuai kering dan gangguan pernafasan.

245 Warta Ardhia, Volume 41 No. 4 Desember 2015, hal. 232-245


Faktor-faktor yang sangat berpengaruh Rudi Suardi. (2010). Sistem Manajemen
dalam menciptakan kesehatan personel di Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
area airside antara lain yaitu: tersedianya Jakarta. Penerbit Ppm;
poliklinik kesehatan di bandara,
perlindungan terhadap bahaya narkoba, Direktorat Bina Kesehatan Kerja Departemen
pembagian shift kerja dan peralatan Kesehatan RI. (2007). Strategi Nasional
pelindung bagi personel. Kesehatan Kerja di Indonesia;
Dari hasil pengumpulan data dan
pengamatan langsung yang dilakukan dapat Cara Pemeliharaan Lingkungan Kerja untuk
diketahui secara garis besar kondisi Mencapai Keselamatan dan kesehatan
kesehatan personel di area airside dan Kerja. Jurnal Keselamatan dan Kesehatan
perlengkapan/peralatan pelindung bagi Kerja.com;
personel cukup baik.
Dari hasil analisis dengan analisa faktor Pedoman K3 Lingkungan untuk Pekerjaan
terbentuk 4 (empat) faktor dari 10 (sepuluh) Industri Konstruksi. Jurnal Lingkungan;
indikator yang ada dan mampu menjelaskan
66,203% dari total varian. Angka ini cukup Undang-undang Nomor 1 tahun 2009 tentang
besar karena mampu menjelaskan lebih dari Penerbangan;
50% varian dari 10 (sepuluh) indikator yang
ada. Undang-undang Nomor 23 tahun 2009
tentang Kesehatan;
DAFTAR PUSTAKA
A.H. Situmorang. Studi Literatur, Penerapan Undang-undang Nomor 32 tahun 2009
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pada tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Pekerja Kontruksi. Lingkungan Hidup;

Agus Widarjono. (2010). Analisiss Statistik Keputusan Menteri Lingkungan Hidup


Multivariat Terapan. Jakarta. UPP STIM Nomor 48 tahun 1996 tentang Baku Mutu
YKPN. Kebisingan;

Irwan Ridwan, S. Kom. Bahan Ajar Keputusan Menteri Lingkungan Hidup


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Nomor 50/MENLH/II/96 tentang Baku
Tingkat Kebauan;
J. Ridley. (2009). Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Jakarta. Penerbit Erlangga. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 49 tahun 1996 tentang Baku Mutu
Jaenal Abidin, Suharyono. Studi Literatur Tingkat Getaran.
Tentang Lingkungan Kerja Fisik, Sekolah
Tinggi Teknologi Nuklir.

Naresh K. Malhotra. (2010). Riset Pemasaran


Pendekatan Terapan.Jakarta Barat.
Penerbit PT. Indeks.

L. Meily K. Teori dan Aplikasi Kesehatan


Kerja.

Analisis Kesehatan Kerja Personel di Lingkungan Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya,
(Yuke1) dan Jeni2)) 246

Anda mungkin juga menyukai